Anda di halaman 1dari 8

Modul 3 : Bilangan Bulat

Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Materi Bilangan Bulat di SD serta Ragam Permasalahannya

Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang cara menanamkan pengertian dan adanya bilangan
bulat, operasi hitung bilangan bulat dengan beberapa pendekatan ( konkret sampai abstrak )
penggunaan media yang tepat pada bilangan bulat, serta sifat – sifat operasi hitung pada
bilangan bulat, serta ragam permasalahan dalam pembelajaran bilangan bulat.
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang materi bilangan bulat
Perlu kita ingat ada beberapa bilangan yang kita tahu :
– Bilangan Asli :1 2 3 4 5...
– Bilangan Cacah : 0 1 2 3 4 . . .
– Bilangan Bulat : . . . – 4 – 3 -2 – 1 0 1 2 3 4 . . . .
Untuk menjelaskan ke peserta didik tentang macam bilangan di atas adalah kita mulai dengan
bilangan Asli mengapa demikian ? Karena dari sejak kecil secara tidak langsung kita sudah di
ajarkan oleh orang tua kita tentang bilangan asli yaitu pada saat belajar mengenal bilangan .
kita dikenalkan dengan bilangan 1 , 2 , 3 , 4 ,… menggunakan jari kita bilangan – bilangan
yang dikenalkan tersebut adalah merupakan anggota bilangan asli.
Kemudian setelah kita mengenal bilangan asli dikembangkan dengan bilangan bulat yang
didapat dari perluasan bilangan asli .
coba perhatikan soal dibawah ini !
Soal 1
1 + 2 = 3
Kita tahu bilangan 1 , 2 , dan 3 adalah bilangan asli
Kesimpulannya :
hasil dari penjumlahan 2 bilangan asli akan menghasilkan bilangan asli
Soal 2
5 + ...=2
Bagaimana cara penyelesaian pada soal di atas ? Menurut anda apakah kalimat di atas selalu
dapat dilengkapi dengan bilangan asli ?
Bandingkan 2 soal di bawah ini

“ a + . . . = b”1 + . . . = 3 “ a + . . . = b”5 + . . . = 2
Jika a = 1 dan b = 3 jika a = 5 dan b = 2
maka a < b maka a > b
penyelesaiannya : penyelesaiannya :
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 dengan menggunakan garis bilangan kita
Cara membaca garis bilangan di atas : kenalkan kepada siswa bahwa pada garis
Dari bilangan o menghadap kea rah kanan maju ( bilangan tersusun atas bilangan bulat positif dan
1 bernilai positif ) 1 langkah negative
kemudian diteruskan (operasi penjumlahan -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
) sampai menuju bilanga 3, maka dengan garis Cara membaca garis bilangan di atas adalah dari
bantu, hitung berapa langkah menuju bilangan nol jika ke kanan maka bilangan tersebut
tiga ? setelah dihitung anak panah menuju kea bernilai positif jika kea rah kiri atau bilangan
rah terus sehingga bernilai positif 2. tersebut berada disebelah kiri nol maka bilangan
Maka : tersebut bernilai negatif
Penyelesaian soal di atas adalah Maka :
1+2=3 Untuk penyelesaian soal di atas dari nol maju
lima langkah kekanan karena 5 bernilai positif,
kemudian karena hasil yang didapat dari operasi
penjumlahan tersebut adalah 2 maka dari
bilangan 5 dengan garis bantu panah yg tetap
mengarah ke kanan karena operasinya
adalah penjumlahan, hasil operasi penjumlahan
soal diatas adalah bilangan 2 maka anak panah
bantuan kita tarik sampai pangkalnya menempati
bilangan 2 , karena arah anak panah adalah
mundur maka bilangan yang di cari
bernilai negative kemudian hitung berapa
langkah anak panah mundur dari posisi awalnya,
setelah dihitung di dapat 3 langkah mundur maka
bilangan yang dicari adalah bilangan ( – 3 ).
Maka 5 + ( – 3 ) = 2

Maka kesimpulan dari dua soal diatas adalah hasil dari operasi penjumlahan atau
pengurangan tidak selalu hasil akhirnya bilangan asli terbukti pada
soal 1 soal 2
1 + 2 = 3 5 + ( -3 ) = 2
Bilangan asli Bilangan Bulat Negatif
A. KONSEP MENGENALKAN OPERASI HITUNG PADA SISTEM BILANGAN
BULAT
Untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada bilangan bulat dapat dilakukan dengan 3
tahap
1. Tahap pengenalan konsep secara konkret
Bilangan bulat mulai dikenalkan pada siswa sekolah dasar kelas 5, dalam kaitan mengenalkan
bilangan bulat pada siswa harus disesuaikan dengan perkembangan mental anak yaitu pada
tahap pengenalan awal siswa di berikan penjelasan dan penanaman konsep operasi hitung
dalam hal ini penjumlahan dan pengurangan secara konkret yang kemudian dikembangkan
menuju pemahaman yang abstrak.
Pada tahap pengenalan konsep secara konkret kita bisa menggunakan model peraga salah
satunya yang akan dijelaskan pada diskusi ini adalah Koin negatif, positif atau lebih dikenal
dengan peraga manik – manik. Yang dapat dibuat dari bahan sterofom atau bahan kayu
triplek yang dibentuk lingkaran kemudian di bagi menjadi bagian ,yaitu bagian sisi
negatif dan bagian yang lain adalah sisi positif tiap sisi dibedakan dengan warna berbeda
missal positif diberi warna kuning negative diberi warna putih apabila kedua bagian negative
dan positif di satukan akan menjadi netral atau bernilai 0.
Contoh :
Netral = 0 Sisi Negatif sisi Positif
Contoh penggunaan peraga pada soal
Soal 1
5 + ( -3 ) = ….

Langkah

Ambil 5 bagian koin sisi positif 5 Koin positif

Ambil 3 bagian negative 3 Koin negatif

Kemudian gabungkan sisi positif


dan negative menjadi sebuah 3 koin netral / bernilai 0
lingkaran

Setelah terbentuk lingkaran


penuh ternyata ada sisa bagian 2 koin positif
positif 2 buah

Kesimpulan :
Dari model peraga di atas disimpulkan bahwa operasi hitung
5 + ( -3 ) = 2 bernilai positif hal itu karena dari model peraga koin setelah setiap sisi
positif dan negative disatukan menjadi koin netral di dapatkan sisa 2 koin bernilai positif.
2. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak,
Pada pengenalan semi konkret model peraga yang dipakai untuk menanamkan konsep bisa
digunakan garis bilangan dengan menyepakati aturan permainan pada mistar bilangan untuk
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
a) Dimulai dari nol menghadap ke kanan
b) Bilangan :
Positif à maju
Negatif à mundur
Nol à diam ( tidak bergerak )
c) Operasi :
Tambah ( plus ) à Terus
Kurang à Berbalik arah
Contoh :
5 + ( -3 ) = 2
5 ( positif ) dimulai dari nol maju ke kanan
, , , , , , , , , ,
,
-5 -4 -3 -2 -
1 0 1 2 3 4 5
3 ( negatif ) mundur 3 langkah
4 – ( -3 ) = 7 Panah balik arah
karena operasi
pengurangan
4 langkah maju ( +4 ) mundur 3 langkah ( -3)
, , , , , , , , , ,
, ,
-4 -3 -2 -
1 0 1 2 3 4 5 6 7
3. Tahap pengenalan konsep secara abstrak,
Pada pengenalan konsep secara konkret dan semi konkret mempunyai keterbatasan yaitu jika
operasi hitung menjangkau bilangan yang cukup besar maka akan mengalami hambatan
dalam membuat garis bilangan, maka melalui proses abstrak kita mulai mengenalkan konsep
ke siswa cara atau tahapan penyelesaian tanpa menggunakan alat bantu.
Tahapan – tahapan :

Mengenalkan bahwa hasil dari


operasi hitung bilangan bulat
( + ) + ( + ) = ( + ) 2 + 5 = 7
positif dengan positif akan
menghasilkan bilangan positif

Jumlah bilangan bulat positif


dengan bilangan bulat negatif
hasilnya dapat berupa bulat positif ( + ) + ( – ) = ( + ) 2 + ( -5 ) = – 3-
atau bilangan bulat negative / ( – ) 2 + 5 = 3
tergantung dari bilangan – bilangan
yang dijumlahkan

Jumlah dua bilangan bulat negative


dengan bilangan bulat negative ( – ) + ( – ) = ( – ) -2 + ( – 2 ) = – 4
hasilnya adalah negative

SIFAT –SIFAT OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA BILANGAN BULAT


SIFAT TERTUTUP
Maksud dari sifat tertutup adalah apabila kita menjumlahkan dua bilangan bulat maka
hasilnya adalah bilangan bulat atau himpunan dari bilangan bulat.
Contoh :
1 + 3 = 4 menghasilkan bilangan bulat yaitu 4 dan – 2
1 + ( -3 ) = -2
SIFAT PERTUKARAN ( KOMUTATIF )
Pada sifat komutatif berlaku ketentuan a+b =b +a
Contoh :
5 + 3 = 3 +5
8 = 8
SIFAT PENGELOMPOKAN ( ASOSIATIF )
Pada sifat asosiatif berlaku ketentuan ( a + b ) + c = a + (b + c )
Contoh :
(1 + 2 )+3 = 1 + ( 2 + 3)
3 + 3= 1 + 5
6 = 6
SIFAT BILANGAN NOL ( UNSUR IDENTITAS )
Unsur identitas adalah apabila suatu bilangan di jumlahkan dengan bilangan tersebut maka
hasilnya tidak berunah atau bilangan itu sendiri. a + 0 = a
Contoh :
-3 + 0 = -3
0 +5 = 5
SIFAT INVERS PENJUMLAHAN ( Lawan Suatu Bilangan )
a invers nya – a
-a inversnya a
Berlaku ketentuan a + (-a ) = 0
( -a ) + a = 0
C. SIFAT –SIFAT OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA BILANGAN BULAT
SIFAT TERTUTUP
Maksud dari sifat tertutup adalah apabila kita mengurangkan dua bilangan bulat maka
hasilnya adalah bilangan bulat atau himpunan dari bilangan bulat.
Contoh :
4– 2 = 2 hasilnya adalah bilangan bulat 2 dan – 2
2 – 4 = -2
SIFAT BILANGAN NOL ( UNSUR IDENTITAS )
Unsur identitas adalah apabila suatu bilangan di jumlahkan dengan bilangan tersebut maka
hasilnya tidak berunah atau bilangan itu sendiri. a – 0 = a ; 0 – a = -a
Contoh :
-3 – 0 = -3
0 –5 =–5
7– 0 = 7
RAGAM PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SD
Penggunaan Garis Bilangan yang Prinsipnya Tidak Konsisten
Salah penafsiran bentuk a + ( – b ) sebagai a – b atau bentuk a – ( – b ) sebagai bentuk a
+b
Tidak dapat membedakan tanda – atau + sebagai operasi hitung dengan tanda – atau +
sebagai jenis suatu bilangan.
Kurang tepat memberikan pengertian bilangan bulat
Sulitnya memberi penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung pada bilangan bulat secara
konkret maupun secara abstrak ( tanpa menggunakan alat bantu ).
Kegiatan Belajar 2
Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat serta Sistem Persamaan Linear

Pada Kegiatan belajar 2 akan dibahas tentang materi pengayaan tentang operasi hitung
bilangan bulat dengan tujuan pada saat mengajarkan ke siswa guru lebih mempunyai bekal
wawasan yang cukup dalam penyampaian konsep.
Operasi Hitung Perkalian Pada Bilangan Bulat Dalam Tahap Pengenalan Konsep Secara
Konkret
Sebelum membahas tentang operasi perkalian bilangan bulat mari terlebih dahulu memahami
konsep perkalian .
Contoh :
3x4 diartikan dengan 4+4+4 = 12
4x3 diartikan dengan 3 + 3 +3 + 3 = 12
Maka dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa operasi perkalian pada suatu
bilangan dapat diartikan dengan penjumlahan berulang. a X b = b + b + b +
…sebanyak a kali
Dengan konsep tersebut guru dapat menjelaskan konsep perkalian bilangan bulat kepada
siswa dengan peraga perkalian bilangan bulat berupa balok garis.
Contoh :
1) a x b dengan a > 0 dan b > 0
3 x2=
Cara :
Tempatkan model pada posisi bilangan 0 dan menghadap ke bilangan positif
Maju sebanyak 3 langkah setiap langkah 2 loncatan
Maka kedudukan akhir model menunjukkan hasil dari perkalian 3 x 2 = 6
2) a x b dengan a > 0 dan b < 0
3 x (-2 ) =
Cara :
tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan negative ( karena
penjumlahannya bilangan –2)
model maju 3 langkah, setiap langkah loncat 2
maka model di akhir menunjukkan pada posisi negative 6, jadi 3 x ( -2 ) = -6
3) a x b dengan a <0 dan b > 0
-3 x 2 =
Cara :
Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan positif ( karena 2 adalah
positif )
Model mundur 3 langkah ( karena 3 bernilai negative ) setiap langkah 2 kali loncatan.
Maka hasil dari perkalian -3 x 2 = -6
4) a x b dengan a < 0 dan b < 0
-3 x -2 =
Cara :
Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap arah bilangan negative
Model mundur 3 langkah tiap langkah 2 kali loncatan.
Maka hasil dari perkalian -3 x -2 = 6
Konsep hitung perkalian pada bilangan cacah, berlaku sifat :
Komutatif
axb=bxa
Asosiatif
( a x b) c = a x ( b x c )
Adanya unsure identitas
ax1=1xa=a
OPERASI PEMBAGIAN BILANGAN BULAT
Pengenalan konsep secara konkret
Dapat kita kenalkan dengan menggunakan balok garis bilangan
Ketentuan :
Untuk menunjukkan bilangan yang akan dibagi misal : a
Dengan skala bilangan pembaginya misal : b
Jika b >0 ( bilangan positif ) à posisi awal model menghadap ke bilangan positif
Jika b < 0 ( bilangan negative ) à posisi model menghadap ke bilangan negative
Bilangan yang merupakan hasil pembaginya ditentukan dari jumlah langkah
Jenis bilangannya ditentukan oleh gerakan maju atau mundur model
Contoh :
-6 : 2 =
b > 0 à posisi awal model menghadap ke bilangan positif di skala 0
Untuk sampai pada bilangan -6 , model bergerak mundur 2 loncatan ( bilangan pembaginya /
b ) setiap 1 langkahnya
3 2 1
Hasil dari –6 : 2 = -3 , diperoleh dari menghitung jumlah langkah mundur model yaitu 3
langkah mundur yang artinya bernilai negative.
-6 : -2 =
b < 0 à posisi awal model menghadap ke bilangan negative di skala 0
untuk sampai ke bilangan -6 , model bergerak maju sebanyak 3 langkah dengan 2 loncatan
setiap langkah
hasil dari -6 : -2 = 3, diperoleh dari menghitung jumlah langkah maju model yaitu 3 langkah
maju yang menandakan bernilai positif.
Persamaan dan pertidaksamaan dengan satu peubah.
Untuk menyelesaikan persamaan linear dengan satu peubah dapat dilakukan dengan
menjadikan persamaan tersebut menjadi bentuk persamaan ekuivalen yang paling sederhana.
( ekuivalen : persamaan – persamaan yang himpunan penyelesaiannya sama )
Cara pengerjaan menyederhanakan :
Melakukan penambahan atau pengurangan pada kedua ruas persamaan dengan bilangan yang
sama.
Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama dan bukan nol.
Contoh :
X+3 =9
ó x + 3 + ( -3 ) = 9 + ( -3 ) kedua ruas ditambah ( -3 )
óx+0=6 sifat identitas penjumlahan
óx=6
HP : { 6 }

Sumber : sitaberbagi.com

Anda mungkin juga menyukai