BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Pneumonia
2.2.1. Definisi
Pneumonia merupakan inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan
dengan pengisian alveoli dengan cairan.Pneumonia merupakan penyebab
umum kematian akibat infeksi. Seseorang yang bersiko tinggi mengidap
pneumonia adalah mereka yang masih sangat muda, usia lebih dari 65
tahun, dan yang memiliki kekebalan tubuh menurun seperti penderita AIDS,
pecandu alkohol, dan lain-lain. Pneumonia diklasifikasikan berdasarkan
lokasi terjadinya, misalnya Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah
pneumonia yang berkembang minimal 48 jam setelah hospital
admission.Salah satu tipe dari HAP adalah ventilator-associated pneumonia
atau VAP.Health Care Associated Pneumonia (HCAP) merupakan
pneumonia yang berkembang di outpatient setting or nursing
home.Community-acquired pneumonia (CAP) berkembang di komunitas
dan biasanya lebih ringan daripada tipe yang lain. Masing-masing tipe dari
pneumonia bisa disebabkan oleh organisme yang berbeda (Linda S. William
dan Paul D. Hooper, 2011).
2.2.2. Etiologi
1. Pneumonia bacterial
Penyebab paling umum pada community acquired bacterial
pneumonia adalah Streptococcus Pneumoniae, atau biasa disebut
pneumococcal pneumonia. Selain tu, community acquired pneumonia
7
2.2.4 WOC
11
2.2.6 Pencegahan
beresiko, dan cuci tangan yang baik oleh pasien maupun perawat dapat
membantu mencegah kasus lain (Linda S. William dan Paul D. Hooper,
2011).
2.4 Komplikasi
BAB 3
3.1.Pengkajian
1. Identitas
a. Anak – anak cenderung lebih sering mengalami infeksi virus dibanding
dewasa
b. Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar
c. Sering terjadi pada bayi dan anak
d. Banyak terjadi pada bayi di bawah 3 tahun
e. Kematian banyak terjadi pada bayi kurang 2 bulan
2. Keluhan uama :
a. Sesak nafas
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas selama beberapa hari,
kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala/dada (anak besar)
kadang – kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi
abdomen dan kaku kuduk : timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.
b. Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, sianosis atau
batuk – batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah
menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam
(seizure).
4. Riwayat penyakit dahulu
a. Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan.
b. Predileksi penyakit saluran pernapasan lain seperti ISPA, influenza
sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya
penyakit pneumonia.
c. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat
memperberat klinis klien.
5. Riwayat kesehatan keluarga :
Tempat tinggal : lingkungan dengan sanitasi buruk berisiko lebih besar.
16
6. Riwayat imunisasi :
Riwayat imunisasi jenis IPD, HIB.
7. Riwayat tumbuh kembang
a. Prenatal : riwayat Ante Natal Care.
b. Natal : riwayat ketuban pecah dini, Aspirasi mekonium, asfiksia.
c. Post natal : riwayat terkena ISPA.
8. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
- Amati bentuk thoraks
- Amati frekuensi nafas, irama, kedalamannya
- Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan
diafragma, penggunaan otot bantu pernapasan
- Tanda – tanda retraksi intercostalis, retraksi suprasternal.
- Gerakan dada
- Terdapat tarikan di dinding dada, cuping hidung, tachipnea
- Apakah ada tanda – tanda kesadaran menurun
b. Palpasi
Palpasi dilakukan dengan cara meletakkan kedua tangan pada dinding
thorax dan rasakan :
- Gerakan pernapasan dinding dada
- Raba apakah dinding dada panas
- Kaji vocal fremitus pada saat pasien mengucapkan tujuh tujuh
- Rasakan penurunan ekspansi dada klien.
c. Auskultasi
- Adakah terdengar stridor (bunyi kasar saat inspirasi, karena
penyempitan saluran udara pada orofaring, subglotis atau trakea.
- Adakah terdengar wheezing ( suara pernafasan frekuensi tinggi
nyaring yang terdengar di akhir respirasi. Hal ini disebabkan
penyempitan saluran respiratorik distal.
- Evaluasi bunyi napas, frekuensi, kualitas, tipe dan suara tambahan
d. Perkusi
17
inhalasi.
3.4.Implementasi
Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan dari rencana keperawatan
yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
23
BAB 4
4.1. Kasus
4.2.Pengkajian
4.2.1. Data Demografi
Nama : Ny. R
Usia : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Nginden, Surabaya
Agama : Islam
4.2.2. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri dada dan demam sudah 5 hari disertai menggigil
4.2.3. Riwayat kesehatan sekarang/alasan masuk
Saat ini Ny.K mengeluh sesak napas, batuk produktif, timbul
sianosis, badan lemas dan teraba panas, malaise, dan pasien sulit
mengeluarkan dahak
4.2.4. Riwayat kesehatan masa lalu
Sebelumnya pasein tidak pernah menderita penyakit seperti ini
4.2.5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga Ny. R tidak ada riwayat penyakit tertentu yang
diturunkan/ditularkan
4.2.6. Dasar Data Pengkajian Pasien
1. Aktifitas Istirahat
25
a. Gejala : Malaise
b. Tanda : Badan Lemas
2. Sirkulasi
a. Gejala : Sianosis
b. Tanda : Nadi 100x/menit, TD 130/90 mmHg
3. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada
b. Tanda : Skala Nyeri 8/10
4. Pernafasan
a. Gejala : Penggunaan otot bantu pernafasan
b. Tanda : RR: 24x/menit, batuk produktif, sputum kuning
1. Inspeksi
a. Klien terlihat lemas
b. Klien terlihat gelisah
c. Klien menunjukkan adanya dyspnea
d. Klien mengalami sianosis
e. Dada klien simetris
f. RR nya tinggi (24x/menit)
g. Pola nafas klien tidak teratur
2. Palpasi
a. Dada klien simetris
b. Getaran yang di dengar saat klien mengatakan “tujuh,
tujuh, tujuh” terasa lebih bergetar
3. Perkusi
Hasil perkusi terdengar redup atau lebih padat
4. Auskultasi
Saat auskultasi terdengar suara crackles
5. Kenyamanan
a. Gejala :Badan lemas dan teraba panas
b. Tanda :Suhu 40oC
4.2.7. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath)
26
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
Pemeriksaan Penunjang
Leukosit : 15.000 Ml
PaO2 : 22,5 – 97,5 mmHg
SaO2 : >95%
pHdarah : 7,35-7,45
berlebih
6. Klien terlihat gelisah
Ketidakefektifan
7. Klien mengalami
bersihan jalan nafas
perubahan RR di atas
normal (24x/menit)
8. Klien belum bisa
melakukan batuk
efektif
DO : Respirasi
SaO2 = <95%
Nadi = 100x/menit Nyeri akut
3. Klien menunjukkan
ekspresi wajah nyeri
(mata sayu, grimace)
4. Klien menunjukkan
perubahan ekspresi
wajah (menangis,
kewaspadaan, gelisah)
4.4.Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas b.d sekresi sputum berlebih
2. Gangguan Pertukaran Gas b.d gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah
3. Nyeri Akut b.d. inflamasi akut dan/atau infeksi paru
4. Hipertermia b.d peradangan yang terjadi pada parenkim paru
30
Diagnosa :
NOC NIC
Dalam waktu 2x24 jam klien dapat Manajemen Jalan Napas (3140)
meningkatkan kualitas kebersihan jalan 1. Melakukan fisioterapi dada pada
nafas denganoutcomes: klien
Status Pernafasan : Kepatenan Jalan 2. Menginstruksikan kepada klien
Nafas (0410) untuk melakukan batuk efektif
1. Klien mempunyai frekuensi 3. Membantu klien dalam mengatur
pernafasan yang normal (16- asupan cairan
20x/menit)
2. Klien mempunyai irama pernafasan
Fisioterapi Dada (3230)
yang normal (Normal = teratur)
1. Menggunakan bantal untuk
3. Klien mempunyai kedalaman
menopang posisi klien
inspirasi yang normal (Inspirasi :
2. Melakukan fisioterapi dada
Ekspirasi = 1:2)
minimal 2 jam setelah makan
4. Klien mampu mengeluarkan sekret
3. Menginstruksikan kepada klien
untuk mengeluarkan napas
Pengetahuan: Manajemen Pneumonia
dengan teknik napas dalam
31
(1861)
Diagnosa :
NOC NIC
Dalam waktu 2x24 jam klien dapat Manajemen Jalan Napas (3140)
meningkatkan kualitas pertukaran gas
1. Memposisikan klien untuk
dengan outcomes: memaksimalkan ventilasi.
Status pernapasan : Pertukaran Gas 2. Memosisikan klien untuk
(0402) meringankan sesak napas.
3. Memonitor status pernapasan dan
1. Klien tidak menunjukkan adanya
oksigenasi klien.
sianosis
2. Klien tidak menunjukkan adanya
dyspnea saat beraktivitas. Bantuan Ventilasi (3390)
32
Diagnosa :
NOC NIC
Diagnosa :
Hipertermia(00006)
Kelas 6. Termoregulasi
NOC NIC
34
4.6.Evaluasi
1. S : Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri
O : Klien menunjukkan wajah yang ceria dan berkomunikasi dengan
orang disekitarnya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. S : Klien mengatakan sudah mampu bernafas dengan normal tanpa ada
halangan
O : Klien sudah mampu mengeluarkan dahaknya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
35
BAB 5
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Pukul : 15.00-16.00
RK : Ramona
Sesi 1 : Pertanyaan
Jawaban :
Bu Lailatun:
2. Clauvega (1315111330)
kenapa mengambil resiko kekurangan cairan?
Jawaban :
Herlin:
39
Nisaul:
IWL ialah hilangnnya cairan yang tidak dapat dilihat melalui evaporasi
dan respirasi.
Bu lailatun:
pasien sesak butuh energi, maka semakin banyak cairan yang keluar.
Jawaban :
Pneumonia viral disebabkan oleh virus yang menular melalui barang atau
benda yang terkontaminasi.Pengobatan dengan menggunakan antivirus
bergantung kepada tingkat keparahan pneumonia viral itu sendiri.
Bu lailatun:
Jawaban :
Bu Lailatun:
Tiap nursing process harus saling berkaitan satu sama lain sampai selesai.
40
Perawat dibekali dengan APD (alat pelindung diri) yang khusus untuk mencegah
terinfeksi. Ada pula tatacara untuk mencegah terinfeksi.
Misal : sarung tangan bersih dan steril sekali pakai langsung buang.
pakaian dinas max. dipakai 2 kali.
kalau menggantung baju yang bagian dalam ditaruh di luar.
idealnya: baju bebas (sebelum masuk) pakai baju dinas (di dalam RS)
baju bebas (keluar)