PENYAKIT UPAS Upas atau racun dalam ilmu medis merupakan jenis penyakit yang dominan menyerang kekebalan tubuh, dengan tanda-tanda lemas, letih, lesu, mual dan pusing dan akhirnya orang yang bersangkutan muntah darah karena yang diserang adalah pencernaan. Lewat pencernaan upas akan menyebar ke seluruh tubuh melalui darah menuju otak dan saraf.
Menurut usada di bali
Penyakit upas adalah penyakit gatal yang dapat berasal dari dalam badan atau dari luar badan. Penyebab penyakit upas yang berasal dari dalam menurut penjelasan dalam Usada Upas adalah adanya aliran tidak menentu dari getah bening pada kelenjar limpa. Selain itu, upas juga disebabkan oleh adanya banyu kuru dan sedikit angin yang dikeluarkan oleh buah pinggang (ginjal) dan mengalir ke seluruh tubuh pada saat tidur di malam hari. Upas yang berasal dari luar tubuh disebabkan oleh gigitan binatang seperti ular, anjing, kera, lipan, kalajengking , ikan laut, dan serangga. Upas ini akan menyebabkan badan terasa panas, di tempat gigitan terjadi pembengkakan, serta badan lemas sampai pingsan. Upas atau bisa dari binatang ini sering disebut wisia. Pengobatan untuk orang yang terkena upas atau wisia ini terutama mempergunakan ramuan tumbuh-tumbuhan. Bagi orang Bali bila terkena upas (racun) kecil kemungkinan bisa disemmbuhkan walaupun telah mendapat perawatan di rumah sakit/dokter. Orang Bali biasanya memiliki cara tersendiri untuk menembuhkan penyakit jenis satu ini. Apabila sakit berupa letih di tangan dan kaki, ngantuk serta panas pada dada. Tetapi walaupun ngantuk si sakit tidak bisa tidur nyenyak, karena disertai batuk-batuk. Upas sejenis ini dinamakan Upas Dok. Obatnya : akar glagah, daun pepe, bawang ditambus, sebagai jatonnya bunga kelapa. Semua bahan dihaluskan kemudian dimakankan kepada si sakit. Bila wajahnya terlihat letih, lesu, dan terasa tebal serta kelihatan bengkak di muka dan bagian kaki serta terasa seperti mengantuk, orang yang bersangkutan terkena upas yang bernamaUpas Bintaro.obatnya Kulit kayu juwet putih, kulit kayu canigra, daun kopi. Semua bahan dipanggang,selanjutnya diseduh dengan air mendidih serta diisi kacang komal 4 biji, lalu diendapkan. Setelah hangat-hangat kuku ramuan tersebut diminum 2 X sehari pagi dan sore. Sedangkan untuk sarana bedak (boreh) babakan tanggulun, kunyit warangan, gamongan, katumbar, musi, menyan, lungid, ragi, asaban cendana dan jeruk nipis. Upas Kebo Putih cirinya sering keluar air liur dan mengeluarkan nanah pada mulutnya disertai tertidur nyenyak. Obatnya setiap akar rumput yang tumbuh pada kotoran sapi, bawang ditambus, adas, ketan, gajih, dipakai jatonnya air, dan kotoran orang sakit yang didapat dengan cara mencuri. Semua bahan diberikan pada si sakit. Apabila si-sakit demam berkepanjangan, tidak dapat tidur dan tidak enak makan, dinamakan Upas Segara. Obatnya, berjenis-jenis rempah-rempahan, garam dicampur arang dapur, daun bangle, air jeruk, daun dausa keling, daun kakang yuyu. Caranya : semua bahan direbus dengan 3 gelas. Biarkan hingga air rebusan itu menjadi 1 gelas. Setelah dingin diminum pada yang sakit 2 X dalam sehari. Ampasnya bisa digunakan sebagai param/boreh. Boreh merupakan salah satu obat tradisional yang banyak dilakukan oleh orangtua zaman dahulu untuk mengatasi dan mengobati berbagai penyakit. Selain untuk obat rematik, boreh yang terbuat dari bahan tumbuh-tumbuhan berkualitas juga dipercaya dapat menangkal berbagai jenis upas. Karena boreh berasal dari tumbuhan-tumbuhan berkhasiat tinggi dipercaya dapat merangsang aktivitas urat, sehingga peredaran darah dalam tubuh menjadi lancar. Tetapi, di zaman serba canggih ini, terutama para anak muda jarang yang mau menggunakan boreh untuk kesehatan, karena dinilai cara ini cara kuno dan kotor. Tidak heran jika muda-mudi zaman sekarang gampang terserang penyakit reumatik padahal jika dilihat dari usia, masih sangat muda dan produktif. Foster G.M & B.G. Anderson,1978. Medical Anthropology. New York: John Berkeley: University of California Press.
Helman, Cecil,1984. Culture, Health, and Illness. The Stonebrige Prees.
Kalangie, N.S, 1976.Arti dan Lapangan Antropologi Medis. Dalam Berita
Kalangie, N.S,1980. Contemporary Helath Care in West Javanese Village: The
Kleinman, Arthur, 1980. Patients and Healers in the Context of Culture:
Kleinman, Arthur,1980. Patients and Healers in the Context of Culture:
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta: UI Press.
Kumbara, A.A. Ngr Anom,1994. Gangguan Jiwa di Bali sebagai
Raines, John (editor). 2003. Marx Tentang Agama. Jakarta: Teraju.