Anda di halaman 1dari 15

TRANSFORMASI FOURIER

3.1 Representasi Fungsi Aperiodik


Dari bab 2 telah dibahas representasi deret Fourier eksponensial dari fungsi waktu. Dapat
diamati bahwa bila periode T diperbesar, frekuensi dasar menjadi semakin kecil & spektrum
frekuensi semakin rapat dan juga amplitudo setiap komponen frekuensi menurun. Akan tetapi
bentuk spektrum tetap dengan berubahnya T.

Anggap suatu fungsi aperiodik pada gambar 3.1(a). Diinginkan representasi fungsi ini sebagai
penjumlahan fungsi eksponensial pada suatu interval(−∞, ∞). Maka dibuat fungsi periodik
baru 𝑓𝑇 (𝑡) dengan periode T sehingga fungsi 𝑓(𝑡) dibuat mengulang dirinya setiap T detik.

Fungsi asalnya dapat diperoleh kembali dengan 𝑇 → ∞ sehingga

lim 𝑓𝑇 (𝑡) = 𝑓(𝑡)


𝑇→∞
(3.1)

Gambar 3.1

Dengan kata lain mengambil limit periode mendekati tak berhingga secara efektif
memindahkan semua pulsa-pulsa di dekat 𝑓(𝑡) menuju tak berhingga.

Prosedurnya :

1. Pulsa yang diinginkan ditempatkan pada asal


2. Limit 𝑇 → ∞ diambil simetris diukur dari asal

Fungsi baru 𝑓𝑇 (𝑡) adalah fungsi periodik sehingga dapat direpresentasikan oleh deret Fourier
eksponensial dituliskan

𝑓𝑇 (𝑡) = ∑∞
𝑛=−∞ 𝐹𝑛 𝑒
𝑗𝑛𝜔𝑜 𝑡
(3.2)

dengan
1 𝑇/2
𝐹𝑛 = 𝑇 ∫−𝑇/2 𝑓𝑇 (𝑡) 𝑒 −𝑗𝑡 𝑑𝑡 (3.3)

dan 𝜔0 = 2𝜋/𝑇 (3.4)


sebelum melakukan operasi limit dilakukan pengaturan sehingga komponen magnitudo 𝐹𝑛
tidak menuju 0 jika periode T dinaikkan. Maka dilakukan perubahan

𝜔𝑛 ≜ 𝑛𝜔0 (3.5)

𝐹(𝜔𝑛 ) ≜ 𝑇𝐹𝑛 (3.6)

persamaan (3.2) & (3.3) menjadi


1
𝑓(𝑡) = ∑∞
𝑛=−∞ 𝑇 𝐹𝑛 𝑒
𝑗𝑛𝜔𝑡
(3.7)

1 𝑇/2
𝐹(𝜔𝑛 ) = 𝑇 ∫−𝑇/2 𝑓𝑇 (𝑡) 𝑒 −𝑗𝜔𝑛𝑡 𝑑𝑡 (3.8)

spasi antara garis yang berdekatan pada garis spektrum 𝑓𝑇 (𝑡) dalam gambar 3.1(b)

∆𝜔 = 2𝜋/𝑇 (3.9)

pers (3.7) menjadi


∆𝜔
𝑓(𝑡) = ∑∞
𝑛=−∞ 𝐹𝑛 𝑒
𝑗𝑛𝜔𝑡
(3.10)
2𝜋

Jika T sangat besar, ∆𝜔 menjadi semakin kecil & spektrum semakin rapat pada limit 𝑇 →
∞ garis-garis diskrit pada spektrum 𝑓𝑇 (𝑡) bergabung & spektrum menjadi kontinu. Secara
matematis, penjumlahan tak tak berhingga pada (3.10) menjadi integral Riemann sehingga

1
lim 𝑓𝑇 (𝑡) = lim ∑ 𝐹(𝜔𝑛 )𝑒 𝑗𝜔𝑛𝑡 ∆𝜔
𝑇→∞ 𝑇→∞ 2𝜋
𝑛=−∞

menjadi
1 ∞
𝑓(𝑡) = 2𝜋 ∫−∞ 𝐹(𝜔) 𝑒 𝑗𝜔𝑡 𝑑𝜔 (3.11)

Dengan cara yang sama pers (3.8) menjadi



𝐹(𝜔) = ∫−∞ 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡 (3.12)

hasil yang dinyatakan dalam pers (3.11) & (3.12) biasa disebut sebagai pasangan transformasi
Fourier pers (3.12) adalah transformasi Fourier dari 𝑓(𝑡)& pers (3.11) sebagai inversi
transformasi Fourier, dipakai notasi operator

𝐹(𝜔) = ℱ{𝑓(𝑡)} = ∫−∞ 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡 (3.13)

1 ∞
𝑓(𝑡) = ℱ −1 {𝐹(𝜔)} = 2𝜋 ∫−∞ 𝐹(𝜔)𝑒 𝑗𝜔𝑡 𝑑𝜔 (3.14)

seringkali disebut sebagai pasangan transformasi Fourier dinotasikan sebagai

𝑓(𝑡) ↔ 𝐹(𝜔)
dengan menggabungkan pers (3.5) & (3.6)
1
𝐹𝑛 = 𝑇 𝐹(𝜔)|𝜔=𝑛𝜔0 (3.15)

menyatakan 𝐹(𝜔) terbatas pada 𝜔 = 𝑛𝜔0 & 𝑓(±𝑇/2) ≈ 0

3.2. FUNGSI RAPAT SPEKTRAL

Persamaan (3.14) merepresentasikan f(t) sebagai penjumlahan kontinyu dari fungsi


eksponensial pada interval (-,), amplitudo relatif komponen-komponen frekuensi 
sebanding dengan F(). Jika sinyal f(t) adalah tegangan maka F() memiliki dimensi tegangan
kali waktu. Karena frekuensi berbanding terbalik dengan waktu maka F() adalah spektrum
kerapatan tegangan atau secara umum fungsi rapat spektral dari f(t)

Daerah di bawah fungsi rapat spektral 𝐹(𝜔) mempunyai dimensi tegangan (arus). Setiap titik
pada kurva 𝐹(𝜔) tak mengkontribusi apapun untuk representasi 𝑓(𝑡), tetapi daerahnya yang
memberi kontribusi. Kontribusi pita frekuensi untuk representasi𝑓(𝑡) didapatkan dengan
integrasi untuk memperoleh area yang diinginkan.

Gelombang periodik mempunyai semua komponen amplitudo pada frekuensi-frekuensi diskrit.


Representasi setiap komponen amplitudo fungsi periodik menggunakan fungsi impuls.

Suatu sinyal energi berhingga dapat dideskripsikan oleh fungsi rapat spektral kontinyu yang
dapat diperoleh dari transformasi Fourier suatu sinyal. Sinyal periodik dan daya rata-rata
berhingga dapat digambarkan baik dengan himpunan garis pada grafik spektral atau dengan
himpunan fungsi impuls pada grafik kerapatan spektral.

Representasi di atas bekerja dengan baik untuk fungsi yang diekspresikan dalam inversi waktu
(frekuensi). Memilih frekuensi radian 𝜔, dan menggunakan sifat-sifat penskalaan waktu dari
fungsi impuls, maka

𝛿(𝑓) = 2𝜋𝛿(𝜔)

Kita akan mencari TF dari gate function yang mempunyai amplitude 1 lebar 𝜏 & berpusat pada
titik asal. Fungsi ini di definisikan oleh

1, |𝑡| < 𝜏/2


𝑟𝑒𝑐𝑡(𝑡/𝜏) ≜ { (3.16)
0, |𝑡| ≥ 𝜏/2
dan pers (3.12)
∞ 𝜋/2
𝐹(𝜔) = ∫ 𝑟𝑒𝑐𝑡(𝑡/𝜏)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡 = ∫ 𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡
−∞ −𝜋/2

= (𝑒 𝑗𝜔𝜏/2 − 𝑒 −𝑗𝜔𝜏/2 )/𝑗𝜔

sin(𝜔𝜏/2)
=𝜏
(𝜔𝜏/2)

atau menggunakan persamaan (2.82)

ℱ{𝑟𝑒𝑐𝑡(𝑡/𝜏)} = 𝜏 𝑆𝑎 (𝜔𝜏/2) (3.17)

Karena lim 𝑆𝑎(𝑥) = 1, koefisien amplitudo 𝑆𝑎(𝜔𝜏/2) pada (3.17) sama dengan daerah di
𝑥→0
bawah 𝑟𝑒𝑐𝑡(𝑡/𝜏). Hasil pers (3.17) untuk 𝜏 = 1, ditunjukan pada gambar 3.2(b)

3.3Eksistensi Transformasi Fourier (*)


Transformasi Fourier dari f(t) ada jika memenuhi syarat Dirichlet sebagai berikut :

1. f(t) hanya mempunyai jumlah maksimal & minimal tertentu untuk interval waktu
tertentu
2. f(t) mempunyai sejumlah terbatas diskontinuitas pada setiap interval waktu tertentu

3. f(t) secara absolut dapat di integralkansehingga ∫−∞ |𝑓(𝑡)|𝑑𝑡 < ∞

3.4 TEOREMA PARSEVAL UNTUK SINYAL ENERGI

Energy pada resistor 1 ohm


∞ ∞
𝐸 = ∫−∞|𝑓(𝑡)|2 𝑑𝑡 = ∫−∞ 𝑓(𝑡)𝑓 ∗ (𝑡) 𝑑𝑡 (3.18)

menyatakan energi dalam komponen frekuensi f(t) dengan pers (3.11) dalam (3.18)

1 ∞ ∗
𝐸 = ∫ 𝑓(𝑡) [ ∫ 𝐹 (𝜔)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝜔] 𝑑𝑡
−∞ 2𝜋 −∞
Pertukaran urutan integral pada t &𝜔,
1 ∞ ∞
𝐸 = 2𝜋 ∫−∞ 𝐹 ∗ (𝜔) [∫−∞ 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡]𝑑𝜔 (3.19)

tetapi dari (3.12)


1 ∞
𝐸 = 2𝜋 ∫−∞ 𝐹 ∗ (𝜔)𝐹(𝜔)𝑑𝜔 (3.20)

kombinasi (3.18) & (3.20) didapatkan teorema Parseval untuk sinyal energi
∞ 1 ∞
∫−∞ |𝑓(𝑡)|2 𝑑𝑡 = 2𝜋 ∫−∞ |𝐹(𝜔)|2 𝑑𝜔 (3.21)

Dari (3.21) dapat ditentukan energi suatu sinyal baik dalam ranah waktu maupun frekuensi

3.5Transformasi Fourier Menggunakan Fungsi Impulse


3.5.1Fungsi Impuls

Transformasi Fourier dari fungsi impuls 𝛿(𝑡)



ℱ{𝛿(𝑡)} = ∫−∞ 𝛿(𝑡)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡 = 𝑒 𝑗0 = 1 (3.22)

Jika impuls bergeser waktu



ℱ{𝛿(𝑡 − 𝑡0 )} = ∫−∞ 𝛿(𝑡 − 𝑡0 )𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡 = 𝑒 𝑗𝜔𝑡0 (3.23)

3.5.2 Ekspoensial Kompleks

−𝟏 {δ(ω
1 ∞
𝓕 ∓ 𝜔0 )} = ∫ δ(ω ∓ 𝜔0 )𝑒 𝑗𝜔𝑡 𝑑𝜔
2𝜋 −∞
1
= 2𝜋 𝑒 ±𝑗𝜔0 𝑡 (3.24)

dengan TF pada kedua ruas (3.24)

1
ℱℱ −1 {δ(ω ∓ 𝜔0 )} = ℱ{𝑒 ±𝑗𝜔0 𝑡 }
2𝜋
Jika kedua ruas dipertukarkan

ℱ{𝑒 ±𝑗𝜔0 𝑡 } = 2𝜋ℱℱ −1 {δ(ω ∓ 𝜔0 )} = 2𝜋𝛿(𝜔 ∓ 𝜔0 )


(3.25)

pers (3.25) dapat dipergunakan untuk mendefinisikan unit impuls. Catat bahwa untuk 𝜔0 = 0
pers (3.25) menjadi
ℱ{1} = 2𝜋𝛿(𝜔) (3.26)

3.5.3 Sinyal Sinusoidal

Dengan identitas Euler [pers (2.43) & (2.44)], TF sinyal sinusoidal dapat dicari sebagai berikut
(langsung dari pers (3.25))

1 1
ℱ{cos 𝜔0 𝑡} = ℱ { 𝑒 𝑗𝜔0 𝑡 + 𝑒 −𝑗𝜔0 𝑡 }
2 2
= 𝜋𝛿(𝜔 − 𝜔0 ) + 𝜋δ(𝜔 + 𝜔0 ) (3.27)

1 𝑗𝜔 𝑡 1 −𝑗𝜔 𝑡
ℱ{sin 𝜔0 𝑡} = ℱ { 𝑒 0 − 𝑒 0 }
2𝑗 2𝑗

= [𝜋𝛿(𝜔 − 𝜔0 ) − 𝜋δ(𝜔 + 𝜔0 )]/𝑗 (3.28)

3.5.4 Fungsi Signum & Unit Step

Signumfunction, sgn(t) merupakan fungsi yang berubah tanda ketika argumennya nol

1 ,𝑡 > 0
|𝑡|
𝑠𝑔𝑛(𝑡) = = { 0 ,𝑡 = 0 (3.29)
𝑡
−1 , 𝑡 < 0

ℱ{𝑠𝑔𝑛(𝑡)} = ℱ{lim [𝑒 −𝑎|𝑡| 𝑠𝑔𝑛(𝑡)]}


𝑎→0


= lim {∫ 𝑒 −𝑎|𝑡| 𝑠𝑔𝑛(𝑡)𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡}
𝑎→0 −∞

0 ∞
= lim {− ∫−∞ 𝑒 (𝑎−𝑗𝜔)𝑡 𝑑𝑡 + ∫0 𝑒 −(𝑎+𝑗𝜔)𝑡 𝑑𝑡} (3.30)
𝑎→0

−2𝑗𝜔 2
ℱ{𝑠𝑔𝑛(𝑡)} = lim {𝑎2 +𝜔2 } = 𝑗𝜔 (3.31)
𝑎→0

Fungsi unit step dalam bentuk harga rata-rata& fungsi signum


1 1
𝑢(𝑡) = 2 + 2 𝑠𝑔𝑛(𝑡) (3.32)
TF-nya

1 1
ℱ{𝑢(𝑡)} = ℱ{1)} + ℱ{𝑠𝑔𝑛(𝑡)}
2 2
= 𝜋𝛿(𝜔) + 1/𝑗𝜔

3.5.5 Fungsi Periodik

Fungsi f(t) yang periodik dengan periode T dapat dinyatakan dengan deret Fourier
eksponensialnya

𝑓𝑇 (𝑡) = ∑ 𝐹𝑛 𝑒 𝑗𝑛𝜔0 𝑡 𝜔0 = 2𝜋/𝑇


𝑛=−∞

Ambil TF-nya

ℱ{𝑓𝑇 (𝑡)} = ℱ { ∑ 𝐹𝑛 𝑒 𝑗𝑛𝜔0 𝑡 }


𝑛=−∞

ℱ{𝑓𝑇 (𝑡)} = ∑ 𝐹𝑛 ℱ{𝑒 𝑗𝑛𝜔0 𝑡 }


𝑛=−∞

Menggunakan pers (3.25)

ℱ{𝑓𝑇 (𝑡)} = 2𝜋 ∑∞
𝑛=−∞ 𝐹𝑛 𝛿(𝑛𝜔 − 𝑛𝜔0 ) (3.34)
3.6 SIFAT-SIFAT TRANSFORMASI FOURIER
1. Linearitas (Superposisi)

ℱ[𝑎1 𝑓1 (𝑡) + 𝑎2 𝑓2 (𝑡)] = 𝑎1 𝐹1 (𝜔) + 𝑎2 𝐹2 (𝜔) (3.37)

𝑎1 𝑓1 (𝑡) + 𝑎2 𝑓2 (𝑡) ⟷ 𝑎1 𝐹1 (𝜔) + 𝑎2 𝐹2 (𝜔)

2. Kompleks konjugate

ℱ[𝑓 ∗ (𝑡)] = 𝐹 ∗ (−𝜔) (3.38)

3. Simetri

ℱ[𝑓𝑒 (𝑡)] = 𝐹𝑒 (𝜔) (3.39)

ℱ[𝑓𝑜 (𝑡)] = 𝐹𝑜 (𝜔) (3.40)

4. Dualitas

Jika

ℱ[𝑓(𝑡)] = 𝐹(𝜔)

maka

ℱ(𝐹(𝑡)) = 2𝜋𝑓(−𝜔)

5. Perubahan Skala (Reciprocal Spreading)


1 𝜔
ℱ[𝑓(𝑎𝑡)] = |𝑎| 𝐹 ( 𝑎 )

mengimplikasikan bahwa pemampatan (kompresi) dimensi waktu dari sebuah sinyal (a>1)
akan mengakibatkan pemekaran (ekspansi) spektrumnya, sedangkan pemekaran dimensi
waktu (a<1) akan mengakibatkan pemampatan spektrumnya.

6. Pergeseran Waktu (delay)

ℱ[𝑓(𝑡 − 𝑡0 )] = 𝐹(𝜔)𝑒 −𝑗𝜔𝑡0 (3.43)

memperlihatkan bahwa efek pergeseran di dalam ranah waktu hanyalah menambahkan sebuah
suku bilangan linear -t0 pada spektrum fase aslinya, ()

7. Pergeseran Frekuensi

ℱ[𝑓(𝑡)𝑒 𝑗𝜔0 𝑡 ] = 𝐹(𝜔 − 𝜔0 ) (3.44)

7. Diferensiasi

Diferensiasi waktu:
𝑑
[ 𝑓(𝑡)] ↔ 𝑗𝜔𝐹(𝜔)
𝑑𝑡
𝑑
ℱ[ 𝑓(𝑡)] = 𝑗𝜔𝐹(𝜔)
𝑑𝑡
8. Integrasi
𝑡
1
ℱ [ ∫ 𝑓(𝜏)𝑑𝜏 ] = 𝐹(𝜔) + 𝜋𝐹(0)𝛿(𝜔)
𝑗𝜔
−∞

9. Konvolusi

ℱ[𝑓(𝑡) ∗ ℎ(𝑡)] = 𝐹(𝜔)𝐻(𝜔) (3.55)

10. Perkalian (Konvolusi frekuensi)


1
ℱ[𝑓1 (𝑡)𝑓2 (𝑡)] = 2𝜋 [𝐹1 (𝜔) ∗ 𝐹2 (𝜔)] (3.56)

3.7 KONVOLUSI

𝑔(𝑡) = 𝑓(𝑡) ∗ ℎ(𝑡) = ∫−∞ 𝑓(𝜏)ℎ(𝑡 − 𝜏)𝑑𝜏 (3.57)

3.7.1 SIFAT KONVOLUSI

Komuntatif

𝑓1 (𝑡) ∗ 𝑓2 (𝑡) = 𝑓2 (𝑡) ∗ 𝑓1 (𝑡)


Distributif

𝑓1 (𝑡) ∗ [𝑓2 (𝑡) + 𝑓3 (𝑡)] = 𝑓1 (𝑡) ∗ 𝑓2 (𝑡) + 𝑓1 (𝑡) ∗ 𝑓3 (𝑡)

Asosiatiif

𝑓1 (𝑡) ∗ [𝑓2 (𝑡) ∗ 𝑓3 (𝑡)] = [𝑓1 (𝑡) ∗ 𝑓2 (𝑡)] ∗ 𝑓3 (𝑡)

Konvolusi Fungsi Singularitas



𝑓(𝑡) ∗ 𝛿(𝑡 − 𝑡0 ) = ∫−∞ 𝑓(𝜏)𝛿(𝑡 − 𝑡0 − 𝜏)𝑑𝜏 = 𝑓(𝑡 − 𝑡0 ) =

3.9 Karakteritik Filter Sistem Linear

Gambar 3.12 Representasi system dalam waktu dan frekuensi

Dari Gambar 3.12

 Sinyal f(t) adalah input system LTI, dengan rapat spectral F()
 Sinyal g(t) adalah outputnya dengan rapat spectral G()
 Tanggapan impuls system adalah h(t)
 Fungsi transfer frekuensi system adalah H()
 Maka

𝑔(𝑡) = 𝑓(𝑡) ∗ ℎ(𝑡) (3.65a)

𝐺(𝜔) = 𝐹(𝜔)𝐻(𝜔) (3.65b)

Fungsi transfer merupakan transformasi Fourier dari Tanggapan impuls system LTI.

Sistem LTI berlaku sebagai filter pada komponen-komponen frekuensi yang masuk ke
system.

Menuliskan kembali Pers (3.65b)

|𝐺(𝜔)|𝑒 𝑗𝜃𝑔 (𝜔) = |𝐹(𝜔)|𝑒 𝑗𝜃𝑓 (𝜔) |𝐻(𝜔)|𝑒 𝑗𝜃ℎ (𝜔)

maka

|𝐺(𝜔)| = |𝐹(𝜔)||𝐻(𝜔)|
𝜃𝑔 (𝜔) = 𝜃𝑓 (𝜔) + 𝜃ℎ (𝜔)

3.10 Filter Transversal

Respon impuls dari sistem LTI dapat didekati dengan delay line yang di-tap pada titik-
titik yang berbeda dan diboboti oleh gain factor
∞ ∞
𝑔(𝑡) = 𝑓(𝑡) ∗ ℎ(𝑡) = ∫−∞ 𝑓(𝜏)ℎ(𝑡 − 𝜏)𝑑𝜏 =∫−∞ ℎ(𝜏)𝑓(𝑡 − 𝜏)𝑑𝜏

Integrasi tersebut dapat didekati dengan


𝑘∆𝜏

𝑔(𝑡) = ∑ 𝑓(𝑡 − 𝑘∆𝜏)ℎ(𝑘∆𝜏)∆𝜏


𝑘=0

Hasil ini dapat direalisasikan menggunakan delay line dengan tap-tap pada delay k

Output pada tiap tap dikalikan oleh bobot preset h(k)

3.11 Bandwidth Sistem


Bandwidth W dari system didefinisikan sebagai interval frekuensi positif yang
pada rentang tersebut maghnitudo H()adalah tetap dalam suatu nilai numerik
tertentu,
Kriteria yang biasa digunakan adalah Bandwidth -3 dB atau half power bandwidth

Gambar 3.17 Bandwidth 3-dB dari suatu system


3.12 Persyaratan Transmisi tanpa Distorsi
Jika suatu sinyal f(t) ditransmisikan melalui kanal, kita anggap sinyal tersebut sebagai
masukan system, dan mengharuskan keluarannya sama seperti bentuk input.
Diperbolehkan adanya perbedaan magnitude dan adanya delay tetapi bentuk tidak
berubah, maka

𝑔(𝑡) = 𝐾𝑓(𝑡 − 𝑡0 )

Dengan TF diperoleh

𝐺(𝜔) = 𝐾𝐹()𝑒 −𝑗𝜔𝑡0

Maka fungsi transfer dari system yang memenuhi transmisi tanpa distorsi adalah

𝐻(𝜔) = 𝐾𝑒 −𝑗𝜔𝑡0

Jadi untuk memperoleh transmisi tanpa distorsi, keseluruhan tanggapan system harus
memiliki tanggapan magnitude yang konstan dan pergeseran fasenya harus linier
terhadap frekuensi

3.13. Respon Waktu Filter

Suatu filter (tapis) ideal akan meloloskan semua komponen-komponen frekuensi di


antara frekuensi cut off terendah (l) dan tertinggi (l)

Rentang frekuensi pada i<  <u disebut “passband”

Bandwidth dalam W =(u-l) radian/sec

Atau W=2B, dengan B adalah bandwidth dalam Hz.

Filter  LPF, HPF, BPF

Gambar 3.18 Ideal Filter (a) low-pass, (b) Bandpass


Misal suatu tapis LPF, dengan atenuasi K=1 (untuk kesederhanaan), fungsi transfer
filter menjadi
𝜔
𝐻(𝜔) = |𝐻(𝜔)|𝑒 𝑗𝜃(𝜔) = 𝑟𝑒𝑐𝑡 (2𝑊) 𝑒 𝑗𝜔𝑡0 (3.73)

Tanggpan impuls filter h(t) (gunakan pasangan TF pada no 15 Tabel 3.1 dan
menerapkan sifat pergeseran waktu) menjadi
𝑊
ℎ(𝑡) = ℱ −1 {𝐻(𝜔)} = 𝑆𝑎[𝑊(𝑡 − 𝑡0 )] (3.74)
𝜋

Diplot pada Gambar 3.19:

- Lebar tanggapan impuls dan bandwidth berbanding terbalik (invers)


- Ideal filter bersifat non causal (pada t<0, sudah terdapat tanggapan impuls)

Karena bersifat non causal maka tidak bisa direalisasikan secara fisik, tetapi diharapkan
filter praktis yang memiliki slope pada titik cut off mendekati ideal filter.==> shape
factor sekecil mungkin

Gambar 3.19. LPF ideal : (a) fungsi transfernya, (b) tanggapan impulsnya

Pengujian yang lebih praktis pada system menggunakan unit step sebagai pengganti
impuls. Unit step dimasukkan ke system dan respon step diperoleh dengan konvolusi
∞ 𝑡
𝑔(𝑡) = ℎ(𝑡) ∗ 𝑢(𝑡) = ∫−∞ ℎ(𝜏)𝑢(𝑡 − 𝜏)𝑑𝜏 = ∫−∞ ℎ(𝜏)𝑑𝜏 (3.75)

Dengan beberapa langkah diperoleh tanggapan step dari LPF ideal adalah
1 !
𝑔(𝑡) = 2 + 𝜋 𝑆𝑖[𝑊(𝑡 − 𝑡0 )] (3.78)

Dengan Si adalah fungsi “sine integral”


𝑥

𝑆𝑖(𝑥) ≡ ∫ 𝑆𝑎(𝑢)𝑑𝑢
0
Dari Gambar 3.20

 BW LPF menurun
 Respon filter g(t) mencapai nilai puncak dengan waktu lebih lambat
 Waktu naik (rise time) berbanding terbalik dengan bandwidth
 Pendekatan yang berguna untuk rise time pada LPF praktis dengan orde lebih dari 2
adalah
tr=1/(2B)
 dengan tr adalah wakjktu naik dari 10% ke 90% dalam second dan B bandwidth 3-
dB dalam Hz. Rumusan ini sering dipakai dalam aplikasi filtering pada system
komunikasi
 rise time merupakan ukuran lebar efektif tanggapan impuls sistem

Anda mungkin juga menyukai