Anda di halaman 1dari 18

NAMA KELOMPOK :

1. DHINING AYU WAP. (1431010047)


2. NURINDAH SAFITRI (1431010053)
3. ADI GUMELAR CAKRA P (1431010055)
4. WAHYU FIRMANSYAH (1431010057)
5. ENIK ELIYAWATI (1431010068)
6. RENO SANADA (1431010073)
7. MUHAMMAD FIKRI SALIM (1431010077)
3.4 Pemajemukan Kontinyu
Tingkat bunga efektif akan meningkat bila frekuensi pemajemukan
pertahun bertambah. Karena transaksi monoter pada kenyataanya mungkin
berlangsung setiap jam atau setiap saat dalam kebanyakan dunia bisnis
maka pemajemukan sebenarnya berlangsung dalam jumlah yang banyak
sekali dalam setahun. Apabila kita ingin menghitung secara eksplisit efek
pemajemukan yang seperti ini maka kita harus menggunakan hubungan
kontinyu. Pemajemukan kontinyu berarti dalam setahun banyaknya periode
pembungaan (periode pemajemukan) adalah tak terhingga. Secara
matematis tingkat bunga efektif dari pemajemukan kontinyu adalah:

𝑟 𝑚
𝑖𝑒𝑓𝑓 = lim 1 + 𝑚
−1
𝑚→∞
(3.10)
Atau
𝑟
𝑟 𝑚/𝑟
𝑖𝑒𝑓𝑓 = lim 1+ 𝑚
−1
𝑚→∞
(3.11)
Dimana secara definitive dapat ditulis:
𝑟
𝑟 𝑚/𝑟
lim 1+ ≈𝑒 (3.12)
𝑚→∞ 𝑚

Dengan e adalah bilangan natural yang nilainya = 2,71828. Dengan demikian


maka persamaan tersebut dapat disubstitusikan menjadi:
𝑖𝑒𝑓𝑓 = 𝑒 𝑟 − 1 (3.13)

Jadi, bila bunga uang dimajemukan secara kontinyu maka tingkat bunga efektif
adalah er – 1 dimana r adalah tingkat bunga nominal. Misalkan tingkat bunga
18% per tahun dimajemukan secara kontinyu

𝑖𝑒𝑓𝑓 = 2,718280,18 − 1

𝑖𝑒𝑓𝑓 = 0,197117

maka tingkat bunga efektifnya adalah 19,7117%.


Tingkat bunga efektif untuk frekuensi pemajemukan yang lebih dari 52
akan menunjukan selisih yang sangat kecil dengan yang dimajemukan
secara kontinyu.
3.5 Rumus-Rumus Bunga Pemajemukan Kontinyu
3.5.1 Pemajemukan Kontinyu untuk Aliran Kas Diskret

Apabila bunga dimajemukan secara kontinyu dan aliran kas terjadi secara
diskret (pada awal atau akhir tiap periode) maka tingkat bunga pemajemukan
kontinyu dikonversi menjadi tingkat bunga efektif (tahunan) dengan persamaan (4).
Dari sini faktor-faktor bunga yang menghubungkan F, P dan A akan bisa diturunkan.
Dengan mensubstitusikan persamaan (4) ke persamaan (2.4) yaitu F=P(1+i)N , maka
diperoleh persamaan
F=P(1+ieff)N
Atau
F=P[1+(er-1)]N (3.14)
Atau
F=P(erN) (3.15)
Jadi, persamaan (3.15) ini akan bisa digunakan untuk mengubah
nilai P ke F bila besarnya P, r dan N diketahui dan dibungakan secara
kontinyu. Dengan demikian maka persamaan ini juga bisa ditulis :
F = P (F/P, r%, N) (3.16)

Dari hubungan diatas kita juga bisa mendapatkan nilai P bila F, r dan
N diketahui dan dibungakan secara kontinyu. Persamaannya
diperoleh dengan membalikkan hubungan P dan F diatas, atau :
1
P=F[ ] (3.17)
𝑒 𝑟𝑁

Atau juga bisa ditulis dalam bentuk :


P = F (P/F, r%, N) (3.18)

Sehingga juga berlaku hubungan :


1
(P / F, r%, N) = (3.19)
𝑒 𝑟𝑁

dengan r adalah tingkat bunga nominal.


Untuk mendapatkan hubungan dengan pembayaran uniform
(A) maka persamaan (3.13) di atas disubstitusikan ke
persamaan (2.14) sehingga diperoleh :

1+ 𝑖𝑒𝑓𝑓 𝑁 − 1
F=A[ ] (3.20)
𝑖 𝑒𝑓𝑓

Atau

𝑒 𝑟𝑁 −1
F = A[ ] (3.21)
𝑒 𝑟 −1

𝑒 𝑟𝑁 −1
(F / A, r%, N) = (3.22)
𝑒 𝑟 −1

Sehingga didapat hubungan :


F = A (F/A, r%, N) (3.23)
Faktor ini disebut dengan pemajemukan kontinyu deret seragam diskret, yaitu
faktor yang digunakan untuk mendapatkan nilai F bila nilai A, r% dan N diketahui dan
dimajemukkan secara kontinyu. Sebaliknya untuk mendapatkan A dari F, r% dan N
dapat diturunkan dari persamaan (2.18) yaitu:
𝑖𝑒𝑓𝑓
A=F[ ] (3.24)
1+ 𝑖𝑒𝑓𝑓 − 1
𝑒 𝑟− 1
A=F[ ] (3.25)
𝑒 𝑟𝑁 − 1

dimana :
𝑒 𝑟− 1
A/F= (3.26)
𝑒 𝑟𝑁 − 1

Sehingga
𝑒 𝑟− 1
(A / F, r%, N) = 𝑒 𝑟𝑁 − 1 (3.27)
atau
A = F(A/F, r%, N) (3.28)

Faktor F(A/F, r%, N) ini disebut dengan faktor sinking-fund pemajemukkan kontinyu
deret seragam diskret.
Dengan cara yang sejenis maka hubungan antara P dan
A dapat diturunkan dari persamaa (2.22) sebagai
berikut :
1+ 𝑖𝑒𝑓𝑓 𝑁 − 1
P=A[ ] (3.29)
𝑖𝑒𝑓𝑓 1+ 𝑖𝑒𝑓𝑓 𝑁
𝑒 𝑟𝑁 − 1
P=A[ ] (3.30)
𝑒 𝑟𝑁 (𝑒 𝑟 − 1)
atau
𝑒 𝑟𝑁 − 1
P/A= (3.31)
𝑒 𝑟𝑁 (𝑒 𝑟 − 1)
atau
𝑒 𝑟𝑁 − 1
(P / A, r%, N) = (3.32)
𝑒 𝑟𝑁 (𝑒 𝑟 − 1)
atau
P = A (P/A, r%, N) (3.33)
Faktor (P/A, r%, N) disebut dengan faktor nilai sekarang pemajemukan kontinyu
deret seragam diskret. Sedangkan sebaliknya, untuk mendapakan nilai A dari P
bila nilai P, r% dan N diketahui kita harus menggunakan faktor (A/P, r%, N)
yang dinamakan faktor pengembalian modal pemajemukan kontinyu deret
seragam diskret. Penurunan faktor ini dimulai dari persamaan (2.26) sebagai
berikut :
𝑖𝑒𝑓𝑓 1+ 𝑖𝑒𝑓𝑓 𝑁
A=P[ ] (3.34)
1+ 𝑖𝑒𝑓𝑓 𝑁 − 1

atau
𝑒 𝑟𝑁 (𝑒 𝑟 − 1)
A= P [ 𝑟𝑁 ]
𝑒 −1
(3.35)
dimana
𝑒 𝑟𝑁 (𝑒 𝑟 − 1)
A/P=
𝑒 𝑟𝑁 − 1
(3.36)
atau
𝑒 𝑟𝑁 (𝑒 𝑟 − 1)
(A / P, r%, N) =
𝑒 𝑟𝑁 − 1
(3.37)
Sehingga akan berlaku hubungan :

A = P (A/P, r%, N) (3.38)

Ringkasan dari rumus-rumus di atas diperlihatkan Tabel 3.2. Perlu


diketahui bahwa perhitungan nilai-nilai pada tabel kontinyu (pada
lampiran) dilakukan melalui rumus-rumus tersebut. Jadi, persamaan-
persamaan yang melibatkan faktor (P/F, r%, N), (P/A, r%, N) dan
sebagainya harus menggunakan rumus-rumus faktor kontinyu atau
menggunakan tabel kontinyu dalam setiap perhitungannya.
Tabel 3.2. Ringkasan Hubungan Faktor-Faktor Bunga Kontinyu
Contoh 3.6

Seorang pelajar menabung setiap akhir tahun dengan jumlah


Rp. 60.000 per tahun selama 10 tahun. Bila tingkat bunga
sebesar 10% dan dibungakan secara kontinyu, hitunglah:
a. Tingkat bunga efektif
b. Nilai sekarang (P) dari semua tabungannya
Solusi :

a. Tingkat bunga efektif dari persoalan ini


adalah:
𝑖𝑒𝑓𝑓 = 𝑒 𝑟 − 1
= 𝑒 0,10 −1
= 0,1052 atau 10,52%
b. Untuk mendapatkan nilai P maka faktor (P / A,
10,52%, 10) harus dihitung terlebih dahulu
(1+0,1052)10 −1
(P / A, 10,52%, N) =
0,1052 (1+0,1052)10
= 6,0104

Atau dicari dengan interpolasi dengan melihat tabel


bunga diskret pada lampiran.
Dari sini dapat dihitung:
P = A (P / A, 10,52%, 10)
= Rp. 60.000 (6,0104)
= Rp. 360.624
Disamping dengan cara diatas, nilai P juga bisa
diperoleh dengan menghitung langsung faktor (P / A,
5%, 10) pada rumus:
P = Rp. 60.000 (P / A, r%, 10)
𝑒 𝑟𝑁 −1
= Rp. 60.000
𝑒 𝑟𝑁 (𝑒 𝑟 −1)
𝑒 0,10𝑥10 −1
= Rp. 60.000
𝑒 0,10𝑥10 (𝑒 𝑟0,10 −1)
= Rp. 60.000 (6,0104)
= Rp. 360.624

Cara yang paling mudah adalah dengan langsung


melihat tabel bunga dengan r = 10% dan N = 10 dimana
diperoleh langsung (P / A, 10%, 10) = 6,0104 sehingga:
P = Rp. 60.000 (P / A, 10%, 10)
= Rp. 60.000 (6,0104)
= Rp. 360.624
Contoh 3.7

Sebuah kelompok arisan berbunga


mengharuskan anggotanya membayar
sejumlah Rp. 100.000 tiap tahun selama 5
tahun pertama dan Rp. 200.000 dalam 5 tahun
berikutnya. Bila seorang anggota baru
memperoleh giliran pengambilan pada saat dia
membayar yang kesepuluh kalinya, berapakah
seharusnya dia mendapatkan bagian bila
dihitung dengan dasar bunga kontinyu sebesar
10% per tahun? Pembayaran setiap akhir
tahun.
Gambar 3.7. Diagram aliran kas Contoh 3.7
Solusi :
Persoalan ini dapat digambarkan dalam diagram aliran kas
seperti Gambar 3.7:
F = A1 (F / A, r%, 10) + (A2 – A1) (F / A, r%, 5)
= Rp. 100.000 (F / A, 10%, 10) + Rp. 100.000 (F / A, 10%, 5)
= Rp. 100.000 (16,3380) + Rp. 100.000 (6,1683)
= Rp. 2.250.630

Anda mungkin juga menyukai