PERCOBAAN VII
OLEH :
KELAS : M II
KELOMPOK : III (TIGA) DAN IV (EMPAT)
ASISTEN : RETNO ADIWIJAYA,S.Farm
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Dalam suatu
larutan semua partikel baik dari solute maupun solven ukurannya adalah
sebesar molekul atau ion-ion. Partikel ini tersebar secara merata antar
1998).
yang dapat dipakai sebagai pelarut zat tersebut maupun yang tidak
dapat. Hal ini dipelajari dalam semua hal ruang lingkup percobaan kimia
(http:// nabilahfariest.multiply.com).
1
3
dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya,
disaring dan ditambahkan indikator PP, dan dititrasi dengan larutan penitrasi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat yang
diameter, panjang, lebar maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain
dari sistem koloid adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk na (padat)
dengan cairan (cair). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid
2004)
partikel terdispersi berkisar antara 10–7 sampai dengan 10–7 cm. besaran
Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil, atau molekul yang sangat
3
5
molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga
molekul makro) ialah hemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66.800
com).
1. Efek tyndall
koloid yang cukup besar. Efek ryndall adalah efek yang terjadi jika
suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan
2. Gerak Brown
partikel koloid semakin cepat gerak brown yang terjadi. Demikian pula,
yang terjadi. Gerak brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi
suhu sistem koloid maka semakin besar energy kinetik yang dimiliki
1994).
1. Adsorpsi
2. Koagulasi
1. Dialisis
kestabilan koloid dengan bantuan air/aliran air. Dengan cara ini disebut
2. Elektrolisis
Usman, 2005)
1. Metode Dispersi
2. Metode kondensasi
atau molekul menjadi partikel koloid dengan cara reaksi kimia yaitu
B. URAIAN BAHAN
etanol.
Berat molekul : 40
9
etanol 95%
Berat Molekul : 60
tajam
gliserol
BAB III
METODE KERJA
a. Batang pengaduk
b. Buret
c. Corong
d. Erlenmeyer 250 ml
g. Pipet tetes
h. Pipet volume 10 ml
i. Pipet volume 25 ml
j. Statif
a. Aquadest
b. Arang aktif
c. Indikator PP
d. Kertas saring
9
11
B. CARA KERJA
sebanyak 1 gram.
penyerapan sempurna.
berlainan.
x
dengan
m
12
BAB IV
A. HASIL
1. Tabel Pengamatan
Vol.
Konsentrasi Konsentrasi
No. Adsorben Titrasi Perubahan Warna
CH3COOH CH3COOH
NaOH
2. Perhitungan
1. Untuk 0,1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.M1 10.0,1
M2= =
V2 11,6
= 0,086
2. Untuk 0,2 M
V1.M1 = V2.M2
V1.M1 10.0,2
M2= = = 0,093
V2 21,4
11
13
3. Untuk 0,3 M
V1.M1 = V2.M2
V1.M1 10.0,3
M2= =
V2 27
= 0,111
3. Tabel Perhitungan
4. Perhitungan
X = (Co-C). BM.V
= (0,1-0,086). 60.10
= 0,014.60.10
= 8,4 gr
x 8,4
= = 0,0084
m 1000
x
log = - 2,07
m
14
log Co = - 1
X = (Co-C). BM.V
= (0,2-0,093). 60.10
= 0,107.60.10
= 64,2 gr
x 64,2
= = 0,0642
m 1000
x
log = - 1,19
m
log Co = - 0,699
X = (Co-C). BM.V
= (0,3-0,111). 60.10
= 0,189.60.10
= 113,4 gr
x 113,4
= = 0,1134
m 1000
x
log = -0,945
m
log Co = -0,523
15
B. REAKSI
1. CH3COOH H+ + CH3COOH
C. PEMBAHASAN
indikator PP dititrasi dengan NaOH 0,1 M dapat dilihat kalau arang aktif
diperoleh, yaitu :
Selain konsentrasi arang aktif juga menyerap berat dari CH3COOH yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa :
serap adsorben.
2. Jika larutan asam dititrasi dengan larutan basa maka akan terjadi
3. Zat yang diserap arang aktif dipengaruhi oleh waktu yang telah
digunakan.
4. Yang bertindak sebagai fase terserap adalah asam Asetat dan fase
B. Saran
laboratorium yang lengkap dan baik digunakan. Serta tuntunan yang baik
dari asisten agar dalam praktikum kami dapat memperoleh hasil yang
akurat.
17
19
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kimia Dasar, 2000. “Penuntun Praktikum Kimia Dasar”. Indonesia
Timur. Makassar
19
20
LAMPIRAN
I. Skema Kerja