Anda di halaman 1dari 40

YAYASAN WIDYA BHAKTI

SMA SANTA ANGELA


Jl. Merdeka 24, Bandung  4214714

BAB IX.
SISTEM KOORDINASI
STANDAR KOMPETENSI :
Siswa mampu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan / penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

KOMPETENSI DASAR :
Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaian/
penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (syaraf, endokrin, dan peng-inderaan).

Tujuan :
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan sistem endokrin ( Hormon ) dan peranannya dalam mengatur
pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku.
2. Menjelaskan Sistem saraf dan peranannya yang meliputi saraf pusat dan susunan
syaraf tepi
3. Menjelaskan Alat indera sebagai reseptor rangsang dari luar yang dilakukan oleh mata,
telinga, lidah, hidung dan kulit.
4. Mengidentifikasi kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem koordinasi
5. Mengerjakan tugas dan ulangan dengan jujur
6. Bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok .

1
PENDAHULUAN
Sistem Koordinasi merupakan sitem yang sangat penting karena mengatur dan
mengendalikan kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung, Pengaturan dan
pengendalian dapat berupa pacuan sehingga kegiatan yang terjadi dalam tubuh meningkat atau
sebaliknya terhambat sehingga kegiatan menurun atau mengendor. Pacuan atau hambatan
merupakan peristiwa yang mengembalikan kegiatan pada norma standar kegiatan normal.
Pada prinsipnya sistem koordinasi hewan sama dengan sistem koordinasi manusia yaitu
melibatkan hal-hal berikut :
- Pelepasan zat kimia dari sel-sel ke dalam cairan ekstra sel.
- Mentranspor zat dari bagian satu ke bagian yang lain.
- Pengaktifan atau penonaktifan sel-sel yang dipengaruhi oleh zat.

Sistem koordinasi pada manusia meliputi Sistem Hormon (endokrin ), Sistem saraf, dan Sistem
Indra
A. HORMON
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk

2
aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila pada suatu organ target,
maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda
dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang
memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.

Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan


Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.

Gambar 9.1 : alat tubuh yang berperan sebagai kenjar endokrin

a. Hipofisis
Terletak di dasar otak, kelenjar hipofisis mengeluarkan hormon yang memasuki aliran darah,
dan mengatur fungsi kelenjar endokrin lainnya dalam tubuh, dan karenanya juga disebut sebagai
“master gland”. Fungsi kelenjar ini terdiri dari tiga bagian kerja: hipofisis anterior, tengah dan
hipofisis posterior. Bagian anterior adalah bagian depan dan bagian yang lebih besar, dan
bertanggung jawab untuk melepaskan sebagian besar hormon. Bagian posterior bagian belakang.
Ini adalah kecil dan tidak menghasilkan hormon sendiri, tetapi mereka menyimpan disekresi oleh
hipotalamus. Salah satu fungsi penting dari hipotalamus adalah untuk mengontrol kelenjar

3
Gambar 9.2 : Kelenjar hipofisis

pituitari. Singkatnya, kerjasama hipotalamus dan kelenjar pituitary, mengontrol kelenjar


endokrin lainnya.

Kerja dari Kelenjar hipofisis


Anterior Pituitary
Juga dikenal sebagai adenohypophysis,
hipofisis anterior melakukan fungsi berikut:
• mengeluarkan hormon adrenokortikotropik
(ACTH), yang diperlukan untuk merangsang
korteks adrenal untuk memproduksi kortisol.
Kortisol sangat penting untuk proses yang
meliputi fungsi kekebalan tubuh, metabolisme,
manajemen stres, regulasi kadar gula darah,
mengontrol tekanan darah, dan tanggapan
anti-inflamasi.
• melepaskan thyroid-stimulating hormone (TSH).

Gambar 9.3 : Cara kerja kelenjar hipofisis

4
Seperti namanya, hormon ini merangsang kelenjar tiroid untuk membuat hormon sendiri,
yang penting untuk mengendalikan tingkat metabolisme tubuh. Hormon-hormon ini
termasuk tiroid triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4).
• mengeluarkan hormon pertumbuhan (GH) untuk merangsang pertumbuhan dan
reproduksi sel, dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
• mengeluarkan prolaktin. Hormon ini sangat penting untuk membuat ASI selama
kehamilan dan setelah melahirkan. Pelepasan hormon ini ke dalam aliran darah
tergantung pada permintaan untuk ASI. Ketika seorang wanita menyusui, kadar prolaktin
nya akan tetap tinggi. Pada ibu yang tidak menyusui setelah melahirkan, kadar prolaktin
kembali normal. Prolaktin juga hadir pada pria dan wanita tidak hamil, tapi dalam jumlah
kecil.
• melepaskan follicle-stimulating hormone (FSH). Pada wanita, hormon ini memainkan
peran telur matang dilepaskan selama ovulasi. Pada pria, itu mengatur produksi sperma.
• melepaskan hormon yang disebut luteinizing hormone (LH). Pada wanita, setelah telur
matang, peluncurannya dari ovarium dipicu oleh LH. Pada pria, hormon ini mengontrol
produksi testosteron, yang diperlukan untuk produksi sperma.

Hipofisis bagian tengah


Menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon MSH).
Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.

Posterior Hipofisis
Juga dikenal sebagai neurohypophysis, fungsi pituitari posterior sebagai reservoir semata
hormon yang disekresi oleh hipotalamus, yang meliputi hormon antidiuretik (ADH) dan
oksitosin.
• hormon antidiuretik (ADH) disebut demikian karena menghambat produksi urin encer
dalam tubuh. Juga dikenal sebagai vasopresin, hormon ini dilepaskan oleh hipotalamus,
ketika mendeteksi terlalu sedikit air dalam darah. Setelah hormon dilepaskan, ginjal
bereaksi dengan mereabsorpsi lebih banyak air dan memproduksi lebih terkonsentrasi
urin (air kencing kurang encer). Dengan cara ini, membantu menstabilkan tingkat air
darah. ADH juga bertanggung jawab untuk meningkatkan tekanan darah.
• Oksitosin adalah hormon yang memainkan peran penting dalam melahirkan. Ini memicu
kontraksi rahim selama dan setelah persalinan, sehingga mendorong pengiriman cepat.
Hormon yang sama juga merangsang keluarnya ASI, sebagai respon terhadap
penglihatan, suara atau menyusui bayi yang baru lahir.

Sebuah gangguan umum dari kelenjar pituitary adalah pembentukan tumor di dalamnya.
Sel-sel kelenjar mengalami kegagalan fungsi dan tumbuh dengan cepat atau dapat
menghasilkan pertumbuhan kecil dan mengarah pada pembentukan tumor. Tumor tersebut,
bagaimanapun, tidak tumor otak dan non-kanker. Tumor ini mungkin dari dua jenis, sekresi dan
non-sekresi. Jenis Yang pertama menghasilkan terlalu banyak hormon, dan jenis kedua
membuat kelenjar pituitari dari berfungsi optimal.

5
b. Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya
terdapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan
suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu
panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di
dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit
eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai
berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi
bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala
lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar
(eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.

c. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok


Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini gambar 9.4 : kelenjar tiroid
menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan
fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini
menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah
menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok
ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak
di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan
kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur
dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah
sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen. gambar 9.5 : kelenjar tiroid

d. Kelenjar Adrenal l Suprarenal l Anak Ginjal


Kelenjar adrenal (glandula adrenal) pada manusia berbentuk sepasang struktur kecil yang terletak
di ujung anterior ginjal dan kaya akan darah. Masing-masing struktur kelenjar ini memiliki dua
bagian, yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula). Bagian korteks kelenjar adrenal
menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) yang berpengaruh dalam penyempitan pembuluh
darah sehingga tekanan darah dan denyut jantung meningkat. Hormon ini juga berperan
mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa (gula darah). Selain itu, hormon adrenalin bersama
hormon insulin memengaruhi proses pengaturan kadar gula dalam darah. Sementara itu, bagian
korteks (bagian luar) adrenal mengeluarkan hormon kortin yang tersusun atas kortison dan
deoksikortison. Hormon kortin dapat memudahkan perubahan protein menjadi karbohidrat,

6
kemudian juga mengatur metabolisme garam dan air. Penyakit manusia yang disebabkan oleh
kurangnya sekresi hormon ini adalah penyakit Addison. Gejala yang timbul pada penderita
penyakit ini antara lain tekanan darah rendah, kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan
retensi kalium dalam cairan tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu makan hilang. Penderitanya
dapat diobati dengan pemberian hormon kortin melalui mulut atau intramuskular. Kelainan
hipersekresi kelenjar adrenal pada wanita mengakibatkan virilisme, yaitu timbulnya ciri-ciri kelamin
sekunder pada pria dan wanita.

Gambar 9.6. Kelenjar adrenal

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini beserta fungsinya dapat dilihat dalam Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Jenis Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Adrenal

Bagian Kelenjar Adrenal Hormon Fungsi


Korteks Korteks mineral Menyerap natrium darah
Mengatur reabsorpsi air pada ginjal
Glukokortikoid Menaikkan kadar glukosa darah
Pengubahan protein menjadi glikogen di
hati
Mengubah glikogen menjadi glukosa
Androgen Membentuk sifat kelamin sekunder pria
Medula Adrenalin/epineprin Mengubah glikogen dalam otot menjadi
glukosa (dalam darah)

7
Penyakit Addison
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan
Penyakit Addison pertama kali ditemukan pada tahun 1855 oleh seorang dokter dan fisikawan
Inggris bernama Thomas Addison (1793-1860). Addison menjelaskan gejala yang diperoleh
daridegenerasi korteks atau lapisan luar dari kelenjar adrenal. Ia juga memimpin penelitan penting
pada penyakit tuberkolosis, anemia yang merusak, pneumonia, dan berbagai penyakit kulit. Lahir di
Longbenton, Inggris, Addison belajar di fakultas kedokteran Universitas Edinburg di Skotlandia,
dan memperoleh gelar sarjana kedokteran tahun 1815. Setelah mengabdi di Rumah Sakit Lock di
London sebagai ahli bedah, ia menjadi asisten ilmu fisika. Kemudian ia juga pemberi kuliah di
Rumah Sakit Guy Landon, setelah menjadi seorang staf fisika di sana pada tahun 1837.
(Sumber: Microsoft Encarta Premium 2006). Gejala penyakit Addison sebagai berikut : timbul
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam
keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut
jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran
bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

Hormon dan Fungsi Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Adrenal

e. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pancreas
yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon insulin.
Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa
Dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa
ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi
glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini
akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain
menghasilkan insulin, pancreas juga menghasilkan
hormon glukagon yang bekerja antagonis
dengan hormon insulin.
Gambar 9.6 : Kelenjar pankreas
f. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi
wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium
juga menghasilkan hormon. Ada dua macam
hormon yang dihasilkan ovarium yaitu
sebagai berikut.

1. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf.
Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.

Gambar 9.7 : Kelenjar ovarium

8
Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder
pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita
dengan pria tanpa melihat kelaminnya.
Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi
bertambah halus.

2. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan
berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah
pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan
kehamilan.

g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain
menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan
tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.

Faktor-Faktor Pengatur Sekresi Hormon


Ada dua faktor yang berfungsi mengatur sekresi hormon,
yaitu saraf dan faktor bahan kimia.

a. Faktor Saraf
Bagian medula kelenjar suprarenal mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh karena itu
sekresinya diatur oleh saraf otonom.

b. Faktor Kimia
Susunan bahan kimia atau hormon lain dalam aliran darah mempengaruhi sekresi hormon
tertentu. Contohnya, sekresi insulin dipengaruhi oleh jumlah glukosa di dalam darah.

B. Sistem Saraf
Sistem saraf bersama sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi
tubuh misalnya kontraksi otot, perubahan alat alat tubuh bagian dalam yang berlangsung cepat
dan kecepatan sekresi kelenjar endokrin.
1. Sistem saraf pada Invertebrata
a. Sistem saraf pada Protozoa
Protoza misalnya amoeba tidak mempunyai
susunan saraf tetapi mempunyai kepekaan terhadap
rangsang dari luar dan mampu menanggapi rangsang
tersebut, misalnya rangsangan yang berupa cahaya
dan sentuhan. Jika rangsanganya kuat, protozoa
menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah akan Gambar 9.8. Sistem Koordinasi Amuba

9
mendekat. Pada paramecium terdapat fibril yang
peka terhadap suhu dan sinar, serta berfungsi untuk
mengatur gerakan silianya.

b. Sistem saraf pada Coelenterata


Hydra memiliki sistem saraf difus.
Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf
masih tersebar dan saling berhubungan satu
sama lain menyerupai jala maka juga disebut
saraf jala (jaring saraf).

c. Sistem saraf pada Echinodermata


Pada bintang laut memiliki sistem
Saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang
melingkari kerongkongan dengan
cabang-cabangnya menuju
ke setiap lengan.
Gambar 9.9. Sistem Koordinasi echinodermata
d. Sistem saraf pada Serangga
Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, berupa
sistem saraf tangga tali. pada belalang sistem saraf pusat tersusun atas kelompok-kelompok badan
sel saraf yang disebut ganglia. Tiap-tiap ganglia dihubungkan oleh satu atau lebih tali-tali saraf.
Sementara itu, saraf tepi belalang tersusun oleh akson sensorik dan akson motorik ke dan dari
ganglia. (jamak dari ganglion).
Ganglion merupakan pusat pengolah rangsang.
Ada 3 macam ganglion :
1). Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
2). Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris rahang bawah
(mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
3). Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut, dan
alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan
terletak dibawah saluran pencernaan. pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang
sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang
lain. Pada serangga kelenjar endokrin lebih banyak
digunakan untuk proses pertumbuhan dan metamorfosis.
Selama masa pertumbuhan, serangga akan menanggalkan
eksoskeletonnya secara berkala. Proses pergantian kulit ini
disebut molting. Molting terjadi sampai stadium
dewasa. Hormon yang menyebabkan terjadinya molting
adalah hormon ekdison. Hormon ini dihasilkan dari kerja
sama kelenjar protorasik yang terletak di dalam dada
dan hormon yang dihasilkan oleh otak.
Otak serangga juga menghasilkan hormon yang
mempengaruhi Gambar 9.10. Sistem Koordinasi serangga

10
proses metamorfosis, yaitu hormon juvenil. Hormon ini berfungsi menghambat proses
metamorfosis. Sekresi hormon juvenil yang cukup akan membuat ekdison merangsang
pertumbuhan larva. Namun, jika sekresi hormon ini berkurang maka ekdison akan
merangsang perkembangan pupa.

e. Sistem saraf pada Cacing


Susunan sistem saraf pada cacing berupa sistem
tangga tali. Planaria, yang termasuk golongan cacing
pipih memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat Planaria terdapat pada otak disebut
juga ganglion anterior. Otak ini berukuran kecil.
Sistem saraf tepi cacing berupa dua saluran yang
menuju ke arah posterior, masing-masing saraf tersebut
berada di daerah lateral tubuh cacing, keduanya
dihubungkan oleh saraf penghubung. Saraf yang juga
tersusun simetri bilateral ini digunakan untuk merespon
cahaya. Apabila cacing pipih terkena sinar, otak akan
memerintahkan cacing bergerak ke tempat gelap,
misalnya di bagian bawah batu.
Gambar 9.11. Sistem Koordinasi Planaria dan Hirudinea

Berbeda dengan Planaria, Annelida (misalnya lintah) mempunyai jumlah neuron yang lebih banyak
di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya merupakan saraf ventral yang tersusun
atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion terdapat interneuron yang mengoordinasi berbagai aksi
pada setiap segmen.

2. Sistem saraf pada Vertebrata


Perbedaan perkembangan otak pada beberapa hewan vertebrata

a. Ikan (pisces)
Ikan merupakan vertebrata yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang
lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untu
menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki keseimbangan
yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang lebih baik sebab otak kecil
atau serebellum merupakan bagian pengontrol keseimbangan dan pusat pergerakan.

b. Katak ( Amfibi )
Sebagai contoh adalah katak. Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya
oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian otak
kecilnya tidak begitu berkembang.

11
c. Reptilia
Bangsa reptil umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh sebab itu bagian
otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih besar dan
memanjang kearah depan.

d. Burung (Aves)
Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki
keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki ketajaman
penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung berkembang
baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung yang menjadikan
volume otak kecilnya menjadi lebih besar.

e. Mamalia
Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari
perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya berkambang
dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan mamalia.

3. Sistem Koordinasi pada Manusia


a. Sistem Syaraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel
saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai
(berurutan) antara reseptor dan efektor.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf
dan sel lainnya yang berfungsi
mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari
luar atau dari dalam tubuh.
Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan
tanggapan terhadap rangsangan.
Contohnya otot dan kelenjar.
Fungsi sistem saraf:
- Penghubung antara tubuh dengan dunia luar Gambar 9.12. Struktur Sel Saraf
melalui indra
- Pengatur respon terhadap rangsangan
- Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja sesuai
fungsinya

SEL SARAF (neuron)


Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).
Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

12
Struktur Sel Saraf
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Dendrit
berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls
dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

Gambar 9.12. . Akson yang diperbesar


Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann
disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson
yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran
impuls.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul
saraf.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

1. Sel saraf sensori


Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

2. Sel saraf motorik


Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,

13
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

3. Sel saraf intermediet


Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

Mekanisme Penghantaran Impuls


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan
sinapsis.
Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian
dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif
terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra
menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang
perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada
diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena
terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi
kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang
maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan
jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis


Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma
tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut
vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis.
Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-
sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-
sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta
serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan
menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan

14
tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-
sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan
otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis
yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis
saraf-saraf lainnya.

Gambar 9.13 . Lokasi, anatomi, dan cara kerja sinapsis

Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks


Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls
oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa
disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor,
ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh
otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh
efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan,
tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi
kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau
batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf
penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak
refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak,
misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang

15
belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks
pada lutut.

Gambar 9.14. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme


jalannya impuls pada lutut yang dipukul

Penggolongan Sistem Saraf

16
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka
perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat
cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan
mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.
Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa
metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:


1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf
pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan
varol.

a. Otak besar (serebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan
merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.

17
Gambar 9.15. Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya

2. Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian
atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Gambar 9.16. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya

18
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)


Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

5. Sumsum sambung (medulla oblongata)


Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls
motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk
dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari
sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak
merupakan saluran asenden dan yang membawa
impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.

Gambar 9.17 . Penampang melintang sumsum tulang


belakang
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf
otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak
saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

19
Gambar 9.18. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

1. Sistem Saraf Sadar


Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:


1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati
leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf
otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf
pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.


Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher,
12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf
ekor.

20
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah
pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu,
dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang
berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi
ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan
beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom


Parasimpatik Simpatik

 mengecilkan pupil  memperbesar pupil


 menstimulasi aliran ludah  menghambat aliran ludah
 memperlambat denyut jantung  mempercepat denyut jantung
 membesarkan bronkus  mengecilkan bronkus
 menstimulasi sekresi kelenjar  menghambat sekresi kelenjar
pencernaan pencernaan
 mengerutkan kantung kemih  menghambat kontraksi kandung kemih

Pengertian Narkoba dan Jenis-jenis Narkoba

Narkoba bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Kita telah sering mendengar dan membaca
berita tentang narkoba di media elektronik maupun media cetak. Di Indonesia, peredaran obat
terlarang ini sudah menjadi alah satu permasalahan utama yang harus segera diatasi.

Meluasnya narkoba di Indonesia terutama di kalangan generasi muda karena didukung oleh faktor
budaya global. Budaya global dikuasai oleh budaya Barat (baca Amerika Serikat) yang

21
mengembangkan pengaruhnya melalui layar TV, VCD, dan film-film. Ciri utama budaya tersebut
amat mudah ditiru dan diadopsi oleh generasi muda karena sesuai dengan kebutuhan dan selera
muda.

Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar
4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,8
persen atau sekitar 5 juta orang. Oleh karena itu dituntut adanya peran serta dari berbagai pihak di
Indonesia yang dapat memerangi narkoba. Salah satunya konselor sebagai pendidik dilingkungan
pendidikan juga dapat ikut berpartisipasi dalam upaya memerangi obat-obatan terlarang tersebut.

Pengertian Narkoba

Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia
baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.

Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa dipakai
untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun
kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.

Jenis-jenis Narkoba

Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan
mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:

1. Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa
menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam
tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan
dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang
pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

 Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja,
heroin, kokain, morfin, dan opium.

22
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

2. Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4
kelompok adalah :

 Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP,
dan ekstasi.
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid )
dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

 Rokok
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
 Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila
dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk
selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan
narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami
perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan

23
untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri
tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.
2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti
keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi
kasus.

Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar
perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan,
bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif
menjadi penyalahgunaan narkoba.

Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari seseorang yang
menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :

1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba

Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan sempoyongan,
bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak,denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan hidung berair,menguap terus
menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran
menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak
terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna
dengan jarum suntik)

2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah

Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai
melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan mudah marah,
sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga lainnya karena takut
ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya
dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya dan
selalu kehabisan uang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering
merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang
mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah
teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya sikapnya defensive atau penuh
kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.

24
3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah

Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak ada,
sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran dengan
alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan
mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya
kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap
keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-anak
yang “tidak beres” di sekolah.

Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pengertian Narkoba

Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan mental
dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf
pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan tergangunya fungsi
kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan
aspek sosial.

C. INDERA
Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra
yang kita kenal ada lima, yaitu:
1. Indra penglihat (mata)
2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya
disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau
karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran
pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya
interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi
dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

INDERA PENGLIHAT (MATA)


Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak
bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.

1. Bola Mata

25
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis
dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

Gambar 9.19. Struktur bola mata dilihat dari samping

a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak
tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah
lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola
mata dari gangguan.

b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada
koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk
badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris
bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai
diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris
membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot
badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

26
c. Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan
sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian
yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu
bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian
belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga
lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan
yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka
terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva
disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata
(kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai
alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

2. Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot
rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi
menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq
atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

3. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu
waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar
terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu
bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus).
Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan
terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu,
pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus
berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka
jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan
vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi
protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk
pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi
rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara
retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan
biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan
salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.

27
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak
terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita
sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan
jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar
tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan)
untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk
menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva
kornea. Cahaya dari obyek yang dekat
membutuhkan lebih banyak pembiasan
untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang
jauh. Mata mamalia mampu mengubah
derajat pembiasan dengan cara mengubah
bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh
difokuskan oleh lensa tipis panjang,
sedangkan cahaya dari obyek yang dekat
difokuskan dengan lensa yang tebal dan
pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat
kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot
siliari berkontraksi sehingga memendekkan
apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai
akibatnya lensa menebal dan pendek.
Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi
sehingga apertura yang mengelilingi
lensa membesar dan tegangan ligamen
suspensor bertambah. Sebagai akibatnya Gambar 9.19.Cara kerja lensa
ligamen suspensor mendorong lensa sehingga a. Akomodasi mata saat melihat jauh
b. Akomodasi mata saat melihat dekat

lensa memanjang dan pipih. Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut
daya akomodasi.

Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah
fokus lensa. Persamaan dan perbedaannya disajikan pada Tabel.

4. Kelainan pada Mata


Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11
tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi
perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan
pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca matacembung (positif). Cacat mata seperti ini
disebut presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa
berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada

28
anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina.
Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang
sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata
dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang
jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi
biasa terjadi pada anak-anak.
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata
mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-
bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini dibuat
lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.

Gambar 9.21. Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi

Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi
karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur
dan daya akomodasi berkurang.
Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:
 Hemeralopi (rabun senja) : pada senja hari penderita menjadi rabun
 Xeroftalmia : kornea menjadi kering dan bersisik
 Keratomalasia : kornea menjadi putih dan rusak.

INDRA PENDENGAR
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari
telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang
bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
1. Susunan Telinga

29
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Gambar 9.22. Struktur telinga pada manusia


a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang
sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan
membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga
dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar
lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan
faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani.
Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar
yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil
(maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat
oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang
sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang
sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.

30
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang
telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1. Tiga saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran,
ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam
rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar,
yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran
timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu
dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat
membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran
basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial
yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar
tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial.
Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf
yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini
disebut organ Korti.

Cara kerja indra pendengaran


Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea
pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan
tadi akan menggerakkan membran Reissner dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang
dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini
menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu
akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan
membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls
yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan

31
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di
dalam utrikulus dan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor,
sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun
sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari
kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah.
Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan
kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya
berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala
mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

Gambar 9.23 Alat-alat keseimbangan pada telinga

INDERA PERABA
89 Kulit merupakan indera peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas,
dingin, sakit, dan tekanan.

32
1. Susunan Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan
dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas
empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi
membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat
stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering.
Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).
Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga
merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar)
adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.

Gambar 9.24. Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya

Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat
yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga
kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat
dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan
dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut
melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan

33
rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai
bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

2. Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat
peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai
alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor
khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk
tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan
dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

INDERA PENGECAP
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah
merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang
banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas
pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi
tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk
jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping dari
papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

Gambar 9.24. Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya

INDERA PEMBAU

34
91 Indera pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu
pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang
tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan
epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia
bau-bauan di udara.

Fungsi :
 Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan ke
paru-paru.
 Sebagai khemoreseptor karena ia mampu menerima rangsang zat kimia berupa gas
mengingat organ hidung mempunyai rambut 2 halus yang berhubungan dengan ujung
serabut syaraf olfactory dengan otak besar
 Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat
bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.

Gambar 9.25. Strukturhidung sebagai indra pembau

Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan
(kartilago). Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi 2 rongga oleh septum,
yang membentang dari lubang hidung sampai ke tenggorokan bagian belakang.
Tulang yang disebut konka nasalis menonjol ke dalam rongga hidung, membentuk sejumlah
lipatan. Lipatan ini menyebabkan bertambah luasnya daerah permukaan yang dilalui udara.

35
Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir dan pembuluh darah.
Luasnya permukaan dan banyaknya pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan dan
melembabkan udara yang masuk dengan segera. Sel-sel pada selaput lendir menghasilkan lendir
dan memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti rambut (silia). Biasanya kotoran yang masuk ke hidung
ditangkap oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang hidung atau ke tenggorokan.
Cara ini membantu membersihkan udara sebelum masuk ke dalam paru-paru.
Hasil kotorannya jika mengering kita sebut " upil "

BERSIN dan BATUK


 Bersin secara otomatis membersihkan saluran hidung sebagai respon terhadap iritasi,
 Sedangkan batuk membersihkan paru-paru.

mekanisme penciuman bisa digambarkan sebagai berikut

Gambar 9.26. Saraf pada indra pembau

Dirongga hidung bagian atas terdapat Neuroepitel olfaktorius didalamnya terdapat


reseptor olfaktorius utama. Pada neonatus, daerah ini merupakan suatu lembar neural yang padat
Namun pada anak-anak dan dewasa terbentuk interdigitasi antara jaringan respiratorius dan
olfaktorius.
Dengan bertambahnya usia seseorang, jumlah neuron olfaktorius ini lambat laun akan berkurang.

36
Selain neuron olfaktorius, epitel ini juga tersusun oleh sel-sel penopang yaitu duktus dan glandula
Bowman yang sifatnya unik pada epitel olfaktorius dan sel basal yang berfungsi pada regenerasi
epitel.
Sensasi pembauan diperantarai oleh stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh bahan-bahan kimia yang
mudah menguap.
Untuk dapat menstimulasi reseptor olfaktorius, molekul yang terdapat dalam udara harus mengalir
melalui rongga hidung dengan arus udara yang cukup turbulen dan bersentuhan dengan reseptor.
Faktor-faktor yang menentukan efektivitas stimulasi bau meliputi durasi, volume dan kecepatan
menghirup.
Tiap sel reseptor olfaktorius merupakan neuron bipolar sensorik utama. Dalam rongga hidung
rata-rata terdapat lebih dari 100 juta reseptor. Neuron olfaktorius bersifat unik karena secara
terus menerus dihasilkan oleh sel-sel basal yang terletak dibawahnya. Sel-sel reseptor baru
dihasilkan kurang lebih setiap 30-60 hari.

Gambar 9.28 Hubungan antara hipothalamus dan Saraf pada indra pembau

Reseptor odorant termasuk bagian dari G-protein receptor superfamily yang


berhubungan dengan adenilat siklase. Manusia memiliki beratus-ratus reseptor olfaktorius
yang berbeda, namun tiap neuron hanya mengekspresikan satu tipe reseptor. Inilah yang
mendasari dibuatnya peta pembauan (olfactory map). Neuron yang menyerupai reseptor

37
yang terdapat di epitel mengirimkan akson yang kemudian menyatu dalam akson gabungan
pada fila olfaktoria didalam epitel.

LATIHAN SOAL SISTEM KOORDINASI

1. Neuron yang berfungsi mengantarkan impuls saraf dari alat indera menuju ke
otak atau sumsum tulang belakang adalah….
A. neuron asosiasi D.neuron sensorik
B. neuron motoric E.neuron konektor
C. neuron adjustor

2. Perhatikan gambar otak berikut ini!

Berdasarkan gambar tersebut , bagian yang mengontrol keseimbangan


dan koordinasi otot ditunjukkan nomor…
A. 1 D.4
B. 2 E. 5
C. 3

3. Uji refleks sering dilakukan dengan cara memukulkan benda lunak perlahan- lahan ke
bagian bawah tempurung lutut sehingga secara tidak sadar tungkai bawah
penderita bergerak ke depan. Lengkung refleks yang menghasilkan gerakan tersebut
memiliki jalur sebagai berikut….
A. lutut - saraf motorik – sumsum tlang belakang – saraf sensorik – kaki
B. lutut – saraf sensorik – sumsum tulang belakang – saraf motorik – kaki
C. lutut – saraf sensorik – otak – saraf motorik – kaki
D. lutut – saraf motorik – otak – saraf sensorik – kaki
E. lutut – saraf sensorik – saraf konektor – saraf motorik – kaki

4. Anak laki-laki yang telah mengalami pubertas mengalami perubahan suara dan
bentuk tubuh. Perubahan ini dipengaruhi oleh hormon….
A. Testosterone D. progenteron
B. Adrenalin E. tiroksin
C. Somatotropin

38
5. Di bawah ini merupakan hormone yang dihasilkan hipofisis lobus anterior, kecuali….
A. TSH D. FSH
B. LH E. ACTH
C. ADH
6. Kekurangan hormon tiroksin dapat menyebabkan ….
A. morbus basedowi
B. gigantisme
C. diabetes insipidus
D. gondok
E. kretinisme

7. Hubungan antara fungsi saraf dan organnya yang


sesuai adalah …
A. saraf para simpatik mempercepat denyut jantung
B. saraf simpatik memperkecil pupil mata
C. saraf simpatik memacu proses pencernaan
D. saraf simpatik melebarkan arteri
E. saraf para simpatik melebarkan bronkiolus

8. Fungsi neuron sensorik pada lengkung refleks lutut adalah …


A. menyampaikan impuls ke otak depan
B. menyampaikan impuls ke sumsum tulang belakang
C. menyampaikan imuplus ke efektor
D. menyampaikan impuls ke reseptor
E. sebagai saraf penghubung di dalam pusat safa
9 . Perhatikan sel saraf berikut ini !

Bagian yang berfungsi untuk membawa impuls dari badan sel saraf kepada neuron lain adalah
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5
10. Fungsi parathormon adalah …
A. mengatur kadar kalsium dalam darah dan mengatur kadar fosfat
B. mengatur metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dalam tubuh
C. mempengaruhi metabolisme karbohidrat untuk mendapatkan energi
D. mengatur perkembangan ovarium serta pemasakan folikel pada wanita
E. mempengaruhi terjadinya ovolasi dan membentuk korpus luteum
11. Berikut ini adalah beberapa sistem organ uang terdapat dalam tubuh manusia

39
1. Sistem saraf
2. Sistem peredaran darah
3. Sistem hormone
4. Sistem Indera
Sistem yang termasuk dalam sistem koordinasi adalah….
A. 1,2,3 D. 1,3,4
B. 2,3,4 E. 1,4
C. 1,2,3,4
12. Sistem Saraf pusat terdiri dari
A. Saraf Simpatik dan parasimpatik
B. Saraf cranial dan saraf spinal
C. Otak dan saraf tepi
D. Otak dan saraf otonom
E. Otak dan sumsum tulang belakang
13. Sistem Otonom terdiri dari
A. Saraf Simpatik dan Parasimpatik
B. Saraf cranial dan saraf spinal
C. Otak dan saraf tepi
D. Otak dan saraf otonom
E. Otak dan sumsum tulang belakang
14. Kelenjar hipofisis disebut juga master gland karena mensekresikan bermacam-macam
hormone yang akan mengatur bermacam-macam kegiatan dalam tubuh. Berikut ini adalah
pasangan yang sesuai antara hormone yang dihasilkan oleh hipofisis dan fungsinya, kecuali :
A. MSH mempengaruhi pigmentasi kulit
B. ADH mempengaruhi pengeluaran air susu ibu
C. STH mempengaruhi pertumbuhan
D. FSH merangsang pematangan folikel dalam ovarium
E. ICSH merangsang spermatogenesis
15. Bagian korteks suprarenalis menghasilkan hormon yang ikut menentukan
sifat kelamin sekunder pria. Yaitu hormon
A. testosteron D. androgen
B. progesteron E. kalsitonin
C. aldosteron

DAFTAR PUSTAKA :
1. Aryulina Diah,dkk, 2007, Biologi SMA XI, Esis, Jakarta.
2. Maniam, MBS, Biologi2A, 2011, Biology 1B, Facil-Grafindo, Bandung.
3. http ://Biologiklaten.files.wordpress.com/2011
4. http://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/

40

Anda mungkin juga menyukai