TINJAUAN PUSTAKA
Proses kerja milling adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong
dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang
banyak yang mengitari pahat ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat.
Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan
benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin yang digunakan
untuk memegang benda kerja, memutar pahat, dan penyayatannya disebut mesin frais
(Milling Machine). Mesin milling ada yang dikendalikan secara mekanis (konvensional
manual) dan dengan bantuan CNC. Mesin konvensional manual ada biasanya spindelnya
ada dua macam yaitu horisontal dan vertikal. Sedangkan mesin frais dengan kendali CNC
hampir semuanya adalah mesin frais vertikal (Rahdiyanta, 2010).
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak
utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan
melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk
memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam
maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada
bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai
kekerasan diatas kekerasan benda kerja (Rahdiyanta, 2010).
Mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang sangat teliti. Ciri-cirinya sumbu
putaran pahat freis muka tegak lurus dengan permukaan benda kerja.
Ciri-ciri mesin ini yaitu poros utamanya yang digunakan sebagai pemutar dan
pemegang alat potong pada posisi mendatar dan sumbu putaran pahat freis selubung
sejajar dengan permukaan benda kerja.
3. Mesin Freis Universal
Mesin ini adalah mesin produksi dari konstruksi yang kasar.Bangkunya ini adalah
benda cor yang kaku dan berat serta menyangga sebuah meja kerja yang hanya
memiliki gerakan longitudinal. Penyetelan vertical diberikan dalam kepala spindel
dan suatu penyetelan lintang dibuat dalam pena atau ram spindle (Susetyo, 2005).
Badan (machine column) adalah bagian yang berfungsi sebagai penahan dari
seluruh bagian-bagian mesin itu, di dalamnya terdapat motor penggerak,
susunan roda-roda gigi pengatur kecepatan putar, tempat minyak pelumas
untuk melumasi bagian-bagian yang berputar.
Alas adalah tempat dimana terdapatnya cairan pendingin, cairan pendingin
yang telah dialirkan oleh suatu pompa ke tempat kedudukan pisau frais
berada untuk mengurangi panasnya gesekan antara pisau frais dan benda
kerja agar pisau frais tidak cepat rusak.
Lengan adalah bagian mesin frais yang berguna sebagai tempat kedudukan
penopang atau penahan ujung poros mesin frais dan letaknya adalah paling
atas mesin. Lengan ini bisa digeser-geser sesuai keinginan. Jadi apabila tidka
dibutuhkan maka dibisa digeser karena hanya akan menghalangi suatu
pengerjaan.
Paksi atau spindle adalah poros utama mesin frais dan berfungsi sebagai
tempat kedudukan poros frais (arbor), poros tersebut dimasukkan ke dalam
lubang paksi dan diikat dengan baut pengikat yang letaknya di ujung lubang
paksi, jika mesin dijalankan paksi akan membawa poros ikut berputar.
Lutut adalah tempat kedudukan meja dan eretan meja (sadel), lutut ini ditahan
oleh eretan yang melekat pada bagian mesin serta ditopang oleh poros berulir
sebagai poros penggerak naik turunnya lutut tersebut.
Sadel adalah bagian yang menyokong meja dan terpasang diatas lutut, bagian
bawahnya berbentuk sambungan ekor burung yang menghubungkan bagian
atas lutut, bagian atasnya terdapat bantalan penahan meja dan mempunyai
sambungan ekor burung yang bentuknya memanjang, meja tersebut diikatd
dengan baut yang terpasang pada salurannya.
Meja berfungs sebagai tempat kedudukan benda kerja yang akan disayat,
permukaannya sangat rata dan beralur, gunanya disamping tempat kedudukan
baut-baut pengikat juga sebagai saluran untuk mengalirkan cairan pendingin
yang sudah terpakai ke tempat bak penampungan.
(digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3899551926926.pdf,
diakses pada tanggal 20 September 2017)
1. Ragum (catok) Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus
dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan
gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis, antara lain: ragum biasa, ragum
berputar, dan ragum universal.
a. Ragum biasa Ragum biasa digunakan untuk menjepit benda kerja yang
bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang
datar saja. Bagian bawah ragum dapat disetel posisinya sesuiai dengan posisi
benda kerja yang akan difrais. Bila sudah sesuai baru kemudian diikat kuat dengan
mur baut ke meja mesin freis. Adanya ikatan ini diharapkan benda kerja tidak akan
mengalamai perubahan posisi saat dikerjakan dengan mesin frais.
b. Ragum berputar Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang
harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum
biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar hingga
sudut 360°. Ragum ini juga diletakkan di atas meja mesin frais secara horizontal
yang diikat dengan mur baut dengan kuat. Bagian tengahnya terdapat skala
nonius yang dapat digunakan untuk menentukan sudut putaran yang
dikehendaki.
3. Kepala Lepas Kepala lepas digunakan untuk menyangga benda kerja yang
dikerjakan dengan dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak
terangkat atau tertekan ke bawah.
5. Stub arbor Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum
dipasang pada sarung tirus pada sumbu utama.
6. Arbor Pisau pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor yang posisinya
diatur dengan pemasangan ring arbornya. Arbor jenis ini biasanya digunakan
untuk mesin frais horisontal saja (Sumbodo, 2008)
Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Jenis-jenisnya berdasarkan jenis
pahat , arah penyayatan, dan posisi relatif pahat terhadap benda kerja. Berikut adalah
contoh gambar dari proses pada mesin milling (Rahdiyanta, 2010) :
a) Frais Periperal (Peripheral Milling) atau disebut juga slab milling adalah proses
milling dengan permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pahat yang terletak
pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pahat biasanya
pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.
b) Frais muka (Face Milling) adalah proses milling dimana pahat dipasang pada
spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda
kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung
dan selubung pahat.
c) Frais jari (End Milling) adalah proses milling dimana ujung pahat berputar pada
sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja. Pahat dapat digerakkan
menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pahat
terletak pada selubung pahat dan ujung badan pahat.
2.5.7 Parameter pada Mesin Milling
2.6 Assembly
Material terbagi menjadi 3 jenis, yakni non logam, logam, dan komposit. Non
logam terbagi lagi menjadi yang berasal dari alam ataupun buatan manusia atau tiruan.
Contoh material non logam yang berasal dari alam adalah kayu, batu, keramik, kulit,
karet alam dll. Sedangkan material non logam yang dibuat oleh manusia/ tiruan
contohnya adalah thermosetting, thermoplastic, syntetic rubber, neoprene, butyl-
rubbers, PVC, ptfeteplon, nylon, bakelite, polythene, dll. Sedangkan material logam
terbagi menjadi :
a. Non Ferro
- Logam Berat
- Logam Ringan
- Logam Mulia
b. Ferro
- Besi Tuang
- Baja Paduan
- Besi Tempa
Berikut adalah rincian dari material yang digunakan dalam proses praktikum
proses manufaktur 2017 :
a. Besi ST 40
b. Alumunium dengan tebal 8 mm
c. Alumunium dengan tebal 2 mm
2.8 K3
2.8.1 Definisi
K3 atau kesehatan dan keselamatan kerja memiliki 3 definisi utama, yaitu:
1) Definisi menurut Filosofi
Menurut filosofi, K3 merupakan suatu pemikiran serta upaya untuk menjamin
suatu keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani dari tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya
2) Menurut keilmuan
Menurut keilmuan, K3 adalah semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan sebagainya
3) Definisi menurut OHSAS 18001 : 2007
Menurut OHSAS, K3 adalah semua kondisi dan factor yang dapat berdampak
pada keselamatan dan kesehatan kerja baik bagi tenaga kerja maupun orang
lain (kontraktor, pemasok, pengunjung, dan tamu)
2.8.2 Tujuan
Tujuan utama dari diterapkannhya K3 pada proses produksi adalah:
1) Melindungi dan menjamin keselamtan dari setiap tenaga kerja dan orang lain
yang berada di daerah tempat kerja
2) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien
3) Menjamin proses produksi aman dan lancer
sebagainya.
2.10.3 RCA
Root Cause Analysis (RCA) adalah sebuah tool dalam penyelesaian masalah
untuk membantu menemukan dan memahami akar penyebab masalah dengan tujuan
menghilangkan akar penyebab masalah tersebut dan mencegah masalah tersebut muncul
kembali, sehingga RCA memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi asal-usul
terjadinya suatu masalah. Ada beberapa langkah dalam membuat RCA, yaitu:
1) Definisikan masalah
2) Kumpulkan data
3) Identifikasi beragam penyebab yang mungkin
4) Identifikasi akar masalah (root cause)
5) Ajukan dan implementasi solusi