FERMENTASI ALKOHOL
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Mikrobiologi Industri Aacara IV Fermentasi
Alkohol adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui beberapa produk fermentasi alkohol.
2. Mengetahui pembuatan wine secara sederhana.
3. Mengetahui kadar alkohol pada produk fermentasi alkohol.
B. Tinjauan Pustaka
Wine merupakan minuman hasil fermentasi dari buah anggur yang
sudah dikenal sejak sekitar 6000 tahun sebelum masehi. Wine merupakan
minuman yang berasal dari daerah Mesopotamia yang kemudian menyebar ke
berbagai negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Wine diproduksi
dengan melibatkan serangkaian proses biokimiawi yang kompleks. Proses ini
melibatkan peran sejumlah enzim dari beberapa mikroorganisme yang secara
alami hidup pada buah anggur khususnya khamir, yang banyak berperan pada
terbentuknya etanol melalui proses fermentasi primer. Wine adalah minuman
beralkohol yang dibuat dari sari buah anggur.Wine dibuat melalui fermentasi
gula yang ada di dalam buah anggur yang kemudian akan diubah menjadi
alkohol (Hawusiwa, 2015).
Wine adalah hasil fermentasi khamir dan gula, glukosa dan fruktosa
yang terdapat di dalam anggur atau jenis buah yang lain. Khamir anggur
tumbuh dengan baik dengan keasaman tinggi (pH 3-4), dan dapat bertahan
pada kadar alkolhol lebih dari 10% dan SO2 yang ditambahkan untuk
menghambat bakteri pembusuk. Wine yang diperoleh dari buah anggur ada
yang berwarna merah maupun berwarna putih (Muchtadi, 2014).
Wine adalah sejenis minuman yang mengandung alkohol 8-10 % dan
dibuat dengan cara fermentasi sari anggur atau buah-buahan. Karakteristik
dan mutu wine ditentukan oleh komposisi bahan baku, proses fermentasi dan
perubahan-perubahan yang terjadi, baik alami atau disengaja dalam periode
setelah fermentasi selesai. Apabila konsentrasi gulanya kurang dari 14%,
harus ditambahkan gula untuk mengganti kekurangan kandungan gula. Selain
karakteristik buah, nilai pH, kandungan nitrogen, faktor temperatur
fermentasi, konsentrasi karbondioksida dan jenis yeast, hasil fermentasi
terutama tergantung pada jenis substrat. Oleh karena itu pemilihan strain
khamir yang tepat unuk konsentrasi substrat dan alkohol tinggi merupakan
syarat utama untuk dapat meningkatkan hasil atau produk. Strain ragi
Saccharomyces cereviseae adalah salah satu yang digunakan dalam
pembuatan wine. Ragi ini sering digunakan karena mampu menghasilkan
alkohol dengan randemen yang tinggi antara 16-18% pada media yang
dirancang dengan baik (Ariyanto, 2013 ).
Wine buah adalah minuman beralkohol yang biasanya terbuat dari
buah anggur atau buah lainnya sepertibuah persik, plum atau aprikot, pisang,
elderberry atau blackcurrant. Buah-buah ini memiliki kadar alkohol berkisar
antara 3-5 %. Wine buah difermentasi menjadi minuman beralkohol yang
terbuat dari berbagai macam bahan dasar selain anggur yang ditambahan
penambahan diambil dari buah, bunga, dan rempah. Jenis wine ini terbuat
dari pir, apel, pisang, pepaya, mangga, jus nangka dll. Wine ceri diproduksi
dari ceri, biasanya ceri tersebut ditambahkan keasaman yang cukup untuk
produk wine. Wine tanaman diproduksi dari sari pohon seperti maple, birch,
melon,semangka, dan tanaman kebun lainnya seperti rhubb, parsnips dan
kelopak mawar. Wine kismis terbuat dari anggur kering (Swami, 2014).
Wine adalah produk hasil reaksi antara jamur, ragi dan bakteri yang
dimulai dari anggur dan dilanjutkan dengan proses fermentasi sampai
pengemasan. Wine merupakan salah satu produk bernilai tinggi yang
dihasilkan dari buah-buahan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai substrat
pembuat cuka, yang merupakan produk sampingan pembuatan anggur
(Raja, 2012).
Minuman beralkohol terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu wine
dan bir. Wine terbuat dari jus buah dan bir dari biji-bijian sereal. Fermentasi
yang berlangsung merupakan fermentasi spontan, dengan inokulasi mikroba S.
cereviseae ellippsoideus. Pisang dengan kandungan gula kompleks
karbohidratnya yang tinggi, akan dapat menjadi substrat yang baik untuk
Saccharomyces cereviseae, ellipsoideus maupun S. Calbergensis.Dalam
proses pembuatan bir tradisional, jus pisang juga digunakan untuk
menciptakan aroma tertentu pada bir dan bumbu pengembangan produk akhir.
Keuntungan menggunakan ekstrak pisanguntukpembuatanbiradalah pisang
mengandung karbohidrat, gula dan mineral yang
tinggidanjugamemilikinilaipHlebih rendah. Pisang mengandung sebelas
vitamin, Di antaranya adalahvitaminA,B1,B2, B6, B9, dan C. Meski
kandungan lemak dan protein sangat banyak, pisang kaya akan beberapa
mineral, terutama fosfor dan kalsium. Pisang yang cukup tinggi bahan serat
dan pektin.Ekstraksi Jus pisang dilakukan dengan perlakuan massa pulpy
(bulk) dengan enzim pektinase (Dhar, 2013).
Fermentasi dengan ragi (Saccharomyces cereviseae) telah lama
digunakan dalam industri alkohol dan minuman beralkohol sebab memiliki
kemampuan dalam memfermentasi glukosa menjadi etanol. Proses yang
fermentasi etanol pada khamir terjadi secara anaerob. Keberadaan oksigen
akan menghambat jalur fermentasi di dalam sel khamir sehingga sumber
karbon yang ada akan digunakan melalui jalur respirasi (Afrianti, 2013).
Mikroorganisme yang sering digunakan untuk fermentasi alkohol
adalah khamir karena khamir (yeast) mempunyai selektivitas tinggi dan
mudah penanganannya dibandingkan dengan jenis bakteri. Salah satu spesies
ragi yang dikenal mempunyai daya konversi gula menjadi etanol yang sangat
tinggi ialah Saccharomyces cerevisae, khamir (yeast) ini dapat menghasilkan
enzim hidrolase dan enzim invertase. Enzim hidrolase ialah dimana
Saccharomyces cerevisae berfungsi sebagai pemecah sukrosa (disakarida)
menjadi glukosa (monosakarida) dan enzim invertase dimana Saccharomyces
cerevisae yang selanjutnya berfungsi mengubah glukosa menjadi etanol
(Pawignya, 2010).
Kualitas buah anggur, serta kualitas wine, karakteristik rasa,
kestabilan, dan sensorialnya tergantung pada kandungan dan komposisi
senyawa dari buah anggurnya. Salah satu senyawanya adalah gula dan jumlah
kadar alkohol dapat dihitung dalam wine setelah fermentasi. Komposisi gula
buah beri memegang peran penting dalam kualitas wine, karena gula
menentukan isi alkohol dari wine. Komposisi gula berry anggur dan
konsentrasi berubah saat pematangan anggur dan dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti pengelolaan lingkungan dan pemeliharaan anggur.
Alkohol adalah senyawa volatil yang paling melimpah dalam anggur dan
dapat memodifikasi persepsi sensorik atribut aromatik dan deteksi senyawa
volatil. Akumulasi gula pada buah anggur merupakan fenomena penting yang
memiliki dampak besar pada jumlah alkohol dalam wine. Gula utama yang
ada dalam anggur adalah glukosa dan fruktosa (Jordao, 2015).
Sebagian besar strain ragi (yeast) dapat menghasilkan konsentrasi
alkohol sekitar 10-15%. Inilah mengapa persentase darialkohol dalam wine
dan bir biasanya berada dalam kisaran konsentrasi ini (10-15%). Namun,
jenis ragi yang berbeda bisa menghasilkan jumlah alkohol yang berbeda pula.
Oleh karena itu, dalam pembuatan bir dan pembuat wine, dapat memilih jenis
ragi yang sesuai untuk menghasilkan alkohol yang diharapkan. Untuk
minuman dengan konsentrasi alkohol yang lebih tinggi (seperti minuman
keras), produk yang difermentasi harus disuling terlebih dulu (Lois et al,
2010).
Komponen utama yang merupakan syarat terbentuknya wine adalah
gula yang difermentasi khamir menjadi etanol dan CO2. Gula secara alami di
dalam bahan pangan biasanya tidak cukup tinggi untuk menghasilkan kadar
etanol yang memenuhi syarat mutu wine, sehingga perlu ditambahkan dari
luar. Banyaknya gula yang digunakan perlu diketahui sebab konsentrasi gula
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kematian khamir sehingga proses
fermentasi tidak akan berlangsung. Pada proses pembuatan wine, gula yang
digunakan maksimum 30% (Gunam, 2009).
Nanas (Ananas Comosus) merupakan anggota keluarga utama
Bromeliaceae terdiri dari sekitar 2.000 spesies. Nanas mengandung proporsi
gula yang baik yang membuatnya cocok untuk pembuatan wine. Wine adalah
minuman beralkohol yang biasanya dibuat dari sari buah fermentasi. Setiap
buah dengan proporsi gula yang baik dapat digunakan untuk memproduksi
wine. Jenis wine yang akan diproduksi. Fermentasi adalah proses penggalian
energi dari oksidasi senyawa organik. Selama fermentasi alkohol, biasanya
dilakukan oleh ragi, piruvat kemudian diubah menjadi etanol dan karbon
(Idise, 2012).
C. Metodologi
1. Alat
a. Baskom
b. Blender
c. Botol fermentor
d. Botol kaca
e. Kain saring
f. Kompor
g. Neraca
h. Panci
i. Pengaduk
j. Pisau
k. Plastik wrap
l. Plastisin
m. Refraktometer
n. Selang plastik
o. Termometer
2. Bahan
a. Air
b. Melon
c. Nanas
d. Pisang
e. Saccharomyces cereviseae
f. Sukrosa
3. Cara kerja
Buah nanas/melon/pisang
Pengupasan
Penimbangan 300 g
30 g sukrosa Penambahan
Wine