Anda di halaman 1dari 23

KULIAH 4

INSTRUMENTASI KARDIOVASKULAR
ELECTRO CARDIOGRAPH (ECG)
EKG atau ECG :
Mencatat Sinyal Listrik yang dihasilkan olek aktivitas
otot jantung yang dipasang pada badan manusia.
EKG ditemukan Oleh Augustus Waller yang pertama
kali melakukan pendekatan sistemastis pada
jantung dari sudut pandang kelistrikan. Augustus
Waller adalah seorang physiologist yang bekerja
pada St. Mary's Hospital di Paddington London.
Dia menggunakan elektrometer kapiler Lippman yang
dipasang ke sebuah proyektor. Jejak jantung
diproyeksikan ke piringan foto yang dipasang
sebuah kereta mainan. Sampai awal abad ke 20,
penemuannya masih jarang dipakai.
• Elektrokardiogram (EKG) baru digunakan
setelah seorang dokter belanda kelahiran
semarang, yang bernama dr. Willem
Eitnhoven, menggunakan Galvanaometer
senar sebagai pengganti elektrometer Kapiler
Lippmann.
• Gebrakan tersebut membuat EKG versi baru
ini lebih sensitif daripada sebelumnya yang
digunakan Waller. Pada tahun 1924 Eitnhoven
dianugerahi Nobel dalam bidang fisiologi dan
kedokteran untuk penemuannya.
Contoh penggunaan EKG atau ECG
PRINSIP KERJA EKG
• Cara merekam denyut jantung menggunakan
EKG. Sensor atau elektroda, diletakkan pada
lengan tangan dan kaki, karena pada bagian-
bagian tersebutl pulsa tegangan
menggambarkan kerja denyut jantung
mendekati keadaan sebenarnya.
SISTEM KERJA EKG
• 1. Gelombang P
Selama depolarisasi atrium normal, vektor listrik
utama diarahkan dari nodus SA ke nodus AV, dan
menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri. Vektor
ini berubah ke gelombang P di EKG, yang tegak
pada sadapan II, III, dan aVF (karena aktivitas
kelistrikan umum sedang menuju elektrode
positif di sadapan-sadapan itu),

• dan membalik di sadapan aVR (karena vektor
ini sedang berlalu dari elektrode positif untuk
sadapan itu). Sebuah gelombang P harus
tegak di sadapan II dan aVF dan terbalik di
sadapan aVR untuk menandakan irama
jantung sebagai Irama Sinus. Analisisnya :
• Hubungan antara gelombang P dan kompleks
QRS membantu membedakan sejumlah
aritmia jantung
• Bentuk dan durasu gelombang P dapat
menandakan pembesaran atrium
Interval PR
• Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal
kompleks QRS, yang biasanya panjangnya 120-
200 ms. Pada pencatatan EKG, ini berhubungan
dengan 3-5 kotak kecil.
• Interval PR lebih dari 200 ms dapat menandakan
blok jantung tingkat pertama.
• Interval PR yang pendek dapat menandakan
sindrom pra-eksitasi melalui jalur tambahan yang
menimbulkan pengaktifan awal ventrikel, seperti
yang terlihat di Sindrom Wolff-Parkinson-White.
• Interval PR yang bervariasi dapat menandakan
jenis lain blok jantung. Depresi segmen PR
dapat menandakan lesi atrium atau
perikarditis. Morfologi gelombang P yang
bervariasi pada sadapan EKG tunggal dapat
menandakan irama pacemaker ektopik seperti
pacemaker yang menyimpang maupun
takikardi atrium multifokus.
• Kompleks QRS
• Durasi, amplitudo, dan morfologi kompleks QRS
berguna untuk mendiagnosis aritmia jantung,
abnormalitas konduksi, hipertrofi, infark otot jantung,
gangguan elektrolit, dan keadaan sakit lainnya.
• Gelombang Q bisa normal (fisiologis) atau patologis.
Bila ada, gelombang Q yang normal menggambarkan
depolarisasi septum interventriculare. Atas alasan ini,
ini dapat disebut sebagai gelombang Q septum dan
dapat dinilai di sadapan lateral I, aVL, V5 dan V6.
• Gelombang Q lebih besar daripada 1/3 tinggi
gelombang R, berdurasi lebih besar daripada
0,04 s (40 ms), atau di sadapan prekordial
kanan dianggap tidak normal, dan mungkin
menggambarkan infark mikokardium.
4. Segmen ST
Elevasi segmen ST bisa menandakan infark otot jantung.
• 5. Gelombang T
Gelombang T menggambarkan repolarisasi (atau
kembalinya) ventrikel. Interval dari awal kompleks QRS
ke puncak gelombang T disebut sebagai periode
refraksi absolut. Separuh terakhir gelombang T disebut
sebagai periode refraksi relatif (atau peride
vulnerabel). Jika gelombang T terbalik atau negatif bisa
menjadi iskemia koroner, sindrom Wellens, hipertrofi
ventrikel kiri atau gangguan SSP. Jika gelombang T yang
tinggi atau bertenda bisa menandakan hiperkalemia.
Gelombang T yang datar dapat menandakan iskemia
koroner atau hipokalemia.
• 6. Interval QT
Interval QT beragam berdasarkan pada denyut
jantung, dan sejumlah faktor koreksi telah
dikembangkan untuk mengoreksi interval QT
untuk denyut jantung
7. Gelombang U
Gelombang U diperkirakan menggambarkan
repolarisasi otot papillaris atau serabut Purkinje.
Gelombang U yang menonjol sering terlihat di
hipokalemia, namun bisa ada di hiperkalsemia,
tirotoksitosis, atau pemajanan terhadap digitalis,
epinefrin, dan antiaritmia Kelas 1A dan 3,
begitupun di sindrom QT panjang bawaan dan di
keadaan pendarahan intrakranial. Sebuah
gelombang U yang terbalik dapat
menggambarkan iskemia otot jantung atau
kelebihan muatan volume di ventrikel kir
Bahan elektroda dan Transduser EKG
• Elektroda yang digunakan pada EKG biasanya dibuat
dari bahan Ag atau AgCl. Bahan-bahan ini digunakan
untuk mengurangi noise karena pergerakan.
• Selain elektroda, EKG juga membutuhkan tranducer.
Tranducer ini digunakan untuk mengkonversi informasi
yang didapatkan oleh elektroda menjadi sesuatu yang
dapat kita baca pada kertas EKG.
• Tatapi pada zaman sekarang EKG menggunakan ADC,
sehingga pulsa listrik analog yang ditangkap oleh
elektroda akan dikonversi menjadi digital dan akan
diolah di komputer.
TEKNIK MONITORING EKG
• Berbagaimacam teknik monitoring EKG yang
sering digunakan yaitu :
1. Teknik monitoring standar ekstremitas
(metoda Einthoven) atau standard limb leads
• Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3
tempat monitoring EKG yakni :
a. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri
(LA-left arm) elektroda positif dan lengan
kanan (RA- right arm) elektroda negatif.
Sudut orientasi 0º
b. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri
(LL-left leg) elektroda positif dan lengan kanan
(RA- right arm) elektroda negatif. Sudut
orientasi 60º
c. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri
(LL-left leg) elektroda positif dan lengan kiri
(LA- left arm) elektroda negatif. Sudut
orientasi 120º
Teknik monitoring tambahan atau
augmented limb leads
• Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3
tempat monitoring EKG yakni :
a. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri
(LA-left arm) elektroda positif dan anggota
tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif.
Sudut orientasi -30º
b. aVR dibentuk dengan membuat lengan
kanan (RA- right arm) elektroda positif dan
anggota tubuh lainnya (ekstremitas)
elektroda negatif. Sudut orientasi -150º
c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-
left leg) elektroda positif dan anggota tubuh
lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut
orientasi +90º monitoring EKG prekordial/
dada atau standard chest leads monitoring
EKG

Anda mungkin juga menyukai