MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah bioteknologi
yang dibina oleh Ibu Dr. Umie Lestari, M.Si
Oleh:
Kelompok 4
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Li Yang Hsu, dkk. (2011) bahwa
bahwa bioteknologi kedoketeran merupakan penerapan teknik biologi untuk
penelitian dan pengembangan produk dalam perawatan kesehatan dan obat-
obatan. Terobosan dalam bidang ini dapat merevolusi praktek kedokteran untuk
mendiagnosis penyakit yang lebih akurat. Tes genetik yang memungkinkan untuk
pencegahan penyakit, metode yang lebih efisien untuk merancang dan membuat
obat-obatan yang ditargetkan pada tingkat molekuler, kemungkinan penggunaan
terapi gen untuk menyembuhkan penyakit yang sebelumnya tidak dapat
disembuhkan. Maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kajian dalam
bioteknologi di bidang kedokteran adalah berbagai usaha/teknik yang bertujuan
untuk mendiagnosis, mengobati, dan membuat penemuan terkait suatu hal yang
disebabkan karena penyembuhan penyakit yang diderita manusia.
Terapi Gen
Thieman (2004) telah menjelaskan bahwa terapi gen merupakan
pengiriman gen terapeutik ke dalam tubuh manusia yang bertujuan untuk
pengobatan suatu penyakit yang disebabkan oleh satu atau banyak gen yang
mengalami kerusakan. Hal ini cara untuk melakukan penggantian gen rusak
dapat dilakukan dengan memanfaatkan agen virus yang telah dilemahkan,
senyawa kimia organik, atau dengan cara penyuntikkan. Penggunaan virus
sebagai agen pembawa gen disebut metode viral. Metode ini memiliki
keuntungan efektivitas yang tinggi dan dapat memanfaatkan sifat serangan virus
pada jaringan tertentu yang khas.
Beberapa jenis virus yang digunakan untuk agen terapi :
1. Retrovirus
Golongan virus yang dapat membuat rantai ganda DNA dari genomnya
dan disatukan dengan kromosom sel inangnya misalnya pada HIV (Human
Defisiensi Virus). Jenis virus ini dapat penyerang sel-sel yang membelah cepat,
dan dimungkinkan cocok sebagai agen pembawa gen terapeutik untuk penyakit
tumor.
2. Adenovirus
3. Adeno-assosiated virus.
4. Herpes simpleks
Golongan virus dengan rantai ganda DNA yang menginfeksi sebagian dari
sel seperti sel neuron.
Gambar 1. Terapi gen ex Vivo dilakukan dengan mengubah gen dari sel target pasien yang terjadi
diluar tubuh yaitu pada media kultur
Gambar 2. Terapi gen in Vivo dilakukan dilakukan dengan memasukkan secara langsung gen ke
dalam jaringan maupun organ pasien tanpa harus memindahkan terlebih dahulu sel pasien
tersebut.
Terapi gen manusia dilakukan pertama kali pada tahun 1900 di Bethesda,
Maryland dengan pasien berumur 4 tahun bernama Ashanti DaSilva dengan
kelainan genetik severe combined immunodeficiency (SCID). Pasien ini
memiliki sisitem kekebalan tubuh yang kurang berfungsi akibat ketidaknormalan
gen Adenosine Deaminase (ADA). ADA menghasilkan enzim yang terlibat
dalam metabolisme dari nucleotide deoxyadenosine triphosphat (dATP). Mutasi
pada gen ADA menyebabkan akumulasi dATP yang pada konsentrasi tinggi
merupakan racun bagi beberapa jenis sel T sehingga menyebabkan hilangnya sel
T dalam pasien penderita SCID. Ketiadaan sel T menyebabkan sel B tidak
mampu mengenali antigen dan menghasilkan antibodi. Prosesnya dilakukan
dengan mengklon gen ADA yang normal dengan bantuan vektor yang
dimasukkan dalam retrovirus yang sudah dinonaktifkan. Strategi ex vivo
digunakan bilamana sejumlah kecil sel T disolasi dari darah Ashanti dan dikultur
dalam laboratorium. Retrovirus mampu mengintegrasikan genomnya ke dalam
genom sel inang, sehingga selama kultur, retrovirus mampu mengintegrasikan
gen ADA normal ke dalam kromosom sel T Ashanti. Setelah beberapa periode,
sel-sel T yang mengandung ADA diinjeksikan ke dalam tubuh Ashanti.
Gambar 3. Terapi Gen Pertama ex vivo pada pasien SCID berumur 4 tahun yang kekurangan gen
ADA (Sumber: Thieman, 2004)