Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

a. Deskripsi Singkat

Gelombang EM yang menjalar memasuki suatu medium akan mengalami proses pemantulan

(refleksi) dan pembiasan (refraksi). Proses penjalaran gelombang EM ini terdiri dari

gelombang datang, gelombang pantul dan gelombang bias yang ditinjau sesuai hukum Snells.

Untuk menghitung koefisien refleksi dan koefisien transmisi menggunakan rumus Fresnell

baik untuk kasus TM (Transverse Megnetic), maupun untuk kasus TE (Transverse Electric).

b. Manfaat

Mahasiswa dapat merumuskan untuk menghitung koefisient refleksi untuk kasus r TM , rTE, dan

koefisient transmisi untuk kasus t TM, dan tTE.

c. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa dapat menurunkan koefisient refleksi dan transimisi pada proses pemantulan dan

pembiasan cahaya.

Bahan Ajar Optika Moderen 55


3. PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

3.1 Pendahuluan

Pemantulan dan pembiasan merupakan gejala gelombang yang terjadi pada

permukaan atau bidang perbatasan dua media yang berbeda.Dengan demikian perumusannya

merupakan perumusan soal syarat batas. Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian

seluruh atau sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu

dengan bidang batas antara dua medium. Suatu garis atau permukaan dalam medium dua atau

tiga dimensi yang dilewati gelombang disebut muka gelombang. Muka gelombang ini

merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mengalami gangguan dengan fase yang sama,

biasanya tegak lurus arah gelombang dan dapat mempunyai bentuk, misalnya muka gelombang

melingkar dan muka gelombang lurus.

Bagian ini membahas mengenai pemantulan dan pembiasan cahaya sebagai

gelombang elektromagnetik yang melewati bidang batas, membahas mengenai Hukum Snellius

yang meninjau hubungan sinar datang dan sinar pantul, rumus Fresnell meninjau mengenai

sistem penjalaran cahaya sebagai gelombang elektromagnetik baik secara transversal dan sejajar

bidang batas untuk gelombang elektrik dan magnetik. Selanjutnya rumus Brewster tentang

proses pemantulan dan pembiasan yang saling tegak lurus.

3.2. HUBUNGAN ANTARA ARAH DAN HUKUM SNELL

Perubahan arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang mengakibatkan

gelombang bergerak dengan kelajuan yang berbeda disebut pembiasan. Pada pembiasan terjadi

perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya bertambah atau berkurang sesuai dengan

Bahan Ajar Optika Moderen 56


perubahan kelajuannya, tetapi tidak ada perubahan frekuensi. Peristiwa ini ditunjukkan pada

Gambar (3.1).

Gambar (3.1). Pembiasan gelombang.

Pada gambar tersebut kecepatan gelombang pada medium 2 lebih kecil daripada medium 1.

Dalam hal ini, arah gelombang membelok sehingga perambatannya lebih hampir tegak lurus

terhadap batas. Jadi, sudut pembiasan (θ2), lebih kecil daripada sudut datang (θ1). Gelombang

yang datang dari medium 1 ke medium 2 mengalami perlambatan. Muka gelombang A, pada

waktu yang sama t di mana A1 merambat sejauh l1 = v1t, terlihat bahwa A2 merambat

sejauh l2 = v2t. Kedua segitiga yang digambarkan memiliki sisi sama yaitu a. Sehingga:

sin θ1 = l1/a = v1t/a, dan

sin θ2 = l2/a = v2t/a

Dari kedua persamaan tersebut diperoleh:

(sin θ1/sin θ2) = V1/V2........................................................... (3.1)

Dimana: θ1 : Sudut datang dari media 1, θ2 : sudut bias pada media 2

V1 : Kecepatan cahaya pada media 1 V2 : Kecepatan cahaya pada media 2

Bahan Ajar Optika Moderen 57


Perbandingan V1/V2 menyatakan indeks bias relatif (n) pada medium 2 terhadap medium 1
sehingga:

n = n2/n1 ................................................................ (3.2)


dimana n : indeks bias
n1 : indeks bias pada media 1
n2 : indeks bias pada media 2

Dari persamaan (3.1) dan (3.2) akan diperoleh:

sin θ1/sin θ2 = n

(sin θ1/sin θ2) = (n2/n1) ....................................................... (3.3)

atau n1.sin θ1 = n2.sin θ2 ................................................. (3.4)

Persamaan (3.4) merupakan pernyataan Hukum Snellius.

Selanjutnya dapat dituliskan gelombang datar masing-masing yakni gelombang datang, pantul
dan gelombang bias, seperti gambar berikut :

Gambar (3.2) Gelombang datar dalam suatu medium

Dapat diuraikan solusi gelombang masing-masing :

 Untuk gelombang datang

𝐸1(𝑥,𝑡) 𝐸
= 1 𝑒 𝑖(𝜔 1 𝑡−𝑘 1 𝑋) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.5a)
𝐻1(𝑥,𝑡) 𝐻1

Bahan Ajar Optika Moderen 58


 Gelombang pantul

𝐸2(𝑥,𝑡) 𝐸
= 2 𝑒 𝑖(𝜔 2 𝑡−𝑘 1 𝑋) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.5b)
𝐻2(𝑥,𝑡) 𝐻2

 Gelombang bias


𝐸1(𝑥,𝑡) 𝐸1′ 𝑖(𝜔 1′ 𝑡−𝑘 1′ 𝑋)

= 𝑒 . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.5c)
𝐻1(𝑥,𝑡) 𝐻1′

Syarat batas yang paling mendasar adalah berlakunya syarat kontinuitas yang sama untuk setiap

saat dan setiap titik, pada permukaan batas

𝐸1(𝑥,𝑡) = 𝐸1(𝑥,𝑡) = 𝐸2(𝑥,𝑡) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.5d)

1. Kontinuitas pada saat t(ambil x=0) memberikan persamaan 𝜔1 = 𝜔1′ = 𝜔1

2. Kontinuitas pada setiap x dipermukaan batas (ambil t=0) memberikan :

𝑘1 . 𝑥 = 𝑘1′ . 𝑥 = 𝑘2 . 𝑥

𝑘1 . 𝑥 = 𝑘1′ . 𝑥 = 𝑘2 . 𝑥

𝑘1 . 𝑥 = 𝑘1′ . 𝑥 = 𝑘2 . 𝑥

𝑘1 . 𝑥 = 𝑘1′ . 𝑥 = 𝑘2 . 𝑥

Gambar (3.3). Gelombang datang pada suatu media dengan sudut datang, pantul dan sudut bias .

Dari Gambar 2 dapat dituliskan bahwa

𝑘1 . 𝑥 = 𝑘1′ . 𝑥 = 𝑘2 . 𝑥

𝑘1 . 𝑥 = 𝑘1′ . 𝑥 = 𝑘2 . 𝑥

Bahan Ajar Optika Moderen 59


Yang berarti 𝑘1 , 𝑘1′ 𝑑𝑎𝑛 𝑘2 terletak pada bidang batas = bidang bias/pantul sehingga

diperoleh: 𝑘1 . 𝑥 = 𝑘1′ . 𝑥

𝑘1 𝑥 cos 𝜑1 = 𝑘1′ 𝑥 cos 𝜑1′

𝑘1 𝑥 cos(90 − 𝜑1 ) = 𝑘1′ 𝑥 cos(90 − 𝜑1′ )

𝑘1 𝑥 sin 𝜃1 = 𝑘1′ 𝑥 sin 𝜃1′

sin 𝜃1 = sin 𝜃1′

𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜃1 = 𝜃1′

Berlaku pada seluruh gelombang atau bukan hanya pada gelombang elektromagnetik. Selain itu :
𝜔 𝜔
𝑘1 = 𝑉 = 𝜔 𝜇1 ∈1 𝑑𝑎𝑛 𝑘2 = 𝑉 = 𝜔 𝜇2 ∈2 . . . . . . . . . . . . . (3.6)
1 2

𝑘1 . 𝑥 = 𝑘2 . 𝑥 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑕𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

Persamaan diatas menyangkut arah gelombang yang memberikan hubungan antara gelombang

datang,pantul dan gelombang bias.

3.3 HUBUNGAN ANTARA MEDAN-RUMUS FRESNEL

Dalam hubungan ini dibedakan dalam dua kasus polarisasi linier yang khusus, yakni

kasus TM(Transverse Magnetik) dan kasus TE(Transverse Elektrik).

Kasus TM(Transverse Magnetic)

𝜔 𝜔
sin 𝜃1 = sin 𝜃2
𝑉1 𝑉2
𝑐
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = → 𝑛 = 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑏𝑖𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚, sesuai persamaan (3.1) dan (3.4)
𝑉

diperoleh:

sin 𝜃1 𝑉1 sin 𝜃1 𝑛2
= 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
sin 𝜃2 𝑉2 sin 𝜃2 𝑛1

Syaratnya : E // (sejajar) bidang datang

H  (tegak lurus) bidang dating

Bahan Ajar Optika Moderen 60


Proses penjalaran medan listrik E yang dalam suatu media dengan vektor medan listrik sejajar

bidang batas atau Vektor medan magnet tegak lurus bidang batas dapat dilihat pada Gambar

(3.3) seperti berikut:

Bidang Batas

Bidang

Gambar (3.4). Vektor Medan Listrik (E) dan magnet (H) yang saling tegak lurus

Dari Gambar (3.4) Vektor medan listrik yang sejajar bidang batas adalah E1 cos 𝜃1 , dan E’1 cos

𝜃1′ serta E2 cos 𝜃2 . Jika Vektor medan bergeser sampai titik pertemuan pada bidang batas, maka

berlaku syarat batas kontuinitas, sehingga diperoleh komponen tangensial E dan H (komponen

yang sejajar bidang batas) adalah:


𝐸11 + 𝐸11 = 𝐸21

𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 . . . . . . . . (3.7)
𝐻11 + 𝐻11 = 𝐻21

Berdasarkan Gambar (3.3) diatas , persamaan ini dapat ditulis kembali sebagai berikut :

−𝐸1 + 𝐸1′ cos 𝜃1 = −𝐸2 cos 𝜃2 … … … … … … … … 3.7𝑎

𝑑𝑎𝑛 𝐻1 + 𝐻1′ = 𝐻2 … … … … … … … … … … … … … … … … (3.7𝑏)

Dengan

Bahan Ajar Optika Moderen 61


∈1 sin 𝜃1 𝑉1 ∈2 𝜇2
𝐻1 = 𝐸1 𝑑𝑎𝑛 = =
𝜇1 sin 𝜃2 𝑉2 ∈1 𝜇1

Persamaan (3.7b) dapat ditulis dalam bentuk :

𝐸1 + 𝐸1′ ∈1 sin 𝜃1 = 𝐸2 ∈2 sin 𝜃2 … … … … … … … … . . 3.7𝑐

Dieliminasi E2 dari (3.7c) dan (3.7a) menghasilkan ungkapan bagi koefisien pantul sebagai

berikut :

𝐸1′ ∈1 sin 𝜃1 cos 𝜃1 −∈2 sin 𝜃2 cos 𝜃1


𝑟𝑇𝑀 = = . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.8)
𝐸1 ∈1 sin 𝜃1 cos 𝜃2 +∈2 sin 𝜃2 cos 𝜃1

Dengan pendekatan untuk bahan non magnetik 𝜇1 ≈ 𝜇2

sin 𝜃1 ∈2 𝜇2 ∈2
= ≈
sin 𝜃2 ∈1 𝜇1 𝜇1

Rumus diatas menjadi :

sin 𝜃2 cos 𝜃2 − sin 𝜃1 cos 𝜃1


𝑟𝑇𝑀 = −
sin 𝜃2 cos 𝜃2 + sin 𝜃1 cos 𝜃1

sin2 𝜃2 − sin2 𝜃1
=−
sin2 𝜃2 + sin2 𝜃1

sin(𝜃2 − 𝜃1 ) cos(θ1 + 𝜃2 )
=−
sin(𝜃1 + 𝜃2 ) cos(θ1 − 𝜃2 )

Atau

tan (θ1 − 𝜃 2 )
𝑟𝑇𝑀 = ⇒ 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑓𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑇𝑀 . . . (3.8a)
tan (θ1 + 𝜃 2 )

Dengan cara yang sama , jika dilakukan eliminasi 𝐸1′ , koefisien bias /transmisi diperoleh sebagai

berikut :

𝐸2
𝑡𝑇𝑀 =
𝐸1

Bahan Ajar Optika Moderen 62


2 cos 𝜃1 sin 𝜃2
𝑡𝑇𝑀 =
sin (θ1 + 𝜃2 ) cos (θ1 − 𝜃2 )

Untuk kasus TE(Transmisi Elektrik)

Diperoleh :

sin (θ1 − 𝜃2 )
𝑟𝑇𝐸 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.9)
sin (θ1 + 𝜃2 )

Dan :

2 cos 𝜃1 sin 𝜃2
𝑡𝑇𝐸 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.10)
sin (θ1 + 𝜃2 )

E  bidang datang

H // bidang datang

Kita dapat membuat/menurunkan bentuk lain dari rumus Frasnel, sebagai berikut :
𝑛
(Gunakan Hukum Snellius sin 𝜃2 = 𝑛 1 𝑠𝑖𝑛𝜃1 )
2

𝑛1 cos 𝜃2 − 𝑛2 cos 𝜃1 𝑛1 cos 𝜃1 − 𝑛2 cos 𝜃2


𝑟𝑇𝑀 = ; 𝑟𝑇𝐸 =
𝑛1 cos 𝜃2 + 𝑛2 cos 𝜃1 𝑛1 cos 𝜃1 + 𝑛2 cos 𝜃2

2𝑛 1 cos 𝜃 1 2𝑛 1 cos 𝜃 1
𝑡𝑇𝑀 = ; 𝑡𝑇𝐸 = . . . . . . . . . . (3.11)
𝑛 1 cos 𝜃 2 +𝑛 2 cos 𝜃 1 𝑛 1 cos 𝜃 1 +𝑛 2 cos 𝜃 2

Untuk kasus gelombang datang normal

𝜃1 = 0 ; 𝜃2 = 0

Maka

𝑛 1 −𝑛 2
𝑟𝑇𝑀 = 𝑟𝑇𝐸 = . . . . . . . . . . . . . . (3.12)
𝑛 1 +𝑛 2

Dan

2𝑛 1
𝑡𝑇𝑀 = 𝑡𝑇𝐸 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.13)
𝑛 1 +𝑛 2

Bahan Ajar Optika Moderen 63


𝑏𝑎𝑖𝑘 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠
Dapat ditunjukkan bahwa 𝑡 = 𝑟 + 1
𝑇𝑀 𝑚𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝑇𝐸

Untuk kasus gelombang datang dengan sudut seperempat 𝜃1 = 90°

Maka diperoleh

𝑟𝑇𝑀 = −𝑟𝑇𝐸 ≈ 1 ; 𝑡𝑇𝑀 = 𝑡𝑇𝐸 ≈ 0

SIMPULAN :

1. Untuk gelombang datang dengan polarisasi umum berlaku hubungan

𝐸 = 𝐸𝑇𝐸 + 𝐸𝑇𝑀
𝐻 = 𝐻𝑇𝐸 + 𝐻𝑇𝑀

2. Dari hukum kekekalan energi, untuk Gelombang TM maupun TE selalu berlaku

hubungan

𝑇+𝑅 = 1

T: Transmisi

R: Refleksi

3. 4 PEMANTULAN INTERNAL TOTAL

Proses pemantulan internal total dapat dilihat pada Gambar (3.5) dimana sudut datang sinar

𝜃1 akan dibiaskan tegak lurus garis normal dengan sudut bias 𝜃2 . Dari hukum Snells

sin 𝜃1 𝑛2
persamaan (3.4) diperoleh : =
sin 𝜃2 𝑛1

Gambar (3.5) Gelombang datang dengan sudut bias tegak lurus garis normal

Bahan Ajar Optika Moderen 64


untuk kasus n2< n1 atau V2 > V1 akan berlaku θ2 >θ1 pada batas harga θ2=90o, diperoleh :

𝑛2 𝑛2
sin 𝜃1 = = sin 𝜃𝑐 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜃𝑐 = 𝑠𝑖𝑛−1 . . . . . . (3.14)
𝑛1 𝑛1

Sudut 𝜃𝑐 disebut sudut kritis karena untuk setiap sudut datang θ1 >θc , maka gelombang datang

akan dipantulkan secara total (tidak ada bagian yang diteruskan kedalam medium kedua ).

3.5 PEMANTULAN GELOMBANG TM PADA SUDUT BREWSTER

Seperti pada proses pemantulan internal total pada persamaan (3.14), maka proses
pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar biasnya
membentuk sudut 90o, seperti Gambar (3.6) dengan arah getar sinar pantul yang terpolarisasi
akan sejajar dengan bidang pantul.

Gambar (3.6). Proses refleksi (Pemantulan) cahaya

Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku ip + r = 90° atau r = 90° – ip .
Dengan demikian, berlaku pula

Bahan Ajar Optika Moderen 65


Jadi, diperoleh persamaan

. . . . . . . . . . . . . . . . (3.15)

Dengan n2 adalah indeks bias medium tempat cahaya datang n1 adalah medium tempat cahaya
terbiaskan, sedangkan ip adalah sudut pantul yang merupakan sudut terpolarisasi. Persamaan
(3.15) diatas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster.

𝑛2
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜃𝐵 = 𝑡𝑎𝑛−1
𝑛1

𝜃𝐵 ∶ 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐵𝑟𝑒𝑤𝑠𝑡𝑒𝑟

Jika ditinjau kasus reflektansi dengan medan magnet tegak lurus bidang batas (𝑟𝑇𝑀 ), atau medan

listrik sejajar bidang batas sesuai rumus Fresnell diperoleh:

tan (θ1 − 𝜃2 )
𝑟𝑇𝑀 =
tan (θ1 + 𝜃2 )

Syarat Brewster :
 
𝜃1 + 𝜃2 = ⇒ tan ≈∞
2 2

Dalam hal ini, akan dapat menghasilkan 𝑟𝑇𝑀 = 0

Bahan Ajar Optika Moderen 66


Referensi

 A.S. Djamhoer, K.M. Winarto, B. Lestari DAD, H. Burzaman J (1983), Teori dan soal

Optik, Schaum’s Outline Series Theory and Problems of Optics, Armico, Bandung.

 Grant R.Fowles.(1975),Introduction Optics,Secon Edition,Dover Publication,Inc,.New

York.

 John M. Senior, (!985), Optical Fiber Communications, Prentice- Hall International,Inc,

London.

Bahan Ajar Optika Moderen 67


Contoh Soal dan Pembahasan

1. Jika sudut datang sinar adalah 53° dan sudut bias sebesar 37° tentukan nilai indeks bias

medium yang kedua jika medium yang pertama adalah udara!

Pembahasan

Penggunaan rumus Snellius dari persamaan :

n1 sin i = n2 sin r

Dimana :

n1 = indeks bias medium 1 (tempat sinar datang)

n2 = indeks bias medium 2(tempat sinar bias)

i = besar sudut datang

r = besar sudut bias

Sehingga:

n1 sin i = n2 sin r

(1) sin 53° = n2 sin 37°


4
/5 = n2 3/5

n2 = 4/3

Catatan : Indeks bias udara adalah 1

2. Cahaya datang dari udara menuju medium yang berindeks bias 3/2. Tentukan kecepatan cahaya

dalam medium tersebut!

Pembahasan

Lebih dulu diingat bahwa kecepatan gelombang cahaya di udara (atau di vakum) adalah 3 x

10 8 m/s, di beberapa soal data ini tidak diberikan dengan asumsi sudah diketahui oleh siswa.

Gunakan persamaan berikut: n1 v1 = n2 v2

Bahan Ajar Optika Moderen 68


dimana n1 dan n2 adalah indeks bias masing masing medium dan v1 dan v1 adalah kecepatan

gelombang di masing-masing medium.

Sehingga:

n1 v1 = n2 v2

(1)(3 x 108) = (3/2) v2

v2 = 2 x 108

3. Suatu gelombang datang dari medium yang berindeks bias 3/2 menuju medium yang berindeks

bias 3/4 √6. Jika besar sudut datang adalah 60° tentukan besar sudut bias yang terjadi.

Pembahasan

Gunakan persamaan yang sama seperti soal nomor 1.

n1 sin i = n2 sin r

(3/2) sin 60° = (3/4 √6) sin r

(3/2)(1/2 √3) = (3/4 √6) sin r

sin r = √3/√6

sin r = 1/2√2

r = arcsin 1/2√2 = 45°

4. Hitung sudut polarisasi untuk pemantulan eksternal pada batas permukaan udara-gelas

(nug =1,5), jika sudut pantul θp untuk sinar datang tidak terpolarisasi.

Jawab

Hukum Brewster dapat ditulis sebagai:

tan θp = nug karena nug = 1,5 maka θp = tan-1 (1,5) = 56,3o

Bahan Ajar Optika Moderen 69


5. Seorang anak, sebut A berada berada 12 meter diatas permukaan air sebuah kolam.

Berapa ketinggian anak A yang terlihat oleh anak B yang sedang berendam dalam air?

Pembahasan.

hsemu = n1/n2 x hasli

dengan n1 adalah indeks bias dari air, dan n2 adalah indeks bias dari udara.

Sehingga:

hsemu = (4/3)/(1) x (12 meter) = 16 meter.

6. Berapa koefisien amplitudo pemantulan jika cahaya dengan sudut datang 30 o pada permukaan

udara-gelas nug =1,5

Jawab: Dari persamaan (3.11) dapat dituliskan bahwa:

𝑛1 cos 𝜃1 − 𝑛2 cos 𝜃2
𝑟⊥ = 𝑟𝑇𝐸 =
𝑛1 cos 𝜃1 + 𝑛2 cos 𝜃2

Dengan menggunakan hukum Snells persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk:

cos 𝜃1 − (𝑛22 − 𝑠𝑖𝑛2 𝜃1 )1/2


𝑟⊥ = 𝑟𝑇𝐸 =
cos 𝜃1 + (𝑛22 − 𝑠𝑖𝑛2 𝜃1 )1/2

Dari soal diperoleh n2 = nug =1,5


1
cos30o −(1,52 (−𝑠𝑖𝑛302 ))2 )
𝑟⊥ = 𝑟𝑇𝐸 = 1
cos30o +(1,52 (−𝑠𝑖𝑛302 ))2 )

1
0,866 −(2,25(−0,52 ))2
𝑟⊥ = 𝑟𝑇𝐸 = 1 = -0,24
cos 30 o +(2,25(−0,52 ))2

𝑛 1 cos 𝜃2 −𝑛 2 cos 𝜃1 𝑛 22 cos 𝜃1 −(𝑛 22 sin 𝜃1 )1/2


Selanjutnya diperoleh r‖ = 𝑟𝑇𝑀 = =
𝑛 1 cos 𝜃2 +𝑛 2 cos 𝜃1 𝑛 22 cos 𝜃1 +(𝑛 22 sin 𝜃1 )1/2

Dengan memasukkan nilai nilai yang ditentukan diperoleh:

r‖ = 𝑟𝑇𝑀 = 0,159

Bahan Ajar Optika Moderen 70


Soal Latihan

7. Berkas cahaya datang dari medium A ke medium B dengan sudut datang 30 0 dan dibiaskan

dengan sudut 450 maka indekbias relatif medium A terhadap B adalah ……

8. Bila cepat rambat cahaya di udara adaalah 3x10-8 m/detik, maka cepat rambat cahaya dalaam

medium yang memiliki indekbias 1,5 adalah…..

9. Seberkas cahaya datang dari udara ke air dengan indek bias air 4/3, maka kecepatan cahaya

dalam air adalah……

10.Bila sudut batas sinar didalam suatu medium adalah 450 maka indeks bias medium terhadaap

udara adalah….nudara= 1

11. Seberkas sinar masuk kedalaam kaca yang mempunyai ketebalan 30 cm dengan sudut datang

600 dan dibiaskan dengan sudut 300 . besarnya pergeseran sinar ke luar terhadap sinar masuk

adalah……

12.Seberkas sinar jatuh pada permukaan kaca plan parallel dengan sudut datang 60 0 . indeks

pergeseran sinar yang datang dan keluar dari kaca adalah……

13. Hitung sudut kritis untuk permukaan air-gelas (nair = 1,33, ngelas = 1,5)

14. Cahaya terpolarisasi yang medan listrik E tegak lurus bidang batas, dari udara ke permukaan

gelas dengan sudut 45o bila ng = 1,5, tentukan koefisien amplitudo pemantul (r TE = r┴ ) dan

transmisinya (t TE = t┴).

Bahan Ajar Optika Moderen 71

Anda mungkin juga menyukai