Anda di halaman 1dari 55

BAHAN AJAR

ANATOMI TUMBUHAN

MARIA ONA A. OLA


NIM 1506050069

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016
PROTOPLASMA

1. PENGERTIAN PROTOPLASMA

Protoplasma dikembangkan oleh Schleiden, Nageli, Starsburger. Protoplasma


merupakan bahan dasar kehidupan yang terdiri dari 80%
mengandung air, protein, lipid dan karbohidrat.

2. SIFAT-SIFAT PROTOPLASMA
 Iritabilitas
Ini adalah kapasitas protoplasma untuk menanggapi rangsangan dan merupakan
ekspresi dari kehidupan itu sendiri yang menghilang dengan kematian sel.
 Konduktivitas
Ini adalah transmisi gelombang eksitasi seluruh sel dari sudut stimulus. Sifat ini
sangat berkembang dalam sel saraf dan pada tingkat lebih rendah dalam sel otot.
 Kontraksi
Ini adalah transmisi gelombang eksitasi seluruh sel dari sudut stimulus. Sifat ini
sangat berkembang dalam sel saraf dan pada tingkat lebih rendah dalam sel otot.
 Respirasi
Respirasi adalah suatu proses dimana oksigen dan zat makanan dalam sel
berinteraksi secara kimia untuk menghasilkan energi, karbon dioksida dan air.
 Penyerapan
Ini melibatkan imbibisi dari bahan-bahan yang dapat diasimilasi atau
dimanfaatkan oleh sel-sel dalam metabolisme.
 Sekresi
Ini adalah proses di mana sel mengusir bahan. Bahan-bahan ini mungkin
berguna (sekresi) atau produk yang tidak berguna (ekskresi) misalnya
pencernaan enzim dan hormon atau urine dan keringat, dll.
 Pertumbuhan
Pertumbuhan berarti peningkatan ukuran sel yang mengakibatkan peningkatan
jumlah sitoplasma. Ukuran maksimum sel pada dasarnya dibatasi oleh
permukaan. Melampaui ukuran maksimum, jika pertumbuhan lebih lanjut dari
jaringan diperlukan, peningkatan jumlah sel terjadi. Hal ini dilakukan dengan
pembelahan sel.
3. FUNGSI PROTOPLASMA

- sebagai pengangkut air dan garam-garam tanah.

- sebagai pelindung dibagian dalam dan juga sebagai penguat tumbuhan.

4. KOMPONEN PROTOPLASMA
 Plasma sel

Plasma sel adalah benda hidup yang terdapat dalam sel,dan berbentuk cairan
yang agak kental.

Plasma sel tardiri dari 3 lapisan antara lain :

- lapisan luar (ektoplasma)


- lapisan tonoplasma
- lapisan polioplasma

Fungsi dari plasma sel yaitu :

 Memisahkan isi sel dari lingkungan luar dan mengatur apa yang masuk dan
keluar dari sel.
 Membran plasma memainkan peran penting dalam melindungi integritas dari
bagian dalam sel dengan memungkinkan zat yang dipilih ke dalam sel dan
menjaga zat lain di luar.
 sebagai dasar dari pelekatan untuk sitoskeleton pada beberapa organisme
dan dinding sel lain. Dengan demikian membran sel mendukung sel dan
membantu dalam menjaga bentuk sel.
 Membran sel terdiri dari protein dan lipid. Sementara lipid membantu untuk
memberikan fleksibilitas membran dan protein memantau dan memelihara
iklim kimia sel dan membantu dalam transfer molekul melintasi membran.
 Lapisan ganda lipid adalah semi-permeabel, hanya memungkinkan molekul
yang dipilih berdifusi melintasi membran.
 Inti sel
Inti sel merupakan organ terbesar sel dan bagian yang penting dari protoplas
terutama kegiatan-kegiatan sel. Bagian inti sel yang terbatas dengan sitoplasma
adalah membran inti yang terdiri dari membran ganda dengan banyak pori. Di
dalam inti terdapat suatu masa yang berserabut dan berbutir-butir yang disebut
anak inti (nukleolus). Didlam nukleus terdapat kromosom yang berisi DNA yang
terdiri dari bagian-bagian seperti berikut:
- selaput inti ( karioteka)
- retikulum terdiri dari khromatin retikulum dan linin retikulum
- nukleolus
Fungsi inti sel :
- mengendalikan seluruh aktivitas sel
- sebagai tempat penyimpanan protein,DNA dan RNA.
- Berperan penting dalam proses transkripsi dalam sintesis protein.
- sebagai penghasil protein pada nukleolus
- transportasi selektif melalui pori-pori.

Gambar dari inti sel

 Plastida
Plastida merupakan organel yang ditemukan di dalam sel tumbuhan yang
amat dinamis dan mampu membelah,tumbuh ,dan dapat berubah bentuk.
Plastida mengandung pigmen yang digunakan dalam prosesfotosintesis dan
menentukan warna sel. Plastida telah dewasa terdapat selaput ganda, yang
berfungsi sebagai pembatas dan selaput yang kadang-kadang dapat
ditembusi zat cair. Bagian dalam selaput ini terdapat matriks berupa bahan
dasar yang disebut stroma. Stroma mengandung butir-butir tepung, titik-titik
osmiofilik dan lamella. Pada lamella terdapat grana yang merupakan butir-
butir. Plastida sangat berkaitan dengan proplastida atau bakal-bakal plastida.
Dalam proplastida juga mengandung enzim-enzim untuk pembentukan
protein, lipida dan RNA. Plastida yang telah mencapai kedewasaan biasanya
mengandung enzim-enzim yang penting bagi pembentukan klorofil,
karatenoid dan pembentukan karbohidrat.

Gambar / struktur plastida

Fungsi plastida

- fotosintesis
- meningkatkan penyimpanan cadangan makanan
- berperan dalam produksi asam amino dan protein
- tempat terjadinya reaksi terang yang penting dalam proses pembetukan
makanan.
Bagian-bagian plastida
1) Leukoplas

Leuklopas merupakan plastida yang tidak berwarna. Terdapat


pada tumbuh-tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari, misalnya
organ penyimpanan cadangan makanan. Berbentuk bulat dan juga
kecil serta mengandung DNA dan RNA yang terbentuk dalam
proplastida.

Fungsi dari leukoplas yaitu untuk menyimpan pati, lemak dan


protein.
2) Amiloplas
Amiloplas merupakan plastida yang tidak berwarna. Amiloplas
dapat mengubah glukosa menjadi pati dan tersimpan dalam stroma sel.
Amiloplas juga membantu dalam reaksi asam nukleat serta transportas
sinyal. Amiloplas terdiri dari leukoamiloplas dan kloroamiloplas.
Fungsi dari amiloplas yaitu untuk menyimpan lemak.
3) Kloroplas
Kloroplas adalah plastida yang berbentuk lensa. Kloroplas
banyak terdapat dalam sel pada jaringan-jaringan yang letaknya dekat
batas luar atau tepi. Terdapat pada tumbuhan yang masi muda dan
dijumpai pada sel autotrof yang eukariotik. Terdapat juga pada
tumbuhan yang tinggi dan mengandung dua golongan pigmen yaitu
klorofil dan karatenoid serta pembawa enzim-enzim pembentuk
protein.
Fungsi dari kloroplas adalah sebagai tempat berlansungnya
proses fotosintesis.
4) Khromoplas
Perubahan-perubahan dari leukoplas dan kloroplas dapat menjadi
khromoplas. Khromoplas banyak mengandung zat warna karotenoid.
Zat warna atau pigmen pada khromoplas merupakan zat-zat padat
bagaikan kristal, yang bentuknya ada yang persegi, ada yang seperti
jarum atau bentuk lainnya.
Fungsi dari khromoplas adalah sebagai organ sel tempat
terjadinya proses dan reaksi kimia pada proses fotosintesis.
5) Elailoplas
Elailoplas adalah plastida pembentuk minyak dan berfungsi untuk
menyimpan lemak atau minyak.

5. SIFAT FISIK KIMIA PROTOPLASMA


Sistem larutan pada protoplasma sangat tergantung pada zat-zat yang menyusunnya
dalam hal ini antara lain :
a) Larutan murni, yaitu apabila molekul-molekul zat/partikel-partikel yang terdapat
diantara susunan itu lebih kecildari serpeseribu mikron.
b) Larutan koloidal, yaitu apabila molekul-molekul zat/partikel-partikel yang ada
didalamnya (diantara susunan itu) berukuran antara seperseribu mikron sampai
sepersepuluh mikron.
c) Larutan suspensi, yaitu apabila molekul-molekul zat/partikel-partikel yang
terdapat di dalam protoplasma itu berukuran lebih besar dari sepersepuluh
mikron, maka protoplasma disebut suspensi.

Terdapat perbatasan yang membatasi sel yang satu dengan lainya. Jalur-jalur
perbatasan ini berbentuk lapiasan-lapisan molekul yang tersusun dengan rapi dan sejajar
sehingga merupakan suatu selaput yang disebut selaput plasma atau membran plasma.
Biasanya plasma pada sel tumbuhan berada di antara dinding sel dan sitoplasma.
Selaput sel terdiri dari lipida-lipida seperti kholesteral, lesitin, sefalin, dan pospolida.
Protoplas yang menyusun stroma banyak mengandung lipoid.
Fungsi selaput plasma yaitu untuk melindungi seluruh isi sel dan menjadi tempat
keluar masuknya berbagai zat yang beredar dari satu sel ke sel yang lainya.
DINDING SEL

1. PERTUMBUHAN SEL
Sel merupakan bagian yang fundamental dari mahluk hidup. Semua mahluk hidup
terdiri dari sel. Nama membran sel berasal dari literatul bahasa jerman. Sel pada
tumbuh-tumbuhan mempunyai sifat yang khas yaitu adanya membran sel.
Dinding sel merupakan bagian atau komponen yang nonprotoplasmik. Dinding sel
hanya dapat tumbuh jika ada hubungannya dengan sitoplasma yang masi hidup. Dinding
sel mempunyai sifat yang kompleks dan terdiri dari bahan-bahan ergastik tipis.

2. SUSUNAN MIKROSKOPIK DINDING


Dinding sel yang baru terbentuk disebut dinding primitif yang dindingnya masih
sangat tipis. Sel yang muda pada dinding primitif akan membentuk penebalan-
penebalan selama sel mengadakan pertumbuhan dengan penambahan zat-zat.
Lapisan yang pertama terbentuk disebut dinding primer yang merupakan penebalan
dari dinding primitif. Dinding primitif yang telah mengalami penebalan itu selanjutnya
akan merupakan membran bersama diantara sel tersebut yang biasa disebut lamella
tengah. Dalam pembentukan lapisan primer ada tempat-tempat tertentu tidak mengalami
penebalan, yang selnya tidak mengalami penebalan disebut juga “primary pit-fields”
atau daerah noktah pertama. Disekitar daerah noktah terdapat benang-benang yang
menghubungkan lumen sel dari sel yang satu dengan yang lainnya disebut
plasmosdesmata. Setelah terjadi penebalan pertama, pertumbuhan sel telah memiliki
bentuk dan ukuran yang tetap. Penebalan sekunder lebih pasif dari penebalan primer.
Penebalan sekunder terjadi hanya pada sel-sel tertentu, seperti pada sel trachea atau sel
pembuluh kayu, tidak menyeluruh pada dinding selnya. Penebalan sekunder mempunyai
bentuk seperti cincin, bentuk tangga, spiral dan bentuk jala.
Gambar berbagai bentuk penebalan setempat pada dinding trachea

3. CARA TERBENTUKNYA PENEBALAN DINDING SEL


Cara-cara terbentuknya lapisan penebalan baru dua cara saja yang dapat
dikemukakan diantaranya :
 Cara aposisi
Adalah cara terbentuknya lapisan penebalan yang baru yang seolah-olah melekat
pada dinding sel yang lama yang telah dibentuk pada lapisan penebalan pertama.
Dengan cara pelekatan tersebut maka dinding sel akan tampak berlapis-lapis
seperti lamella-lamella penebalan.
 Cara intusussepsi
Adalah cara pembentukan lapisan penebalan yang tidak dilekatkan pada dinding
atau membran lama, melainkan dengan cara disisipkan diantara penebalan-
penebalan yang telah ada.

Gambar terbentuknya lapisan penebalan

4. NOKTAH (“PIT”)
Berdasarkan tebal atau tipisnya dinding sel dibedakan atas :
a) Noktah biasa, yaitu terdapat pada dinding sel yang tidak begitu tebal seperti
pada sel-sel parenkim.
b) Saluran noktah (“pit cannal”), yaitu noktah-noktah yang sangat dalam dan
panjang sehingga merupakan saluran-saluran’ yang biasanya terdapat pada
dinding sel yang tebal dan kuat, seperti pada sel-sel tempurung Cocos nucifera
(kelapa).

Pada sel-sel yang berdampingan letak noktah-noktah ini berhadapan dan tampaknya
menjadi simetris.

Pit pair adalah pasangan noktah

Pit cavity adalah ruang noktah

Terbentuknya nokta adalah:

- pasangan nokta terbentuk dari nokta-nokta dua sel yang berhadapan yang
biasanya merupakan suatu kesatuan.
- ruang nokta terbentuk bersama dengan terbentuknya pasangan nokta, dalam
ruang nokta terdapat lamella tengah yang memisahkan kedua nokta dari
pasangan nokta.

Diantara noktah-noktah terdapat lubang noktah yang berhubungan langsung


dengan lumen, dan ini disebut celah noktah atau “pit aperture” . macam-macam noktah
dapat dilihat berdasarkan bentuknya, yaitu :

a) Noktah sederhana (“simple pit”), yaitu noktah yang memang bentuknya


sederhana, dalam hal ini ruang noktahnya (“pit cavity”) berdiameter yang
sama dan membran noktahnya pun berbentuk sederhana,banyak terdapat
pada sel parenkim.
b) Noktah ladam (bordered pit = noktah terlindung), yaitu noktah yang memeng
bentuknya seperti ladam, ruang noktahnya trbagi atas dua bagian, disebut
“pit-chamber”, ruang ini dihubungkan dengan lumen selnya oleh saluran
noktah dan saluran ini mempunyai celah atau lubang yang disebut : celah
atau lubng sebelah luar (“outer aperture”) dan celah atau lubang dalam
(“inner aperture”).
Gambar macam-macam noktah

5. SIFAT KIMIA DINDING SEL


Pada sel-sel yang masih aktif dindinya mengandung air, sehingga dinding selnya
tampak agak melembung.
Dinding pada sel yang telah dewasa terdiri dari beberapa macam zat organik dan
anorganik misalnya: pektin,kutin dan lilin serta bahan-bahan anorganik .
a) Pektin
Zat pektin terdiri dari zat-zat koloidal yang amorf. Zat pektin ini merupakan
suatu derivat dari asam-asam poligalakturon dan terjadi dari 3 macam yaitu
pektin, prospektin dan asam pektat.
b) Sellulosa
Merupakan senyawa karbohidrat dengan rumus (C6H10O5)n dan unsur pokok
tiap dinding sel. Tiap molekul sellulosa dapat terdiri dari seribu molekul
glukosa. Sellulosa merupakan zat yang tidak larut dalam air atau zat pelarut
organik.
c) Hemiselulosa
Merupakan zat semacam selulosa yang dapat dihidrolisis menjadi gula yaitu
manosa dan galaktosa. Terdapat di dalam sel tumbuhan yang merupakan lendir.
Terdiri dari molekul-molekul heksosan dan pentosan. Bila ditambahkan larutan
ZnCl2 dan kemudian ditambahkan yodium akan berubah menjdi warna biru.
fungsinya sebagai penguat dinding sel dan merupakan cadangan makanan
dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan.
d) Mannan dan galaktan
Mannan adalah suatu rangkaian manosa tersebut, fungsinya sebagai zat
penguat bagi dinding sel dan banyak dijumpai dalam kayu dari tumbuh-
tumbuhan golongan Coniferae.
Zat galaktan merupakan suatu rangkain dari molekul-molekul galaktosa .
Fungsinya sebagai bahan penguat pada dinding sel yang terdapat pada beberapa
jenis tumbuh-tumbuhan.
e) Khitin
Merupakan suatu polisakarida yang molekul-molekulnya mengandung N.
mempunyairumus molekul C8 H14 O6 N4 O6 N. Hanya terdapat pada sel
tumbuh-tumbuhan yang tergolong fungi.
f) Lignin
Zat lignin sangat berkaitan dengan penebalan sekunder dan tersier. Apabila zat
lignin dipanaskan dengan Ca-bisulfit dalam NaOH dengan suatu tekanan tinggi,
maka lignin akan melarut dan yang tertinggal hanya selulosa.
g) Suberin dan kutin
Terdiri dari suatu ester yang mempunyai molekul besar. Ester tersebut dibentuk
dari asam-asam lemak atau oksi asam lemak yang jenuh maupun tidak jenuh.
Perbedaan suberin dan kutin :
- suberin lebih banyak mengandung asam lemak yang tidak jenuh
- kutin hanya mengandung sedikit asam lemak yang tidak jenuh
- Terdapat pada dinding sel dan membentuk proses penggabusan
Fungsinya:
- dapat mengurangi transpirasi atau penguapan-penguapan yang berlebihan
- melindungi dari gangguan-gangguan air hujan yang berlebihan
- dengan adanya lapisan kutikula, tumbuh-tumbuhan mempunyai perisai untuk
melindungi dari gangguan penyakit atau parasit.
h) Linin
Terbentuk dari suatu ester antara asam lemak dan alkohol. Terdapat pada bagian
luar dari lapisan kutikula, di sekitar lapisan ini terdapat lapisan yang tidak
mudah basa dan gas sukar menembusnya. Mempunyai struktur berbentuk butir-
butir halus atau benang-benang kecil yang halus jika diamati di bawah
mikroskop.
i) Bahan-bahan anorganik
Yang terkandung dalam dinding sel adalah silikat dan Ca-karbonat. Silikat ini
terdapat pada sel-sel yang tepi (perifer) dari golongan tumuhan graminae,
Eqisetinae dn Cyperaceae.
JARINGAN

1. PENGERTIAN JARINGAN
Jaringan adalah tiap-tiap protoplasma yang mempunyai dinding atau merupakan
suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsisinya sama. Jangan salah menafsirkan bahwa
tumbuhan yang memiliki banyak sel dapat dikatakan jaringan. Pada tumbuh-tumbuhan
algae (ganggang) tertu misalnya, tumbuhan ini terdiri dari banyak sel. Akan tetapi
masing-masing selnya itu masih aktif dlam segala proses hidupnya, jadi hanya
merupakan individu-individu yang mengumpul yang belum jelas dapat dikatakan
jaringan. Pada tumbuhan yang uniseluler, yang belum mempunyai jaringan, segala
kegiatan proses hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri. Dengan adanya jaringan, maka
pertumbuhan tersebut dapat melakukan kegiatan-kegiatan proses hidupnya dengan
sendiri-sendiri.

Contohnya :

a. Jaringan meristem yang mampu membelah terus dan membentuk sel-sel baru.
b. Jaringan epidermis melindungi sel di sebelah dalam.
c. Jaringan gabus berfungsi sebagai ganti epidermis ketika batang atau akar
menjadi dewasa.
d. Jaringan parenkim, membentuk daging buah, membentuk endosperm,
menyimpan makanan cadangan (pada endosperm jagung), tempat ftosintesis
pdada mesofil, sebagai penyokong tubuh bila vakuola berisi air(paa tumbuhan
lunak seperti bayam).
e. jaingan kholemki, berfungsi sebagai penyokong tubuh.
f. Jaringan sklerenkim, juga berfungsi sebagai penyokong.
g. Jaringn phloem (pembuluh tapis) berfungsi mengangkut bahan-bahan dari atas
ke bawah yaitu dari daun kebagian tumbuh lain seperti pada batang dan akar
atau umbi.
h. Jaringan xylem (pembuluh kayu), berfungsi mengangkut bahan mineral dan air
dari akar sampai daun.
Terjadinya jaringan tumbuhan ialah karena adanya atau berlangsungnya pembelahan
dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan
dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya.

2. JARINGAN DAN ASAL JARINGAN


Pada waktu berlangsungnya pembelahan sel, dinding sel yang masih muda
keadaannya masih sangat tipis yang merupakan batas pula bagi sel-sel yang muda
lainnya yang baru terbentuk.

Kaitan dinding sel dan jaringan adalah :

Penebalan-penebalan primer, sekunder ataupun tertier pada dinding-dinding sel,


membentuk dinding sel yang ada dalam jaringan. Lamella tengah itu pada dasarnya
merupakan dinding bersama bagi sel-sel yang letaknya berdampingan.

3. DINDING SEL DALAM JARINGAN


Sel-sel yang telah memiliki bentuk tetap sudah tentu akan melakukan fungsinya
yang tetap pula, dan dengan demikian terbentuk jaringan.
Noktah memiliki peranan penting sewaktu terjadinya penebalan-penebalan, karena
bagian noktah tidak menebal sehingga merupakan celah diantara lapisan-lapisan yang
menebal. Noktah inilah yang melangsungkan pertukaran atau peredaran zat dari suatu
sel ke sel yang lainnya. Bila pengangkutan zat-zat melalui celah noktah, maka
dibutuhkan hubungan protoplasma dari sel yang satu dengan sel lainnya, mengingat
adanya plasmodemata. Selain adanya noktah ternyata berkaitan dengan pertumbuhan sel
muda menjadi sel dewasa, diantara sel tersebut terjadi pula ruang antar sel atau
intercellular spaces. Ini terjadi karena lamella tengah mengalami penebalan pada bagian
yang ada di sudut mengalami peretakan, kerusakan sehingga menimbulkan ruang tadi.
Beberapa istilah terjadinya intercelullar spaces :

 Schizomen (sisogen), caca terjadinya ruang-ruang antar sel yang disebabkan


adnya peretakan pada dinding sel
 Lisyge (lisigen), cara terjanya ruang antar sel yang disebabkan adanya pelarutan
pada dinding sel
 Schizo-lysigen (siso-lisigen), cara terdinya ruang-ruang antar sel yang
disebabkan adanya peretakan dan pelarutan pada dinding sel
 Rhezygen (reksigen), cara terjadinya ruang-ruang antar sel yang disebabkan
adanya kerusakn atau sobekan pada dinding sel.

Angka petunjuk : (1) yang menunjukkan ruang antar sel pada (a) penampang
melintang palisade,(b) penampang tangential, (c) penampang melintang spons
pada kolenkrim daun Ilex aquifolium.

Jika objek dilihat dari irisan melintang, maka ruang antar sel akan tampak
berbentuk seperti segetiga tau segiempat. Apabila objek dilihat membujur, maka akan
tampak ruang-ruang tersebut sebagai celah-celah yang membentuk saluran halus yang
bercabang-cabang. Para ahli memandang bahwa antar sel yang satu dengan sel yang
lainnya selalu berlangsung ada hubungan, mewujudkan suatu sistem yang disebut
:intercelluler space system (sistem ruang antar sel).
4. MACAM-MACAM JARINGAN

Ada berbagai macam jaringan diantaranya sebagai berikut :

 JARINGAN BERDASARKAN TIPE SEL PENYUSUN


1) Jaringan sederhana
Jaringan sederhana pada tanaman adalah jaringan dominan yang
membentuk pabrik. Fungsi jaringan sederhana yang sangat luas adalah
seperti tempat penyimpanan cadangan makanan, sebagai pendukung
jaringan tanaman dan sebagai tempat untuk fotosintesis.
Jaringan sederhana dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : jaringan parenkim,
jaringan chollenchyma, dan jaringan sclerenchyma.
a) Jaringan parenkim
 Pengertian jaringan parenkim
Jaringan Paremkim merupakan jaringan yang ditemukan di semua
jaringan tanaman.
Suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel yang hidup terstruktur
morfologi dan fisiologi yang beragam namun dengan sifat yang sama dan
masih melakukan kegiatan proses fisiologi.
Sel-sel jaringan parenkim adalah sel yang berdinding tipis yang
membentuk bagian dalam banyak struktur tanaman non-kayu termasuk
batang, akar, dan daun.
 Sifat-sifat jaringan parenkim
- Dinding selnya tipis, dalam hal ini berlangsungnya penebalan-
penebalanpun (apabila terjadi) akan tipis pula, penebalan ini biasanya
terjadi dari selulosa yang keadaannya masih lentur, dan dapat
dikatakan bahwa dinding selnya itu jarang sekali mengandung lignin,
kecuali pada organ yang telah tua.
- Dinding selnya yang telah menebal biasanya mengandung noktah-
noktah yang dapat menjamin lancarnya pertukaran zat-zat yang
diperlukan tumbuhan, berupa noktah biasa (“simple pit”)
- Sel-sel parenkim merupakan sel-sel yang masih mempunyai kegiatan
atau masih hidup, yang di bagian tengah ruang selnya terdapat sentra
vakuola yang besar, yang biasanya penuh berisi zat-zat cadangan
makanan.
- plastida-plastida berupa leukoplas ataupun berupa kloroplas berada
pada protoplasnya, dalam kloroplas ini terdapat butir-butir tepung,
dapat pula berupa kromoplas.
- Terdapat intercellular apaces yang melakukan peranan bagi
pertukaran atau peredaran gas-gas
- Tentang bentuk selnya kebanyakan sel parenkimumumnya adalah
segi banyak, yang diameternya bervariasi (polihedra).
 Jaringan parenkim terdapat pada:
- pada batang dan akar yaitu diantara epidermis dan pembuluh angkut;
sebagai korteks
- pada empelur batang
- merupakan mesofil (jaringan pagar dan bunga pagar) dalam daun
- pada daging buah, merupaan jaringan cadangan makanan.
- cadangan dalam endosperm biji yaitu jaringan yang menyimpan
jadangan makanan.
 Funsi jaringan parenkim
- berfungsi menyimpan cadangan makanan seperti halnya pada
endosperm jagung atau pada biji-biji tumbuhan lain.
- sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis seperti halnya pada
mesofil daun.
- berfungsi sebagai penyokong tubuh apabila vakuolanya berisi air,
seperti misalnya pada tumbuhan lunak (bayam).
 Macam-macam jaringan paerenkim
a. Kaitannya dengan asimilasi
- menurut hasil penelitian parenkim asimilasi ini terdiri dari
sel-sel yang banyak mengandung klorofil
- parenkim ini sangat bermanfaat bagi berlangsungnya hasil
fotosintesis (sintesa karbohidrat), yang tentunya pula akan
terletak pada bagian tepi dari alat- alat tumbuhan, mengiat
bahwa bagi keperluan fotosintesis sangat dibutuhkan radiasi
- parenkim asimilasi ini mengandung kloroplas dan dalam
kloroplas sering berisi butir-butir tepung asimilasi.
- karena berisi klorofil, maka parenkim asimilasi ini biasa
disebut juga klorenkim.
b. Kaitannya dengan cadangan makanan
- pada parenkim makanan dapat dikatakan tidak berwarna.
- manfaatnya yaitu sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan, sedang letaknya agak lebih ke dalam dibandingkan
dengan parenkim asimilasi.
- adapun tentang makanan cadangan yang tersimpan dalam
parenkim ini ada yang berbentuk zat-zat yang dapat larut
dalam cairan sel (dalam vakuola) dan yang berwujud bahan-
bahan padat (dalam vakuola dan sitoplasma).
- bahan-bahan ini tentunya merupakan bahan-bahan ergastik
(mati) seperti misalnya butir-butir : tepung, kristalloid,
protein, lemak atupun tetes- tetes minyak.
- butir-butir banyak terdapat dalam sel-sel parenkim dari
korteks, empelur, parenkim daun yang berdaging, parenkim
berkas pembuluh, rizhoma, buah, tuber, pada keping/belahan-
belahan biji serta endosperm biji.
c. Kaitannya dengan air
- parenkim ini disebut parenkim air, yang benar-benar
digunakan sebagai jaringan penyimpan air, di mana air ini
terikat dalam vakuola dari sel-selnya secara aktif.
- pada beberapa tumbuh-tumbuhan tertentu seperti Cactaceae,
Alow, Avage, Mesembryanthemum, sel-sel parenkim yang
terdapat dalam alat-alat fotosintesanya tidak mengandung
klorofil, melainkan dipenuhi oleh air sehingga tampak sebagai
jaringan air.
- jaringan ini terdiri dari sel-sel yang hidup dan berukuran
besar, dan biasanya pula mempunyai dinding sel yang tipis.
- sel-selnya sering tampak berupa serangkaian sel yang
memanjang bagaikan sel-sel pagar (palisade).
- -jaringan palisade ini masing-masing selnya mempunyai
sitoplasma, sebuah inti sel serta sebuah vakuola besar di mana
di dalamnya terkandung air atau lendir.
- lendir ini dapat diperkirakan akan dapat menambah daya
serap dan daya menahan air pada sel-sel disekiar protolasma
dan dindingnya.
d. Kaitannya dengan tannin
- parenkim tannin terdiri dari sel-sel parenkim yang memang
barisi zat penyamak.
- berdasrkan hasil penelitian, bahwa sel-sel yang berisi zat
penyamak dalam alat- alat tumbuhan dapat merupakan suatu
sistim, sehingga terselenggaranya hubungan sel-sel antar satu
sama lainnya.
- sel tannin ini dalam daun misalnya selalu tersebar pada zona-
zona trtentu, sehingga demikian dapat menyebabka
kurangnya/tidan adanya hubungan diantara sel-sel yang sau
dengan sel lainnya.
- sedangkan dalam batang tumbuhan, sel-sel tannin ini tampak
terpusat pada zona- zona tertentu dan ak jarang pula tampak
pada bagian luar empelur. (seludang empelur).
e. Kaitannya dengan udara dalam ruang antar sel
SIFTON yang telah melakukan penelitian tentang aerenchym
atau parenkhim udara :
- Pada tumbuha golongan Angiospermae yang hidrofit atau
yang hidup di air, ruang-ruang antar selnya mempunyai
volume yang nyatanya relatif lebih besar.
- Ruang-ruang antara sel ini juga saling berhubungan antara
yang satu dengan yang lainnya.
- Dalam kondisi yang demikian, maka bagi tumbuhan yng
bersangkutan, udara yang terdapat dalam ruang-ruang antar
selnya itu tidak saja memberikan sistem aerasi yang baik,
melainkan memberikan pula kemampuan bagi tumbuhanagar
dapat terapung di permukaan air.
- Ruang-ruang antar sel tersebut kenyataannya merupakan
suatu sistem yang kontinue dapt melangsugkan peredaran dan
hubungan, antara organ-organ pada tumbuhan.
f. Kaitannya dengan arah angkut
- perenkim pengangkut ini terdiri dari sel-sel memanjang
dengan letak merut arah pengangkutan.
- dalam hal ini kita mengenal adanya parenkim jari-jari
empelur yang berguna sebagai alat-alat pengangkut yang
menghubungkan jaringan-jaringan sebelah luar dan dalam.
- yang dimaksud dengan parenkim jari-jari empelur ini ialah
sel-sel parenkim yang bentuknya panjang yang terdapat pada
jari-jari empelur.
b) Jaringan kolenkim
 Pengertian jaringan kolenkim
Kolenkim merupakan jaringan penguat yang tersusun atas sel-sel hidup.
Sel kolenkim berbentuk heksagonal dan dindingnya mengalami penebalan
oleh zat pektin pada bagian selnya. Jaringan kolenkim merupakan jaringan
penguat yang ditemukan pada organ yang masi muda (yang masi
berkembang).
Sifat jaringan kolenkim ialah kaku, dan sel-selnya masih aktif melakukan
metabolisme karena merupakan sel hidup. Letak jaringan kolenkim
ditemukan pada tumbuhan dikotil dan juga beberapa gymnospermae pada
batang dan daun serta buah yang masih aktif tumbuh. Sementara pada
tumbuhan monokotil, tidak terdapat jaringan kolenkim. Jaringan kolenkim
yang masi mudah dapat mengandung kloroplas sehingga dapat
melangsungkan reaksi fotosintesis.
 Fungsi jaringan kolenkim
Fungsi utama pada jaringan kolenkim antara lain sebagai penyokong pada
bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan dan berkembang pada
tumbuhan basah (herba).
Sel-sel jaringan kolenkim ternyata berdinding sel yang tidak berlignin dan
jelas sel-sel ini masih aktif atau hidup. Antara kolenki dan parenkim
terdapat sifat-sifat fisiologis yang sama.
Adanya kloroplas ini menunjukkan bahwa kolenkim dapat berfungsi pada
fotosintesis.
Gambar struktur jaringan kolenkim

c) Jaringan sklerenkhim
 Pengertian jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman.
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian
dinding selnya mengalami penebalan. Dinding sklerenkim terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, dan lignin.
 Fungsi jaringan sklerenkhim
- sebagai alat penyokong Melindungi dan menguatkan bagian dalam sel
- memberikan kekuatan mekanik ke tubuh tanaman.
- aktifitas serat sklerenkim melindungi tanaman dari berbagai stres dan
strain faktor lingkungan.
- Serat buah-buahan dan biji membantu penyebaran mereka dengan angin.
- Memberikan dukungan mekanis untuk menanam dengan memberikan
kekakuan, fleksibilitas dan elastisitas ke tubuh tanaman.
Gambar struktur jarigan sklerenkhim

2) Jaringan kompleks
Jaringan yang tersusun lebih dari satu jenis sel, disebut sebagai jaringan yang
kompleks. Xilem dan floem adalah jaringan kompleks yang paling penting
dalam tanaman, fungsi utama dari jaringan ini adlah tansportasi air, ion, zat
makanan terlarut di seluruh tubuh tumbuhan.
Meskipun beberapa jaringan yang kompleks dihasilkan oleh meristem
apikal, sebagian tanaman berkayu diproduksi oleh kambium vaskuler dan
sering dihubungkan sebagai jaringan pembuluh.
a. Xilem
Xilem adalah pembuluh pengangkut pada tumbuhan perpembuluh yang
berfungsi untuk menyalurkan nutrisi dari akar ke daun.
Xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa sel yang
berbeda baik sel hidup maupun sel tak hidup. Xilem disebut juja
pembuluh kayu. Pembuluh kayu terbentuk dari sel-sel mati yang
mengayu, bentuknya memanjang seperti sebuah saluran dimana antar
saluran yang satu dengan saluran yang lain saling menyambung. Sel-sel
xilem tidak meliliki protoplasma.
 Pembuluh xilem terdiri dari 4 elemen, yaitu :
1. Trakeid
 Yang terdiri dari sel memanjang dan berdinding keras karena
mngandung lignin.
 Trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang).
 Transportasi air dan mineral berangsung lewat noktah
antara sel-selnya.

2. Trakea
 Terdiri atas tabung yang berdinding tebal dan membentuk
suatu pembuluh
 Lubang-lubang (perforasi) terdapat pada ujung-ujungnya.
 Transport air dan mineral atau unsur hara lainnya dapat
berlangsung antara sel yang satu dengan yang lain secara
bebas melalui noktah.

3. Parenkim xilem
 Parenkim xilem befungsi sabagai alat perekat antar pembuluh
serta tempat penyimpanan cadangan makanan, zat ergastik,
dan substansi lain sepert zat tannin, kristal dan lain-lain.
4. Serat xilem/serabut kayu
 Berfungsi sebagai pengokoh dan penguat.
 Serat-serat pada pembuluh kayu (xilem) tersusun dari sel-sel yang
mempunyai dinding lebih tebal.
 Kita mengenal adanya serat tracheid dan serat libriform.

 Macam-macam pembuluh xilem

1. Pembuluh Xylem primer

• Xylem primer adalah pembuluh sylem yang terbentuk dari


prokambium. Berdasarkan proses terbentuknya, xylem terbagi
menjadi 2, yaitu:

• Protoxilem, adalah xylem yang pertama kali terbentuk yang


kemudian berdiferensiasi dalam bagian tubuh primer yang belum
selesai pertumbuhan.
• Metaxilem, adalah xylem yang terbentuk kemudian ketika tubuh
primer sedang tumbuh dan berkembang.

2. Pembuluh Xylem sekunder

• Xylem skunder adalah pembuluh xylem yang terbentuk dari


kambium. Xylem sekunder memiliki parenkim yang berasal dari
kambium yang berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga
diperoleh sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari
organ.

• Dalam tubuh tumbuhan berpembuluh, xylem dan floem berkerjasama


dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

b. Floem
Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa
unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring,
parenkim, serabut dan sklereid.
Floem berfungsi mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan
yang merupakan hasil fotosintesis dari bagian atas (daun) ke bagian-
bagian lain yang ada di bawahnya atau di atasnya. Seperti halnya
pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium
disebut floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan
kambium disebut floem sekunder.
Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan
fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel
yang sama. Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya
terpisah, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan membentuk
kesatuan sistem karena saling beranastomisis (membentuk anyaman).
Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem
terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pembuluh
 Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan
yang merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan
bidang tapisan terletak di samping atau ujung sel, terdapat pada
tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae.
 Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada
dinding selnya, serta terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa
nukleus.
 Bidang tapisan itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang
membatasi dua sel yang berdampingan dan dihubungkan oleh
benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang
tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah).
 Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah
dijumpai penebalan lignin.
 Pada tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya
terisi lendir yang terdiri dari protein.

b. Sel Pengiring
 Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae
biasanya diikuti oleh sel parenkim khusus yang disebut sel
pengiring.
 Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh
biasanya tipis, penuh dengan plasmodesmata.
 Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring ini tetap
mempunyai nukleus pada waktu dewasa.
 Sel pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae
dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata protofloem
Dicotyledoneae.
c. Parenkim Floem

 Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga


mengandung sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa sel
parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak dan
tepung.
 Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel
pengiring.
 Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya
sejajar dengan sumbu berkas pengangkut. Seperti halnya pada
parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam
bentuk parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang
membentuknya (fusiform atau jari-jari).
 Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami
penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi
lagi, parenkim ini akan berubah menjadi sklerenkim atau
menjadi felogen.

d. Serabut floem

 Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun


sekunder.
 Serabut ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai
pertumbuhan memanjangnya.
 Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose.
 Noktah yang terjadi sederhana. Serabut ini berfungsi sebagai
penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel
pembuluh tidak berfungsi lagi.
 JARINGAN BERDASARKAN SIFAT
a) Jaringan meristem
Jaringan meristem terdiri atas sekelompok sel yang aktif membelah.
Ciri-ciri dari jaringan meristem adalah :
 Ukuran selnya kecil
 Membran selnya tipis, antara segiempat dan kubus
 Ruang sel (lumen) masih penuh dengan protoplas dan vakuola yang
kecil-kecil
 Bersifat meristematis (sel-sel yang membentuknya selalu
mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah).
 Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibagi menjadi :
1) Jaringan meristem apikal
Meristem apikal terletak di ujung akar dan ujung batang, yang
aktivitasnya menghasilkan perpanjangan akar dan batang.
Pertumbuhan yang diawali oleh meristem apikal disebut pertumbuhan
primer, dan semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal
disebut jaringan primer.
2) Jaringan meristem interkalar
Meristem interkalar atau meristem antara, merupakan meristem yang
terletak di antara jaringan meristem primer dewasa, dan masih
termasuk pertumbuhan primer, contohnya ruas batang bambu.

3) Jaringan meristem lateral


Meristem Lateral atau meristem samping, adalah meristem yang
menghasikan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder
merupakan proses penebalan pada akar dan batang tumbuhan, yang
dikenal dengan kambium.
 Berdasarkan asal terjadinya jaringan meristem dibagi menjadi :
1) Jaringan primer
Jaringan primer yaitu jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrio
(pada ujung akar, ujung batang tumbuhan dewasa). Berasal dari sel-sel
initial yang disebut promeristem (“primordial meristem” =
“urmeristem”=“embryonic meristem) yang selanjutnya dalam
perkembangannya menjadi pula cikal-bakal jaringan dewasa
Diantaranya ada yang menjadi :
 Protoderm, karena pengaruh diferensiasi dapat langsung menjadi
sistem epidermis
 Procambium (“provascular tissue”) yang selanjutnya akan
berkembang menjadi sistem jaringan angkut primer
 Meristem dasar (“ground meristem”) yang selanjutnya berkembang
menjadi sistem jaringan dasar atau parenkhim
Meristem apikal dan meristem interkalar, kedua-duanya termasuk meristem
primer yang berasal dari sisa-sisa jaringan embrio
Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer
Meristem primer akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang meliputi
epidermis, korteks dari akar dan batang, mesofil daun dan jaringan pembuluh
primer.

2) Jaringan sekunder
Jaringan sekunder adalah jaringan yang berasal dari jaringan dewasa
yang selanjutnya berubah menjadi muda lagi (meristematis) atau
yang tentunya masih ada kaitannya dengan jaringan muda primer.
Pertumbuhan jaringan muda sekunder disebut pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhannya ke arah membesar sehingga menimbulkan
bertambah besar tubuh tumbuhan.
Kambium dan kambium gabus atau phellogen termasuk meristem
sekunder, yang berasal dari sel-sel dewasa yang berubah keadaannya
menjadi meristematis atau dapat pula berasal dari sisa-sisa meristem
primer.
Meristem sekunder kebanyakan berbentuk seperti prisma atau pipih
yang dibagian tengahnya terdapat vakuola yang besar.
Meristem sekunder akan berkembnag menjadi jaringan pembuluh
sekunder dan jaringan penyokong .
3) Jaringan promeristem
Promeristem, yaitu jaringan meristem yang telah ada ketika
tumbuhan masih embrio/meristem pada tingkat embrio.

b) Jaringan dewasa
 Merupakan jaringan yang bersifat non meristematik
 Tidak tumbuh dan berkembang lagi
 Terbentuk oleh adanya diferensiasi dari sel-sel meristem
 Sifat-sifat jaringan dewasa adalah :
- Tidak terjadi aktivitas membelahan diri
- Memiliki ukuran yang cukup besar dibandingkan sel sel
meristem
- Mempunyai vakuola yang besar sehingga plasma sel sedikit
dan -merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
- Kadang kadang selnya telah mati
- Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan
fungsinya
- Di antara sel selnya dijumpai ruang antarsel.

 Meliputi :
 Jaringan dasar (Parenkim)
 Jaringan Pelindung (epidermis)
 Jaringan Penguat
 Jaringan Pengangkut
 Jaringan Sekretori
 Jaringan dasar ( parenkim)
1) Pengertian jaringan dasar (parenkim)
Jaringan parenkim atau sering disebut pula jaringan dasar (“ground tissue”)
merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur
morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masi melakukan segala
kegiatan proses fisiologis. Pada umumnya parenkim memiliki sifat-sifat
yang sama. Jaringan parenkim memang lebih cocok kalu disebut sebagai
ground tissue atau jaringan dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap
bagian tumbuhan akan terdapat jaringan parenkim ini sebagai jaringan dasar,
dimana jaringan-jaringan lain terdapat di dalamnya.
Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel parenkim. Parenkim juga
merupakan jaringan heterogen, karena telah terjadi asosiasi antar sel-sel
parenkim dengan sel-sel dari tipe lain.
2) Sifat-sifat jaringan parenkim
Sifat-sifat jaringan parenkim adalah sebagai berikut :
a) Dinding selnya tipis
b) Dinding sel yang telah menebal biasanya mempunyai noktah-noktah
yang dapat menjamin lancarnya pertukaran zat-zat yang diperlukan
tumbuhan
c) Sel-sel parenkhim merupakan sel-sel yang masi mempunyai kegiatan
atau masi hidup
d) Plastida-plastida berupa leukloplas ataupun kloroplas berada dalam
protoplasnya
e) Terdapat intercelluler apaces yang melakukan peranan bagi pertukaran
atau peredaran gas-gas
f) Tentang bentuk selnya kebanyakan sel parenkim umumnya adalah seg
banyak, yang diameternya bervariasi (polihedra)

Parenkhim menurut para ahli dijelaskan sebagi berikut :


a) Terdapatnya yaitu :
(1) Pada batang dan akar yaitu diantara epidermis dan pembuluh
angkut sebagai korteks
(2) Pada empulur batang
(3) Merupakan mesofil (jaringan pagar dan bunga karang)
(4) Pada dagig buah, merupakan jaringan cadangan makanan
(5) Cadangan dalam endsoperm biji yaitu jaringan yang menyimpan
makanan cadangan
b) Fungsinya :
(1) Berfungsi menyimpan makanan cadangan seperti halya pada
endosperm jagung atau pada biji-biji tumbuhan lain
(2) Sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis seperti halnya pada
mesofil daun
(3) Berfungsi sebagai penyokong tubuh apabila vakuolanya berisi air
, seperti misalnya pada tumbuhan lunak (bayam).
3) Macam-macam jaringan parenkim
a) Kaitannya dengan asimilasi
- menurut hasil penelitian parenkim asimilasi ini terdiri dari sel-sel
yang banyak mengandung klorofil
- parenkim ini sangat bermanfaat bagi berlangsungnya hasil
fotosintesis (sintesa karbohidrat), yang tentunya pula akan terletak
pada bagian tepi dari alat- alat tumbuhan, mengiat bahwa bagi
keperluan fotosintesis sangat dibutuhkan radiasi
- parenkim asimilasi ini mengandung kloroplas dan dalam kloroplas
sering berisi butir-butir tepung asimilasi.
- karena berisi klorofil, maka parenkim asimilasi ini biasa disebut
juga klorenkim.
b) Kaitannya dengan cadangan makanan
- pada parenkim makanan dapat dikatakan tidak berwarna.
- manfaatnya yaitu sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan,
sedang letaknya agak lebih ke dalam dibandingkan dengan parenkim
asimilasi.
- adapun tentang makanan cadangan yang tersimpan dalam parenkim
ini ada yang berbentuk zat-zat yang dapat larut dalam cairan sel
(dalam vakuola) dan yang berwujud bahan-bahan padat (dalam
vakuola dan sitoplasma).
- bahan-bahan ini tentunya merupakan bahan-bahan ergastik (mati)
seperti misalnya butir-butir : tepung, kristalloid, protein, lemak
atupun tetes- tetes minyak.
- butir-butir banyak terdapat dalam sel-sel parenkim dari korteks,
empelur, parenkim daun yang berdaging, parenkim berkas pembuluh,
rizhoma, buah, tuber, pada keping/belahan-belahan biji serta
endosperm biji.
c) Kaitannya dengan air
- parenkim ini disebut parenkim air, yang benar-benar digunakan
sebagai jaringan penyimpan air, di mana air ini terikat dalam vakuola
dari sel-selnya secara aktif.
- pada beberapa tumbuh-tumbuhan tertentu seperti Cactaceae, Alow,
Avage, Mesembryanthemum, sel-sel parenkim yang terdapat dalam
alat-alat fotosintesanya tidak mengandung klorofil, melainkan
dipenuhi oleh air sehingga tampak sebagai jaringan air.
- jaringan ini terdiri dari sel-sel yang hidup dan berukuran besar, dan
biasanya pula mempunyai dinding sel yang tipis.
- sel-selnya sering tampak berupa serangkaian sel yang memanjang
bagaikan sel-sel pagar (palisade).
-jaringan palisade ini masing-masing selnya mempunyai sitoplasma,
sebuah inti sel serta sebuah vakuola besar di mana di dalamnya
terkandung air atau lendir.
- lendir ini dapat diperkirakan akan dapat menambah daya serap dan
daya menahan air pada sel-sel disekiar protolasma dan dindingnya.
d) Kaitannya dengan tannin
- parenkim tannin terdiri dari sel-sel parenkim yang memang barisi
zat penyamak.
- berdasrkan hasil penelitian, bahwa sel-sel yang berisi zat penyamak
dalam alat- alat tumbuhan dapat merupakan suatu sistim, sehingga
terselenggaranya hubungan sel-sel antar satu sama lainnya.
- sel tannin ini dalam daun misalnya selalu tersebar pada zona-zona
trtentu, sehingga demikian dapat menyebabka kurangnya/tidan
adanya hubungan diantara sel-sel yang sau dengan sel lainnya.
- sedangkan dalam batang tumbuhan, sel-sel tannin ini tampak
terpusat pada zona- zona tertentu dan ak jarang pula tampak pada
bagian luar empelur. (seludang empelur).
e) Kaitannya dengan udara dalam ruang antar sel
- SIFTON yang telah melakukan penelitian tentang aerenchym atau
parenkhim udara :
a. Pada tumbuha golongan Angiospermae yang hidrofit atau yang
hidup di air, ruang-ruang antar selnya mempunyai volume yang
nyatanya relatif lebih besar.
b. Ruang-ruang antara sel ini juga saling berhubungan antara yang
satu dengan yang lainnya.
c. Dalam kondisi yang demikian, maka bagi tumbuhan yng
bersangkutan, udara yang terdapat dalam ruang-ruang antar
selnya itu tidak saja memberikan sistem aerasi yang baik,
melainkan memberikan pula kemampuan bagi tumbuhanagar
dapat terapung di permukaan air.
d. Ruang-ruang antar sel tersebut kenyataannya merupakan suatu
sistem yang kontinue dapt melangsugkan peredaran dan
hubungan, antara organ-organ pada tumbuhan.

f. Kaitannya dengan arah angkut

- perenkim pengangkut ini terdiri dari sel-sel memanjang dengan


letak merut arah pengangkutan.
- dalam hal ini kita mengenal adanya parenkim jari-jari empelur
yang berguna sebagai alat-alat pengangkut yang menghubungkan
jaringan-jaringan sebelah luar dan dalam.
- yang dimaksud dengan parenkim jari-jari empelur ini ialah sel-sel
parenkim yang bentuknya panjang yang terdapat pada jari-jari
empelur.

 Jaringan pelindung (epidermis)


1) Pengertian epidermis
Jaringan Epidermis adalah lapisan jaringan paling luar tumbuhan
yang terbentuk dari protoderm dan umumnya terdiri selapis,
sebagian tumbuhan mempunyai epidermis yang lapisan ganda.
Jaringan epidermis yang lapisan berganda adalah anggrek.

2) Ciri-ciri jaringan epidermis


Tersusun atas selapis sel dan rapat : Sel – sel penyusun
jaringan epidermis memiliki bentuk yang homogen namun pada
tiap tumbuhan bentuknya sangat bervariasi. Jaringan epidermis
hanya disusun atas selapis sel yang saling berhimpit, sehingga
tidak terdapat ruang antar sel. Namun Pada beberapa tumbuhan
sel protoderm mengalami pembelahan secara periklinal (sejajar
dengan permukaan) sehingga terbentuk beberapa lapis sel
epidermis ke arah dalam tumbuhan. Susunan sel yang rapat ini
masih terkait dengan fungsinya sebagai pelindung.
Dinding sel bagian luar mengalami penebalan : Pada beberapa
tumbuhan, dinding sel bagian luar penyusun jaringan epidermis
mengalami penebalan di organ tertentu. Misalnya lapisan kutikula
pada daun atau batang yang merupakan hasil penebalan dinding
luar. Lapisan kutin memiliki struktur seperti zat lilin yang
berfungsi mencegah agar tumbuhan tidak kehilangan air.
Penebalan dinding sel bagian luar hanya terjadi di organ – organ
tertentu pada tumbuhan tertentu, seperti pada organ daun dan
batang yang terpapar langsung dengan cahaya matahari.
3) Fungsi jaringan epidermis
Terdapat beberapa fungsi dari jaringan epidermis yaitu sebagai
berikut:
- Sebagai pelindung atau menutu seluruh organ tumbuhan.
- Membatasi penguapan, menyokong, penyerapan dan
penyimpanan air.
- Fotosintesis
- Pertukaran Zat

Jaringan epidermis dapat termodifikasi menjadi stomata,


trikoma,spina/duri,velamen, sel kipas dan sel kresik.
a) Stomata/stoma/mulut daun : suatu celah pada epidermis yang
terdiri dari dua sel penjaga yang berisi kloroplas, yang
berfungsi sebagai jalan penguapan (transpirasi), jalan
pernapasan (respirasi) dan jalan masuknya CO2 dan
keluarnya O2 waktu fotosintesis.

Gambar stomata
b) Trikoma (rambut-rambut), merupakan modifikasi epidermis
yang terdapat pada akar, batang, daun, bunga, buah dan buji.
Terdiri dari trikoma non glanduler yang selnya tidak
mengeluarkan zat sekretoris, dan trikoma glanduler yang
selnya mengeluarkan zat sekretoris. Fungsi trikoma adalah:
mengurangi pengupan, meneruskan rangsangan, membantu
penyebaran biji, membantu perkecambahan biji, membantu
penyerbukan bunga, sebagai alat pemanjat, dan mengurangi
gangguan manusia dan hewan.
c) Spina (duri) : terdiri dari spina palsu dan asli. Spina palsu
dibentuk oleh jaringan di bawah epidermis, yaitu di korteks,
misalnya pada batang mawar. Spina asli duri yang dibentuk
dari bagian dalam stele/silinder pusat batang, misalnya duri
bunga kertas (Bougainvillea).

Gambar spina / duri


d) Velamen merupakan lapisan sel mati di bagian dalam
jaringan epidermis pada akar gantung (akar udara), fungsi
sebagai alat penyimpanan udara, misal pada anggrek.

Gambar velamen
e) Sel kipas/ motor cell/bulliform cell, merupakan alat
tambahan pada epidermis bagian atas daun, berfungsi
sebagai penyimpan air, contoh pada bambu dan daun sereh,
untuk mengurangi penguapan daun sereh akan menggulung,
penggulungan ini diakibatkan oleh adanya sel-sel kipas
sebagai bentuk adaptasi tanaman untuk mengurangi
penguapan
f) Sel kersik, merupakan sel epidermis yang berisi kristal kersik
(silika/ SiO2), misalnya pada tebu yang menyebabkan batang
tanaman tebu menjadi keras.

 Jaringan penguat
Jaringan penguat merupakan jaringan yang berperan untuk
menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri kokoh, serta
memiliki dinding sel yang tebal dan kuat.
Jaringan penguat mempunyai fungsi diantarnya :
• menguatkan tegaknya batang dan daun
• melindungi biji dan embrio
• memperkuat jaringan parenkim penyimpan udara melindungi
berkas pengangkut (vaskuler)

Jarigan penguat dibagi menjadi dua yaitu :

- Jaringan Kolenkim: sel-selnya hidup, memiliki banyak sifat


yang mirip jaringan parenkim , dapat dianggap sebagai
jaringan parenkim khusus yang menunjang organ pada batang
muda dan tangkai daun muda , dan jarang ditemukan di akar
,dinding sel mengalami penebalan zat selulosa, tidak memiliki
lignin (zat kayu).
- Jaringan Sklerenkim: merupakan jaringan penunjang yang
terdapat pada organ tumbuhan yang telah dewasa. Dinding sel
mengalami penebalan oleh lignin (zat kayu), protoplasmanya
mati atau tidak aktif, terbagi menjadi dua, yaitu serabut
sklerenkim dan sklereid.
 Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut atau vascular tissue umumnya hanya terdapat
pada tumbuhan tingkat tinggi. Jaringan ini terbentuk dari sel-sel yang
kedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan.
Komponen jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu: Xylem
dan Floem
a) Xylem
Xilem adalah pembuluh pengangkut pada tumbuhan perpembuluh
yang berfungsi untuk menyalurkan nutrisi dari akar ke daun.
Xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa
sel yang berbeda baik sel hidup maupun sel tak hidup. Xilem
disebut juja pembuluh kayu. Pembuluh kayu terbentuk dari sel-
sel mati yang mengayu, bentuknya memanjang seperti sebuah
saluran dimana antar saluran yang satu dengan saluran yang lain
saling menyambung.
b) Floem

Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa


unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel
pengiring, parenkim, serabut dan sklereid.

Floem berfungsi mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan


yang merupakan hasil fotosintesis dari bagian atas (daun) ke
bagian-bagian lain yang ada di bawahnya atau di atasnya. Seperti
halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan
prokambium disebut floem primer dan yang merupakan hasil
perkembangan kambium disebut floem sekunder.
Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur
dan fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal
dari sel yang sama. Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem
letaknya terpisah, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan
membentuk kesatuan sistem karena saling beranastomisis
(membentuk anyaman). Jaringan Floem terdapat pada bagian
kulit kayu.

 Jaringan sekretori
1) Pengertian jaringan sekretori
Sekresi terjadi pada semua sel tumbuhan, atau pada jaringan
tertentu kebanyakan tumbuhan. Pada tumbuhan, di bedakan 3
macam istilah sekresi, yaitu:ekresi, sekresi dan reksesi.Jadi
sekresi meliputi pemindahan bahan dari dalam sel, apakah dari
permukaan tubuh tanaman,atau kearah dalam, serta menimbun
bahan-bahan sekresi pada tempat-tempat tertentu di dalam sel,
atau jaringan. Pada tubuh tumbuhan zat-zat yang di sekresikan
mungkin merupakan kelebihan ion, disisihkan dalam bentuk
garam, atau kelebihan hasil asimilasi, kemudian disisihkan
sebagai gula, yaitu pada dinding sel, mungkin dalam bentuk
senyawa atau zat-zat yang merupakan hasil akhir metabolisme
atau bukan hasil akhir tetapi tidak dapt di gunakan misalnya zat
alkaloid, tanin, resin dan macam-macam Kristal. Selain itu
senyawa yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu seperti
hormon dan enzim. Ada 2 stuktur dalam jaringan sekretori yaitu,
sturktur sekretori internal dan struktur eksternal.
2) Ciri-ciri penyususn jaringan sekretori
 Sel Kelenjar
Sel kelenjar biasanya di golongkan berdasarkan isi selnya, tetapi
beberapa sel kelenjar mengandung campuran zat-zat, atau
mungkin isinya tidak dapat di identifikasi. Sel kelenjar
mengandung subtansi minyak, misalnya pada suku
calycanthchaceae, lauraceae,magnoliaceae, simarubaceae, dan
winteraceae. Sel-sel ini terdapat pada jaringan dasar batang
maupun daun. Pada suku klusiaceae, hipericaceae, Sel kelenjar di
sebut sel minyak. Beberapa suku dikotil mengandung resin, yang
lain mengandung lendir , misalnya Cactaceae dll. Sel-sel yang
berlendir sering mengandung rafida, misalnya pada Aloe sp. Sel
yang mengandung enzim Mirosinase dapat dijumpai pada suku
Capparidaceae dll.
 Ruang Dan Saluran Sekretori
Ruang dan saluran kelenjar berbeda dengan sel kelenjar karena
ruang atau saluran dihasilkan dengan beberapa cara:
a. Secara lisigen yaitu ruang antara sel yang terjadi karena
lisisnya dinding sel, misalnya, Citrus, gossipium.
b. Secara sizogen, ruang yang terjadi karena menjauhnya sel yang
satu dengan sel yang lain. Misalnya kelanjar minyak pada embrio
eucalipetus.
c. Secara sizolisigen ruang yang terjadi merupakan gabungan tipe
lisigen dan sizogen.

Saluran getah adalah sel atau deretan sel-sel yang berhubungan


mengandung getah yaitu suatu cairan yang berwarna putih
mempunyai komposisi yang rumit. Saluran getah mungkin
sederhana yang bersal dari satu sel, atau berasal dari sel-sel yang
mengadakan persatuan pada dinding ujungnya dan kemudian
dinding sel. Larut disebut saluran getah beruas yang berasal dari
satu sel disebut saluran getah tidak bersambung.

3) Macam-macam jaringan sekretori


 Jaringan Rekresi,Mengeluarkan senyawa yang belum
melewati proses metabolisme:
- Hidatoda merupakan struktur yng mengeluarkan air
dari mesofil ke permukaan air
- Kelenjar garam dan dapur yang berfungsi untuk
mengeluarkan garam yang terserap
 Jaringan Ekresi,Terdapat di permukaan tubuh dan
produksinya dikeluarkan dari tubuh.
- Rambut kelenjar terdapat pada bagian trikoma.
Fungsinya rambut kelenjar adalah menyaring zat-zat
ekresi misalnya minyak aksiri dan mengatur
pengeluaran ekresi lewat plasma.
- Kelenjar madu terdapat pada bagian bunga,
merupakan kelenjar di bagian pangkal dan tonjolan
yang terdiri dari banyak sel diatasnya diman sel
tersebut memiliki plasma yang kental.
- Osmofora adalah kelenjar yang menghasilkan minyak
menguap pada bagian-bagian bunga.
 Jaringan sekresi
Dimana senyawa kelenjar bersal dari parenkim dasar yang
mengalami diferensiasi dan mengandung bermacam
senyawa hasil metabolisme contohnya: kulit kayu manis.
- Ruang kelenjar merupakan sekelompok sel yang
berdinding tipis, dengan protoplasma yang kental
mengelilingi suatu ruang yang terisi senyawa yang di
hasilkan oleh sel-sel. Contohnya: Daun citrus.
- Saluran getah terdiri dari sel-sel atu sederet sel yang
mengalami fusi yang berisi getah, membentuk suatu
sistem jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain
dalam tubuh.
4) Struktur dan fungsi jaringan sekretori
a. Sturuktur serkretori eksternal
1. Rambut kelenjar
Sekretori eksternal mempunyai sturuktur, bentuk serta
ukuran yang bermacam-macam, merupakan derifat
epidermis dan lapisan subefidermal. Misalnya rambut
kelenjar. Rambut kelenjar mempunyai kepala yang
mengeluarkan sekresi, dan terdiri atas satu atau banyak
sel, sedangkan tangkai terdiri dari sel-sel yang bukan
kelenjar. Rambut kelenjar dapat mengeluarkan sekresi
yang berupa:
- Minyak misalnya pada Mentha. Minyak ini berbentuk
tetes kecil pada Dictamnus, tetes minyak terdapat
dalam plastida.
- Lendir, misalnya pad tumbuhan Insektivor. Tumbuhan
ini berupa lendir berupa mukopolisakarida, berfungsi
untuk menjerat serangga.
2. Nektaria (kelenjar madu)
Nektar adalah cairan yang mengadung gula terdapat pada
bunga dan pada bagian vegetative(ekstrafloral). Nektaria
florai, terdapat pada daun kelopak, daun mahkota
bunga,pada benang sari, pada ovarium atau pada dasar
bunga. Sedangkan nektaria ekstrafloral terdapat pada
batang, daun, stipula, atau tangkai bunga.
Sel sekretori pada nektaria mempunyai sitoplasma yang
padat dan vakuola kecil, sering mengandung
tannin.sitoplasma yang padat dan vakuola kecil, sering
mengandung tannin.
3. Hidatoda
Hidatoda merupakan struktur pelengkap pada daun
berfungsi mengeluarkan air dari dalam ke permukaan
daun. Proses ini dinamakan gutasi. Hidatoda merupakan
modifikasi dari bagian-bagian daun, terletak pada helayan
daun atau pada ujungnya, dimana air dari xilen di
tinggalkan, untuk mencapai permukaan daun.
b. Struktur sekretori internal
Sel kelenjar internal yang mempunyai kandungan bermacam-
macam sel-sel kelenjar sering tampak sebagai sel yang
khusus. Sel-sel ini di namakan idioblas. Sel-sel kelenjar
mungkin memanjang, dan panjangnya khusus, di namakan
kantong (sakus) atau buluh.
KAMBIUM

1) PENGERTIAN KAMBIUM
Kambium merupakan jaringan meristem sekunder pada tanaman dikotil yang
berperan penting dalam membesarnya organ.
Kambium sabagai bagian dari tumbuhan berupa lendir. Lendir yang disebut kambium
itu terdapat diantaa kulit dan kayu pada batang.
Pada umumnya batang yang terdapat kambium jenis tanamannya , tanaman yang
berbatang keras dan dimiliki oleh tumbuhan yang berumur panjang. Cambium pada
batang berkayu mempunyai fungsi sebagai jalur zat hara dari dalam tanah sampai ke
daun, serta menyalurkan makanan hasil fotosintesis, yang berguna untuk makanan
tumbuhan.
Pertumbuhan pada cambium terjadi dengan dua arah, yaitu pertumbuhan ke arah
dalam membentuk kayu (pembuluh kayu / Xylem) dan pertumbuhan kearah luar
membentuk kulit kayu ( Pembuluh tapis / Floem).
Jenis batang berkayu , yang keras , yang berumur panjang yang dimaksud diatas
adalah yang dimiliki oleh tumbuhan Dikotil seperti jambu, jati, mahoni, albasiah,
nangka dan lain sebagainya.
 Apa maksud Kambium sebagai jaringan meristem sekunder ?
1) jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari
jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan spesialisasi
2) kambium merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan
totipotensi lagi
3) Maksudnya Totipotenssi itu kemampuan berdefransiasi dan specialisasi
sehingga mampu berbeda dengan sebelumnya dan berperan beda dari yang
sebelumnya
4) Aktivitas kambium yang merupakan jaringan meristem sekunder ini
membelah terus menerus , membesar dan berdefrensiasi membentuk xilem
dan floem sebagai jaringan pengangkut .
5) Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif
dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan
kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.

2) KEMAMPUAN PEMBENTUKAN JARINGAN KAMBIUM

Berdasarkan kemampuan pembentukan jaringan kambium dibagi menjadi :

a. Kambium vaskuler : kambium yang terdapat di dalam berkas pengangkutan.


Kambium fasikuler ini jika sel selnya kearah dalam membentuk Xilem dan ke
arah luar membentuk floem, sementara ke samping membentuk jaringan
meristematis yang berfungsi memperluas kambium. Pertumbuhan oleh kambium
ini disebut pertumbuhan sekunder maksudnya terjadi pembelahan ke arah luar
membentuk floem sekunder fan ke arah dalam membentuk xilem sekunder.
b. Kambium interfeskuler: kambium yang terdapat diantara dua berkas
pengangkutan/atau di luar berkas pengangkutan. Fungsi: membentuk jari-jari
empelur.

c. PROSES TERBENTUKNYA KAMBIUM


Berdasarkan proses terbentuknya kambium dibagi menjadi dua :
1) Kambium primer :kambium ini terdapat diantara xilem dan floem pada
tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Khusus pada tumbuhan monokotil,
kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele
2) Kambium sekunder (kambium gabus/ kambium felogen), kambium ini
terdapat padapermukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan
sekunder. Kambium gabus kearah luar membentu sel gabus pengganti
epidermis dan ke arah dalam membentuk sel feloderm hidup. Kambium inilah
yang menyebabkan terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.

d. KAMBIUM PEMBULUH
Kambium pembuluh adalah meristem yang menghasilkan pembuluh sekunder.
Ditinjau dari posisinya pada tubuh tumbuhan, kambium pembuluh dikenal
sebagai meristem lateral.
Ada tumbuhan paku dan sejumlah besar tumbuhan monokotil tidak terdapat
kambium pembuluh.
Pada dikotil basah, kegiatan kambium pembuluh berkurang atau tidak tampak

e. STRUKTUR DAN FUNGSI KAMBIUM PEMBULUH


Struktur kambium pembuluh : sel kambium pembuluh memiliki vakuola yang
besar dan terdiri atas dua macam sel pemula yaitu fusiform dan pemula jari-jari
empelur
Fungsi dari kambium pembuluh : membentuk xilem dan floem
 Pemula fusiform :
1) berbentuk prisma di tengah dan meruncing kedua ujungnya
2) membentuk sistem tegak atau aksial di daerah kambium pembuluh
3) seluruh sistem berasal dari pemula fusiform
 Pemula jari-jari empelur
1) berbentuk agak memanjang, namun hampir isodiametris pula
2) membangun sistem radial
3) ada yang bersegi satu, seperti pada Coniferae dan ada yang bersegi
banyak atau multi seriat
JARINGAN GABUS

Jika epidermis rusak maka digantikan jaringan gabus, yang berfungsi


melindungi jaringan lain agar tidak kehilangna banyak air. Pada tumbuhan dikotil
kambium gabus dibentuk oleh sel-sel felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah
dalam, berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, dan pembentukan ke arah luar
berupa sel-sel mati yang disebut felem .

 Macam-macam jaringan gabus


(a) Eksodermis (exodermis)
Perubahan fungi dari “lapisan sel” di bawah epidermis pada akar tumbuhan,
yaitu yang berubah sebagai dan kemudian bergabus atau mengandung suberin
sringkali terjadi. Sehubungan dengan itu EAMES dan MAC DANIELS
menyebut lapisan-lapisan sel di bawah epidermis pada akar dan batang sebagai
hypodermis.
GUTTENBERG menyatakan, bahwa terjadinya lapisan-lapisan sel di bawah
epidermis pada akar yang berubah fungsi itu menjadi ekodermis.
Menurut VAN FLEET, eksodermis itu dapat dikatakan hampir sama dengan
endodermis yaitu dalam sifat-sifat kimia dan strukturnya.

(b) Endodermis
Yang dimaksud dengan endodermis, yaitu lapisan sel yang terdapat dalam
akar yang dinding selnya sering bergabus, lapisa sel ini terkadang dianggap
sebagai lapisan sel yang paling dalam dari korteks (kulit kayu) dan terkadang
dianggap pula sebagai lapisan sel yang paling luar dari silinder pusat ( stele).

Endodermis terdiri satu lapisan sel . sel-sel itu letaknya demikian rapat
antar satu dengan yang lainnya, dan berbentuk seperti sel-sel parenkhim
yang dinidingnya mendapat penebalan-penebalan yang khusus.
GUTTENBERG menyatakan bahwa lapisan sekunder dari sel-sel
endodermis terdiri dari selulosa, dan kadang-kadang lignin yang diliputi
oleh lamella-lamella suberin.
(c) Kulit gabus (periderm)
Pada batang-batang dan akar-akar dari tumbuhan golongan
Dicotyledoneae dan Gymnospermae biasanya terdapat jatringan kulit
gabus atau periderm, yang pada pertumbuhan sekunder dapat menambah
ketebalan pada alat-alat tumbuahn tersebut. Kulit gabus ini adalah suatu
jaringan pelindung yang dapat berfungsi sebagai pengganti epidermis
bilamana epidermis ini rusak, mengelupas atau mengalami kematin.
Bagian-bagian periderm yang telah diketahui para ahli adalah :
 Phellogen atau “cork cambium” yaitu kambium gabus yang
merupakan suatu lapisan sel meristematis.
 Phellem atau “cork” yaitu gabus sebagai produk dari phellogen
yang berbentuk ke arah luar.
 Phelloderm, yaitu suatu jaringan yang dapat dikatakan hampir
homogen dengan parenkim korteks yang berbentuk ke arah dalam
sehingga hanya terdapat di lapisan-lapisan paling dalam.

Cara terbentuknya periderm

Lapisan phellogen yang pertama dibentuk oleh sel-sel epidermisnya.


Ternyata pula pada tumbuhan tertentu, lapisan phellogennya terbentuk oleh
lapisan epidermis dan lapisan dibawahnya, tetapi dalam hal ini ternyata
phellogen yang terbentuk dari lapisan epidermis tidak berfungsi.

Jaringan phellogen (kambium gabus) dibentuk pula oleh jaringan kulit


kayu (korteks) yang lebih dalam atau oleh perycycle. Sel-sel parenkim yang
akan membentuk kambium gabus mengalami perubahan dan menjadi
meristematis serta membelah. Dari hasil pembelahan ini salah satu sel anaknya
akan tetap sedangkan sel anak yang satunya lagi akan membelah-belah pula dan
membentuk gabus (phellem) yaitu ke arah luar dan membentuk phelloderm yaitu
ke arah dalam.
Ada dua macam gabus yaitu :

 Gabus monogen
Terbentuknya gabus ini oleh phellogen yang lapisan selnya hanya
satu lapisan dan merupakan lapisan yang tetap.
 Gabus poligen
Terbentuknya gabus ini oleh phellogen yang lapisan selnya dapat
dianggap banyak, karena bergantinya lapisan itu.

LENTI SEL

Tentang celah-celah pada lapisan gabus atau lenti sel, celah-celah inin sangat
berperan dalam membantu melangsungkan hubungan antara bagian-bagian tumbuahn
dengan udara luar, yang tadinya hubungan ini terputus karena terhalan oleh lapisan
gabus yang keadaannya sangat rapat.

Bentuk celah-celah atau pori-pori pada lapisan gabus adalah seperti


lensa, karena itulah maka celah-celah atau pori-pori tersebut disebut lenti sel,
karena lenti berarti pul : lensa. Tentang banyaknya lenti sel yang terdapat pada
batng perluasnya lapisan gabus bagi tiap species tumbuh-tumbuhan adalah
berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar ANATOMI TUMBUHAN TENTANG SEL DAN JARINGAN

Power point kelompok 1-7

Anda mungkin juga menyukai