A. Masalah Keperawatan
Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami kemunduran
atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang sangat utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan
secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya
sumbatan pada saluran pernapasan.
B. Pengertian
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas.
Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler
dan keadaan hematologi (Wartonah & Tarwoto 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan aktivitas berbagai organ atau
sel ( Carpenito, 2006).
a. Dispnea
b. Sulit bicara
c. Ortopnea
d. Gelisah
e. Sianosis
f. Bunyi nafas abnormal
g. Frekuensi , irama, kedalaman pernafasan abnormal
2. Ketidakefektifan Pola Jalan Napas
Batas Karakteristik
Mayor:
a. Dispnea
b. Penggunaan otot bantu pernapasan
c. Fase ekspirasi memanjang
d. Perubahan frekuensi atau pola pernafasan ( dari nilai dasar )
e. Perubahan nadi ( frekuensi, irama, kualitas )
Minor :
a. Ortopnea
b. Pernapasan cuping hidung
c. Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi
d. Tekanan ekspirasi menurun
e. Tekanan inspirasi menurun
f. Pernafasan sukar / berhati – hati
D. Pohon Masalah
Kebiasaan merokok , polusi udara, paparan debu, asap dan gas – gas kimiawi, akibat kerja, infeksi saluran
pernafasan akibat jamur; bakteri;virus;dan protozoa, dan yang bersifat genetik.
Konsolidasi Konsolidasi
jaringan paru jaringan paru
Kompliance paru
turun Konsolidasi di dalam
jaringan paru
meningkat
Ketidakefektifan
pola pernafasan
Traksi otot dada,
sputum mengental
dan meningkat, batuk
produktif
F. Pelaksanaan Medis
1) Pemantauan Hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3)Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika
diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisoterapi dada
Penatalaksanaan keperawatan
1) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
c) Pengisafan lender
b) Pemberian oksigen
a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi jantung yang meliputi :
nyeri dan karakteristik nyeri, dispenea (tanda klinis hipoksia dan
termanifestasi dengan sesak nafas) , keletihan (kehilangan daya tahan tubuh ),
sirkulasi ferifer, faktor risisko penyakit jantung, dan adanya kondisi – kondisi
jantung pada masa lalu dan kondisi jantung yang menyertai. Riwayat
keperawatan mengenai fungsi jantung meliputi pengkajian adanya batuk,
sesak nafas, mengi ( bunyi, musik bernada tinggi , yang disebabkan gerakan
udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas yang sempit ) , nyeri, pemaparan
lingkungan, frekuensi infeksi saluran pernafasan, faktor risiko pulmonary,
masalah pernafasan yang lalu, penggunaan obat – obatan saat ini, dan riwayat
merokok atau terpapar asap rokok.
b. Pemerikasaan Fisik
Pemerikasaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi
jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar.
Teknik inspeksi , palpasi , auskultasi, dan perkusi digunakan dalam
pemeriksaan fisik ini.
Inspeksi, saat melakukan teknik inpeksi, perawat melakukan observasi
dari kepala sanpai ke ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna
membrane mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan
sistemik, pola pernafasan dan gerakan dinding dada.
Palpasi, dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah. Dengan palpasi ,
jenis dan jumlah kerja thoraks , daerah nyeri tekan dapat diketahui dan
perawat dapat mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada dada ( thrill ) ,
angkatan dada ( heaves ) dan titik implus jantung maksimal. Palpasi juga
memungkinkan untuk meraba adanya massa atau tonkolan diaksila dan
jaringan payudara. Palpasi pada ekstremitas menghasilkan data tentang
sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatr kulit, warna dan pengisian
kapiler.
Perkusi, tindakan mengetuk – ngetuk suatu objek untuk mengetahui
adanya udara, cairan atau benda padat yang berada di bawah jaringan tersebut.
Perkusi menimbulkan getaran dari daerah di bawah area yang diketuk dengan
kedalaman 4-6 cm. lima nada perkusi yaitu, resonansi, hiperesonansi, redup
datar dan timpani.
Auskultasi, untuk mengidentifikasi bunyi paru, dan jantung yang
normal maupun tidak normal. Auskultasi sistem kardiovaskuler harus meliputi
pengkajian, dalam menditeksi bunyi, S1 dan S2 normal, menditeksi adanya
suara S3 dan S4 yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan,
pemeriksaan harus mengidentifikasi lokasi, radiasi, intensitas, nada, dan
kualitas bunyi murmur. Auskultasi bunyi paru dilakukan untuk mendengarkan
gerakan udara di sepanjang lapangan paru. Suara nafas tambahan, terdapatnya
cairan di suatu lapangan paru, atau terjadinya obstruksi. Auskultasi juga untuk
mengevaluasi meningkatnya status pernafasan.
J. Referensi
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :
EGC
Nanda.2012-2014.Panduan Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi.Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.