Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR MANAJEMEN MUTU

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Agustina Cahyani M (H3114002)
2. Arsa Puspaningtyas (H3114011)
3. Elyandi Bagus P (H3114027)
4. Fryda Rahmawati (H3114036)
5. Kania Amidika S (H3114050)

DIPLOMA TIGA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
ACARA I
KEPEMIMPINAN MUTU

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum Pengantar Menejemen Mutu Acara I
“Kepemimpinan Mutu” adalah :
1. Memahami konsep mutu.
2. Merancang struktur organisasi dalam suatu perusahaan
yang bergerak di bidang jasa dan pengolahan produk pangan.
3. Menetapkan tanggung jawab terhadap mutu untuk
masing-masing bagian dalam struktur organisasi perusahaan.
4. Merancang kerjasama lintas bagian / lintas fungsi yang
berperan dalam penyusunan konsep mutu produk atau jasa.
5. Menetapkan visi dan misi perusahaan yang
mencerminkan komitmen segenap komponen dalam perusahaan terhadap
mutu.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Struktur organisasi mengarahkan kompetensi kerja, antusiasme
karyawan dan koordinasi antara manajemen puncak dan bawahan untuk aliran
rencana dan tujuan dalam organisasi untuk membuat sketsa rencana masa
depan. Struktur organisasi adalah cara tanggung jawab dan daya dialokasikan
dan prosedur kerja yang dilakukan antara anggota organisasi. Disebutkan
bahwa komponen yang paling penting dari struktur organisasi termasuk
formalisasi, sentralisasi dan kontrol. Formalisasi mengukur sejauh mana
organisasi menggunakan aturan dan prosedur untuk meresepkan perilaku.
Sifat formalisasi adalah sejauh mana pekerja disediakan dengan aturan dan
prosedur yang menghalangi dibandingkan mendorong kreatif, kerja otonom
dan pembelajaran. Dalam organisasi dengan formalisasi yang tinggi, ada
aturan eksplisit yang mungkin menghambat spontanitas dan fleksibilitas yang
dibutuhkan untuk inovasi internal (Tran and Yezhuang, 2013).
Merancang sebuah organisasi adalah suatu proses yang terdiri dari
menentukan struktur yang tepat dari suatu entitas dan pelaksanaannya.
Merancang struktur organisasi menimbulkan banyak masalah, terutama
keunggulan faktor manusia yang membuatnya sulit untuk menarik kesejajaran
dengan desain tradisional, arsitektur atau rekayasa. Sistem formal dirancang
hanya memiliki longgar koneksi (jika penting) dengan peran dan rutinitas
karena mereka benar-benar mengembangkan. Teori organisasi ditawarkan
pengetahuan dan instrumen baru, untuk mendukung manajer dalam perannya
sebagai seorang desainer organisasi dan dalam mewujudkan struktur untuk
mempertahankan kinerja. Merancang struktur organisasi dengan desain
adalah batas dari teknologi proses berlebih, penggunaan ketat dari pola ke
detail terkecil. Perlu ada fokus pada unsur-unsur yang dapat dirancang,
dikontrol dan kembali dikonfigurasi, seperti kantor dan sistem informasi,
sedangkan unsur-unsur lain dari kehidupan organisasi, seperti perilaku dan
interaksi sosial individu, tidak dapat dirancang, tidak bisa dipaksakan
(Varzaru and Eric, 2011).
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar relatif, terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan. Untuk mencapai tujuan itu, perlunya proses
pengorganisasian dan proses ini tercermin dalam struktur organisasi. Struktur
organisasi, mencakup aspek-aspek penting, antara lain: (1) pembagian kerja;
(2) departementalisasi; (3) bagan organisasi formal; (4) rantai perintah dan
kesatuan perintah; (5) tingkat-tingkat hierarki manajemen; (6) saluran
komunikasi; (7) penggunaan komite dan (8) rentang manajemen dan
kelompok-kelompok informal yang tidak dapat dihindarkan. Struktur
organisasi merupakan susunan sistem hubungan antar posisi kepemimpinan
yang ada dalam organisasi. Hal ini merupakan hasil pertimbangan dan
kesadaran tentang pentingnya perencanaan atas penentuan kekuasaan,
tanggung jawab, spesialisasi setiap anggota organisasi (Budiasih, 2012).
Efektivitas organisasi sebagai persepsi anggota organisasi ini dari
tingkat keberhasilan keseluruhan pangsa pasar, profitabilitas, tingkat
pertumbuhan dan innovatiness organisasi dibandingkan dengan pesaing
utama. Efektivitas organisasi jauh lebih dari kemampuan perusahaan anda
untuk membuat penjualan atau untuk menghasilkan keuntungan. Sebaliknya,
berfokus pada efektivitas keseluruhan di daerah jangka pendek ini serta
keberlanjutan, kepedulian terhadap lingkungan, budaya perusahaan, bakat
manajemen, kepemimpinan, inovasi, strategi, keterlibatan dan komunikasi.
Efektivitas organisasi mengharuskan kita mengambil pandangan yang lebih
holistik. Efektivitas berarti hal yang berbeda untuk organisasi yang berbeda,
tapi kita bisa sepakat bahwa itu berarti kelangsungan hidup dan keunggulan
kompetitif di abad ke-21 (Latifi and Shooshtarian, 2014).
Dengan kata lain, antara struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya untuk menerapkan manajemen mutu harus
terpadu. Unsur sistem manajemen mutu tersebut harus didokumentasikan,
dikomunikasikan, dimengerti dan memelihara standar tertinggi dari jasa
pengujian dan atau kalibrasi. Dengan demikian, kebijakan mutu adalah
filosofi laboratorium atau janji yang diberikan kepada pelanggan untuk
ditepati. Secara umum, pernyataan kebijakan mutu sebaiknya harus singkat,
ringkas dan jelas sehingga dapat dipahami, diterapkan serta dipelihara oleh
seluruh personel di semua tingkatan organisasi dalam kegiatan operasional
laboratorium (Hadi, 2007).
Pada dasarnya kepemimpinan merupakan salah satu fungsi
manajemen yang strategis, karena kepemimpinan dapat menggerakkan,
memberdayakan dan mengarahkan sumber daya secara efektif dan efisien ke
arah pencapaian tujuan. Kepemimpinan mempunyai peran yang sangat
penting dan strategis dalam aspek kehidupan kelompok, organisasi dan
negara. Beberapa hal pentingnya kepemimpinan dalam aspek kehidupan
antara lain sebagai berikut pemimpin menetapkan dan mengembangkan visi
dan misi organisasi masa depan, pemimpin mengkoordinasikan kegiatan
orang dan kerja secara efektif dan efisien, pemimpin menentukan strategi dan
penetapan keputusan (decision making) serta pemimpin mencapai
keberhasilan tujuan organisasi (Soekarso dan Iskandar, 2015).
Kepemimpinan didefinisikan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi
perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Dari definisi ini dapat diturunkan suatu untuk indikator yang
operasional mengenai kemunculan kepemimpinan. Kepemimpinan muncul
dan dimulai ketika seseorang telah mulai berkeinginan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain. Interaksi antara gaya kepemimpinan dan kualitas layanan
yang diaplikasikan dapat menjadi faktor determinan keragaman atau
perbedaan mutu yang telah diupayakan. Gaya kepemimpinan situasional
menjadi gaya partisipasi, gaya konsultasi, gaya delegasi dan gaya instruksi.
Gaya kepemimpinan partisipasi dan gaya kepemimpinan instruksi adalah dua
gaya yang saling berlawanan (diametral). Gaya kepemimpinan instruksi lebih
cenderung terindikasikan sebagai memberikan batasan peranan pada bawahan
dan memberitahukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana bawahan
melaksanakan berbagai tugas. Sedangkan gaya kepemimpinan partisipasi
lebih cenderung terindikasikan sebagai memberikan keluwesan peranan pada
bawahan, bawahan diikutsertakan untuk memahami sendiri apa, bagaimana,
bilamana dan dimana melaksanakan tugas (Supriadi, 2009).
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau
melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin
tidak disenanginya. Variabel kepemimpinan ini secara operasional diukur
dengan menggunakan 4 (empat) indikator yang diadopsi dari teori
kepemimpinan situasional yaitu sebagai berikut (1) Telling (kemampuan untuk
memberitahu anggota apa yang harus mereka kerjakan), (2) Selling
(kemampuan menjual/memberikan ide-ide kepada anggota), (3) Participating
(kemampuan berpartisipasi dengan anggota), dan (4) Delegating (kemampuan
mendelegasikan kepada anggota). Kinerja perusahaan adalah merupakan hasil
kerja yang secara kualitas dan kuantitas dapat dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau sikap seseorang atau
karyawan terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan kerja,
jenis pekerjaan, kompensasi, hubungan antar teman kerja, hubungan sosial
ditempat kerja dan sebagainya (Suryana dkk., 2010).
Pemimpin organisasi belajar akan menetapkan tujuan baik melalui
partisipasi atau arah berbagai tujuan konstituen mereka. Dalam sistem kasus
sekolah sebagai organisasi belajar, mereka akan berusaha untuk
menyelaraskan kepentingan pendidikan instansi terkait pemerintah, sekolah
dan papan pengawas, kepala sekolah, guru, siswa, orang tua dan masyarakat.
Mereka juga akan berusaha untuk meningkatkan komitmen berbagai
konstituen mereka untuk tujuan organisasi. Organisasi pembelajaran akan
puas dengan status quo. Ini akan dilanjutkan dengan mencari cara untuk
memperbaiki diri, menyiapkan kriteria untuk menilai efek dari perubahan,
menciptakan alternatif, mengadopsi dan menerapkan mereka yang bekerja
dengan baik dan meninggalkan orang-orang yang tidak bekerja dengan baik.
Dalam proses ini, langkah-langkah yang handal dan valid akan dipekerjakan.
Kepemimpinan dalam organisasi harus berubah dengan perkembangan dan
pematangan organisasi. Awal dalam menciptakan organisasi, para pemimpin
sendiri harus melayani lebih sebagai animator. Pada fase bangunan organisasi,
mereka harus lebih kreator kebudayaan. Untuk menjaga organisasi mereka
harus lebih sustainers budaya organisasi. Dan ketika perubahan organisasi
yang diperlukan, mereka harus menjadi agen perubahan
(Bass, 2000).
Kepemimpinan mutu terpadu merupakan penerapan metode kuantitatif
dan orang-orang dalam menilai dan meningkatkan material dan jasa yang
dipasokkan pada organisasi, semua proses yang signifikan dalam organisasi
dan memenuhi kebutuhan pengguna akhir, saat ini dan di masa depan.
Manajemen mutu terpadu merupakan pendekatan terus-menerus dalam
meningkatkan mutu semua proses, produk dan jasa dalam suatu organisasi.
Penekanan TQM (Total Quality Management) adalah pada pemahaman akan
variasi, kepentingan pelanggan dan keterlibatan semua karyawan dalam
mengejar peningkatan mutu (Sugian, 2006).

C. METODOLOGI
1. Alat dan Bahan
a. Bolpoin
b. Kertas laporan sementara
2. Cara Kerja (flowchart)

D. PEMBAHASAN
“PT. Elfakti Nusantara” adalah nama perusahaan yang terinspirasi dari
nama pendiri perusahaan yaitu Elyandi, Fryda, Arsa, Kania dan Tika. Dimana
lima orang tersebut ingin memberikan perhatian masyarakat terhadap pangan
kemudian perusahaan berkeinginan meningkatkan nilai jual dari produk
bakery kedalam lingkup dunia dengan mengaplikasikan beberapa rasa dan
jenis roti khas Indonesia ke dalam pembuatan bakery serta ingin memperbaiki
nilai gizi pangan di negara Indonesia ini.
Ada berbagai masalah yang ada di negara berkembang seperti di
Indonesia ini adalah permasalahan tentang gizi masyarakat dan penggunaan
bahan kimia dalam makanan. Bahan kimia dalam makanan diantaranya
adalah pewarna makanan, pemanis buatan, pengawet makanan dan penyedad
rasa. Bahan kimia untuk makanan yang sesuai peruntukannya pada makanan
apabila digunakan sesuai aturan bukan merupakan ancaman bagi tubuh kita.
Akan tetapi banyak bahan kimia yang tidak diperuntukan untuk makan
digunakan dalam makanan, sehingga dapat membahayakan bagi yang
mengkonsumsinya. Agar masalah tersebut dapat berkurang dapat dilakukan
dengan cara menggunakan bahan-bahan alami dalam makanan dan
memperbaiki nilai gizi dengan mengonsumsi roti. Sehingga PT. Elfakti
Nusantara menciptakan produk Bakery (Roti Manis). Keunggulan dari bakery
(Roti Manis) adalah mengandung nilai gizi yang cukup dan kaya akan protein
dan serat serta memiliki beragam variasi rasa dengan bahan alami. Roti ini
dapat dikonsumsi mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi


Sumber: Laporan Sementara
Struktur organisasi merupakan susunan sistem hubungan antar posisi
kepemimpinan yang ada dalam organisasi. Hal ini merupakan hasil
pertimbangan dan kesadaran tentang pentingnya perencanaan atas penentuan
kekuasaan, tanggung jawab, spesialisasi setiap anggota organisasi
(Budiasih, 2012). Adapun struktur organisasi dari PT. Elfakti Nusantara ini
terdiri dari satu direktur dan enam bidang, antara lain:
1. Direktur Utama : Kania Amidika S
2. Departemen Keuangan : Arsa Puspaningtyas
3. Departemen Pemasaran : Elyandi Bagus P
4. Departemen Produksi : Sandy
5. Kepala Divisi QC : Agustina Cahyani M. S
6. Kepala Divisi RND : Fryda Rahmawati
7. Departemen Gudang : Kevin
Uraian jabatan (job description) adalah suatu catatan yang sistematis
tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis
berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penyusunan uraian jabatan ini adalah
sangat penting, terutama untuk menghindarkan terjadinya perbedaan
pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk
mengetahui batas-batas tanggung jawab dan wewenang masing-masing
jabatan (Pujangkoro, 2004). Dari satu direktur dan enam bidang tersebut,
masing-masing memiliki job description, antara lain:
1. Direktur Utama
Direktur adalah salah seorang anggota direksi, yaitu orang yang
ditunjuk dan dipilih sesuai dengan anggaran dasar atau ketentuan yang
berlaku untuk memimpin dan mengendalikan perusahaan. Sedangkan
direktur utama adalah orang yang berwenang merumuskan dan
menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau
organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan
pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris.
Selain itu direktur utama juga memiliki tugas dan wewenang, adapun tugas
yang harus dilaksanakan direktur utama yaitu:
a. Mengatur berjalannya sebuah perusahaan
b. Berfungsi sebagai fasilitator, motivator, dinamisator dalam
perusahaan
c. Bertanggung jawab atas berlangsungnya segala kegiatan
perusahaan
d. Membimbing dan mengarahkan organisasi perusahaan
e. Merumuskan sekaligus menetapkan kebijakan perusahaan
2. Departemen Keuangan
Departemen keuangan adalah bagian yang penting untuk proses
berjalannya suatu kegiatan perusahaan. Departemen keuangan berfungsi
untuk mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan keuangan beserta
administrasinya, penyusunan laporan keuangan, penyusunan anggaran
tahunan (RKAP), bahan penyusunan laporan manajemen. Tugas dari
departemen keuangan meliputi:
a. Mengatur atau menangani masalah keuangan
b. Pembayaran upah atau gaji karyawan
c. Menetapkan prosedur rinci setiap keuangan
d. Merencanakan, menyiapkan budget dan planning untuk
menentukan tujuan
3. Departemen Produksi
Departemen produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada
perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang
diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur
kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan beerjalan lancar dan
hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh
masyarakat. Departemen produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah
sendirian akan tetapi bersama-sama dengan departemen lain. Maka dari itu
tugas dari departemen produksi meliputi:
a. Mengawasi semua kegiatan proses produksi
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan produksi
c. Penyusunan rencana dan jadwal produksi
d. Pengendalian bahan baku dan efesiensi tenaga kerja, mesin dan
lain-lain
e. Mengarahkan setiap bagian yang ditunjuk oleh direktur perusahaan
4. Kepala Divisi RND
Kepala Divisi RND merupakan bagian perusahaan yang melakukan
suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk
baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan. RND juga merupakan bagian yang dihubungi
apabila pihak luar hendak melakukan kerjasama dengan perusahaan
berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa untuk aktivitas riset dan
pengembangan perusahaan. Selain itu RND juga memiliki tugas dan
tanggung jawab tersendiri. Tugas dari RND meliputi:
a. Mencari tahu berbagai informasi dan trend produk secara intensif
b. Mengkoordinir dan memonitor proses perkembangan produk, riset
dasar dan riset konsumen
c. Mengecek dokumen dan mengawasi operasi yang berkaitan dengan
SOP, proses produksi dan pemanduan analisis
d. Mengatasi masalah yang berkaitan dengan resep, bahan baku,
proses secara teknis dan material pengemasan
5. Kepala Divisi QC
Kepala divisi QC merupakan bagian yang banyak diperlukan atau
dibutuhkan di berbagai sektor industri, tergantung dari sektor industri
dimaa QC tersebut bekerja. Kepala divisi QC adalah salah satu bagian
yang penting dalam perusahaan karena kepala divisi QC memiliki
tanggungjawab dalam menjalankan dan memantau peralatan inspeksi, serta
merekam dan menganalisis data kualitas suatu produksi. Lebih detailnya
kepala divisi QC bertugas meneliti produk dan selama proses produksi
baik sebelum, selama dan setelah proses produksi untuk memperoleh
standar kualitas yang diperlukan. Berikut ini tugas dari kepala divisi QC
yaitu:
a. Memonitor, tes dan memeriksa semua proses yang terlibat dalam
produksi produk
b. Memastikan standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen
produk
c. Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi
d. Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas
rendah
e. Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi
produk untuk refrensi di masa mendatang
6. Departemen Pemasaran
Departemen pemasaran merupakan salah satu bagian penting dari
perusahaan yang memiliki peranan untuk menghasilkan pemasukan bagi
perusahaan. Semakin besar pemasukan yang didapat maka perusahaan
akan semakin berkembang dan demikian pula sebaliknya. Departemen
pemasaran disusun oleh beberapa divisi dan sub divisi, seperti divisi
penjualan dan divisi promosi. Divisi penjualan terbagi menjadi beberapa
sub divisi yang meliputi sub divisi order penjualan dan sub divisi
pengiriman serta divisi promosi terbagi menjadi sub divisi riset pasar dan
sub divisi promosi.
Meski departemen pemasaran ini tidak bisa berdiri sendiri dalam
sebuah perusahaan tetapi setiap aktivitas yang dilakukan departemen ini
memiliki hubungan dan berkaitan dengan setiap departemen lainnya.
Tanpa hubungan yang selaras dengan semua departemen, maka
departemen pemasaran tidak akan bisa menjalankan peranan sebagaimana
mestinya. Dan tugas dari departemen pemasaran adalah:
a. Mengkoordinir distribusi produk ke daerah pemasaran
b. Melakukan tugas penjualan dan permintaan produk
c. Menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk
d. Merencanakan dan membuat rancangan promosi
e. Melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan kemungkinan
perubahan permintaan
7. Departemen Gudang
Di dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan memiliki
beberapa departemen yang bertugas untuk menangani seluruh kebutuhan
yang diminta oleh konsumennya. Salah satu departemen tersebut adalah
departemen gudang. Departemen gudang merupakan bagian dari
perusahaan yang bertanggung jawab dalam proses penyimpanan dan
pendistribusian barang yang dibutuhkan oleh departemen yang lain.
Proses pendistribusian persediaan barang tersebut akan berjalan
dengan baik jika departemen gudang memiliki sistem pengendalian
internal yang baik pula. Sistem pengendalian internal ini sangat penting di
dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, karena dengan
adanya sistem pengendalian internal, maka kecurangan yang mungkin
dilakukan oleh karyawan dapat diminimalisasi. Selain itu departemen juga
memiliki tugas, berikut ini tugas dari departemen gudang yaitu:
a. Melakukan penerimaan barang dan meneliti barang sesuai faktur
pembelian dan surat pesanan
b. Menjaga kebersihan, keselamatan kerja dan keutuhan barang dalam
gudang
c. Menyiapkan barang-barang dengan benar dan cepat sesuai dengan
Sales Order (SO/DO) dan surat pengantar yang diterima
Kerjasama dalam perusahaan membantu untuk membuat komunikasi
yang lebih terbuka antar karyawan, dan juga antar manajemen dan karyawan.
Hal ini berjalan dalam meningkatkan hubungan profesional, pemahaman dan
kerjasama ini sangat tercermin dalam kualitas kerja yang dilakukan.
Membangun kerjasama memberikan kontribusi terhadap motivasi karyawan
dan membangun kepercayaan di antara karyawan, sehingga memastikan
produktivitas dicapai dalam perjalanan menuju kesuksesan serta dalam
kerjasama berperan dalam keberhasilan suatu proyek atau dalam tujuan
jangka panjang. Maka dari itu, diperlukan kerjasama dengan bidang lain
untuk menyelesaikan tanggungjawabnya. Adapun bidang-bidang tersebut
antara lain:
a. Departemen produksi membutuhkan bahan baku sehingga
dibutuhkan kerjasama dengan departemen keuangan untuk membeli
bahan baku tersebut.
b. Departemen pemasaran dan departemen keuangan bekerja sama
untuk mendanai dalam mempromosikan produk dan membuat iklan.
c. Departemen pemasaran sebelum mempromosikan produk akan
bekerja sama dengan departemen gudang untuk membantu
pendistribusian produk dengan memberikan produk jadi yang siap
dipasarkan.
d. Departemen produksi setelah melakukan proses produksi akan
menghasilkan produk jadi sehingga bekerja sama dengan departemen
gudang untuk menyimpan produk.
e. Kepala QC bekerja sama dengan departemen produksi untuk
mengecek proses pengolahan yang sedang berlangsung.
f. Pada departemen gudang menyimpan bahan baku dari supplier
sehingga harus bekerja sama dengan Kepala QC untuk mengecek standar
bahan baku dan formula dari bahan baku tersebut.
g. Kepala RND bekerja sama dengan kepala QC untuk menentukan
spesifikasi formulasi dan menentukan spesifikasi produk.
h. Kepala RND bekerja sama dengan departemen produksi untuk
menentukan standar proses pengolahan dan menentukan spesifikasi
produk yang dihasilkan pada proses produksi.
Setiap perusahaan pasti mempunyai falsafah, visi, misi ini akan
menentukan arah yang akan dituju oleh perusahaan. Tanpa visi, misi, dan
falsafah maka kinerja perusahaan akan berjalan acak dan kurang jelas serta
mudah berubah dan diombang-ambingkan oleh situasi eksternal. Perubahan
yang tidak mempunyai visi, misi, dan falsafah seringkali bertindak
spontanitas dan sistematis seperti yang dilakukan oleh pedagang kecil hanya
untuk memperoleh sesuap nasi. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi bagi suatu
perusahaan apalagi jika perusahaan tersebut boleh dikatakan skala menengah
dan atas. Falasafah perusahaan adalah prinsip yang dipegang oleh perusahaan
didalam menjalankan roda bisnis yang kemudian dijadikan acuan untuk
membangun perusahaanya. Falsafah dari PT. Elfakti Nusantara adalah
“CONSISTENT (Consumer, Innovation, Staff, Excellence, and Team
Work)”. Sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan ini bisa dilihat dari
sisi konsumen, inovasi, karyawan, keunggulan produk dan kerjasama tim.
Maksud dari akronim “CONSISTENT” adalah keberhasilan perusahaan
tergantung kepada kepuasan pelanggan, inovasi merupakan kunci
pertumbuhan di masa depan, staff yang handal merupakan aset terbesar
perusahaan, kesempurnaan adalah pandangan hidup perusahaan dan
kerjasama tim menjadikan perusahaan ini sebagai pemenang.
Visi merupakan suatu keinginan terhadap keadaan di masa datang
yang dicita-citakan oleh seluruh personal perusahaan, mulai dari jenjang yang
paling atasa sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi,
yaitu berupa penjabaran secara tertulis mengenai makna visi tadi yang
terkesan sulit dimengerti, agar seluruh staf perusahaan menjadi paham dan
jelas (Umar, 2002). Visi dari PT. Elfakti Nusantara adalah “Menjadikan
perusahaan bakery yang terbesar, terlaris dan terpercaya”. Sedangkan misi
dari PT. Elfakti Nusantara sendiri yaitu:
1. Menjadikan produk bakery yang memiliki banyak kandungan gizi
2. Menyediakan produk yang halal, inovatif dan berkualitas dengan
harga terjangkau
3. Berkontribusi terhadap kesejahteraan dan kecerdasan bangsa
4. Senantiasa meningkatkan etos kerja, kompetensi dan kesejahteraan
karyawan
E. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum acara I “Kepimpinan Mutu” adalah:
1. Alasan pemilihan nama perusahaan adalah terinspirasi dari nama
pendiri perusahaan yaitu Elyandi, Fryda, Arsa, Kania dan Tika. Dimana
lima orang tersebut ingin memberikan perhatian masyarakat terhadap
pangan kemudian perusahaan berkeinginan meningkatkan nilai jual dari
produk bakery kedalam lingkup dunia serta ingin memperbaiki nilai gizi
pangan di negara Indonesia ini.
2. Stuktur organisasi terdiri atas direktur utama, departemen
keuangan, departemen pemasaran, departemen produksi, kepala divisi
QC, kepala divisi RND dan departemen gudang.
3. Keberhasilan perusahaan tergantung kepada kepuasan pelanggan,
inovasi merupakan kunci pertumbuhan di masa depan, staff yang handal
merupakan aset terbesar perusahaan, kesempurnaan adalah pandangan
hidup perusahaan dan kerjasama tim menjadikan perusahaan ini sebagai
pemenang.
4. Visi perusahaan yaitu menjadikan perusahaan bakery yang terbesar,
terlaris dan terpercaya, memberikan kepuasan kepada konsumen dan
menciptakan suatu produk bakery yang sehat dan murah.
5. Misi perusahaan, yaitu menjadikan produk bakery yang memiliki
banyak kandungan gizi, menyediakan produk yang halal, inovatif dan
berkualitas dengan harga terjangkau, berkontribusi terhadap
kesejahteraan dan kecerdasan bangsa dan senantiasa meningkatkan etos
kerja, kompetensi dan kesejahteraan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA

Bass, Bernard M. 2000. The Future of Leadership in Learning Organization.


Journal of Leadership Studies, 7 (3): 18-40.
Budiasih, Yanti. 2012. Struktur Organisasi, Desain Kerja, Budaya Organisasi dan
Pengaruhnya terhadap Produktivitas Karyawan Studi Kasus pada PT. XX di
Jakarta. Jurnal Liquidity, 1 (2): 99-105.
Hadi, Anwar. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025: 2005
Persyaratan Umum Kompetensi, Laboratorium Pengujian dan
Laboratorium Kalibrasi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Latifi and Shooshtarian Z. 2014. The Effects of Organizational Structure On
Organizational Trust and Effectiveness. Polish Journal of Management
Studies, 10 (2): 73-84.
Pujangkoro, Sugih Arto. 2004. Analisis Jabatan (Job Analysis). e-USU
Depository. Universitas Sumatera Utara.
Soekarso dan Iskandar Putong. 2015. Kepemimpinan Kajian Teoritis dan Praktis.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Sugian, Syahu. 2006. Kamus Manajemen (Mutu). Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Supriadi, Oding. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kualitas Layanan
Terhadap Mutu Pendidikan di Kabupaten Padeglang Provinsi Banten.
Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, 6 (2): 98-111.
Suryana, Nana., Siti Haerani dan Muhammad Idrus Taba. 2010. Pengaruh
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan
Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Di Divisi Tambang PT Inco Sorowako).
Jurnal Fakultas Ekonomi, 3 (1): 1-16.
Tran, Quangyen and Yezhuang Tian. 2013. Organizational Structure: Influencing
Factors and Impact on a Firm. American Journal of Industrial and Business
Management, 3 (2): 229-236.
Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Varzaru, Mihai and Eric Jolivet. Towards A Model of Designing An
Organizational Structure In A Knowledge Based Society. Journal
Amfiteatru Economic, XIII (30): 620-631.

Anda mungkin juga menyukai