Tentang
TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DAN BAIK
Oleh:
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat Nya sehingga dapat
terselesaikan Laporan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sambirejo, Kecamatan
Bringin, Kabupaten Semarang dalam bentuk pendidikan kesehatan tentang kanker serviks.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari
kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam
rahim. Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara
epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.
B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
- Sebagai tugas individu
- Untuk mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
- Untuk mengetahui masalah-masalah tentang kanker payudara
C. Masalah
Masih terdapat ibu yang belum mengetahui tentang kanker serviks dan cara
pencegahannya.
D. Manfaat
Bagi ibu-ibu diharapkan dapat menambah wawasan tentang kanker serviks dan
cara pencegahannya.
ALAT KONTRASEPSI IUD
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2. Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3. Indikasi dan kontraindikasi IUD
4. Keuntungan dan kerugian IUD
5. Efek samping IUD
6. Waktu pemasangan IUD
C. Materi
Terlampir
D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
E. Media
1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Poster
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pendahuluan 1. Membuka acara dengan
1. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada
peserta
2. Menyampaikan topic, maksud
2. Mendengarkan
dan tujuan penkes kepada penyuluh
peserta
3. Kontrak waktu untuk
3. Menyetujui
kesepakatan pelaksanaan penkes kesepakatan waktu
dengan peserta pelaksanaan penkes
G. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2. Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3. Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4. Apa saja efek samping dari IUD ?
H. Lampiran
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD
2. Jenis-jenis IUD
Alat Masa Penggunaan Bentuk
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6 cm
;250mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
Multiload CU250 Pendek 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
cm;250 mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
Multiload CU375 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan inti
perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang dan
cincin tembaga mengelilingi tiap ujung
masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-masing
5mm dan diameter 2,2mm dengan total
330 mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang dan lengan.
3. Penjelaan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh wanita
guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan dengan
merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan cairan
uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mngurangi
kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD
bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin, 2009).
CARA KERJA
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat
sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan kehamilan
yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung
kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada abdomen dan
lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya dan
membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat
diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa
tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah efek
samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi nyeri atau
pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang dengan memberikan
gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga harus
menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual. Spekulum steril
dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini dibersihkan dengan bol
kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran
serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan
kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan.
Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang
lebih mudah, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka.
Selanjutnya AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR
dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks. Apabila ada
masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus digunakan
sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami pendarahan, ini adalah
waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus kembali. Anda
harus mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien untuk
melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal dari
janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20 hari
pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita neyri
abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang
koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat kembali
normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.
6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper T 200 (CuT-
200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8
kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir
haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multi para
c. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e. Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1 minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan
sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
Perokok
Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
Gemuk ataupun kurus
Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
Penderita tumor jinak payudara
Penderita kanker payudara
Pusing-pusing atau sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Varises di tungkai atau di vulva
Penderita penyakit jantung
Pernah menderita stroke
Penderita diabetes
Menderita penyakit hati
Malaria
8. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)
9. Keuntungan
o Efektif dengan proteksi jangka panjang
AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
Tidak ada interakdi dengan obat-obat
o Tidak mengganggu hubungan suami istri
Tidak berpengaruh terhadap ASI
Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
Epek sampingnya sangat kecil
Memiliki epek sistemik yang sangat kecil
10. Kerugian
o Menoragie
o Dismenorea
o Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
o Peningkatan resiko infeksi radang panggul
o IUD terlepas keluar
o Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
o Malposisi IUD
o Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi