Anda di halaman 1dari 9

No. ID dan Nama Peserta : dr.

Resha Dermawansyah Rusman


No. ID dan Nama Wahana: RSU Sayang Rakyat
Topik: Diare Akut Dehidrasi Sedang
Tanggal (kasus) : 9 Mei 2016
Nama Pasien : An. M. A No. RM : 04.94.73
Tanggal presentasi : 24 Juni 2016 Pendamping: dr. Ilham Iskandar
dr. Anti Aliyah Usman
Tempat presentasi: Ruang Pertemuan RSU Sayang Rakyat
Obyek presentasi : Anggota Komite Medik, Petugas Kesehatan, dan Dokter Internsip RSU
Sayang Rakyat
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Seorang laki-laki 1 tahun 1 bulan dibawa oleh orang tuanya ke UGD dengan keluhan berak encer
dialami sejak 1 hari sebelum masuk RS, frek. >10x, ampas ada, lendir tidak ada, darah tidak ada.
Muntah dialami tiap kali ada makanan/minuman yang masuk, isi sisa makanan, menyemprot.
Demam ada terus-menerus, menggigil tidak ada, kejang tidak ada. Batuk ada, lendir tidak ada,
sesak tidak ada. BAK : lancar, kuning. Riwayat berak encer sebelumnya (-)
Tujuan: menegakkan diagnosis diare akut dan pengobatannya.
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
membahas: diskusi

Data Pasien: Nama: An. M. A No.Registrasi: 04.94.73


Nama klinik RSU Sayang Rakyat
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Seorang laki-laki 1 tahun 1 bulan dibawa oleh orang tuanya
ke UGD dengan keluhan berak encer dialami sejak 1 hari sebelum masuk RS, frek. >10x,
ampas ada, lendir tidak ada, darah tidak ada. Muntah dialami tiap kali ada

1
makanan/minuman yang masuk, isi sisa makanan, menyemprot. Demam ada terus-
menerus, menggigil tidak ada, kejang tidak ada. Batuk ada, lendir tidak ada, sesak tidak
ada. BAK : lancar, kuning. Riwayat berak encer sebelumnya (-)
2. Pemeriksaan fisis: TD: 100/70 mmHg, N: 120 x/mnt, P: 30 x/mnt, S: 38,2 ºC.
3. Riwayat pengobatan: Pasien berobat di rumah dengan paracetamol dari apotik.
4. Riwayat kesehatan/penyakit sebelumnya: Pasien tidak pernah mengalami BAB berlendir
dan berdarah sebelumnya, dan tidak pernah mengalami BAB seperti cucian beras
sebelumnya.
5. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien. Tidak ada keluarga yang menderita diare beberapa minggu terakhir.
6. Riwayat pekerjaan: -
7. Lain-lain: -
Daftar Pustaka:
SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unhas. Protokol diare dalam: Standar pelayanan medis
kesehatan anak FK Unhas. Makassar: 2009: 1-3, 35-8, 103-8.
Hasil pembelajaran:
1. Kriteria Diagnosis Diare dehidrasi pada anak.
2. Penanganan Diare dehidrasi pada anak.

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:
Diagnosis/gambaran klinis: Seorang laki-laki 1 tahun 1 bulan dibawa oleh orang tuanya
ke UGD dengan keluhan berak encer dialami sejak 1 hari sebelum masuk RS, frek. >10x,
ampas ada, lendir tidak ada, darah tidak ada. Muntah dialami tiap kali ada
makanan/minuman yang masuk, isi sisa makanan, menyemprot. Demam ada terus-
menerus, menggigil tidak ada, kejang tidak ada. Batuk ada, lendir tidak ada, sesak tidak
ada. BAK : lancar, kuning. Riwayat berak encer sebelumnya (-)

2. Obyektif:

2
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan di IRD diperoleh:
 Status Vitalis:
TD: 100/70, N: 120 x/mnt, P: 30 x/mnt, S: 38,2 ºC.
BB : 11 kg
 Status Neurologis:
GCS 15 : E4 M6 V5
FKL : kesan dbn.
RM : Kaku kuduk (-), Kernick Sign (-)/(-)
N. Cr : kedua pupil bulat isokor ki=ka,  uk 0,25 cm/0,25 cm. RCL (+)/(+).
RCTL (+)/(+)
Motorik:
K = N/N T = N/N Rf = N/N Rp = -/-
N/N N/N N/N -/-

Sensorik: kesan dbn


SSO : kesan dbn

 Status Internus:
Kepala : Mata cekung (+)/(+) ringan, Anemis (-)/(-), Ikterus (-)/(-)
Leher : Deviasi trachea (-)
Dada :
Inpeksi : Simetris Ka=Ki, retraksi (-)/(-)
Palpasi : VF Ka=Ki, NT (-), MT (-)
Perkusi : Sonor Ka=Ki
Auskultasi : BP: vesikuler, Wh (-)/(-), Rh (-)/(-).
Jantung : dalam Batas normal
Abdomen :
Inspeksi : Kesan kembung ikut gerak napas.
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan meningkat
Palpasi : NT (-), Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Tympani

3
Ekstremitas : dalam batas normal
Genitalia : dalam batas normal
 Skore Dehidrasi:
KU : lemas (2)
Mata : cekung (2)
Bibir : kering (1)
RR : 30 (2)
Turgor : baik (1)
HR : (2)
Total skore: 10 (Dehidrasi Sedang)

3. Assesment:
 Diare Dehidrasi
Definisi
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut mencret) (BM = diarea; Inggris =
diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau
cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam . Di negara
berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga
membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
Penyebab
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit
perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi
tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang
melebihi 200 gram per hari.
Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan
dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar.
Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur
dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan

4
sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang
lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan
tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali
akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan
mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus
umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang
sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat
mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau
botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn.
Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala
umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama
dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol
lebih baik makan terlebih dahulu.

Gejala
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai
dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala
lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut sering berbunyi.

Beberapa cara penggulangan diare antara lain:

1. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di
kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak
diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka
dapat berakibat fatal (keracunan air).
2. Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan
jangan makan atau minum terlalu cepat.

5
3. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam
jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
4. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh.
5. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam
membatasi penyebaran penyakit.

Diagnosis Sementara/Diagnosis Kerja


- Diare akut dehidrasi sedang

1 Plan:
 Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, feses rutin, urin rutin (jika perlu)

 Penatalaksanaan
Diare Dehidrasi:
Pada pasien dengan diare dehidrasi berat atau intake yang tidak terjamin.
 <= 2 tahun: Asering sistem 24 jam
4 jam I : 5 tts/kgBB/menit
20 jam II : 3 tts/kgBB/menit
 > 2 tahun: Ringer Laktat sistem 8 jam
1 jam I : 10 tts/kgBB/menit
7 jam II : 3 tts/kgBB/menit.
 Diare hipertonik dan PEM: KaEN 3B sistem 24 jam
1 jam I : 7 tts/kgBB/menit
23 jam II : 1 ½ tts/kgBB/menit
Antibiotik diterapi bila ada indikasi
Pemberian obat sebaiknya dilakukan setelah pemeriksaan feses.
Disentri basiler : leukosit 10/lpb
Disentri amuba : bakteri (+), leukosit (-), amuba (+)
 Usia < 6 bulan.
o Pemeriksaan feses lekosit > 10/lpb, maka diberi kolistin 100.000-150.000

6
IU/kgBB/hari (3x pemberian) selama 2 hari.
o Bila tidak ada perbaikan dan pemeriksaan feses masih memberikan hasil
positif diganti dengan kanamisin 50-100 mg/kgBB/hari.
 Usia > 6 bulan
o Pemeriksaan feses leukosit > 10/lpb, maka diberi kotrimoxazole (dosis
trimethoprim 6-10 mg/kgBB/hari) 2x pemberian, 2 hari.
o Bila tidak ada perbaikan dan leukosit tetap >10 LPB, maka diganti dengan
asam nalidiksat dosis 55 mg/kgBB/hari selama 5 hari.
 Usia > 6 tahun
Tetrasiklin 30-50 mg/kgBB/hari (4 kali pemberian)
 Bakteri (++), leukosit (++)
Metronidazole 30 mg/kgBB/hari (3x), bila terjadi abses hati diberikan dosis
maksimal yaitu 50 mg/kgBB/hr.
 Anak yang diare dengan suhu > 38oC, nilai pemeriksaan feses belum
dilakukan maka langsung diberikan PP dosis 50.000-100.000 IU/kgBB/hr/IM
selama 3 hari, bila tidak ada perbaikan sebaiknya konsul THT.
Terapi Zinc
 Usia < 6 bulan = 10 mg/hari
 Usia> 6 bulan = 20 mg/hari selama 10 hari.

2 Implementation
Pengobatan:
Tgl/Jam Perjalanan Penyakit Terapi
09/05/16 A/ R/
10.34 Assesment di IRD dengan Ds/  IVFD Asering Cor 100 cc
 Diare akut dehidrasi sedang lanjut 28 tetes (mikrodrips)
 Zinc 1x20 mg/hr
 Lacto B 1x1 scht/hr
 Sanmol syr 3x1/2 cth/pc
 Elkana syr. 1x1 cth/hr
 Domperidon syr. 3x1/2 cth/hr

7
10/05/16 A/ R/
09.00 Ds/  IVFD Asering 28 tetes
 Diare akut dehidrasi sedang (mikrodrips)
 Zinc 1x20 mg/hr
 Lacto B 1x1 scht/hr
 Sanmol syr 3x1/2 cth/pc
Elkana syr. 1x1 cth/hr
Domperidon syr. 3x1/2 cth/hr
11/05/16 A/ R/
09.20 Ds/  IVFD Asering Cor 100 cc
 Diare akut dehidrasi sedang lanjut 28 tetes (mikrodrips)
 Zinc 1x20 mg/hr
 Lacto B 1x1 scht/hr
 Sanmol syr 3x1/2 cth/pc/prn
 Elkana syr. 1x1 cth/hr
 Domperidon syr. 3x1/2
cth/hr/prn
3 Evaluation
 Prognosis
Prognosis diare akut baik dan tidak menyebabkan kematian jika penanggulangan
dilakukan dengan tepat dan cepat.
 Pendidikan:
Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
 Konsultasi:
Dijelaskan adanya konsultasi dengan spesialis anak untuk penanganan lebih lanjut.
 Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit
dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.

8
Makassar, 24 Juni 2016

Peserta Pendamping

( dr. Resha Dermawansyah Rusman ) ( dr. Ilham Iskandar )

Anda mungkin juga menyukai