Anda di halaman 1dari 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kecemasan adalah suatu wujud tingkah laku yang rumit dari interaksi dinamis
antara organisme dan lingkungan sekitar. Kecemasaan akan memiliki respon
tubuh seperti meningkatnya tekanan darah, pernafasan semakin cepat, tremor,
gugup dan kurangnya koordinasi tubuh. Hal ini diperantarai oleh sistem limbik,
talamus, korteks frontal dan sistem hormonal (Tomb, 2004).
Dopamin merupakan hormon yang bekerja sebagai pusat kontrol gerak
tubuh. Hormon ini penting pada otak mamalia karena mengontrol fungsi
lokomotorik, kognisi, emosi dan mengatur fungsi organ faal di dalam tubuh
(Ikawati, 2006). Salah satu induksi obat yang dapat menghambat fungsi dopamin
di dalam tubuh adalah Klorpromazin. Obat ini biasanya diberikan kepada
penderita Skizofrenia, yang apabila diberikan akan menurunkan kadar dopamin.
Efek obat ini menyebabkan Sindrom Parkinson berupa kurangnya mobilitas,
kekakuan anggota gerak dan postur tidak stabil (Kruger, 2003). Begitu banyak
studi terhadap hewan yang difokuskan untuk melihat tingkah laku seperti
kecemasan dengan pemberian obat, tetapi penelitian tentang tingkah laku akibat
pajanan musik klasik yang diterima, hanya mendapatkan sedikit perhatian.
Musik digunakan sebagai salah satu terapi yang saat ini dikembangkan
untuk mengubah tingkat kecemasan. Musik juga mempunyai peranan penting
dalam kehidupan dan telah diketahui mempunyai efek secara langsung dan tidak
langsung terhadap fungsi fisiologis tubuh (Rauscher et al., 1993). Fungsinya
berupa korelasi sistem saraf simpatis dan parasimpatis pada penderita gangguan
otak (Iwanaga et al., 1997). Musik yang digunakan dalam hal ini adalah musik
klasik oleh Mozart. Pada penelitian yang dilakukan Den’etsu Sutoo dan Akiyama
tahun 2004, diketahui bahwa musik Mozart bekerja secara efektif dalam
memperbaiki gejala penyakit akibat gangguan hormonal dopamin. Hal ini
diperkirakan karena musik Mozart yang terdiri atas nada-nada yang rumit dapat
2

memperlancar pola-pola syaraf sehingga kembali mengaktifkan fungsi hormonal


pada otak (Campbell, 2002).
IntelliCage adalah suatu desain yang disediakan untuk menguji
kemampuan kognitif hewan pengerat dalam laboratorium, menyesuaikan waktu
yang sama dengan standart kandang laboratorium hewan pengerat. IntelliCage
digunakan untuk menguji penelitian fenotipe dan genotipe, kemampuan kognitif
hewan coba seperti pola dan frekuensi aktifitas. Hal ini digunakan pada bidang
Biomedis dan Dasar Tingkah Laku, neurobiologi, dan genetika. IntelliCage
menjalankan penelitian dan merekam semua data untuk setiap mencit, menguji
dan mengontrol pola aktifitas harian mencit. Aktifitas sosial di kandang dan
berkurangnya jumlah penanganan manual manusia dapat mengurangi berbagai
efek samping. Pada faktanya, IntelliCage dapat memperkaya pengetahuan tentang
tingkah laku mencit dan stereotipe yang tidak dapat teramati oleh manusia (TSE,
2013).

1.2. Perumusan Masalah


Stres yang dipicu oleh pemberian obat Klorpromazin dapat meningkatkan
kecemasan pada mencit. Klorpromazin merupakan suatu obat yang menghambat
hormon dopamin pada otak. Hormon ini berfungsi membantu pergerakan motorik,
meningkatkan kerja sistem saraf tepi di seluruh bagian tubuh dan mengatur
kestabilan emosi.
Terapi musik akhir-akhir ini sedang sangat dikembangkan dalam dunia
medis terutama dalam hal kinerja musik terhadap sistem hormonal otak. Beberapa
penelitian tentang Musik Klasik Mozart menunjukkan efek yang signifikan
terhadap perkembangan otak, tingkat kecerdasan dan ketenangan. Kebanyakan
studi pada hewan uji coba hanya fokus terhadap kemampuan tingkah laku belajar
terhadap ruang.
Pada penelitian ini, apakah pemberian stimulus audio Musik Klasik
Mozart dapat berpotensi menurunkan tingkat kecemasan mencit setelah diinduksi
obat Klorpromazin (CPZ) yang diamati dengan menggunakan alat IntelliCage.
3

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perbandingan aktifitas motorik mencit pada saat
sebelum dan sesudah pemajanan stimulus audio Musik Klasik Mozart
setelah diinduksi obat Klorpromazin.
b. Untuk mengetahui perbandingan frekuensi pernafasan mencit pada saat
sebelum dan sesudah pemajanan stimulus audio Musik Klasik Mozart
setelah diinduksi obat Klorpromazin.
c. Untuk mengetahui perbandingan aktifitas minum mencit pada saat
sebelum dan sesudah pemajanan stimulus audio Musik Klasik Mozart
setelah diinduksi obat Klorpromazin.

1.4. Hipotesis
a. Diduga pemberian induksi obat Klorpromazin dapat meningkatkan
tingkat kecemasan dari tingkah laku mencit (Mus musculus L.) jantan.
b. Diduga pemajanan stimulus audio Musik Mozart dapat menurunkan
tingkat kecemasan dari tingkah laku mencit jantan (Mus musculus L.)
jantan.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
instansi terkait tentang ilmu tingkah laku (etiologi) hewan uji coba yang
dipengaruhi oleh musik klasik.

Anda mungkin juga menyukai