Anda di halaman 1dari 8

e-Journal.

Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 29-36

PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN CAT TEKSTIL TERHADAP HASIL JADI


PEWARNAAN MOTIF DENGAN TEKNIK BLOCK PRINTING
PADA JAKET BERBAHAN SUEDE SINTETIS

Nur Istiqomah
Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Uyizassyafii@gmail.com

Yuhri Inang Prihatina


Dosen Pembimbing Skripsi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Inang_yuhri@yahoo.com

Abstrak
Pencapan blok (block printing) adalah teknik pemberian warna pada permukaan kain sesuai
motif dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari kayu atau logam tembaga dengan bagian
motif yang menonjol. Oleh karena itu diperlukan jenis pewarna tekstil yang sesuai untuk
mendukung mutu dan kualitas hasil seni tersebut. Pewarna tekstil dipilih karena bersifat lebih
cemerlang dan warnanya tidak cepat memudar. Namun tidak semua pewarna tekstil menghasilkan
warna yang cemerlang. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi bahan yang ada didalamnya, Oleh
karena itu dilakukan penelitian mengenai pengaruh jumlah kandungan minyak yang ada dalam cat
tekstil, jumlah kandungan minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45,15% dan 47,50%
dilakukan dengan teknik block printing dan diterapkan pada jaket berbahan suede sintetis. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah kandungangan cat tekstil terhadap
pewarnaan, dan untuk mengetahui hasil jadi pewarnaan terbaik. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen, metode pengumpulan data menggunakan observasi. Observasi dilakukan
oleh 30 observer. Analisis data menggunakan Independent Sample T- test dengan bantuan SPSS
17 dengan taraf nyata signifikan 5%. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil jadi pewarnaan block printing menggunakan jumlah
kandungan minyak 45,15% dikatakan terbaik dilihat dari aspek ketajaman warna, kerataaan warna,
daya serap warna, sifat pegangan kain dan daya ketahanan luntur terhadap penyetrikaan dengan
kategori baik. Dengan demikian terdapat pengaruh perbandingan jumlah kandungan minyak
45,15% dan 47,50% terhadap hasil jadi pewarnaan block printing pada aspek ketajaman warna,
kerataaan warna, daya serap warna, sifat pegangan kain dan daya ketahanan luntur terhadap
penyetrikaan. Hasil jadi pewarnaan block printing pada jaket berbahan suede sintetis yang terbaik
adalah menggunakan jumlah kandungan minyak 45,15%.
Kata kunci: Pewarnaan, teknik block printing, cat tekstil, suede sintetis

Abstract
Block printing is a technique of giving color on fabric surface as it motif by using block
made of wood or copper where the motive area is prominent. Therefore, the suitable kind of textile
paint is needed to support quality of that art product. Textile dye selected because the color is
brighter and long lasting. But not all of textile dye produced bright color. This is affecting by
ingredient composition inside. Thus, research about the effect quantity of oil contained in textile
paint conducted. The oil quantity used in this research are 45.15% and 47.5% conducted with
block printing technique and applied on jacket made of synthetic suede. The aims of this research
are to know the effect of textile paint quantity toward coloring and to know the best product of
coloring. This research is experimental research. Data collecting method used is observation. The
observation performed by 30 observers. Data analysis is using independent sample t-test assisted
by SPSS 17 with significance 5%. The instrument in this research is observation sheet. Research
yield shows that the outcome of block printing by using oil content 45.15% is the best, because
has aspects of color sharpness, color evenness, color absorption, fabric grip properties and fade-
proof against ironing. The best outcome of block printing on jacket made of synthetic suede using
oil quantity 45.15%.
Keywords: coloring, block printing technique, testile paint, synthetic suede.

29
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 29-36

PENDAHULUAN pengencer atau pelarut (2:1). Diperoleh hasil


Pembuatan produk produk fashion agar pewarnaan yang berbeda beda. hasil pewarnaan
terlihat lebih indah diperlukan proses pemberian pada kulit (sapi, domba, kambing) hampir sama
warna dan pemindahan desain pada bahan atau kain warna tidak bisa terserap dengan baik, warna tidak
yang dikenal dengan teknik pencapan. Pencapan bisa merata, terjadi bleeding akibat dari teknik
adalah suatu proses pewarnaan pada bahan tekstil penekanan blok yang tidak sesuai dengan tekstur
secara tidak merata (setempat) dengan menurut dan struktur kulit (leather). Pada bahan katun hasil
motif/corak tertentu dengan hasil warna diharapkan pewarnaan tidak terjadi bleeding namun hasil
bersifat permanen. Menurut Sunarto pencapan pencapan dengan teknik block printing terlihat
adalah suatu proses pemberian warna pada kain warna kurang merata. Hasil pewarnaan pada
secara tidak merata sesuai dengan motif yang telah bahan suede sintetis terlihat lebih rata, warna
ditentukan dan hasilnya memiliki ketahanan luntur terserap dengan baik, tidak terjadi bleeding.
warna (2008:227). Teknik pencapan itu sendiri Sehingga bahan suede sintetis dipilih dalam
terdiri dari berbagai macam diantaranya: pencapan melakukan penelitian ini.
blok (block printing), pencapan kasa (screen Dilakukan pra eksperimen selanjutnya
printing), pencapan roll (roller printing), pencapan dengan menguji jenis cat tekstil yaitu menggunakan
semprot (spray printing), pencapan rotary (rotary cat tekstil sintetis dan cat akrilik. Cat tekstil sintetis
printing), pencapan flok (flock printing), pencapan dan cat akrilik berbetuk pasta sehingga diperlukan
alih (transfer printing), pencapan perotin (perotine air sebagai pelarut cat menjadi lebih cair dan
printing) dan batik. Beberapa jenis pencapan diatas tersedia banyak pilihan warna. Masing masing dari
pencapan blok (block printing) merupakan teknik kedua jenis cat tersebut kemudian dilakukan uji
yang paling sederhana, Sunarto (2008:227) coba menggunakan teknik block printing yang
mengatakan dalam bukunya, pencapan blok (block dikerjakan pada bahan suede sintetis, hasil dari pra
printing) adalah teknik pemberian warna pada eksperimen dengan menggunakan cat tekstil
permukaan kain sesuai motif dengan menggunakan sintetis dan cat akrilik dilihat dari ketahanan luntur
cetakan yang terbuat dari kayu atau logam tembaga terhadap panas penyetrikaan menghasilkan warna
dengan bagian motif yang menonjol. Untuk lebih pudar pada cat akrilik dan daya serap yang
menghasilkan karya tidak lepas dari suatu nilai- kurang baik karena hanya menempel pada
nilai seni, maka diperlukan jenis pewarna tekstil permukaan bahan. Sedangkan uji coba
yang sesuai untuk mendukung mutu dan kualitas menggunakan cat tekstil sintetis dilihat dari
hasil seni tersebut. Pewarna tekstil dipilih karena ketahanan luntur terhadap panas penyetrikaan
bersifat lebih cemerlang dan warnanya tidak cepat menghasilkan warna sedikit pudar dan daya serap
memudar (Sunarto, 2008:58). Pewarnaan tekstil yang cukup baik pada bahan. Dari hasil pra
dengan pelarut air dipilih karena memiliki sifat eksperimen tersebut maka dipilih menggunakan cat
yang lebih cepat kering dari bahan pelarut minyak, tekstil sintetis. Menurut Lubis dkk (1998:69)
selain itu cat ini memiliki karakteristik tahan komposisi cat tekstil sintetis terdiri dari binder,
terhadap air. solvent (pengental), pigmen (pewarna) dan resin.
Telah dilakukan beberapa uji pendahuluan Dari keempat unsur tersebut yang berperan besar
untuk mengetahui penggunaan alat block printing untuk mendapatkan pewarnaan yang tajam adalah
yaitu alat blok mempunyai pengaruh terhadap hasil kandungan minyak atau kandungan solvent
jadi pewarnaan, media digunakan yaitu media karet (pengental) yaitu kandungan minyak dalam cat
dan papan MDF dengan ketebalan masing masing tekstil yang berfungsi untuk melekatkan zat warna
0,2 cm. dari hasil uji coba didapatkan bahwa media pada bagian bahan tekstil yang akan diwarnai
karet menunjukkan hasil yang lebih baik, tidak selama proses pencapan berlangsung, sehingga
timbul garis luar pada bentuk motif, selain mudah diperoleh batas gambar yang tajam, warna yang
dibersihkan dari cat dengan air. Sedangkan media rata, dan penetrasi zat warna yang cukup baik
papan MDF setelah digunakan berulang-ulang akan (Sunarto, 2008: 282). Pengental (kandungan
menggumpal pada blok, karena struktur papan minyak) memiliki pengaruh terhadap hasil warna,
MDF yang menyerap cairan dan hal ini akan pengental dengan kandungan zat padat lebih rendah
berpengaruh pada hasil jadi pewarnaan block memberikan hasil warna yang lebih tinggi
printing sehingga pada motif pewarnaan nampak dibandingkan pengental dengan zat padat lebih
lebih tebal seperti terdapat garis luar/outline. tinggi, hal ini disebabkan karena pengental dengan
Sehingga peneliti memilih menggunakan alat blok kandungan zat padat yang rendah membentuk
dengan media karet dalam melakukan penelitian. lapisan film tipis sehingga jalur difusi zat warna
Pra eksperimen ke-2, dilakukan untuk lebih pendek dibandingkan dengan pengental
mengetahui apakah terdapat pengaruh terhadap kandungan zat padat tinggi (Sunarto, 2008:283).
jenis bahan. Pada pra eksperimen ke-2 ini Berdasarkan hasil uji laboratorium diketahui bahwa
digunakan jenis bahan kulit (sapi, domba, kandungan minyak (pengental) menunjukkan
kambing), bahan katun, dan Suede sintetis dengan jumlah kandungan yang berbeda, yaitu jumlah
menggunakan perbandingan cat tekstil dan kandungan minyak (pengental) 45,15% dan

30
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 29-36

47,50%. Oleh karena itu dilakukan penelitian lebih f) Waktu dan tempat dilakukan pada hari dan
lanjut untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil tempat yang sama untuk menghindari
jadi pewarnaan dengan menggunakan block ketidaksamaan hasil jadi teknik block
printing. printing yang digunakan.
Desain Penelitian
METODE PENELITIAN
Menurut Sudjana (2006: 67) Desain
Jenis Penelitian
penelitian eksperimen adalah suatu rancangan
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti
percobaan dengan tiap langkah yang benar-benar
adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto
teridentifikasi sedemikian rupa sehingga informasi
(2010:9) penelitian eksperimen ini peneliti sengaja
yang berhubungan dengan atau diperlakukan untuk
membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau
persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan .
keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya.
Karena penelitian ini adalah eksperimen maka
Tempat dan Waktu Penelitian desain penelitian yang digunakan adalah sebagai
1. Tempat Penelitian berikut:
Tempat penelitian dilakukan di
Tabel 1. Desain penelitian
Laboratorium Desain Jurusan PKK Fakultas
Teknik – Universitas Negeri Surabaya. Kandungan Ditinjau dari Hasil Jadi
2. Waktu Eksperimen Minyakat Pewarnaan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Tekstil Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
2014 sampai dengan Maret 2015. X1
X
X2
Definisi Operasional Variabel
Menurut Arikunto (2002: 96) variabel Keterangan :
adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik X : Kandungan Minyak Cat Tekstil
perhatian suatu penelitian, variabel yang X1 : Cat Tekstil (kandungan minyak 45,15%)
mempengaruhi disebut variabel penyebab. Menurut X2 : Cat Tekstil (kandungan minyak 47,50%)
Sugiyono (2011: 38) variabel penelitian adalah Y1 : Hasil jadi pewarnaan dengan teknik blok
segala sesuatu yang berebentuk apa saja yang printing ditinjau dari kerataan warna
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga Y2 : Hasil jadi pewarnaan dengan teknik blok
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian printing ditinjau dari ketajaman warna
ditarik kesimpulannya. Adapun variabel-variabel Y3 : Hasil jadi pewarnaan dengan teknik blok
dalam penelitian ini adalah: printing ditinjau dari daya serap warna
1. Variabel bebas atau variabel Independen.Dalam Y4 : Hasil jadi ditinjau dari pengaruh kandungan
penelitian ini yang menjadi variabel bebas minyak cat tekstil dari sifat pegangan kain
adalah jumlah kandungan minyak cat tekstil Y5 : Hasil jadi ditinjau dari pengaruh kandungan
45.15% dan jumlah kandungan minyak cat minyak cat tekstil dari daya tahan terhadap
tekstil 47.50% penyetrikaan
2. Variabel terikat atau Variabel Dependen. Dalam Metode Pengumpulan Data
penelitian ini yang menjadi variabel terikat Metode pengumpulan data dalam
adalah hasil jadi pewarnaan dengan teknik block penelitian ini adalah observasi. Mengobservasi
printing pada jacket ditinjau dari aspek dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
ketajaman warna, kerataan warna, daya serap pendengaran, perabaan dan pengecapan. Menurut
warna, sifat pegangan kain (kekakuan) dan daya Arikunto (2010: 265). Teknik observasi adalah
tahan luntur terhadap penyetrikaan. suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
3. Variabel kontrol adalah variabel yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga berstandart, tujuan pokok dari observasi adalah
hubungan variabel bebas dan variabel terikat mengadakan pengukuran terhadap variabel.
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak (Arikunto, 2002:197). Alat observasi yang
diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi digunakan adalah lembar observasi dengan check
variabel kontrol adalah: list (v). Check list yaitu suatu daftar yang berisi
a) Jenis cat yang digunakan adalah cat tekstil nama-nama subyek dan faktor – faktor yang
b) Pelarut yang digunakan adalah air mineral , hendak diselidiki, hal ini untuk mensistematiskan
dengan perbandingan 2:1 (2 ml cat tekstil : 1 catatan observasi. Observasi ini dilakukan oleh 30
ml air) responden yang terdiri dari 25 orang mahasiswa
c) Kekentalan minyak masing masing cat dan 5 orang dosen yang mempunyai pengetahuan
(13.05 cps, berdasarkan uji laboratorium) dibidang Tata Busana dan pengetahuan tentang
d) Teknik yang digunakan adalah teknik block tekstil. Semakin banyak penilaian yang masuk
printing berati pengambilan data dalam penilitian ini lebih
e) Pelaku penelitian adalah peneliti obyektif.

31
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 29-36

Instrumen Penelitian Sesuai dengan tabel diatas dijelaskan t


Instrumen penelitian adalah alat yang hitung 4,837 dengan tingkat signifikan 0,000
digunakan dalam pengumpulan data penelitian, < 0,05 . Maka pada aspek kerataan warna
agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik terdapat perbedaan hasil jadi pewarnaan jaket
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis dengan perbandingan jumlah kandungan
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002:126). minyak 45,15% dan jumlah kandungan
Instrumen penelitian yang penulis gunakan yaitu minyak 47,50%.
yang terdiri atas lembar observasi atau format atau 2. Hasil Jadi Pewarnaan Ditinjau dari Aspek
blangko pengamatan yang berisi item tentang Ketajaman Warna
kejadian yang digambarkan akan terjadi dan
penilaiannya dilakukan dengan memberi tanda Tabel 3. Ringkasan Uji t Untuk Aspek
check list (v) pada daftar yang disediakan dan diisi Ketajaman Warna
oleh observer secara langsung oleh perantara.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu
metode atau cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, dimana
pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh Sesuai dengan tabel diatas dijelaskan t
data yang dibutuhkan untuk membentuk kenyataan hitung 2,904 dengan tingkat signifikan 0,005 <
dan kenyataan dari objek yang telah ditemukan 0,05. Maka pada aspek ketajaman warna
sehingga dapat diperoleh hasil kesimpulan yang terdapat perbedaan hasil jadi pewarnaan jaket
obyektif (Nazir, 2005:174). Metode pengumpulan dengan perbandingan jumlah kandungan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak 45,15% dan jumlah kandungan minyak
observasi. Observasi dapat dilakukan melalui 47,50%.
penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan 3. Hasil Jadi Pewarnaan Ditinjau dari Aspek
dan pengecapan. Pengambilan data dilakukan oleh Daya Serap Warna
30 observer yang dilakukan di gedung PKK
Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Tabel 4. Ringkasan Uji t Untuk Aspek
Metode Analisis Data Daya Serap Warna
Menurut Sugiono (2012: 244) Analisis data
adalah proses mencari dan mencari secara
sistematis data yang di peroleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit – unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam bola,
Sesuai dengan tabel diatas dijelaskan t
memilih mana yang penting dan yang akan
hitung 3,363 dengan tingkat signifikan 0,001 <
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
0,05. Maka pada aspek daya serap warna
mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
terdapat perbedaan hasil jadi pewarnaan jaket
lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam
dengan perbandingan jumlah kandungan
penelitian ini adalah dengan menggunakan
minyak 45,15% dan jumlah kandungan minyak
Independent Sampel T-Test dengan bantuan
47,50%.
komputer program SPSS 17 taraf nyata 5 %.
4. Hasil Jadi Pewarnaan Ditinjau dari Aspek
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Pegangan Kain (kekakuan)
Penyajian Analisis Data Statistik Tabel 5. Ringkasan Uji t Untuk Aspek
Setelah data terkumpul kemudian data Sifat Pegangan Kain
dianalisis statistik menggunakan uji t (Independent
Sample T – Test) Berikut ini adalah penyajian data
statistik tiap aspek:
1. Hasil Jadi Pewarnaan Ditinjau dari Aspek
Kerataan Warna
Tabel 2. Ringkasan Uji t Aspek Kerataan Warna
Sesuai dengan tabel diatas dijelaskan t
hitung 2,755 dengan tingkat signifikan 0,008 <
0,05. Maka pada aspek sifat pegangan kain
terdapat perbedaan hasil jadi pewarnaan jaket
dengan perbandingan jumlah kandungan
minyak 45,15% dan jumlah kandungan minyak
47,50%.

32
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 29-36

5. Hasil Jadi Pewarnaan Ditinjau dari Aspek Dari gambar diagram batang dijelaskan
Daya Tahan Luntur Terhadap Penyetrikaan bahwa aspek ketajaman warna pada hasil jadi
pewarnaan jaket dengan teknik block printing
Tabel 6. Ringkasan Uji t Untuk Aspek Daya dapat diperoleh nilai mean pada jumlah
Tahan Luntur Terhadap Penyetrikaan kandungan minyak cat tekstil 45,15% adalah
sebesar 3,30 termasuk dalam kategori sangat
baik. Sedangkan nilai mean pada jumlah
kandungan minyak cat tekstil 47,50% adalah
sebesar 2,50 termasuk kategori baik.
3. Aspek Daya Serap Warna

Sesuai dengan tabel diatas dijelaskan t


hitung 2,299 dengan tingkat signifikan 0,025
< 0,05. Maka pada aspek ketahanan luntur
terhadap penyterikaan terdapat perbedaan
hasil jadi pewarnaan jaket dengan
perbandingan jumlah kandungan minyak
45,15% dan 47,50%. Gambar 3. Diagram Batang
Penyajian Data Mean Nilai Mean Aspek Daya Serap Warna
Data dalam penelitian ini adalah mengenai
penilaian observasi tentang pegaruh penggunaan Dari gambar diagram batang dijelaskan
jumlah kandungan minyak pada cat tekstil 45, bahwa aspek daya serap warna pada hasil jadi
15% dan 47,50% dengan teknik block printing pewarnaan jaket dengan teknik block printing
yang ditinjau dari 5 aspek yaitu hasil kerataan dapat diperoleh nilai mean pada jumlah
warna, ketajaman warna, daya serap warna, sifat kandungan minyak cat tekstil 45,15% adalah
pegangan dan daya tahan luntur warna terhadap sebesar 3,33 termasuk dalam kategori sangat
penyetrikaan yaitu untuk mengetahui manakah baik. Sedangkan nilai mean pada jumlah
diantara jumlah kandungan minyak pada cat tekstil kandungan minyak cat tekstil 47,50% adalah
45, 15% dan 47,50% yang memiliki hasil terbaik sebesar 2,81 termasuk kategori baik.
dilihat dari rata rata atau mean tiap aspek. 4. Aspek Sifat Pegangan Kain (Kekakuan)
Penjelasan dari masing masing aspek tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Aspek Kerataan Warna

Gambar 4. Diagram Batang Nilai Mean Aspek


Sifat Pegangan Kain (kekakuan)
Gambar 1. Diagram Batang
Nilai Mean Aspek Kerataan Warna Dari diagram batang dapat dijelaskan
bahwa aspek pegangan kain pada hasil jadi
Dari gambar diagram batang dijelaskan pewarnaan jaket dengan teknik block printing
bahwa aspek kerataan warna pada hasil jadi dapat diperoleh nilai mean pada jumlah
pewarnaan jaket dengan teknik block printing kandungan minyak cat tekstil 45,15% adalah
dapat diperoleh nilai mean pada jumlah sebesar 3,32 termasuk dalam kategori sangat
kandungan minyak cat tekstil 45,15% adalah baik. Sedangkan nilai mean pada jumlah
sebesar 2,97 termasuk dalam kategori baik. kandungan minyak cat tekstil 47,50% adalah
Sedangkan nilai mean pada jumlah kandungan sebesar 3,05% termasuk kategori baik.
minyak cat tekstil 47,50% adalah sebesar 2,50 5. Aspek Daya Tahan Luntur Terhadap
termasuk kategori baik. Penyetrikaan
2. Aspek Ketajaman Warna

Gambar 2. Diagram Batang Gambar 5. Diagram Batang Nilai Mean Aspek


Nilai Mean Aspek Ketajaman Warna Daya Tahan Luntur Terhadap Penyetrikaan

33
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 29-36

Dari gambar diagram batang dijelaskan 2. Hasil Jadi Pewarnaan Terbaik Dengan
bahwa aspek pegangan kain pada hasil jadi Teknik Block Printing Menggunakan Jumlah
pewarnaan jaket dengan teknik block printing Kandungan Minyak Cat Tekstil 45,15%
dapat diperoleh nilai mean pada jumlah a. Hasil jadi pewarnaan dengan menggunakan
kandungan minyak cat tekstil 45,15% adalah jumlah kandungan minyak cat tekstil
sebesar 2,95 termasuk dalam kategori baik. 45,15% dan 47,50% ditinjau dari aspek
Sedangkan nilai mean pada jumlah kandungan kerataan warna.
minyak cat tekstil 47,50% adalah sebesar 2,56 Berdasarkan perhitungan rata rata (mean)
termasuk kategori baik. hasil pewarnaan block printing
menggunakan jumlah kandungan minyak
Pembahasan 45,15% pada aspek kerataan warna
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan menunjukkan nilai mean 2,97 dalam
analisis data yang telah disajikan, maka diperoleh kategori baik. Sedangkan jumlah kandungan
hasil penelitian sebagai berikut: minyak 47,50% menunjukkan nilai mean
1. Ada Pengaruh Jumlah Kandungan Minyak 2,50 dalam kategori baik. Dengan demikian
Terhadap Pewarnaan Teknik Block Printing keduanyai dinyatakan dalam kategori baik
Dengan Jumlah Kandungan Minyak 45,15% karena warna cukup seimbang pada semua
Dan 47,50%. motif, tidak ada bagian tebal dari yang lain
Pada perhitungan uji statistik Uji t pada hasil jadi pewarnaan block printing
dinyatakan bahwa jumlah kandungan minyak pada jaket. Sesuai dengan Elsa (2004:11)
45,15% dan 47,50% terdapat pengaruh bahwa pewarnaan dikatakan rata apabila
terhadap hasil jadi pewarnaan untuk aspek warna yang diperoleh pada hasil pencelupan
kerataanwarna , ketajaman warna, daya serap dan pencapan mempunyai penyebaran warna
warna, sifat pegangan kain (kekakuan) dan daya yang seimbang. Dan didukung oleh Lubis
tahan terhadap penyetrikaan. Fungsi kandungan dkk, (1998:49) kerataan warna yang baik
minyak sebagai pengental adalah untuk dipengaruhi oleh sifat higroskopis, dalam
melekatkan zat warna pada bagian bahan tekstil penelitian ini bahan yang digunakan
yang akan diwarnai sehingga diperoleh batas berdasarkan uji laboratorium memiliki sifat
gambar yang tajam, warna yang rata dan higroskopis yang cukup baik.
penetrasi zat warna yang cukup baik, jumlah b. Hasil jadi pewarnaan dengan menggunakan
kandungan minyak yang tidak sesuai jumlah kandungan minyak cat tekstil
menyebabkan hasil pencapan kurang maksimal, 45,15% dan 47,50% ditinjau dari aspek
terjadinya bleeding, warna kurang tajam, daya ketajaman warna
tahan yang kurang baik, pegangan yang kaku. Nilai mean pada jumlah kandungan
Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarto minyak cat tekstil 45,15% pada aspek
(2008:282) bahwa viskositas atau kekentalan ketajaman warna menunjukkan nilai 3,30
yang terlalu tinggi menyebabkan pasta cap dengan kategori sangat baik karena warna
hanya mewarnai permukaan saja, sedangkan pada motif tajam dan jelas, tidak ada bagian
viskositas yang terlalu rendah berakibat hasil yang lebih tajam dan tebal dari yang lain.
pencapan pastanya menyebar sehingga gambar Sedangkan jumlah kandungan minyak
tidak tajam. Didukung pula oleh Lubis 47,50% pada aspek ketajaman warna
(1998:33) bahwa pengental sebagai zat menunjukkan nilai mean 2,50 dalam
pengemulsi akan menguap sempurna pada saat kategori baik karena warna pada motif
proses fiksasi sehingga tidak menyebabkan hasil cukup tajam dan jelas, terdapat sedikit warna
pegangan yang kaku, pegangan kain yang keras yang lebih tebal dari yang lain atau sedikit
disebabkan karena merekatnya benang benang memudar.Didukung oleh pernyataan Lubis
dan serat serat kain pada kain dan dapat diatasi (1998:71) tingkat pewarnaan yang
dengan menggunakan pengental yang sesuai, menghasilkan warna dan motif yang tajam
sifat reologi akan menyebabkan reaksi ikatan dipengaruhi oleh penetrasi zat warna yang
silang antara binder (resin), pengikat dan pada tekstil yang hanya tinggal
pigmen berjalan baik yang penting untuk daya dipermukkannya saja, ketajaman warna
tahan warna. Maka dari penjelasan diatas merupakan kuat atau tidaknya suatu warna
terdapat pengaruh penggunaan jumlah yang dihasilkan, untuk mengetahui
kandungan minyak 45,15% dengan jumlah ketajaman warna yang dihasilkan harus
kandungan minyak 47,50% pada pewarnaan sesuai dengan tingkatan warna.
jacket dengan teknik block printing.

34
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 29-36

c. Hasil jadi pewarnaan dengan menggunakan Nilai mean pada jumlah kandungan
jumlah kandungan minyak cat tekstil minyak 45,15% pada aspek daya tahan
45,15% dan 47,50% ditinjau dari aspek luntur terhadap penyetrikaan adalah 2,95
daya serap warna dalam kategori baik. Nilai mean pada
Nilai mean pada jumlah kandungan kandungan minyak 47,50% adalah 2,56
minyak 45,15% pada aspek daya serap dalam kategori baik. Keduanya
warna menunjukkan nilai 3,33 dengan dikategorikan baik karena ada perubahan
kategori sangat baik, karena meresap dengan warna setelah proses penyetrikaan, dan
baik pada bagian baik dan terlihat hasil warna cukup memudar. Hal ini sesuai
resapan memenuhi sebagian besar motif dengan Moerdoko (1975:151) bahwa nilai
pada bagian buruk. Sedangkan nilai mean ketahanan luntur tergantung sifat dari serat,
pada jumlah kandungan minyak 47,50% zat warna, dan end use dari bahan
adalah 2,81 dengan kategori baik, karena tekstilnya. Pengujian ketahanan luntur
pewarnaan meresap dengan baik pada warna dilakukan dengan mengamati
bagian baik dan terlihat hasil resapan pada adanya perubahan warna asli sebagai tidak
beberapa bagian motif di bagian buruk. Hal ada perubahan, ada sedikit perubahan, cukup
ini sesuai dengan Sunarto (2008 : 389) berubah dan berubah sama sekali, penilaian
bahwa daya serap merupakan salah satu secara visual dilakukan dengan
faktor yang menentukan keberhasilan dalam membandingkan perubahan warna yang
proses penyempurnaan baik pencelupan terjadi dengan standar uji sebelumnya
maupun pencapan, Penyerapan dikatakan (Sunarto, 2008:211). Pada aspek daya tahan
baik jika warna dapat meresap dengan baik luntur terhadap penyetrikaan berkaitan
pada media yang diwarnai. dengan proses fiksasi zat warna hal ini
d. Hasil jadi pewarnaan dengan menggunakan sesuai dengan Sunarto (2008:294) bahwa
jumlah kandungan minyak cat tekstil proses fiksasi bertujuan agar lapisan zat
45,15% dan 47,50% ditinjau dari aspek warna dalam pasta cap masuk dan berikatan
pegangan kain (kekakuan bahan) dengan serat membentuk ikatan seperti
Nilai mean pada jumlah kandungan ikatan hydrogen, ikatan elektrovalen dan
minyak 45,15% pada aspek sifat pegangan ikatan kovalen sehingga hasil cap memiliki
kain (kekakuan) menunjukkan nilai mean ketahanan luntur warna. Didukung pula oleh
sebesar 3,32 dengan kategori sangat baik, pernyataan Lubis (1998:68) untuk
karena jika dipegang pada bagian motif yang mengetahui ketahanan luntur warna tidak
diwarna terasa halus dan tidak kaku. perlu dilakukan proses pencucian untuk
Sedangkan nilai mean pada jumlah menghilangkan sisa zat zat warna, pengental
kandungan minyak 47,50% pada aspek sifat dan zat zat pembantu pada pencapan pigmen
pegangan kain adalah menunjukkan nilai sehingga banyak digunakan dalam industri
sebesar 3,05 dengan kategori baik. Karena kecil.
jika dipegang pada bagian motif yang Maka dari penjelasan diatas didapatkan
diwarna terasa butiran butiran pada hasil terbaik adalah menggunakan jumlah
permukaan bahan dan sedikit kaku. Hal ini kandungan minyak 45,15% , Jumlah
sesuai dengan Moerdoko (1975:152) Sifat kandungan minyak yang cukup tinggi
pegangan kain (kekakuan) adalah salah satu menyebabkan hasil jadi pewarnaan
sifat dari kain yang susah ditentukan dalam menggunakan jumlah kandungan minyak
angka pada suatu pengujian, kekakuan lentur 47,50% tidak sebaik menggunakan
berhubungan dengan rasa pegangan. Kain kandungan minyak 45,15% karena jumlah
dengan kekakuan lentur tinggi mempunyai kandungan minyak yang tinggi
rasa pegangan yang kaku. Didukung pula menyebabkan warna menjadi tidak tajam
oleh Lubis (1998:72) bahwa pengental sehingga warna yang dihasilkan kurang
emulsi (minyak) cocok untuk pencapan cemerlang. Hal ini didukung oleh sunarto
pigmen karena semua komponen pengental (2008:283) bahwa pengental yaitu minyak
tersebut kecuali zat pengemulsi akan memiliki pengeruh terhadap hasil warna,
menguap sempurna pada saat proses fiksasi, kandungan zat padat lebih rendah
sehingga tidak meninggalkan residu / sisa memberikan hasil warna yang lebih tinggi
sisa pencapan sehingga tidak menyebabkan (tajam) dibandingkan pengental dengan zat
hasil pegangan yang kaku. padat lebih tinggi, hal ini disebabkan karena
e. Hasil jadi pewarnaan dengan menggunakan pengental dengan kandungan zat padat
jumlah kandungan minyak cat tekstil rendah membentuk lapisan film tipis
45,15% dan 47,50% ditinjau dari aspek sehingga jalur difusi zat warna lebih
daya tahan luntur terhadap penyetrikaan. pendek dibandingkan dengan pengental
kandungan zat lebih tinggi.

35
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 29-36

PENUTUP Saran
Simpulan Berdasarkan simpulan di atas, maka saran
Berdasarkan pada hasil pengolahan data dan yang dapat di berikan adalah sebagai berikut:
pembahasannya pada bab sebelumnya maka dapat 1. Untuk menghasilkan pewarnaan dengan teknik
ditarik kesimpulan sebagai berikut : block printing yang baik, sebaiknya
1. Ada Pengaruh yang signifikan dengan menggunakan bahan yang memiliki sifat
menggunakan jumlah kandungan minyak cat menyerap dengan baik (higroskopis), dengan
tekstil 45,15% dan jumlah kandungan minyak melakukan penekanan yang kuat pada saat
cat tekstil 47,50% terhadap hasil jadi pewarnaan pencapan.
dengan teknik block printing pada jacket 2. Memilih cat tekstil yang sesuai dengan
berbahan suede sintetis berdasarkan aspek kebutuhan dengan memperhatikan petunjuk
kerataan warna, ketajaman warna, daya serap yang ada pada label kemasan. Untuk hasil
warna, sifat pegangan kain, dan daya serap pewarnaan yang lebih baik menggunakan cat
warna. tekstil dengan jumlah kandungan minyak
2. Hasil jadi pewarnaan terbaik dengan teknik (45,15%), karena cat tekstil dengan kandungan
block printing adalah menggunakan jumlah minyak tersebut mendekati pewarnaan yang
kandungan minyak cat tekstil 45,15% pada baik.
aspek kerataan warna menunjukkan hasil
prosentase tertinggi dalam kategori baik karena
hasil pewarnaan menghasilkan warna yang DAFTAR PUSTAKA
cukup seimbang dan rata pada semua motif, Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian.
tidak ada bagian tebal dari yang lain pada hasil Jakarta : PT Rineka Cipta
jadi pewarnaan block printing pada jaket. Pada Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitihan
aspek ketajaman warna menunjukkan hasil Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
prosentase tertinggi dengan sangat baik karena 2010. Jakarta: Rineka Cipta
warna pada motif tajam dan jelas, tidak ada Elsa, Amelia.2004.Teknik Mordanting terhadap
bagian yang lebih tajam dan tebal dari yang Hasil Pencelupan Zat Warna Ektrak Daun
lain. Pada aspek daya serap warna menunjukkan Keladi Hias dengan Mordan Air Tapai pada
hasil prosentase tertinggi dengan kategori Bahan Sutera. Skripsi tidak
sangat baik, karena meresap dengan baik pada diterbitkan.Padang: PKK FT UNP.
bagian baik dan terlihat hasil resapan memenuhi Lubis, Arifin dkk. 1998. Teknologi Pencapan
sebagian besar motif pada bagian buruk. Pada Tekstil. Bandung : Sekolah Tinggi
aspek sifat pegangan kain menunjukkan hasil Teknologi Tekstil.
prosesntase tertinggi dengan kategori sangat Moerdoko, Wibowo dkk. 1975. Evaluasi Tekstil
baik, karena jika dipegang pada bagian motif Bagian Kimia. Bandung : Institut Teknologi
yang diwarna terasa halus dan tidak kaku. Pada Bandung.
aspek ketahanan luntur warna terhadap Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor :
penyetrikaan menunjukkan hasil prosentase Ghalia Indonesia.
tertinggi dengan kategori baik karena ada Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian.
perubahan warna setelah proses penyetrikaan, Bandung : Alfabeta.
dan warna cukup memudar. Dengan demikian Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
hasil jadi pewarnaan pada jaket berbahan suede Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
sintetis adalah dengan jumlah kandungan cat Sudjana. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
tekstil 45,15% adalah yang terbaik ditinjau dari Bandung: Raja Grafindo Persada.
aspek kerataan warna , ketajaman warna, daya Sunarto. 2008. Teknik Pencelupan dan Pencapan
serap warna, sifat pegangan kain, dan ketahanan Jilid 3 untuk SMK, (Online), (http:// Kelas12
luntur terhadap penyetrikaan. Teknik Pencelupan Sunarto.htm, diakses 3
Juli 2014).

36

Anda mungkin juga menyukai