Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tentang
TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DAN BAIK

Oleh:

Nor Faizah, S.SiT., MH 29.010587.15


Dessy Maryta C, S.ST 14.2403.88.10

AKADEMI KEBIDANAN AR-RUM SALATIGA

TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat Nya sehingga dapat
terselesaikan Laporan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sambirejo, Kecamatan
Bringin, Kabupaten Semarang dalam bentuk pendidikan kesehatan tentang kanker serviks.

Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan berkaitan dengan upaya peningkatan


pengetahuan warga, sehingga warga dapat mengetahui dan mencegah kanker serviks.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kami dan untuk pembaca

Salatiga, 12 September 2015

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari
kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam
rahim. Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara
epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.

B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
- Sebagai tugas individu
- Untuk mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
- Untuk mengetahui masalah-masalah tentang kanker payudara

C. Masalah
Masih terdapat ibu yang belum mengetahui tentang kanker serviks dan cara
pencegahannya.

D. Manfaat
Bagi ibu-ibu diharapkan dapat menambah wawasan tentang kanker serviks dan
cara pencegahannya.
ALAT KONTRASEPSI IUD
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Alat Kontrasepsi IUD


Subtopik : Alat kontrasepsi IUD
Sasaran : Ibu-Ibu PKK
Pemateri : Nor Faizah, S.SiT., MH
Dessy Maryta C, S.ST
Waktu : 40 Menit
Hari / tanggal : Sabtu, 10 Oktober 2015
Tempat :

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2. Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD
4. Keuntungan dan kerugian IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

E. Media
1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Poster

F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pendahuluan 1. Membuka acara dengan
1. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada
peserta
2. Menyampaikan topic, maksud
2. Mendengarkan
dan tujuan penkes kepada penyuluh
peserta
3. Kontrak waktu untuk
3. Menyetujui
kesepakatan pelaksanaan penkes kesepakatan waktu
dengan peserta pelaksanaan penkes

20 Menit Kegiatan Inti Penyuluh menjelaskan tentang : Mendengarkan


1. Pengertian IUD dan Jenis IUD. penyuluh
2. Prosedur Pemasangan dan pasca menyampaikan
pemasangan semua materi sampai
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD selesai
4. Keuntungan dan kerugian IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD

15 Menit Evaluasi 1./ Tanya Jawab 1. Menanyakan yang


Penutup belum jelas
2. Memberikan pertanyaan kepada
2. Menjawab
peserta pertanyaan
3. Menyimpulkan dan
mengklarifikasi materi
3. Mendengarkan
penyuluhan yang telah
disampaikan kepada peserta
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam serta
terimakasih kepada sasaran 4. Mendengarkan
penyuluh menutup
acara dan menjawab
salam

G. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2. Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3. Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4. Apa saja efek samping dari IUD ?
H. Lampiran
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD

1. Pengertian Kontrasepsi IUD


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau
menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan alat atau dengan operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat
kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukan kedalam rongga rahim, yang
harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam rahim,
terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-
macam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim yang bersifat
sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit tembaga yang
berntuknya bermacam-macam.

2. Jenis-jenis IUD
Alat Masa Penggunaan Bentuk
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6 cm
;250mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
Multiload CU250 Pendek 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
cm;250 mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
Multiload CU375 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan inti
perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang dan
cincin tembaga mengelilingi tiap ujung
masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-masing
5mm dan diameter 2,2mm dengan total
330 mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang dan lengan.

3. Penjelaan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh wanita
guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan dengan
merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan cairan
uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mngurangi
kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD
bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin, 2009).

CARA KERJA
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
 AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat
sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi.
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan kehamilan
yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung
kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada abdomen dan
lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya dan
membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat
diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa
tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah efek
samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi nyeri atau
pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang dengan memberikan
gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga harus
menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual. Spekulum steril
dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini dibersihkan dengan bol
kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran
serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan
kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan.
Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang
lebih mudah, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka.
Selanjutnya AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR
dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks. Apabila ada
masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus digunakan
sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami pendarahan, ini adalah
waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus kembali. Anda
harus mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien untuk
melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).

5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal dari
janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20 hari
pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita neyri
abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang
koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat kembali
normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.

6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper T 200 (CuT-
200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8
kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir
haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multi para
c. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e. Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1 minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan
sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
 Perokok
 Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
 Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
 Gemuk ataupun kurus
 Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
 Penderita tumor jinak payudara
 Penderita kanker payudara
 Pusing-pusing atau sakit kepala
 Tekanan darah tinggi
 Varises di tungkai atau di vulva
 Penderita penyakit jantung
 Pernah menderita stroke
 Penderita diabetes
 Menderita penyakit hati
 Malaria

8. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)

9. Keuntungan
o Efektif dengan proteksi jangka panjang
 AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
 Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
 Tidak ada interakdi dengan obat-obat
o Tidak mengganggu hubungan suami istri
 Tidak berpengaruh terhadap ASI
 Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
 Epek sampingnya sangat kecil
 Memiliki epek sistemik yang sangat kecil

10. Kerugian
o Menoragie
o Dismenorea
o Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
o Peningkatan resiko infeksi radang panggul
o IUD terlepas keluar
o Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
o Malposisi IUD
o Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi

11. Efek samping dan komplikasi


Efek samping umum terjadi:
o Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan )
o Haid lebih lam dan banyak
o Perdarahan (spotting) antar menstruasi
o Saat haid lebih sakit
a. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia,
perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
b. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
c. Tidak baik di gunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,PRP dapat
memicu infertilitas
a. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik di perlukan dalam pemasangan IUD
b. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangn IUD, biasanya
menghilang dalam 1-2 hari
c. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri, petugas terlatih yang dapat melepas
d. Mungkin IUD dapat keluar dari uterus tanpa di ketahui (sering terjadi apabila IUD di pasang
segera setelah melahirkan )
e. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan
f. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu

12. Waktu pemasangan


a. 2-4 hari setelah melahirkan
b. 40 hari setelah melahirkan
c. Setelah terjadinya keguguran
d. Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 di hitung dari hari pertama haid
e. Menggantikan metode KB lainnya
f. Pada akhir masa menstruasi karena servik agak terbuka pada waktu ini setelah menderita
abortus (segera atau dalam waktu hari apabila tidak ada gejala infeksi)

13. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus


Keadaan Anjuran
amenorea periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea
apabila di kehendak. Apabila hamil jelaskan dan sarankan
untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat, atau
kehamilan lebih dari 3 minggu. Apabila benang tidak terlihat
atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan d
lepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR,
jelaskan kemungkinan adanya resiko kegagalan kehamilan
dan infeksi serta perkembangan harus lebih di amati dan
diperhatikan
kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan
yang sesuai. Jika tidak parah dan tidak di temukan
penyebabnya,cukup beri analgetik saja. Jika penyebabnya
tidak dapat di temukan dan menderita kram berat, cabut
AKDR kemudian ganti AKDR baru, atau cari metode
kontrasepsi lain
Benang hitam Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR
masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu di lakukan.
Menderita nyeri Paling sering di temukan pada AKDR yang mengandung
kepala atau migrain progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR,
keluhan ringan berikan analgetik
Penyakit jantung sebaiknya jangan di beri AKDR yang mengandung progestin
karena progestin mempengaruhi lipid dan vasokontriksi
Stroke/riwayat stroke Sebaiknya jang di beri AKDR yang mengandung progestin
Nyeri haid hebat Dapat di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk.
Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian
Riwayat kehamilan Jelaskan pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila
ektopik ada segera mencari pertolongan di rumah sakit
Gejala penyakit katup Berikan anti biotik saat insersi AKDR bila anemia (hb<9),
jantung ganti dengan metode kontrasepsi lain
14. Pemantauan dan petunjuk bagi klien
Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko AKDR. Bila terjadi
ekspulsi AKDR dapat kembali di pasang. Pemeriksaan AKDR di lakukan setiap bulan atau
bila terdapat keluhan (nyeri, perdarahan, demam, dsb)
 Kembali memeriksa diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
 Selama bulan pertama mempergunakan AKDR periksalah benang AKDR secara rutin
setelah haid
 Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid
apabila mengalami
o Kram/kejang di perut bagian bawah
o Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
o Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan
hubungan seksual
 Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih
awal apabila di inginkan
 Kembali ke klinik apabila
o Tidak dapat meraba benang AKDR
o Merasakan bagian benang keras di AKDR
o AKDR terlepas
o Siklus terganggu/ meleset
o Tarjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
o Adanya infeksi
PENUTUP

Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang di


pasang dalam rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan metode pil, suntik,
dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari pelastik elastik, dililit tembaga atau
campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan
waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya
spermatozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini
harus di lakukan oleh tenaga medis (dokter/bidan terlatih) dapat di pakai oleh semua
perempuan usia reproduktif namun tidak boleh di pakai perempuan yang terpapar IMS. Jenis-
jenis IUD yaitu: Copper-T, Copper-7, multi load, lippes loap.
Jadi penulis berharap dengan adanya satuan acara penyuluhan ini masyarakat dapat
lebih mengerti mengenai alat kontrasepsi IUD baik dari manfaatnya maupun keefektipannya.

Anda mungkin juga menyukai