Anda di halaman 1dari 14

Pergi ke ladang memetik ketan,

pergi ke hulu naik sampan.


Lemah lembut dalam perkataan,
tingkah laku mestilah sopan.

Indah suara ayam bekisar,


hinggap ia di atas pagar.
Kasih ibu sangatlah besar,
berjuang demi anak dengan tegar.

Berkhayal tinggi mengawang-awang,


tiada kerja masa depan kelam.
Demi anak Ibu berjuang,
tak kenal siang dan malam.

Berteduh di bawah bayang-bayang,


menatap elang jauh melayang.
Demi anak yang tersayang.
rela nyawa hingga melayang.

Ikan masuk ke dalam bubu,


ikan gabus tidak berduri.
Kasihilah olehmu sang Ibu,
lebih dari dirimu sendiri.
Bunga mekar berseri-seri,
kancil memandang dari kursi.
Ayah pergi pagi setiap hari,
demi mendapat sesuap nasi.

Sawah luas tempatnya padi,


padi dibawa dengan pedati.
Jadilah anak yang berbudi,
pada Ayah kita berbakti.

Siput berjalan dengan lamban,


menuju ibukota kerajaan.
Menghormati Ayah adalah kewajiban,
yang tercantum dalam al Quran.
Nasi kemarin sudah basi,
bercampur dengan ikan teri.
Jadilah anak yang berprestasi,
agar hatinya berseri-seri.

Tiada henti larinya,


kaki kancil merasa lelah.
Hatinya akan bahagia,
bila engkau rajin sekolah.

Jalan-jalan ke Tanjung Pinang,


ramai orang di batu belah.
Hatinya pasti akan senang,
bila melihatmu jadi anak shalehah.

Anak ayam memakan lipan,


cepat sekali mematuknya.
Belajarlah demi masa depan,
agar hidupmu bahagia.

Jika datang hari raya,


banyak orang yang bergaya.
Jika hidupmu bahagia,
bahagia pula hati Ayah.
Sungai amat jerniah airnya,
tempat bersarang si lintah.
Patuhi perintah darinya,
jangan suka membantah.
Terbang tinggi si elang sakti,
hinggap ia dipohon meranti.
Jadilah anak yang berbakti,
kata-katanya engkau turuti.

Untuk apa minyak jelantah,


untuk dicampur dengan cuka.
Kalau engkau suka membantah,
pastilah Ayah akan berduka.

Bangau turun ke tanah rawa,


mencari ikan dapatnya serangga.
Berbakti kepada orang tua,
adalah jalan menuju surga.

Ke pasar membel ikan belida,


ikan belida sedap rasanya.
Selagi Ayah masih ada,
jangan berlaku sia-sia.

Buah matang tolong petikan,


akan dimasak dengan santan.
Di setiap sholat kita doakan,
agar Ayah mendapatkan keselamatan.
Bambu habis dimakan panda,
Panda tajam gigi dan kukunya.
Membantu Ibu sebuah tanda,
Anak yang berbakti pada orang tua.

Manis rasanya air tebu,


Sangat segar hingga kepala.
Kita belajar membantu Ibu,
Ibu senang kita berpahala.

Hari minggu pergi ke kemah,


Bawa tali jangan pita.
Belajarlah menyapu rumah,
Bersih rumah nyamanlah kita.
Senja hati langitpun merah,
Duduk memandang alangkah indahnya.
Jangan buat Ibu marah,
Taatilah segenap nasehatnya.
Asam rasanya air cuka,
Tercampur dengan air tebu.
Kepada orang tua jangan durhaka,
Lebih lebih kepada Ibu.

Kabut gunung melayah-layah,


Dari jauh putih warnanya.
Betapa ibu bersusah payah,
Mengandung kita berbulan lamanya.

Hitam warnanya badan lutung,


Tak seperti badan si kera.
Jasa Ibu Bapak tak terhitung,
Alangkah banyak tiada terkira.
Bambu besar bambu betung,
Tumbuhnya di tanah darat.
Anak berbakti pasti beruntung,
Di dunia dan di akhirat.

Lucu-lucu si anak rusa,


Membuat iri para kera.
Anak durhaka pasti disiksa,
Di dunia sudah sengsara.
Jalan-jalan ke Selat Malaka,
Kaki tersandung jadilah luka.
Sekali saja kita durhaka,
Tuhanpun pasti akan murka.

Kenapa hutan terdengar ribut,


Rupanya tupai berubut buluh.
Berkatalah lemah lembut,
Jangan sekali-kali mengeluh.

Orang berjalan beriring beruntun,


Hari kemenangan sedang dirayakan.
Di hadapannya bersikap santun,
Jangan lupa banyak mendoakan.
Bekerja sehari tubuh lelah,
baca puisi indah irama.
Bila engkau masih sekolah,
belajar adalah tugas utama.

Timun mentah seperti labu,


dalam pasar jua bertemu.
Taati perintah ayah Ibu,
supaya berkah jalan hidupmu.
Badan basah tak terasa,
gerimis turun tergesah-gesah.
Bila susah engkau rasa,
banyak taubat tinggalkan dosa.

Jalan lambat siput di kiri,


kancil lari sampaihlah sudah.
Dosa menghambat jalan rezeki,
jauhi dosa rezekipun mudah.

Air kelapa enak rasanya,


walau basah amat senangnya.
Barang siapa dunia cita-citanya,
pasti susah jalan hidupnya.
TUGAS BAHASA INDONESIA
KELAS VII.4
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. Meuthia Khairunnisa.
2. Dhea Lova Rahmadani.
3. Azizah.
4. Rio Anggara.
5. Arif Nur Azmi.
6. Aditya Prasetyo.
7. Aldo Revaldo.
8. Bintang Rizky Ditama F.

Anda mungkin juga menyukai