PENDAIIULUAN
Suatu jaringan dipotong tanpa diberi perlakuan, maka segera jaringan tersebut
mengaiami perubahan yaitu akar kering dan mengkerut. Apabila jaringan dipertahankan
dalam keadaan basah (dimasukkan larutan garam), tidak akan mengalami perubahan
dengan segera, tetapi akan dirusak oleh bakteri, sehingga untuk mempertahankan elemen-
elemen sel atau jaringan tersebut perlu di beri media yaitu fiksatif.
Berbagai macam irisan jaringan agar dapat diamati dengan jelas di bawah
mikroskop perlu diwarnai dengan menggunakan zat warna tertentu, karena setiap bagian
dari sel/jaringan mempunyai sifat khusus, sehingga afinitas bagian-bagian tersebut
Efek samping
- Jaringan dapat mengeras / mengkerut
- Terjadi reaksi arfiara fiksasi dengan unsur-unsur kimia jaringan sehingga,
terbentuk molekul baru disebut artifek
Perlu diperhatikan
- Materi jangan dijepit dengan pinset
- Irisan yang tepat tebal 3-4 mm
- Jaringan hewan yang berdarah, saluran pencernaan yang mengandung slsa
makanan harus dicuci dengan garam fisiologis (0,9 o NaCl)
- Irisan jaringan sampai melengkung / melipat
- Volume fiksasi 10 X volume irisan jaringan
- Label ditulis dengan pensil
- Penetrasi:
{ Kebanyakan penetrasi baik pada suhu kamar
,/ Suhu rendah 1-s0C; -+ masuk ke refrigerator
./ Suhu tinggi (500C - 560C) -+ masuk oven
bio.unsoed.ac.id
- Macam-macam fiksatif
Jaringan Kemampuan
Macam Fiksatif Hewan Tumbuhan penetrasi
HgC12 Membrana Mucosa Sedang
Formalin l0% Jaringan organ Sangat cepat
Tunggal /
sederhana
Alkoho170% Akar, batang & daun Sedang
bio.unsoed.ac.id
Misalnya: hematoxylin
J. Berdasarkan pengaruh zat warna terhadap obyek
a. Perwarnaan efektif
Hanya mewarnai satu atau beberapa bagian jaringan saja
Misalnya: Toluidin blue untuk jaringan mesenterium yang jelas hanya granula
mastsel
b. Pewarnaan difus
a. Pewarnaan progresif
bio.unsoed.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Berlyn, G.P. and J.P, Miksche.1976. Botanical Microtechnique And Cytochemisrry. The Iowa
State University Press. Ames. Iowa
Budiono, J.D. 1992. Pembuatan Preparat Milvoskopis. University Press. IKIP, Surabaya.
Dawes, C.J.1971. Botanical Technique in Electron Microscopy. Barnes & Noble Inc. new
York.
Hendarto S. Sudarwati dan I Prawirosuhardjo. 1983. Metode Pewarnasn. Bhratnra. Karya
Aksara. Jakarta.
Sass, J.E. 1961. Botcnical Microtechnique-The Iowa State University Press. Ames. Iowa
bio.unsoed.ac.id