Anda di halaman 1dari 46

FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION)

RUANG BONA II RSUD Dr. SOETOMO


SURABAYA

Oleh:
Mahasiswa Profesi Ners B20
Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Surabaya
M1 (Man)
Sistem Managemen
• Moduler Model: Kombinasi dari model primer dan tim
• 1 Managemen, 3 ruangan, & 3 tim (Respiro, Hemato, Neuro-Cardio)

Struktur Perawat
Total: 25 Perawat
• Kepala ruangan : 1 orang
• Perawat Primer : 3 orang
• Perawat Pelaksana : 21 orang
Jumlah Tenaga Keperawatan dan non keperawatan di Ruang
Bona II

N Kualifikasi Jm Masa Kerja Status Laki- Perempu


o l Laki an
N Kualifikasi Jumlah Laki- Pere
1 S1 6 <5 tahun : 1 2 PNS, - 6
o laki mpua
Keperawatan orang 4
n
> 20 tahun : 5 BLUD
orang
1 Pekarya 6 Orang 2 4
2 D3 18 <5 tahun : 4 5 PNS, 2 16 kesehatan
Keperawatan orang 12
5-15 tahun : 9 BLUD
2 Pekarya rumah 3 orang 1 2
orang
tangga
>16 tahun : 4
orang
3 Tata usaha 2 orang - 2

3 SPK 1 <5 tahun : 0 1 PNS - 1 4 TOTAL 11 3 8


orang orang
> 20 tahun : 1
orang

TOTAL 25 2 23
Identifikasi Masalah
No Masalah Penyebab

1.
M1 (MAN) 1. Beban kerja di ruang Bona
Jumlah tenaga perawat yang tersedia II termasuk kategori tinggi
tidak sesuai menurut teori. 2. BOR ruang Bona II selama
Berdasarkan teori Douglas jumlah pengkajian 3 hari selalu di
perawat yang dibutuhkan ruangan atas 85% (107%, ekstra
belum sesuai perhitungan, dimana bed 5)
efektifnya terdapat 32 orang dalam
per hari sedangkan di ruang bona II
hanya terdapat 14 orang/hari.
Analisis SWOT M1
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT

1. Jenis Ketenagaan S1 1. Jumlah tenaga 1. Adanya kebijakan 1. Tuntutan


Keperawatan : 6, D3 keperawatan yang Rumah sakit masyaraka
Keperawatan : 17, SPK : 1 , dibutuhkan untuk untuk t tentang
Pekarya Kesehatan : 6, Pekarya bertugas per hari mendapatkan perawatan
Rumah Tangga : 3, TU : 2 belum mencukupi beasiswa, profession
2. Struktur organisasi sudah dimana menurut kesempatan al
sesuai MAKP Moduler metode Douglas pelatihan dan 2. Diberlakuk
3. Pembagian tugas di ruangan efektifnya ada 32 melanjutkan annya MEA
secara struktural sudah baik orang yang pendidikan
sesuai MAKP bertugas/hari, 2. Adanya
4. Kinerja perawat di ruangan namun hanya ada 14 mahasiswa
sudah baik sesuai tugas dan orang yang praktik
tanggung jawab masing-masing bekerja/hari di keperawatan dari
perawat berdasarkan peran ruangan. berbagai jenjang
perawat primer dan perawat 2. Perhitungan BOR studi S1 dan D3
associate belum dilakukan 3. Adanya kebijakan
5. Semua perawat sudah memiliki setiap shift pemerintah
sertifikat pelatihan BLS, K3RS, 3. Adanya SDM yang tentang
PPI, Code blue cuti hamil sehingga profesionalisasi
menambah beban perawat
kerja ruangan
POA
No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator/Target
Keberhasilan
1 M1 (MAN) Meningkatka Mengusulkan : Rasio kecukupan
Jumlah tenaga perawat n kualitas Peningkatan jenjang pendidikan antara perawat dan
yang tersedia tidak dan pegawai yang lebih tinggi. pasien menurut
sesuai menurut teori. kuantitas Peningkatan skill pegawai melalui tingkat
Berdasarkan teori SDM. pendidikan dan pelatihan secara ketergantungan
Douglas jumlah berkala (khusus pediatri). pasien terpenuhi.
perawat yang Penyegaran ilmu keperawatan Peningkatan jenjang
dibutuhkan ruangan oleh tenaga yang berkompeten pendidikan dan skill
belum sesuai secara periodik. pegawai tercapai.
perhitungan, dimana Penambahan jumlah perawat. Beban kerja perawat
efektifnya terdapat 32 sesuai dengan
orang dalam per hari tugasnya.
sedangkan di ruang Peningkatan kinerja
bona II hanya terdapat perawat.
14 orang/hari.
M2 (Material)
Ruang BONA II
Data Bed Pasien
1. Ruang Respiro
Kelas III : 2 Ruangan
Ruangan I berkapasitas 5 bed pasien, dilengkapi 1 kamar mandi pasien, 1 ruang
dispensing, dan 1 ruang janitor. Ruangan II berkapasitas 5 bed pasien dan
dilengkapi 1 kamar mandi pasien
2. Ruang Isolasi
Kelas II : Terdiri dari 5 ruang perawatan yang memiliki fasilitas 1 bed tiap
ruangan.
3. Ruang Neuro dan Kardio
Kelas III : Berkapasitas 10 bed dan dilengkapi dengan 2 kamar mandi
pasien
4. Ruang Hemato
Kelas III : Berkapasitas 10 bed dilengkapi dengan 2 kamar mandi pasien
dan 1 ruang alat.
Identifikasi Masalah M2
Masalah:
1. Keterbatasan beberapa alat medis yang sering
digunakan seperti nebulizer, syring pump, infus
pump, X-Ray viewer,
2. Fasilitas ruangan ada yang tidak berfungsi dengan
maksimal (AC)
3. Pengembalian alat setelah digunakan tidak sesuai
dengan tempat.
Penyebab:
1. Dana tidak memadai dan jumlah pasien yang
membutuhkan alat tersebut tidak dapat diprediksi
2. Respon dari IPSRS yang lama
ANALISA SWOT M2
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT
- Tersedia Jumlah Adanya kesempatan untuk Adanya peningkatan
sarana dan persediaan alat sarana dan prasarana serta standar masyarakat
prasarana bagi seperti nebulizer, alat kesehatan dalam hal yang harus dipenuhi
pasien dan syring pump, perawatan dan perbaikan
tenaga infus pump, X- yang rusak Opini masyarakat
kesehatan yang Ray viewer, pulse tentang RSUD
masih berfungsi oximetri, terbatas Dr.Soetomo memiliki
dengan baik dan Adanya kesempatan untuk alat yang canggih dan
memenuhi Pengembalian mengajukan penambahan lengkap
standar alat-alat yang alat kesehatan yang
- Kalibrasi alat telah digunakan dibutuhkan Adanya
telah tidak perkembangan
berjalan dikembalikan lagi Adanya program pelatihan teknologi dalam
- Terdapat sesuai tempat atau seminar tentang bidang kesehatan
Standar pengoperasian alat yang semakin pesat
Operasional AC tidak
Prosedur berfungsi dengan
- Tersedianya maksimal
nurse station
setiap divisi
Plan of Action
M2 (MATERIAL) Mengupayakan 1. Identifikasi kebutuhan 1) Tercukupinya
- Jumlah persediaan terpenuhinya sarana prasarana kebutuhan fasilitas
alat seperti kebutuhan 2. Mengusulkan pada pihak sesuai standar
nebulizer, suction, fasilitas pelayanan medik mengenai 2) Rasio alat
syring pump, infus pelayanan pengadaan alat kesehatan dengan
pump, X-Ray 3. Mendokumentasikan hasil pasien sesuai
viewer, pulse pelaksanaan pengelolaan
oximetri, timbangan alat medis
injak, dan
termometer digital
terbatas
- Fasilitas ruangan Mahasiswa bekerja sama dengan
ada yang tidak pihak ruangan Bona II untuk
berfungsi dengan membuat dan memasang
maksimal (AC) gambar denah ruangan.
- Pengembalian alat
setelah digunakan
tidak sesuai dengan
tempat.
M3 (METHOD)
MAKP

Ruang Bona II menggunakan MAKP moduler (kombinasi MAKP


primer dan tim)
MAKP
MASALAH :
Belum terlaksana MAKP Primary Nursing secara keseluruhan.

PENYEBAB :
Diruangan menggunakan MAKP Moduler yang dikombinasikan
dengan MAKP Primary Nursing, dan jumlah tenaga Perawat
ruangan Bona II yang memiliki kompetensi S1 belum
mencukupi untuk memenuhi standar MAKP primary nursing.
Analisis SWOT
Strength Weakness Opportunity Threat

- RS memiliki visi, misi, Terbatasnya - Terdapat mahasiswa yang - Adanya


dan motto sebagai acuan jumlah praktik profesi manajemen tuntutan
melaksanakan kegiatan perawat yang yang mengelola klien kelolaan yang lebih
pelayanan. membantu sehingga dapat bekerjasama tinggi dari
- Sudah ada model asuhan optimalisasi dengan perawat pelaksana atau masyarakat
keperawatan yang penerapan perawat primer untuk untuk
digunakan yaitu MAKP model yang melaporkan kondisi klien pada mendapatka
moduler (tim- primer). digunakan saat itu. n pelayanan
- Mempunyai SOP setiap (kadang - Dengan adanya kebijakan keperawata
tindakan hanya Rumah sakit untuk perawat n yang
- Uraian tugas sudah berjumlah 4- mendapatkan beasiswa, profesional.
tersedia 6 orang per kesempatan pelatihan dan - Hukum dan
- Terlaksananya shift yang melanjutkan pendidikan, peraturan
komunikasi yang terbagi terjadi peningkatan jumlah tentang
adekuat antara perawat kedalam 3 tenaga S1 yang dapat profesionali
dan tim kesehatan ruangan). menunjang perubahan menjadi sme
lainnya MAKP primary nursing. perawat
- Ketenagaan keperawatan - Adanya kebijakan rumah sakit semakin
sudah memenuhi syarat kepada ruangan untuk banyak
untuk MAKP (S1 pelaksanaan MAKP
Keperawatan 6 orang)
Plan of Action
Masalah Tujuan Program Indikator/ Target
Keberhasilan
M3 (METHODE) : Mampu 1. Mendiskusikan setiap MAKP Moduler dapat
MAKP Moduler meningkatkan hambatan dalam penerapan diterapkan secara
telah terlaksana penerapan model primary nursing baik
namun belum MAKP primary 2. Sosialisasi hasil diseminasi
optimal nursing 3. Merencanakan kebutuhan
pemula tenaga perawat
4. Melakukan pembagian
peran perawat
5. Menentukan deskripsi
tugas dan tanggung
perawat
6. Melakukan pembagian
tenaga perawat
7. Membantu penerapan
model MAKP yang sudah
ada
Timbang terima

Masalah :
Alur timbang terima sudah baik. Berawal dari ners station
untuk berdoa, pelaporan pasien baru, lalu ke bed pasien
timbang terima. Penulisan dan penyampaian SBAR sudah baik
akan tetapi beberapa intervensi mandiri perawat belum
disebutkan.
Analisis SWOT
Strength Weakness Opportunity Threat

- Timbang terima selalu Perawat belum Adanya - Keluarga pasien memiliki


dilakukan dalam setiap sepenuhnya mahasiswa S1 kepercayaan yang tinggi
pergantian shift yaitu memperkenalk keperawatan yang kepada perawat sehingga
pagi, sore, dan malam. an diri kepada praktik menuntut perawat untuk
- Kepala ruangan pasien/keluarg manajemen memberikan pelayanan
memimpin kegiatan a saat validasi keperawatan. keperawatan yang
timbang terima setiap Adanya kerja sama profesional
pagi dan siang. yang baik antara - Meningkatnya kesadaran
- Adanya laporan jaga mahasiswa S1 masyarakat tentang
setiap shift Keperawatan yang tanggung jawab dan
- Ada interaksi dengan praktik dengan tanggung gugat perawat
pasien saat timbang perawat ruangan. sebagai pemberian asuhan
terima berlangsung. Kebijakan RS keperawatan.
- Adanya laporan timbang (bidang
terima di rekam medis keperawatan)
pasien tentang timbang
terima
Plan of Action
Masalah Tujuan Program Indikator/ Target
Keberhasilan
Timbang terima : Timbang terima dilakukan 1) Menentukan 1) Timbang terima
Perawat belum secara efektif dan sesuai tanggung jawab dilakukan di nurse
sepenuhnya dengan standart yang ada timbang terima station dan di depan
memperkenalkan diri 2) Menyusun format pasien
kepada pasien saat validasi timbang terima 2) Isi timbang terima
pasien serta petunjuk tentang masalah
teknis pengisiannya keperawatan yang
lebih menekankan sudah dan belum
pada askep teratasi
keperawatan 3) Timbang terima
3) Melaksanakan terdokumentasi
timbang terima, dengan baik
setiap pergantian shift
4) Dokumentasi
menggunkan metode
SBAR
5) Melakukan roleplay
timbang terima
Penerimaan Pasien Baru
MASALAH :
Penggunakan welcome book/leaflet belum
ada
Analisis SWOT
Strength Weakness Opportunity Threat
- Saat penerimaan pasien baru Penggunaka Adanya 1. Tuntutan yang
mahasiswa S1 tinggi dari
perawat sudah melakukan n welcome masyarakat
pengenalan diri, penjelasan book/leaflet keperawatan
dalam
yang melakukan
peraturan rumah sakit, dan belum ada pelayanan
praktik keperawatan
fasilitas yang diberikan. manajemen. profesional
- 100% perawat memahami 2. Keluarga
proses penerimaan pasien pasien tidak
baru. patuh terhadap
peraturan
- 100 % perawat setelah selesai rumah sakit
melakukan Penerimaan Pasien berkaitan
Baru melakukan berlaitan
pendokumentasian. dengan jumlah
dan jam
- 100% Kepala berkunjung
Ruangan/’Penanggung Jawab
shift memberitahu bahwa
akan ada pasien baru.
POA
Masalah Tujuan Program Indikator/ Target
Keberhasilan
Penerimaan pasien mampu 1. Mendiskusikan Tersedianya
baru meningkatkan tentang welcomme book
pemahaman semua penyediaan
perawat mengenai booklet/ welcome
penerimaan pasien book
baru 2. Pengadaan
welcomebook
untuk
penerimaan
pasien baru
Sentralisasi Obat

Obat yang diberikan oleh keluarga kepada


perawat harus dikonfirmasi ulang kemudian
keluarga diminta untuk menuliskan bukti
penyerahan obat dengan menandatangani
lembar serah terima obat, begitu pula dengan
perawat
Sentralisasi Obat
MASALAH :
Tidak ada format atau bukti serah terima obat
Strength Weakness Opportunity Threat

1. Menggunakan sistem one Tidak ada 1. Terdapat 1. Adanya tuntutan


day dose dispending. lembar mahasiswa yang pasien untuk
2.Tersedianya ruangan serah praktik profesi mendapatkan
khusus dalam sentralisasi terima obat manajemen yang pelayanan yang
obat mengelola klien profesional.
3.Ada lembar kelolaan sehingga 2. Keluarga pasien
pendokumentasian obat dapat bekerjasama membawa obat
(oral dan parenteral) yang dengan perawat. sendiri dari rumah
diterima di setiap status 2. Adanya kerja sama
pasien (medication chart). yang baik antara
4.Sudah ada format perawat dan
persetujuan sentralisasi mahasiswa S1
obat antara perawat keperawatan.
dengan pasien/keluarga
pasien.
5. Tersedianya etiket pada
obat-obat pasien.
6.Sudah dilakukan
pemberian obat dengan
sistem doublecheck.
POA
Masalah Tujuan Program Indikator/ Target
Keberhasilan
Sentralisasi obat: Meningkatkan (1) Menyusun proposal sentralisasi obat Pengadaan, alur,
Tidak ada masalah pemahaman (2) Memberikan obat sesuai jadwa penyimpanan dan
semua pemberian obat (waktu yang telah penyiapan obat
perawat ditentukan) dilakukan secara
mengenai (3) Mengisi RPO dengan tanda tangan tepat
sentralisasi klien atau keluarga klien sebagai
obat penerima obat
(4) Melaksanakan sentralisasi obat klien
bekerjasama dengan perawat, dokter,
dan farmasi
(5) Menyediakan lembar serah terima obat
(6) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan
pengelolaan sentralisasi obat
(7) Melakukan Roleplay Sentralisasi obat
Ronde Keperawatan
MASALAH :
Pelaksanaan ronde keperawatan belum
dilakukan pada ruang Bona II.
SWOT
Strength Weakness Opportunity Threat

- Sebanyak 12 perawat - Belum - Adanya - Adanya tuntutan


(100%) yang menjadi dibentuknya tim mahasiswa yang lebih tinggi
responden mengerti dalam praktik dari masyarakat
adanya ronde pelaksanaan ronde manajemen yang untuk
keperawatan. keperawatan akan menerapkan mendapatkan
- Bidang perawatan dan - Diskusi mengenai ronde pelayanan
ruangan mendukung masalah pada keperawatan. keperawatan
adanya kegiatan ronde pasien - Adanya yang
keperawatan dalam dilaksanakan kesempatan dari profesional.
bentuk diskusi refleksi secara informal kepala ruangan - Meningkatnya
kasus. dengan tim medis untuk kesadaran
- Adanya kegiatan studi lain mengadakan masyarakat
kasus yang difasilitasi ronde tentang
oleh bidang keperawatan pada tanggung jawab
keperawatan IRNA perawat dan dan tanggung
Anak yang melibatkan mahasiswa gugat perawat
perawat di IRNA anak praktik. sebagai pemberi
asuhan
keperawatan.
POA
Masalah Tujuan Program Indikator/ Target
Keberhasilan
Ronde Pelaksanaan Ronde Keperawatan 1. Membuat format Ronde
ronde keperawatan terlaksana dengan dokumentasi keperawatan
belum dilakukan optimal dan sesuai ronde sudah
pada ruang Bona II dengan jadwal keperawatan terlaksana
2. Mengusulkan bersama
studi kasus yang perawat dan
telah dilakukan tenaga medis
untuk dapat lain di ruangan
ditingkatkan ruangan
menjadi diskusi
studi kasus
dengan tenaga
medis lainnya.
Supervisi
MASALAH :
Pelaksanaan supervisi belum sesuai dengan
waktu yang direncanakan
SWOT
Strength Weakness Opportunity Threat
- Perawat sudah - Pelaksanaan - Hasil supervisi Tuntutan
mengerti tentang supervisi keperawatan klien sebagai
supervisi yang tidak dapat digunakan konsumen
- Supervisi diruangan sesuai jadwal sebagai pedoman untuk
sudah sesuai yang telah untuk menilai mendapatka
dengan alur dan direncanakan kinerja perawat n pelayanan
terjadwal - 15,4% - Adanya yang
- Telah terdapat perawat mahasiswa S1 profesional
format baku menyatakan yang setiap saat.
supervisi belum melaksanakan
- 84,6% perawat pernah praktik
sudah pernah dilakukan manajemen dan
dilakukan supervisi supervisi kerja sama yang
baik antara
mahasiswa dan
perawat klinik
POA
Masalah Tujuan Program Indikator/ Target
Keberhasilan
Supervisi Pelaksanaan 1. Mengusulkan proposal Supervisi
terlaksana supervisi dapat pelaksanaan alur supervise terlaksana secara
tidak sesuai terlaksana sesuai 2. Melaksanakan roleplay optimal dan
waktu yang dengan jadwal supervisi keperawatan sesuai jadwal
telah bersama-sama perawat dan
direncanakan kepala ruangan
3. Mendokumentasikan hasil
pelaksanaan roleplay supervisi
keperawatan
4. Membuat format roleplay
supervise
Discharge Planing
Strength Weakness Opportunity Threat

- Adanya kemauan untuk memberikan Belum ada - Adanya Masyarakat


pendidikan kesehatan kepada pasien leaflet diagnose mahasiswa semakin sadar
dan keluarga pasien. keperawatan S1 yang akan pentingnya
- Discharge planning yang dilakukan untuk KIE yang melaksanaka kesehatan.
saat pasien pertama kali masuk yaitu ditujukan n praktik Tuntutan yang
informasi mengenai penyakitnya, kepada manajemen tinggi dari
tindakan medis yang akan dilakukan, keluarga pasien dan kerja masyarakat untuk
rehabilitasi, penjelasan komplikasi mengenai sama yang melaksanakan
yang mungkin terjadi, dan informasi perawatan baik antara pelayanan
pengobatan dan sudah pasien selama mahasiswa keperawatan
terdokumentasikan di rekam medis di rumah dan perawat yang profesional.
pasien. karena klinik.
- Adanya format dicharge planning yang keterbatasan - Kemauan
berisi jadwal pasien kontrol, obat- ketersediaan pasien dan
obatan pasien, aturan diet dan hasil leaflet. keluarga
laboratorium serta foto-foto. terhadap
anjuran
perawat.
POA
Discharge planning Discharge 1. Mengusulkan proposal Discharge
planning pelaksanaan alur planning
Pelaksanaan discharge
dilakukan secara discharge planning. sudah
planning belum
secara optimal. 2. Mempersiapkan terlaksana di
terlaksana dengan baik
pelaksanaan discharge ruangan.
dan belum ada leaflet
planning. Terdapat
diagnose keperawatan
3. Melaksanakan kegiatan leaflet untuk
untuk KIE yang
discharge planning. KIE yang
ditujukan pada pasien
4. Dokumentasi. ditujukan
atau keluarga
pada pasien
mengenai perawatan di
atau keluarga.
rumah.
Dokumentasi
Strength Weakness Opportunity Threat

- Tersedianya sarana dan - Pengisian - Adanya pelatihan - Tingkat


prasarana dokumentasi dokumentasi dan seminar kesadaran
untuk tenaga kesehatan keperawatan tentang masyarakat
(sarana administrasi memerlukan dokumentasi (pasien dan
penunjang). banyak waktu keperawatan. keluarga) akan
- Penggunaan sistem karena harus - Kerjasama yang tanggungjawab
pendokumentasian menuliskan pada baik antara dan tanggung
SBAR dan SOAPI. buku timbang perawat dan gugat.
- Format terima dan rekam mahasiswa - Tuntutan yang
pendokumentasian medik milik sehingga dapat tinggi dari JCI
dengan model masing-masing membantu kinerja dalam
integration sheet. klien perawat dalam pendokumenta
- Adanya kesadaran - Intervensi mandiri pendokumentasian sian
perawat tentang perawat ada pasien.
tanggung jawab dan beberapa yang - Adanya dukungan
tanggung gugat. belum manajemen RS
terdokumentasikan untuk
di rekam medis dan meningkatkan
buku timbang sistem
terima pendokumentasian
dalam rangka
akreditasi RS.
POA
Masalah Tujuan Program Indikator/ Target
Keberhasilan
- Perawat berpendapat Setelah dilakukan praktik Sosialiasasi pentingnya Dokumentasi
model dokumentasi manajemen, dokumentasi dokumentasian dan keperawatan
yang digunakan tidak keperawatan dapat sosialisasi Standard dilakukan dengan
menyita banyak dilakukan penerapannya Nursing Language lengkap
waktu dengan benar dan lengkap. (SNL) berdasarkan
- Perawat berpendapat SDKI dan SIKI
model dokumentasi
keperawatan yang
digunakan tidak
menambah beban
kerja perawat
M4 (Money)

Sebagian besar pembiayaan ruangan dan pelatihan petugas ruangan


berasal dari Rumah Sakit yang diperoleh dari APBD (Anggaran Pembangunan
Biaya Daerah) Propinsi Jawa Timur dan dari pembayaran IRNA Anak.
Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS dan biaya sendiri
(umum). Biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas perawatan. Sumber
dana sarana dan prasarana, listrik, air dan telepon dan lainnya sudah terpusat
dan diatur oleh DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) IRNA Anak

JENIS PEMBIAYAAN PASIEN:


1. Peserta BPJS PBI
2. Peserta BPJS non PBI
3. Umum
Jenis Pembiayaan di ruang Bona II tanggal 07 Oktober 2019
No. No. RM Nama Diagnosa Biaya

1 12.78.xx.xx An. Q HAP+ Efusi Pleura Sinistra + CP JKN Non PBI/


+Epilepsi + Bistopenia Kelas II

2 12.77.xx.xx An. M.R Efusi Pleura Sinistra + S. TB Paru dg JKN Non PBI/
Keganasan Kelas I

3 12.47.xx.xx An. T S. ALL + Epistaksis+ Severa Anemia JKN Non PBI/


Kelas III

4 12.77.xx.xx An. N S. Acute Leukimia + Gizi Kurang JKN Non PBI/


Kelas III

5 12.76.xx.xx An. SA AML pro Kemoterapi siklus ke 2 + Ulkus JKN Non PBI/
Pedis membaik Kelas III

6 12.77.xx.xx An. S S. CML JKN Non PBI/


Kelas II
7 12.77.xx.xx An. AD ALL+Anemia+Trompositopenia JKN PBI/ Kelas
III
8 12.78.xx.xx An. AN KDK JKN Non PBI/
Kelas III
9 12.71.xx.xx An. C DABD JKN PBI/ Kelas III
10 12.77.xx.xx An. AF Trucus Arterovus+ Arteri Trikuspid aplasin JKN PBI/ Kelas III
RU + Pulmonary Stenosist + PDA
11 12.70.xx.xx An. AC ARF dd Endokaditis gagal jantung Jamkesda Kab.
Nganjuk
12 12.77.xx.xx By. Ny. I Neonatus seizure JKN PBI/ Kelas II
13 12.78.xx.xx An. B Ensephalitis JKN PBI/ Kelas III

14 12.77.xx.xx An. Az BBLR + Pneumonia JKN PBI/ Kelas III


15 12.72.xx.xx An. Zn Meningoensefalitis TB JKN Kab. Sidoarjo
16 12.76.xx.xx An. AM Oesteosarkoma JKN Non PBI/
Kelas II
17 12.65.xx.xx An. K ST. Epilepsi + Cerebral Palsy JKN Non PBI/
Kelas I
18 12.72.xx.xx An. E Retinoblastoma extraocular sinistra + JKN Non PBI/
metastase intracranial + febriele neutropenia Kelas II

19 12.59.xx.xx An. Aa Pansitopenia S. Anemia Aplastik+Hipotiroid JKN PBI/ Kelas III


Sentral+ASD sec. kecil+TR Ringan+Down
Syndrome
20. 12.78.xx.xx An. MW S. Akut Iskemik+Midnaste Maknutrisi Jamkesda Kab.
Bojonegoro
21 12.75.xx.xx An. AR Pheripheral Neuro Ectoderma Tumor Non PBI/ Kelas III
22 12.69.xx.xx An. R Retinoblastoma Non PBI/ Kelas II
23 12.74.xx.xx An. AF ALL SR fase maintenance minggu 20 JKN PBI/ Kelas III
24 12.77.xx.xx An. MM ALL SR JKN Non PBI/
Kelas III

25 12.78.xx.xx An. MMM Pneumonia+d-TGA+Severely Wasted JKN Non PBI/


Kelas III
26 12.77.xx.xx An. DW ALL NR Non PBI/ Kelas III
27 12.78.xx.xx An. RA S. Acute Leukimia JKN PBI/ Kelas III
28 12.78.xx.xx An. MB Severe Anemia SKM/ Kelas III
29 12.74.xx.xx An. KA Pneumonia JKN Non PBI/
Kelas I
30 12.77.xx.xx An. DM Anemia gravis + S. Non Hodgkin Limfoma JKN PBI/ Kelas III
31 12.73.xx.xx An. MAF Tumor Ekstrakranial FT PO (S) ec JKN PBI/ Kelas III
cordosarcoma grade II + Skull defect
32 12.78.xx.xx An. AD Pneumonia+ASD Besar+ES Sedang SKM/ Kelas III
33 12.65.xx.xx An. QA Leukimia JKN Non
PBI/Kelas III
Tarif Pelayanan Ruang Bona II
Kelas Perawatan Tarif
Bona II (Kelas II) Rp 55.000,00
Fasilitas :
a) Bed Pasien
b) Meja Bedside
c) 2 Kursi Bedside
d) Kamar Mandi Dalam
e) TV Luar
f) AC
g) Hand Rub
Bona II (Kelas III) Rp 45.000,00
Fasilitas :
a) Bed Pasien
b) Meja Bedside
c) Kursi Bedside
d) Kamar mandi dalam
e) TV luar
f) AC
g) Hand rub
SWOT
Strength Weakness Opportunity Threat
1. Pendanaan Tidak ada masalah - Pembayaran 1. Tuntutan yang
yang memadai dengan tinggi dari
dari APBD. berbagai masyarakat
2. Remunerasi jaminan untuk
sebagai bentuk kesehatan. mendapatkan
pendapatan di - Merupakan pelayanan
luar gaji pokok rumah sakit kesehatan yang
dari jasa rujukan tipe A murah dan
pelayanan di wilayah Jawa tetap
Rumah Sakit. timur. berkualitas.
2. Pengklaiman
dana dari
pasien BPJS
lebih panjang
prosesnya dari
pasien umum.
M5 (Mutu)
Sasaran 1 : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 07 Oktober – 08 Oktober 2019, penerapan
gelang identitas di Ruang Bona II sudah sesuai dengan kriteria Kemenkes yakni
warna pink untuk perempuan atau biru untuk laki-laki, berisi identitas pasien
meliputi nama lengkap pasien, nomor rekam medik, jenis kelamin pasien, dan
tanggal lahir. Pada pengkajian (07 Oktober – 08 Oktober 2019) didapatkan data
penderita keseluruhan didapatkan perempuan: 12 pasien dan laki-laki: 21 pasien.
Selain itu ditemukan data bahwa dari total penderita di Ruang BONA II RSUD Dr
Soetomo Surabaya didapatkan 4 pasien tidak memakai gelang tangan hal itu
dikarenakan alasan kesempitan, adanya rasa gatal di tangan, dan ditaruh di meja.
Sasaran 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 07 Oktober – 08 Oktober 2019, kepala
ruangan dan perawat yang sedang berjaga mengatakan komunikasi efektif yang sudah
diterapkan di Ruang Bona II RSUD Dr.Soetomo yaitu pelaporan menggunakan metode SBAR.
Namun, penulisan metode SBAR belum lengkap, perawat masih belum menuliskan konten
asuhan keperawatan secara lengkap pada kolom rekomendasi belum terdokumentasikan
secara lengkap. Selain itu TBK (Tulis baca konfirmasi) juga sudah jarang dilakukan. Hal ini
dilakukan jika ada kondisi pasien kritis saja. Yang berhak untuk tandatangan adalah dokter
dan perawat yang menerima saja.
M5 (Mutu)
sasaran 3 : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD bersama kepala ruang Bona 2, kepala irna anak, dan PP
ruang bona 2 didapatkan bahwa kewaspadaan terhadap obat-obatan high alert dan LASA sudah
dilaksanakan dengan baik. Penyimpanan obat-obatan high alert, khususnya elektrolit pekat
tidak diletakkan di kamar obat dalam ruang Bona 2, melainkan dikelola langsung oleh farmasi
dan hanya akan diberikan saat ada advice saja. Obat high alert lain seperti insulin sangat jarang
digunakan di ruang Bona 2, namun bila ada, sudah tersedia tempat penyimpanan khusus yang
sulit untuk dijangkau sehingga aman. Prinsip 7 Benar telah diterapkan dengan baik,
pendokumentasian pemberian obat juga sudah dilakukan.
Sasaran 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, dan
pembedahan pada pasien yang benar
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat yang sedang berjaga pada periode
07 Oktober – 08 Oktober 2019 di Ruang Bona II RSUD Dr.Soetomo untuk memastikan tepat
pasien sudah dilakukan menggunakan crosscheck pada gelang identifikasi, tepat prosedur
dilakukan dengan cara ruangan sudah menyediakan form check list pre operasi sedangkan
tepat lokasi dipastikan dengan pemberian marker atau penanda lokasi operasi menggunakan
spidol permanen dengan cara dilingkari kemudian diberikan tanda centang oleh dokter di
ruangan sebelum operasi.
M5 (Mutu)
Sasaran 5 : Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Hasil pengkajian pada tanggal 07 Oktober – 08 Oktober 2019, didapatkan
bahwa 10 dari 40 keluarga yang diobservasi belum mencuci tangan sebelum
atau setelah bersetuhan dengan pasien dengan alasan lupa atau tidak sempat,
serta belum melakukan 6 langkah cuci tangan secara benar. Padahal sebagian
besar keluarga pasien mengatakan sudah diberikan informasi tentang cara cuci
tangan yang benar.

Sasaran 6 : Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh


di Ruang Bona 2 RSUD Dr. Soetomo pada tanggal pada tahun 2019 terjadi dua
kali kejadian jatuh pada pasien, pengkajian risiko jatuh pada pasien dilakukan
pada saat awal pasien masuk ke ruangan rawat inap menggunakan form sesuai
dengan usia pasien anak yaitu form penilaian resiko jatuh humpty dumpty.
Pemberian intervensi pada pasien disesuaikan dengan kriteria rendah atau
tinggi berdasarkan SPO yang telah ada.
Strength Weakness Opportunity Threat

- Dari segi pelayanan - Rata-rata BOR Ruangan Rata- - Terdapat - Adanya


tenaga kesehatan dan rata BOR Ruangan Bona II adalah mahasiswa praktik peningkatan
sarana prasarana 117 % pada bulan Juli 2019, pada manajemen di standar
sebagian besar keluarga Bulan Agustus 122 % dan ruangan. masyarakat
(84%) menunjukkan September adalah 137 % - Kerjasama yang yang harus
puas, sangat puas (16%) (Kemenkes RI BOR ideal yaitu baik perawat dipenuhi
dan tidak ada yang antara 60-85%). Dengan total dengan mahasiswa. - Pola pikir
merasa tidak puas. kapasitas ruangan Bona II - Adanya kesempatan masyarakat
- Sasaran keselamatan sebanyak 35 bed. bagi perawat untuk yang lebih
pasien secara umum - Penulisan metode SBAR lengkap, meningkatkan kritis
tercapai dengan baik namun perawat masih belum keilmuan dan skill - Sebagai RS
(identifikasi pasien, menuliskan konten asuhan guna meningkatkan rujukan utama
kewaspadaan medikasi, keperawatan secara lengkap kualitas pelayanan bagian
ketepatan pasien dan (belum sesuai SDKI, dan SIKI), dengan adanya Indonesia
tindakan operasi, kontrol terkadang penulisan tanggal, jam program-program Timur,
infeksi dan kontrol pasien dan nama perawat belum pelatihan. sehingga
jatuh) dituliskan secara lengkap. - Adanya sistem PK, pasien melebihi
- Sebagai tempat praktik - Kepatuhan keluarga dalam meningkatkan kapasitas
mahasiswa keperawatan menjalankan 6 langkah cuci profesionalisme ruangan dan
baik D-3 maupun S-1 tangan masih rendah. perawat. SDM yang ada
- Rumah Sakit telah - Kelengkapan identitas pasien :
terakreditasi secara JCI beberapa pasien yang tidak
menggunakan gelang identitas
Masalah Tujuan Program Indikator/ Target
Keberhasilan
M5 (MUTU) 1)
Menyusun perencanaan -Kepuasan pasien
- Keluarga tidak Mampu meningkatkan keselamatan pasien terpenuhi
mengerti tentang keselamatan pasien, sesuai standar akreditasi - Tidak ada
kegunaan gelang kepuasan pasien. RS (6 sasaran utama) complain dari
identitas 2) Meningkatkan kembali pasien dan
edukasi kepada pasien keluarga pasien
tentang pentingnya
kegunaan gelang
identitas untuk
keselamatan
- Pengtahuan
- Pengetahuan pasien Meningkatkan Menyusun satuan acara pasien dan
dan keluarga pasien pengetahuan pasien penyuluhan tentang keluarga
masih kurang dan keluarga serta pengendalian pencegahahan bertambah.
infeksi.
mengenai cuci tangan mencegah terjadinya - Mampu mencuci
Melakukan demonstrasi cara
yang benar dan kapan infeksi nosokomial. mencuci tangan yang benar. tangan yang
harus dilakukan cuci baik dan benar
tangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai