Bab I Pendahuluan: Laporan Kasus I. Identitas Pasien
Bab I Pendahuluan: Laporan Kasus I. Identitas Pasien
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Umur : 58 tahun
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Kuningan
Keluhan Utama
Benjolan yang tidak dapat masuk kembali dikantung zakar sebelah kanan
jantung.
Riwayat Penyakit Keluarga
Os tidak tahu apakah pada keluarganya terdapat keluhan penyakit seperti
ini.
Riwayat Kebiasaan
Os menceritakan bahwa Os seorang buruh bangunan dan sering mengangkat
beban berat seperti semen, pasir, atau batu dengan berat ± 30-50 kg. Hal ini
dilakukan os hampir setiap hari selama ± 10 tahun terakhir.
Riwayat Pengobatan
Os menceritakan bahwa keluhan yang dialami Os sekarang ini belum pernah
diobati sebelumnya.
Status Generalis
A. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/50 mmHg
Pulse : 72 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 ‘C
Kepala : Normochepali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
b. Thorax
Perkusi : Sonor
c. Abdomen
Palpasi : Defans muskular (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba, ginjal tidak teraba
Perkusi : Thympani.
d. Ekstremitas
Status Lokalis
Resume :
Benjolan tersebut terasa nyeri (+) sejak 1 hari SMRS, seperti tertusuk-tusuk,
tiba-tiba, tidak menjalar dan nyeri terasa memberat pada saat Os berjalan, berdiri
dan agak berkurang pada saat Os berbaring.
Riwayat Kebiasaan
Os menceritakan bahwa Os seorang buruh bangunan dan sering mengangkat
beban berat seperti semen, pasir, atau batu dengan berat ± 30-50 kg. Hal ini
dilakukan os hampir setiap hari selama ± 10 tahun terakhir.
Status Lokalis
Hb : 13,5 gr/dl
Leukosit : 9000
Trombosit : 255.000
Hematokrit : 25,1 %
V. DIAGNOSA BANDING
Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Inkarserata
Hidrokel komunikans Dekstra
VII. PENATALAKSANAAN
Operatif : Hernioraphy dengan metode Bassini plasty
Medikamentosa
Edukatif post operatif : bed rest total, puasa sampai bising usus
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Hernia adalah protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL)
dan Hernia Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut tentang hernia
ingunalis lateralis. Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia
indirecta yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen.
Selain hernia indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang artinya kanal
yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis
sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa epigastrica
inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) terjadi disebabkan kelainan kongenital
meskipun ada yang didapat.
Hernia dapat terjadi diantara dua rongga yang saling berdekatan seperti
abdomen dan toraks atau ke dalam bagian dari suatu rongga – yang demikian
disebut hernia internal. Hernia yang paling sering adalah yang eksternal dari
dinding abdomen di inguinal, femoral, dan umbilicus. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik
dinding perut yang normalnya tidak dapat dilewati.
B. ANATOMI
C. EPIDEMIOLOGI HERNIA
Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Pada pria,
97 % dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis dan 1%
sebagai hernia umbilicalis. Pada wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi
pada daerah inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada umbilicus.
Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilikus, linea alba, garis semilunaris
dari Spiegel, diafragma, dan insisi bedah. Tempat herniasi lain yang sebanding
tetapi sangat jarang adalah perineum, segitiga lumbal superior dari Grynfelt,
segitiga lumbal inferior dari Petit, dan foramen obturator serta skiatika dari pelvis.
D. ETIOLOGI HERNIA
1. Adanya prosesus vaginalis yang tetap terbuka
Karena testis kiri turun lebih dahulu daripada kanan, maka kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Pada keadaan normal, kanalis
inguinalis menutup pada usia 2 tahun. Bila prosesus terbuka terus
(tidak mengalami obliterasi) menyebabkan terjadinya hernia
inguinalis lateralis kongenital.
b. Hernia Akuisita
- Terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :
Struktur yang menembus dinding abdomen : seperti pembuluh
darah femoralis.
b. Hernia Ireponibel
Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga
perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada
peritoneum kantong hernia.
c. Hernia Obstruksi atau Hernia Inkarserata
Hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup.
Biasanya obstruksi terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi
terjadi pada kedua tepi usus, cairan berakumulasi di dalamnya dan
terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya suplai darah
masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Istilah
’inkarserata’terkadang dipakai untuk menggambarkan hernia yang
ireponibel tetapi tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia
ireponibel yang mengalami obstruksi dapat juga disebut dengan
inkarserata.
d. Hernia Strangulata
Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis
selanjutnya adalah oklusi vena dan limfe; akumulasi cairan
jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan lebih lanjut ; dan
sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan vena. Terjadi
perdarahan vena, dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan
pembengkakan akhirnya mengganggu aliran arteri. Jaringannya
mengalami iskemi dan nekrosis.
F. PATOFISIOLOGI
Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior
gonad ke permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati
dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis.
Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneumyang membentuk
bagian ventral gubernaculums bilateral. Pada pria, testis awalnya retroperitoneal
dan dengan processus vaginalis, testis akan turun melewati canalis inguinalis ke
scrotum disebabkan kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi
penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis
angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang
sebelah kanan.
Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior
menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga
peritoneal yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan
melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis.
Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis
lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan
tetapi tidak semua hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya
processus vaginalis dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia
ingunalis lateralis proseccus vaginalisnya menutup.
H. GEJALA KLINIS
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya
benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu bediri, batuk, bersin,
atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri
jarang dijumpai; kalau ada biasanya dirasakan di darah epigastrium atau
paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri
yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi
karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.
I. DIAGNOSIS
1. Anamnesa
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya
benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu bediri, batuk, bersin,
atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri
jarang dijumpai; kalau ada biasanya dirasakan di darah epigastrium
atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam
kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul
kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis
atau gangren.
2. Pemeriksaan Fisik
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.
Dengan jari telunjuk atau jari kelingking, pada anak, dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus
eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat
direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu
jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan.
Kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis,
dan kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia
inguinalis medialis. Isi hernia, pada bayi perempuan, yang teraba
seperti sebuah massa padat biasanya terdiri atas ovarium.
Tipe ini disebut juga indirek karena keluar melalui dua pintu yaitu
annulus dan kanalis inguinalis. Tidak seperti hernia medialis yang
langsung menonjol di trigonum hasselbach. Tonjolan pada tipe
lateralis biasanya lonjong, sementara tipe medialis biasanya bulat.
Hernia indirek ini bisa dimasukkan dengan tekanan jari di sekitar
annulus eksternus (bila tidak ada inkarserata), mungkin seperti leher
yang sempit. Banyak terjadi pada usia muda. 3% kasus mengalami
komplikasi strangulata
J.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:
K. PENATALAKSANAAN HERNIA
Penanganan DI IGD
- Mengurangi hernia.
- Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri.
Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.
- Menurunkan tegangan otot abdomen.
- Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
- Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap
hernia inguinalis.
- Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan
menimbulkan proses analgesia.
- Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral
(seperti kaki kodok)
- Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang
berlanjut selama proses reduksi penonjolan
- Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu
mengembalikan hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks
akan menyebabkan hernia keluar dari pintu hernia.
- Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali
percobaan
- Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dan analgetik yang adekuat
dan posisikan Trendelenburg, dan kompres dingin selama 20-30 menit.7
1. Konservatif :
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan
lambat dan menetap sampai terjadi reposisi
- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg,
pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil,
anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.
- Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan
harus dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena
merusak kulit dan otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih
mengancam
2. Operatif
-Anak-anak Herniotomy :
Karena masalahnya pada kantong hernia,maka dilakukan pembebasan kantong
hernia sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada
perlekatan lakukan reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi
mungkin lalu dipotong.
Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi
dapat direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral
-Dewasa Herniorrhaphy :
Perawatan kantung hernia dan isi hernia
L. KOMPLIKASI
Komplilkasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada kasus ireponibel; ini dapat terjadi
kalau isi terlalu besar, atau terjadi perlekatan. Dalam kasus ini tidak ada gejala
klinis.
Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi
strangulasi yang menimbulkan gejala obstruksi sederhana. Sumbatan dapat terjadi
parsial atau total seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang
elastis atau kaku, sering terjadi jepitan parsial