LAPRES CONVAP GRUP D
LAPRES CONVAP GRUP D
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diatas permukaan seperti pada pipa vertikal atau horizontal atau yang lainnya,
terbentuk sebuah selaput kondensat dan mengalir pada permukaan tersebut karena
dipengaruhi gaya gravitasi. Selaput kondensat tersebut menghambat perpindahan
panas antara permukaan pipa dan uap. Yang demikian itu disebut dengan
kondensasi film (selaput). Jenis lain dari kondensasi adalah kondensasi tetes yang
dapat terjadi dimana tetesan-tetesan kecil terbentuk pada permukaan pipa.
Tetesan-tetesan ini bertambah besar, bergabung, lalu cairan ini mengalir dari
permukaan pipa. Koefisien perpindahan panasnya 5 sampai 10 kali lebih besar
daripada jenis kondensasi film.
(a) (b)
Gambar 1. Kondensasi film pada plate vertikal: (a) peningkatan ketebalan film
dengan posisi, (b) keseimbangan elemen dari kondensat.
(Geankoplis, 1989)
Dimana :
k = Panas laten dari penguapan
W’ = Berat kondensat (lbm/hr.ft)
y’ = Tebal dari kondensat film
Sedangkan untuk kondensating vapor diberikan persamaan :
𝑘(𝑡 ′ −𝑡)
𝑊′ = 𝑘 𝑦′
3 1
1
44 𝑘 3 𝜃3 𝑘 𝑔 4
= ( ) [(𝑡 ′ − 𝑡)]4
3
Keterangan :
hx = Koefisien perpindahan panas
ρ = Densitas (g/cm3)
L = Total panjang pipa (cm)
g = Percepatan gravitasi (cm/s2)
μ = Viskositas (gr/cm.s)
dx = Jarak (cm)
Qx/qx = Laju perpindahan panas
(Modul OTK II, 2016)
Persamaan bilangan Nusselt untuk permukaan vertikal pada aliran laminar adalah
1
ℎ𝐿 𝜌𝑙 (𝜌𝑙 −𝜌𝑣 )𝑔ℎ𝑓𝜃 𝐿3 4
𝑁𝑁𝑢 = = 1.13 [ ] ...........................................................(10)
𝑘𝑙 𝜇𝑙 𝑘𝑙 ∆𝑇
Keterangan :
h = Koefisien heat transfer hf = Koefisien panas laten
L = Total panjang ρl = Densitas liquid
kl = Konduktivitas thermal ρv = Densitas vapor
μl = Viskositas liquid g = Percepatan gravitasi
ΔT = Selisih temperatur
(Geankoplis, 1984)
(13)
Menurut metode grafik sebelumnya, dimana Do adalah diameter luar dari
pipa koefisien perpindahan panas rata-rata dapat dicari dengan :
1
90° 𝑘 3 𝜃2 𝑘 𝑔 3
ℎ𝑥 ∫0° = 0.860 ( 𝐷 ) ................................................................... (14)
𝑜 ∆𝑡
1
180° 𝑘 3 𝜃2 𝑘 𝑔 4
ℎ𝑥 ∫90° = 0.589 ( 𝐷 ) ..................................................................
𝑜 ∆𝑡
(15)
Dari 0° sampai 180° adalah hanya untuk satu pipa, sedangkan untuk yang
lain sama.
𝑘 3 𝜃 2 𝑘 𝑔
ℎ^ = 0.725 ( ) ...........................................................................(16)
𝐷𝑜 ∆𝑡
Keterangan :
h^ = Koefisien perpindahan panas
kf = Konstanta panas laten dari penguapan
Фf = Fluks kalor lapisan film
k = Konduktivitas thermal
g = Percepatan gravitasi (cm/s2)
𝜆 = Panas laten
Do = Diameter luar tube (ft)
∆𝑡 = Selisih suhu lapisan film
(Modul OTK II, 2016)
II.3. Hipotesa
Pada praktikum ini, diperkirakan nilai dari koefisien perpindahan panas
dipengaruhi oleh kecepatan alir dan tekanan sehingga dihasilkan tekanan yang
tinggi atau diperoleh nilai koefisien perpindahan panas yang tinggi. Sedangkan
pengaruh kecepatan alir diduga semakin tinggi kecepatan alirannya maka semakin
kecil nilai koefisien perpindahan panas yang didapat.
Buka kran aliran uap dan alirkan air pendingin ke pipa pengembunan
Catat suhu uap dan air pendingin serta laju alir pendingin dan kondensat
Ulangi percobaan dengan variasi diameter pipa, letak pipa dan laju alir
(bukaan kran) yang berbeda
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Keterangan :
1. Penampung Air 5A. dan 5B. Kondenser Horizontal
2. Penampung Uap 6. Barometer
3. Bejana Penguap 7. Termometer
4A. dan 4B. Kondenser Vertikal 8. Elemen Pemanas
III.5 Prosedur Percobaan
1. Mengisi tangki penampung air pendingin sampai overflow.
2. Memanaskan tangki pembangkit uap yang berisi air kurang lebih ¾
bagian, tunggu hingga terbentuk uap yang cukup.
3. Selanjutnya mengalirkan uap dengan cara membuka kran aliran uap.
Bersamaan dengan mengalirkan uap, alirkan juga air pendingin dengan
cara membuka pula kran aliran air pendingin ke pipa pengembunan,
dengan variable bukaan kran yang berbeda.
4. Mencatat suhu uap masuk dan keluar, suhu air pendingin masuk dan
keluar.
5. Mencatat pula laju alir pendingin dan kondensat yang terbentuk tiap
selang waktu yang ditentukan dan amati jenis (embun) yang terbentuk.
6. Mengulangi percobaan di atas dengan variasi diameter pipa, letak pipa
(vertikal dan horizontal) dan laju alir fluida yang berbeda (dengan
bukaan/putaran kran (valve) yang berbeda.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
28 43 136 90 615 94
rata-rata 28,0 43,0 136,7 91,0 611,7 88,0
28 44 140 91 660 90
11 28 44 140 94 610 130
5 128,00 21,33
28 43 140 93 650 100
rata-rata 28,0 43,7 140,0 92,7 640,0 106,7
28 45 141 95 665 130
13 28 46 142 96 680 120
5 134,67 25,67
28 44 143 96 675 135
rata-rata 28,0 45,0 142,0 95,7 673,3 128,3
28 40 150 90 700 80
9 28 38 149 91 680 85
5 138,33 16,00
28 39 148 90 695 75
rata-rata 28,0 39,0 149,0 90,3 691,7 80,0
28 39 149 91 730 90
11 28 40 148 91 745 95
3 5 148,33 18,00
28 42 150 93 750 85
rata-rata 28,0 40,3 149,0 91,7 741,7 90,0
28 42 150 94 790 125
13 28 42 150 93 760 90
5 155,67 21,67
28 42 150 94 785 110
rata-rata 28,0 42,0 150,0 93,7 778,3 108,3
b) Kondensor Horizontal
T air (ᵒC) T kondensat (ᵒC) V Debit (cm3/s)
Bukaan Tekanan V air Waktu
T1 T2 T1 T2 kondensat
Kran (psi) (ml) (s) Air Kondensat
(masuk) (keluar) (masuk) (keluar) (ml)
29 50 98 73 480 40
9 29 51 98 71 520 35
5 100,67 7,13
29 50 98 73 510 32
rata-rata 29,0 50,3 98,0 72,3 503,3 35,7
29 52 98 75 495 38
11 29 53 98 74 530 39
1 5 104,33 8,13
29 53 98 76 540 45
rata-rata 29,0 52,7 98,0 75,0 521,7 40,7
29 55 99 75 580 38
13 29 56 99 76 565 39
5 114,33 8,13
29 57 99 77 570 45
rata-rata 29,0 56,0 99,0 76,0 571,7 40,7
29 44 100 77 835 47
9 29 46 100 78 820 48
5 165,67 9,47
29 45 100 77 830 47
rata-rata 29,0 45,0 100,0 77,3 828,3 47,3
2
29 47 100 78 850 48
11 29 47 100 78 870 50
5 173,33 9,73
29 46 100 79 880 48
rata-rata 29,0 46,7 100,0 78,3 866,7 48,7
29 49 100 79 890 50
13 29 49 100 79 860 53
5 174,67 10,53
29 48 100 79 870 55
rata-rata 29,0 48,7 100,0 79,0 873,3 52,7
29 43 103 80 890 58
9 29 44 103 79 860 60
5 176,67 11,80
29 44 103 78 900 59
rata-rata 29,0 43,7 103,0 79,0 883,3 59,0
29 46 103 79 930 60
11 29 45 103 80 925 60
3 5 184,33 12,53
29 45 103 80 910 68
rata-rata 29,0 45,3 103,0 79,7 921,7 62,7
29 46 103 80 980 60
13 29 46 103 81 890 65
5 190,67 13,33
29 47 103 82 990 75
rata-rata 29,0 46,3 103,0 81,0 953,3 66,7
b) Kondensor Horizontal
T air (ᵒF) T uap (ᵒF) µf kf
Bukaan P ΔTf ρf λf g h
T1 T2 T1 T2 Tf (lbm/ft (Btu/ft2
Kran (psi) (ᵒF) (lbm/ft3) (btu/lbm) (ft/hr2) (Btu/ft2.hr.ᵒF)
(masuk) (keluar) (masuk) (keluar) hr) hr.ᵒF)
1 9 84,2 122,60 208,4 162,2 165,50 42,90 60,88 0,934 998,90 0,385 4,169 8,913
11 84,2 126,80 208,4 167,0 167,60 40,80 60,84 0,921 997,64 0,386 4,169 9,060
13 84,2 132,80 210,2 168,8 171,50 38,70 60,76 0,895 995,30 0,386 4,169 9,248
2 9 84,2 113,00 212,0 171,2 162,50 49,50 60,95 0,954 1000,70 0,385 4,169 8,553
11 84,2 116,00 212,0 173,0 164,00 48,00 60,92 0,944 999,80 0,385 4,169 8,643
13 84,2 119,60 212,0 174,2 165,80 46,20 60,88 0,933 998,72 0,385 4,169 8,754
3 9 84,2 110,60 217,4 174,2 164,00 53,40 60,92 0,944 999,80 0,385 4,169 8,415
11 84,2 113,60 217,4 175,4 165,50 51,90 60,88 0,934 998,90 0,385 4,169 8,498
13 84,2 115,40 217,4 177,8 166,40 51,00 60,87 0,929 998,36 0,385 4,169 8,550
8.54242
8.40
8.36269
(Btu/ft2hrᵒF)
8.24912
8.20
8.01803
7.96667 7.97583
8.00
7.80 7.89081
7.83274
7.78647
7.60
8 9 10 11 12 13 14
Tekanan (psi)
9.20 9.060
9.00 8.913
(Btu/ft2 hr ᵒF)
8.754
8.80
8.643
8.553
8.60
8.40 8.550
8.498
8.415
8.20
8 9 10 11 12 13 14
Tekanan (psi)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Jenis embun yang terbentuk pada kondensor vertikal adalah kondensasi
film (filmwise condensation), sedangkan pada kondensor horizontal
adalah kondensasi titik-titik (dropwise condensation).
2. Berdasarkan hasil perhitungan, koefisien perpindahan panas kondensor
horizontal lebih besar daripada koefisien perpindahan panas kondensor
vertikal.
3. Semakin besar tekanan maka nilai koefisien perpindahan panas (h)
kondensor vertikal dan horizontal juga semakin besar.
4. Semakin besar bukaan kran maka nilai koefisien perpindahan panas (h)
kondensor vertikal dan horizontal juga semakin besar.
5. Semakin besar temperature, maka nilai koefisien perpindahan panas
pengembunan yang didapat semakin meningkat
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien perpindahan panas yaitu
tekanan dan kecepatan volumetrik uap dan air pendingin
V.2 Saran
1. Praktikan diharapkan lebih teliti pada saat mengamati suhu pada
termometer dan mengukur volume air dan kondensat yang keluar agar hasil
percobaan lebih akurat.
2. Praktikan diharapkan tidak berada terlalu dekat dengan tempat keluarnya
kondensat karena suhu kondensat panas.
3. Praktikan disarankan untuk membuka kran secara bersamaan agar
perhitungan interval waktu dan volume air dan kondensat dapat diukur
dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
A) Kondensor Vertikal
Bukaan Kran 1, P = 9 Psi
L = 44 cm=1,4435 ft
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 400
Q air pendingin = = = 80 ml/s
𝑡 5
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 43,3
Q kondensat = = = 8,67 ml/s
𝑡 5
ħ = 8,24912 Btu/ft2hr°F
B) Kondensor Horizontal
Bukaan Kran 1, P = 9 Psi
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 503,3
Q air pendingin = 𝑡
= 5
= 100,67 ml/s
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 35,7
Q kondensat = 𝑡
= 5
= 8.932 ml/s
ħ = 8,913 Btu/ft2hr°F