KODE: M - 15
JUDUL PERCOBAAN
BANDUL FISIS
DI SUSUN OLEH:
Halaman | 1
2. Gambarkan set-up eksperimen dalam peralatan yang akan anda lakukan dan berilah keterangan
gambar dari set-up eksperimen anda (20 poin) .
Halaman | 2
3. Berdasarkan persamaan persamaan yang ada dalam buku petunjuk praktikum, jabarkan perumusan
persamaan yang akan anda gunakan untuk mendapatkan hasil hasil yang akan anda cari dalam eksperimen
(nilai : 40 poin).
3.1 Rumus Percepatan Gravitasi
Ʃτ = Iα (3.1)
𝑑²𝜃
Ʃτ = I (3.2)
𝑑𝑡²
𝑑²𝜃
Ʃτ = ml² (3.3)
𝑑𝑡²
Ʃτ = −𝑚 𝑔 𝑙 𝑠𝑖𝑛 θ , θ » maka
Ʃτ = −𝑚 𝑔 𝑙 θ (3.4)
𝑑²𝜃
−𝑚𝑔𝑙𝜃 = 𝑚𝑙² (3.5)
𝑑𝑡²
𝑑²𝜃 𝑔
+ .θ=0 (3.6)
𝑑𝑡² 𝑙
𝑔 2𝜋
ω² = ; ω = (3.7)
𝑙 𝑇
𝑔 2𝜋
= (3.8)
𝑙 𝑇
𝑔 4𝜋²
= (3.9)
𝑙 𝑇²
4𝜋²
g= l (3.10)
𝑇²
Ʃ(𝑇;𝑇 )²
ΔT =
𝑛(𝑛;1)
Halaman | 3
3.4 Ralat Perambatan
𝑑𝑔 2 𝑑𝑔
Δg = Δl +( ΔT)²
𝑑𝑙 𝑑𝑇
1
Δg = 1 1 1 1 1 1 1
: : : : : :
Δ𝑔₁2 Δ𝑔₂² Δ𝑔₃² Δ𝑔₄² Δ𝑔₅² Δ𝑔₆² Δ𝑔₇²
Keterangan:
τ = Momen Gaya (Nm)
I = Momen Inersia (kg.m2)
α = Percepatan Sudut (rad/s2)
m = Massa (kg)
l = Panjang (m)
t = Waktu (s)
ω = Kecepatan Sudut (rad/s)
T = Periode (s)
G = Percepatan gravitasi (m/s2)
Halaman | 4
4. Sajikan data ke dalam tabel berikut dari hasil - hasil percobaan anda tambah/kurangi kolom yang saudara
anngap perlu (nilai : 30 poin).
5. Gambarkan grafik sesuai dengan data diatas pada kertas grafik yang tersedia (gunakan millimeter
Tabelyang
blok)Ingat, pemilihan sumbu 4.1 Data
benarPengamatan
akan sangatPercobaan M – 15
mempengaruhi Bandul
grafik Fisis
linier yang anda buat.. (nilai: 40
poin). 15 Osilasi 20 Osilasi
Panjang
Nomor
Batang (m) t1(s) t2 (s) t3 (s) t1(s) t2 (s) t3 (s)
Halaman | 5
5. Gambarkan grafik sesuai dengan data diatas pada kertas grafik yang tersedia (gunakan millimeter
blok)Ingat, pemilihan sumbu yang benar akan sangat mempengaruhi grafik linier yang anda buat.. (nilai: 40
poin).
Gambar 5.1 Grafik Hubungan Antara T² dan l Batang Berongga pada Bandul Fisis Osilasi 15
Pada grafik tersebut memperlihatkan hubungan antara T² dan l pada batang berlubang. Grafik
memperlihatkan bahwa semakin pendek panjang batang berlubang maka waktu yang diperlukan untuk
osilasi semakin banyak. Dan semakin pendek panjang batang berlubang nilai periode yang didapat semakin
tinggi. Sehingga pada grafik tersebut memperlihatkan grafik menurun.
Gambar 5.2 Grafik Hubungan Antara T²dan l Batang Berongga pada Bandul Fisis Osilasi 20
Pada grafik tersebut memperlihatkan hubungan antara T² dan l pada batang berlubang. Grafik
memperlihatkan bahwa semakin pendek panjang batang berlubang maka waktu yang diperlukan untuk
osilasi semakin banyak. Dan semakin pendek panjang batang berlubang nilai periode yang didapat semakin
tinggi. Sehingga pada grafik tersebut memperlihatkan grafik menurun.
Halaman | 6
6. Berdasarkan grafik linier tersebut, hitunglah besaran - besaran yang akan anda cari dan nyatakan hasil
perhitungan anda dengan satuan yang benar. Bila hal ini tidak mungkin dianalisis dengan grafik hitunglah
besaran - besaran yang ingin anda tentukan (nilai : 60 poin). Ingat satuan dan besaran harus sesuai
penulisannya
6.1 Perhitungan Percepatan Gravitasi pada 15 Osilasi
Tabel 6.1 Data Perhitungan Gravitasi pada 15 Osilasi, Panjang Batang 0,7 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,7 = 15,606 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,33)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,7) 2
= 0,05 + 0,00577
1,332 1,333
= 1,122
𝑔 ± ∆𝑔 = (15,606 ± 1,122) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.2 Data Perhitungan Gravitasi pada 15 Osilasi, Panjang Batang 0,65 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2 𝑙= 0,65 = 14,824 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,315)²
Halaman | 7
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,65) 2
= 0,05 + 0,00289
1,3152 1,3153
= 1,142
𝑔 ± ∆𝑔 = (14,824 ± 1,142) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.3 Data Perhitungan Gravitasi pada 15 Osilasi, Panjang Batang 0,6 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,6 = 14,131 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,294)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,6) 2
= 0,05 + 0,00385
1,2942 1,2943
= 1,177
𝑔 ± ∆𝑔 = (14,131 ± 1,177) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.4 Data Perhitungan Gravitasi pada 15 Osilasi, Panjang Batang 0,55 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,55 = 12,974 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,293)²
Halaman | 8
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,55) 2
= 0,05 + 0,00147
1,2932 1,2933
= 1,179
𝑔 ± ∆𝑔 = (12,974 ± 1,179) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.5 Data Perhitungan Gravitasi pada 15 Osilasi, Panjang Batang 0,5 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,5 = 9,820 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,417)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,5) 2
= 0,05 + 0,00208
1,4172 1,4173
= 0,982
𝑔 ± ∆𝑔 = (9,820 ± 0,982) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.6 Data Perhitungan Gravitasi pada 15 Osilasi, Panjang Batang 0,45 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 𝑙 = 0,45 = 6,679 𝑚 𝑠 2
𝑇2 (1,630)²
Halaman | 9
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,45) 2
= 0,05 + 0,00273
1,6302 1,6303
= 0,742
𝑔 ± ∆𝑔 = (6,679 ± 0,742) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.7 Data Perhitungan Gravitasi pada 15 Osilasi, Panjang Batang 0,4 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,4 = 2,222 𝑚 𝑠 2
𝑇 (2,664)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,4) 2
= 0,05 + 0,00416
2,6642 2,6643
= 0,277
𝑔 ± ∆𝑔 = (2,222 ± 0,277) 𝑚 𝑠 2
1
Δ𝑔 =
1 1 1 1 1 1 1
+ + + + + +
Δ𝑔₁2 Δ𝑔₂² Δ𝑔₃² Δ𝑔₄² Δ𝑔₅² Δ𝑔₆² Δ𝑔₇²
Δ𝑔 = 0,052 𝑚 𝑠 2
Halaman | 10
6.2 Perhitungan Percepatan Gravitasi pada 20 Osilasi
Tabel 6.8 Data Perhitungan Gravitasi pada 20 Osilasi, Panjang Batang 0,7 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,7 = 15,192 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,348)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,7) 2
= 0,05 + 0,00294
1,3482 1,3483
= 1,087
𝑔 ± 𝑔 = (15,192 ± 1,087) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.9 Data Perhitungan Gravitasi pada 20 Osilasi, Panjang Batang 0,65 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2 𝑙= 0,65 = 14,340 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,337)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,65) 2
= 0,05 + 0,00276
1,3372 1,3373
= 1,104
𝑔 ± 𝑔 = (14,340 ± 1,104) 𝑚 𝑠 2
Halaman | 11
Tabel 6.10 Data Perhitungan Gravitasi pada 20 Osilasi, Panjang Batang 0,6 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,6 = 13,601 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,319)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,6) 2
= 0,05 + 0,00420
1,3192 1,3193
= 1,136
𝑔 ± Δ𝑔 = (13,601 ± 1,136) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.11 Data Perhitungan Gravitasi pada 20 Osilasi, Panjang Batang 0,55 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2 𝑙= 0,55 = 12,736 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,305)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,55) 2
= 0,05 + 0,00177
1,3052 1,3053
= 1,158
𝑔 ± Δ𝑔 = (12,736 ± 1,158) 𝑚 𝑠 2
Halaman | 12
Tabel 6.12 Data Perhitungan Gravitasi pada 20 Osilasi, Panjang Batang 0,5 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,5 = 9,932 𝑚 𝑠 2
𝑇 (1,409)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,5) 2
= 0,05 + 0,00428
1,4092 1,4093
= 0,994
𝑔 ± Δ𝑔 = (9,932 ± 0,994) 𝑚 𝑠 2
Tabel 6.13 Data Perhitungan Gravitasi pada 20 Osilasi, Panjang Batang 0,45 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 𝑙 = 0,45 = 6,495 𝑚 𝑠 2
𝑇2 (1,653)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,45) 2
= 0,05 + 0,00264
1,6532 1,6533
= 0,721
𝑔 ± Δ𝑔 = (6,495 ± 0,721) 𝑚 𝑠 2
Halaman | 13
Tabel 6.14 Data Perhitungan Gravitasi pada 20 Osilasi, Panjang Batang 0,4 m.
4𝜋 2 4(3,14)²
𝑔= 2
𝑙= 0,4 = 2,226 𝑚 𝑠 2
𝑇 (2,662)²
2 2 2 2
𝑑𝑔 𝑑𝑔 4𝜋 2 −8𝜋 2 𝑙
Δ𝑔 = Δ𝑙 + Δ𝑇 = Δ𝑙 + Δ𝑇
𝑑𝑙 𝑑𝑇 𝑇2 𝑇3
4(3,14)2 2 ;8(3,14)2 (0,4) 2
= 0,05 + 0,00251
2,6622 2,6623
= 0,278
𝑔 ± Δ𝑔 = (2,226 ± 0,278) 𝑚 𝑠 2
= 15,37 𝑚 𝑠 2
1
Δ𝑔 =
1 1 1 1 1 1 1
+ + + + + +
Δ𝑔₁2 Δ𝑔₂² Δ𝑔₃² Δ𝑔₄² Δ𝑔₅² Δ𝑔₆² Δ𝑔₇²
Δ𝑔 = 19,06 𝑚 𝑠 2
Halaman | 14
Tabel 6.15 Hasil Perhitungan Percobaan M-15 Bandul Fisis Osilasi 15
Halaman | 15
PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan M-15 dengan judul “Bandul Fisis” yang bertujuan untuk menentukan
percepatan gravitasi sebuah benda menggunakan bandul fisis. Pada percobaan ini bahan yang diuji dengan
menggunakan batang berlubang/ berongga dalam menentukan waktu osilasinya. Alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah statif penyangga, meteran, dan stopwatch.
Pada percobaan bandul fisis ini cara kerjanya diawali dengan mengukur panjang batang berongga yang
telah terpasang pada statif penyangga. Pengukuran batang berongga dilakukan dengan menggunakan meteran
sampai ujung batang berongga. Dilanjutkan dengan mengayunkan batang berongga dengan susut yang terkecil.
Saat batang berongga sudah mengayun, catat waktu yang dibutuhkan batang berongga untuk berosilasi sebanyak
15 dan 20 kali. Hitung waktu osilasi pada setiap lubang di batang tersebut hingga menghasilkan 7 kali percobaan.
Proses fisis yang terjadi dalam percobaan bandul fisis diawali dengan batang berongga yang digantung pada statif
penyangga dalam keadaan diam karena dalam keadaan yang setimbang. Keadaan setimbang batang berongga
karena tidak ada gaya yang bekerja pada batang sesuai dengan Hukum I Newton . Saat batang logam berlubang
diberi simpangan sejauh y dan terbentuk sudut θ, maka gaya berat batang logam berlubang berubah, saat
dilepaskan terjadi gerak harmonic sederhana atau bisa dikatakann sebagai osilasi, yaitu batang berbolak-balik
pada titik kesetimbangannya. Saat awal berosilasi, batang berlubang memiliki energy kinetic = 0 dan energy yang
ada hanyalah energy potensial maksimum. Kemudian batang berlubang akan berhenti dikarenakan adanya gaya
pemulih berupa F = mg sin 𝜃 sesuai dengan Hukum II Newton dan gaya gravitasi sehingga benda kembali ke
titik setimbang.
Dari hasil percobaan didapat hasil perhitungan nilai periode pada osilasi 15 yaitu pada batang berlubang
0,7 m didapat hasil (1,33 ± 0,00577) s, pada batang berlubang 0,65 m didapat hasil (1,315 ± 0,00285) s, pada
batang berlubang 0,6 m didapat hasil (1,294 ± 0,00385) s, pada batang berlubang 0,55 m didapat hasil (1,293 ±
0,00147) s, pada batang berlubang 0,5 m didapat hasil (1,417 ± 0,00208) s, pada batang berlubang 0,45 m didapat
hasil (1,630 ± 0,00273) s, pada batang berlubang 0,4 m didapat hasil (2,664 ± 0,00416)s. Dan nilai periode pada
osilasi 20 yaitu pada batang berlubang 0,7 m didapat hasil (1,348 ± 0,00294) s, pada batang berlubang 0,65 m
didapat hasil (1,337 ± 0,00276) s, pada batang berlubang 0,6 m didapat hasil (1,319 ± 0,00420) s, pada batang
berlubang 0,55 m didapat hasil (1,305 ± 0,00177) s, pada batang berlubang 0,5 m didapat hasil (1,409 ± 0,00428)
s, pada batang berlubang 0,45 m didapat hasil (1,653 ± 0,00264) s, pada batang berlubang 0,4 m didapat hasil
(2,662 ± 0,00251) s. Selain itu dari hasil percobaan didapat hasil perhitungan nilai gravitasi yaitu pada osilasi 15
adalah pada batang berlubang 0,7 m didapat hasil (15,606 ± 1,122) m/s2, pada batang berlubang 0,65 m didapat
hasil (14,824 ± 1,142) m/s2, pada batang berlubang 0,6 m didapat hasil (14,131 ± 1,177) m/s2, pada batang
berlubang 0,55 m didapat hasil (12,974 ± 1,179) m/s2, pada batang berlubang 0,5 m didapat hasil (9,820 ± 0,982)
m/s2, pada batang berlubang 0,45 m didapat hasil (6,679 ± 0,742) m/s2, pada batang berlubang 0,4 m didapat hasil
(2,222 ± 0,273) m/s2. Dan nilai gravitasi pada osilasi 20 yaitu pada batang berlubang 0,7 m didapat hasil (15,192
± 1,087) m/s2, pada batang berlubang 0,65 m didapat hasil (14,340 ± 1,104) m/s2, pada batang berlubang 0,6 m
didapat hasil (13,601 ± 1,136) m/s2, pada batang berlubang 0,55 m didapat hasil (12,736 ± 1,158) m/s2
Halaman | 16
pada batang berlubang 0,5 m didapat hasil (9,932 ± 0,994) m/s2, pada batang berlubang 0,45 m didapat hasil
(6,495 ± 0,721) m/s2, pada batang berlubang 0,4 m didapat hasil (2,226 ± 0,278) m/s2.
Pada percobaan ini menggunakan grafik analisis hubungan antara T2 dan l batang berlubang.
Grafik analisis pada pratikum ini menunjukan penurunan grafik. Dimana grafik memperlihatkan bahwa semakin
pendek panjang batang berlubang maka waktu yang diperlukan untuk osilasi semakin banyak. Dan semakin
pendek panjang batang berlubang nilai periode yang didapat semakin tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi
percobaan ini adalah sudut dan simpangan yang digunakan berbeda-beda serta tidak ada ketentuan nya secara
tepat dan pasti. Serta momen inersia juga yang ikut berpengaruh dalam waktu benda untuk menempuh 15 dan 20
osilasi. Panjang batang berlubang yang berbeda-beda juga akan membuat nilai pada hasil perhitungan tidak sama
karena semakin dekat titik usat massa, maka osilasi yang dapat terjadi akan lebih cepat seimbang atau lebih cepat
berhenti.
Halaman | 17
KESIMPULAN
Pada percobaan dengan kode percobaan M-15 yang berjudul “Bandul Fisis yang bertujuan untuk
menentukan percepatan gravitasi dengan menggunakan bandul fisis didapat hasil akhir pada oasilasi 15 yaitu g =
(5,01 ± 0,052) m/s2 dan pada osilasi 20 yaitu g = (15,37 ± 19,06) m/s2. Dengan demikian hasil kedua gravitasi
tersebut berbeda karena adanya perbedaan osilasi yang dilakukan. Dari perolehan data tersebut berbeda dengan
percepatan yang ada pada literatur yaitu sebesar 9,8 m/s2. Karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya
yaitu perbedaan antara simpangan sudut yang diberikan pada batang tersebut dan panjang batang berlubang.
Halaman | 18
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN M -15
BANDUL FISIS
Data Percobaan
Asistensi Praktikan
BANDUL FISIS
1. Tujuan
2. Dasar Teori
Gambar 1.1 Ilustrasi elemen gaya yang bekerja pada bandul fisis
Torsi terhadap titik gantung bernilai mgD sin f dan cenderung mengurangi θ.
Percepatan sudut a dihubungkan dengan torsi oleh
t=Ia=I (2.1)
dengan I adalah momen inersia disekitar titik gantung dengan satuan kg m 2 , f
adalah besar sudut. Dengan mensubsitusikan - MgD sin f untuk torsi total,
diperoleh
sin f (2.3)
Untuk bandul sederhana I=mL2 dan D=L. Gerak mendekati gerak harmonik
sederhana bila simpangan sudutnya kecil sehingga berlaku aproksimasi sin f
≈f. dalam kasus ini diperoleh
f= -w2f (2.4)
T= = 2p √ (2.5)
(Tipler, 1998).
2.2 Gerak Harmonis Sederhana
Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut
gerak periodik. Jika suatu partikel dalam gerak periodic bergerak bolak-balik
melalui lintasan yang sama, maka geraknya disebut gerak osilasi atau viberasi
(getaran). Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan
stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut
bersifat periodic, yaitu berulang-ulang (Giancoli, 2001).
Gerak Osilasi merupakan gerakan yang berulang dari suatu benda,
dimana setelah menempuh selang waktu tertentu benda tersebut akan kembali
ke posisi kesetimbangannya (Serwey dan Jaweet, 2004). Posisi kesetimbangan
suatu benda adalah posisi dimana benda tersebut dalam keadaan diam yaitu
total gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol. Jika benda dijauhkan
dari posisi kesetimbangannya dan dilepaskan , maka akan timbul suatu gaya
atau torsi untuk menarik benda tersebut kembali ke posisi setimbangnya
(Young dan Freedman, 2002).
Osilasi bandul fisis terjadi apabila suatu sistem mengalami gerak
osilasi dan gerakperiodik. Gerak osilasi merupakan gerak yang terjadi pada
lintasan yang sama, sehinggagerak dari sistem bandul atau pendulum dapat
dinyatakan nilai periode ayunan untuk sistem bandul atau pendulum fisis yang
dimana masa tali dianggap tidak bermassa.Sedangkan, gerak periodik adalah
gerak berulang pada waktu yang sama (Halliday, 1989).
(2.13)
T = 2π (2.14)
dengan I adalah momen kelembaman atau momen inersia, massa benda, g
percepatan gravitasi bumi, dan l jarak dari sumbu putar ke pusat massa.Untuk
benda yang diputar tidak pada pusat massa terdapat teorema hubungan sumbu
sejajar sebagai berikut :
I = Ipm + ml2 (2.15)
dengan I adalah momen inersia pada sumbu tersebut, Ipm adalah momen
inersia terhadap sumbu putar melalui pusat massa dan l adalah jarak kedua
sumbu putar (Giancolli, 1989).
Jika benda tegar terdiri atas sedikit partikel. Kita dapat menghitung
inersia rotasinya terhadap sumbu yang diberikan dengan persamaan:
I = ∑miri² (2.16)
Artinya, kita dapat menentuka perkalian mr² untuk masing-masing
partikel dan kemudian mejumlahkan perkalian tersebut. (Ingatlah bahwa r
adalah jarak tegak lurus partikel dari sumbu rotasi yang diberikan). Jika benda
tegar terdiri atas banayk partikelyang berdekatan (kontinu, seperti frisbee),
menggunakan persamaan (3) akan memerlukan komputer.
Oleh karena itu, kita mengganti penjumlahan dalam persamaan tadi
dengan integral dan membatasi inersia rotasi benda sebagai :
∑F = 0 (2.21)
2.9.2 Hukum II Newton
“Jika resultan gaya pada suatu benda tidak nol, maka benda
akan mengalami perubahan kecepatan.” (Ishaq, 2007).
Makna dari Hukum II newton ini adalah jika ada gaya yang
tidak berimbang terjadi pada sebuah benda, maka benda yang semula
diam akan bergerak dengan kecepatan tertentu, atau jika benda semula
bergerak dapat menjadi diam (kecepatan nol). Bertambah kecepatannya
atau melambat karena dipengaruhi gaya luar tadi. Dalam bahasa
matematika hal ini diungkapkan dalam rumus Hukum Newton yang
amat terkenal yaitu :
∑F = m.a (2.22)
3.2.3 Stopwatch
Keterangan :
Mulai
Panjang (m)
Iya
Mengulangi percobaan
dengan variasi panjang
yang berbeda
Tidak
Selesai
Halliday, David Robert Resnick. 2010. Fisika Dasar Jilid 7. Jakarta : Erlangga.
Tipler, P. A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan). Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Tipler, P. A., 2001, Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Young, Hugh D and Roger Freedman. 2007. University Physics with Modern
Physics 12th Edition. Boston : Addison-Wesley.
Young, Hugh dan Roger A. Friedman. 2002. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.