Anda di halaman 1dari 42

BAB III

ANALISA SITUASI

A. PENGUMPULAN DATA

Kegiatan pengumpulan data dilakukan di Ruangan F Rumah Sakit PGI Cikini-

Jakarta Pusat. Pengumpulan data dilakukan pada 23 April – 5 Mei 2018 dengan

menggunakan metode observasi, wawancara dan angket. Sasaran dari pengumpulan data

adalah Man, Material, Method, dan Mutu yang ada di ruangan F.

Ruang F merupakan ruang perawatan Anak dengan jumlah perawat 15 dan jumlah

tenaga non-perawat yaitu 5 orang. Ruang F memiliki kapasitas 34 tempat tidur yang terdiri

dari ruangan VIP, Kelas I, II, III, Ruang Isolasi, dan Ruang Neonati. Ruang VIP terdiri dari

2 kamar (kamar 1 & 2 dengan jumlah 2 tempat tidur), Kelas I terdiri dari 5 kamar (kamar

3, 5, 7, 9, 11 dengan jumlah 5 tempat tidur), Kelas II (Kamar 4, 6, 8, 10, 14, 16 dengan

jumlah 12 tempat tidur ), Kelas III (15, 17, 20 dengan jumlah 11 tempat tidur), Ruangan

Isolasi (kamar 18, 19 dengan jumlah 2 tempat tidur), Ruang Neonati (kamar 12 dengan

kapasitas 2 inkubator).

1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)

1.1 Visi dan Misi Bidang Keperawatan RS PGI Cikini

Visi:

Menjadikan pelayanan keperawatan professional yang bermutu dengan sentuhan

kasih pada tahun 2020.

Misi:

Pelayanan keperawatan professional yang mengacu pada standart keilmuan dan

standart praktek keperawatan.


Tujuan Pelayanan Unit Ruang Rawat Anak:

Memberikan pelayanan keperawatan professional pada pasien dan keluarga dengan

cara :

1. Melakukan pendekatan proses keperawatan dan komunikasi teraupetik

2. Melibatkan orang tua dan keluarga dalam perawatan anak

3. Memenuhi kebutuhan emosional anak, orang tua dan keluarga

4. Menggunakan prinsip- prinsip aseptik dan antiseptic untuk mencegah infeksi

5. Merespon dan menyelesaikan manajemen komplain

1.2 Struktur Organisasi

Ruangan F RS PGI Cikini dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh 2 ketua

tim, 1 perawat CCM, 11 perawat pelaksana, 1 Petugas Administrasi (PAD), 2 Perawat

Pelaksana Gizi (PPG), dan 2 orang Penjaga Orang Sakit (POS). Adapun struktur

organisasinya adalah sebagai berikut:

Ka. Sub. Bid

Perawat CCM

Ketua Tim I
Ketua Tim II

Perawat Associate
1 Perawat Associate - Petugas
2 1 Administrasi
3 2
- Petugas Gizi
4 3
5 4 - Penjaga
6 5 Orang Sakit
Berdasarkan wawancara dengan 5 perawat, 100% perawat mengatakan struktur

organisasi telah berjalan dengan baik di ruangan, dan perawat telah puas dan sesuai

dengan kemampuan yang mereka miliki.

1.3 Jumlah Tenaga

1.3.1 Keperawatan

Tabel 1 Tenaga Keperawatan di Ruang F RS PGI Cikini

No Kualifikasi Jumlah Masa Kerja Level


1 S-1 Keperawatan 1 >20 tahun PK 3

2 D-3 Keperawatan 3 < 5 tahun PK 3: 9

5 5-20 tahun PK 1:1

4 >20 tahun PK 0: 2

3 SPK 2 >20 tahun PK 2: 2

Komposisi Tenaga Perawat Berdasarkan Latar Belakang


Pendidikan
14
12
10
8
6 12
4
2
1 2
0
S1- Ners D-3 Keperawatan SPK
Berdasarkan tabel diatas, kualifikasi terbanyak perawat berdasarkan

tingkat pendidikan yaitu D-3 Keperawatan dengan jumlah 12 perawat dan level

perawat terbanyak yaitu PK-3 dengan jumlah 10 perawat. Berdasarkan


wawancara dengan kepala ruangan, dari 15 perawat yang dinas di ruang F PGI

Cikini, 1 perawat masih dalam pengurusan STR dan 2 perawat yang masih dalam

pengurusan SIP.

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perawat

memiliki latar belakang pendidikan D-3 yaitu sebanyak 12 perawat (80%), dan

paling sedikit adalah S1-Ners (6.7%).

Komposisi Tenaga Perawat Berdasarkan Jenjang


12

10

6
10
4

2
2 2
1
0
PK 0 PK1 PK 2 PK 3

Diagram diatas menunjukkan komposisi perawat di Ruang F RS PGI

Cikini Jakarta Pusat berdasarkan jenjang. Dari hasil diatas komposisi terbanyak

adalah PK 3 dengan jumlah 10 perawat (66.7%), PK 2 dengan jumlah perawat 2


orang (13.3%), PK 1 dengan jumlah 1 perawat (6.7%) dan PK 0 dengan jumlah 2

perawat (13.3%).

Tabel 2 Pelatihan Yang Diikuti Oleh Tenaga Keperawatan

No Pelatihan Yang Diikuti Jumlah


1 BHD (Bantuan Hidup Dasar) 15 perawat
2 Patient safety 15 perawat
3 Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit 15 perawat
4 K3 RS 15 perawat
5 ICU Anak 9 perawat
6 Stroke 1 perawat
Tabel 2 menunjukkan pelatihan yang diikuti oleh tenaga keperawatan dan

dapat disimpulkan bahwa 100% perawat telah mengikuti pelatihan dasar rumah

sakit. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, ada 6 perawat 66.7%

perawat yang sudah memiliki sertifikat pelatihan ICU Anak namun sudah

kadaluarsa.

1.3.2 Non-Keperawatan

Berikut ini akan dijelaskan komposisi tenaga non keperawatan di Ruang F

RS PGI Cikini:

Tabel Ketenagaan Nonkeperawatan Ruang F RS PGI Cikini

No Kualifikasi Jumlah
1 Petugas Gizi 2
2 Penjaga Orang Sakit 2
3 Petugas Administrasi 1
1.4 Pasien

Adapun jumlah pasien selama bulan Januari sampai April 2018 adalah sebagai

berikut:

Jumlah Pasien Ruang F RS PGI Cikini Januari


sampai April 2018
68 67
66
64
64
62 61
60 59
58
56
54
Januari Februari Maret April

Jumlah Pasien

Berdasarkan data diatas, jumlah pasien terbanyak adalah pada bulan April 2018

dengan jumlah 67 pasien dan terkecil adalah pada bulan Januari 2018 dengan jumlah

59 pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah rata-rata pasien pada

bulan Januari sampai April 2018 adalah 63 pasien.

Jumlah Pasien per bulan Berdasarkan Tingkat Ketergantungan


(Januari - April 2018)
250
250 226
193 192
200

150

100

24 31
50 19 11

0
Januari Februari Maret April

TC IC SC
Berdasarkan tabel diatas, jumlah rata-rata pasien pada Januari – April 2018 adalah

sebagai berikut: Self care yaitu 0 pasien, Intermmediete Care yaitu 215 pasien, dan

Total Care adalah 22 pasien. Total rata-rata pasien pada Januari-April 2018 adalah

237 pasien.

Rata-Rata Pasien Per Hari pada Bulan Januari-April 2018


Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
9 8.1
7.5
8 7.1
6.3
7
6
5
4
3
2 0.8 0.9 0.6 0.4
1
0
Januari Februari Maret April

TC IC SC

Berdasarkan diagram diatas, rata – rata pasien per hari dari Januari sampai April 2018

adalah sebagai berikut: Self care yaitu 0, Intermmediete Care yaitu 7.25, dan Total

Care yaitu 0.675. Total rata-rata pasien per hari pada Januari-April 2018 adalah 7.9.

Tabel Klasifikasi Pasien Berdasarkan 10 Besar Diagnosa Medik (April 2018)

No Penyakit Jumlah
1 Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang 18
2 Viral Infection 8
3 Bacterial Infection 5
4 Kejang Demam 4
5 Dispepsia 4
6 BronkoPneumonia 4
7 Hiperbilirubin 3
8 Demam Tipoid 3
9 Demam Berdarah Dengue 2
10 Varicella 1
Tabel Klasifikasi Pasien Berdasarkan 10 Besar Diagnosa Keperawatan (April 2018)

No Diagnosa Keperawatan Jumlah


1 Resiko jatuh 42
2 Kekurangan Volume Cairan 38
3 Gangguan Pemenuhan Nutrisi 11
4 Nyeri 9
5 Resiko infeksi 9
6 Resiko gangguan perfusi jaringan cerebral 8
7 Cemas 5
8 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 4
9 Gangguan pola eliminasi 1
10 Resiko gangguan integritas kulit 1

1.5 Bed Occupacy Rate (BOR)

Perhitungan BOR di Ruangan F pada bulan Januari sampai April 2018 adalah sebagai

berikut:

BOR
30.00%
Februari; Maret; 25.50%
Januari;
25.00% 23.50%
20.60% April; 23.10%
20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
Januari Februari Maret April

Berdasarkan data diatas rata-rat BOR tertinggi pada bulan Maret (25.5%) dan

terendah yaitu pada Januari 20.6%. Total rata-rata BOR selama Januari sampai April

2018 adalah 23.1%.

1.6 Pengaturan Ketenagaan

Jumlah ketenagaan yang diperlukan di Ruangan F RS PGI Cikini berdasarkan Metode

Douglass bergantung dari jumlah pasien dan tingkat ketergantungannya. Berdasarkan


rumus tersebut maka didapatlah jumlah kebutuhan tenaga perawat rata-rata perhari di

masing-masing shift berdasarkan data pada bulan Januari - April 2018 adalah sebagai

berikut:

BOR Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Rata-rata Pagi Sore Malam


Ketergantungan pasien
dalam 4
bulan
terakhir
Self Care 0 0 x 0.17= 0 0 x 0.14= 0 0 x 0.07= 0

Intermmediate 7.25 7.25 x 0.27= 7.25 x 0.15= 7.25 x 0.10=


care 1.95 1.08 0.72
Total Care 0.675 0.675 x 0.675 x 0.675 x 0.20=
0.36= 0.24 0.30= 0.20 0.13
Jumlah 7.9 2.19 1.28 0.85

2 1 1

Berdasarkan tabel diatas, jumlah kebutuhan tenaga perawat pagi 2orang, sore 1 orang dan

malam 1 orang. Jadi rata-rata kebutuhan tenaga perawat dinas pada bulan Januari sampai April

adalah 2 + 1 + 1 = 4 perawat ditambah dengan 2 orang struktural : perawat Kepala Ruangan dan

CCM = 6 orang ditambah dengan tenaga lepas dinas 2 orang, libur 1 orang, cuti 1 orang, sakit 1

orang. Berdasarkan observasi jadwal dinas, perawat yang dinas pagi sebanyak 5 orang (3 PA,

Kepala Ruangan, CCM), dinas sore 3 orang, dan dinas malam 2 orang. Dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan tenaga perawat mencukupi pada masing-masing shift.


2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)

2.1 Penataan Gedung, Sarana dan Prasarana

Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada

ruangan F Rumah Sakit PGI Cikini. Ruangan F bebatasan dengan ruang rapat,

ruang E dan ruang mawar. Berikut ini akan dijelaskan denah Ruang F:

3. W W
4. C C SH
K. 1 K. 3 K. 5 K. 7 K. 9 K. 11 R. KK R. T
5.
6. W
7. C
8.
9.
10.
WC
R.L R.G
11.
K. 2 NnWC K. 4 K.6 K. 8 K. 10 K. 12 Nurse
12.
Station Dapur
13.
WC
14.
15.
K. 13 K. 15
16.
17.
Taman
18.
K.14
19.
Ket: 20. K. 17
K. : Kamar
RL: Ruang Linen
21. K. 16
RG: Ruang Ganti22.
23. Keperawatan
R. KK: Ruang Kepala
R. T: Ruang Tindakan
SH: Spoel Hock 24.
K. 20
25. K 18 K 19
2.2 Fasilitas untuk Pasien

Tabel Daftar fasilitas untuk pasien ruang F RS PGI Cikini

No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan


1 Tempat Tidur Pasien 34 Baik
2 Meja Pasien 34 Baik
3 AC 20 Baik
4 Brankat 1 Baik
5 Jam Dinding 20 Baik
6 Timbangan Bayi 1 Baik
7 Timbangan Anak 1 Baik
8 TV 17 Baik
9 Tempat tidur penjaga 2 Baik
10 Sofa 6 Baik
11 Dapur 1 Baik
12 Wastafel 17 Baik Tambah di koridor tim 2
13 Tempat air panas 3 Baik Tambah di koridor tim 2
14 Toilet/Kamar Mandi 5 Baik
15 Kursi Roda 1 Baik
16 Kursi 19 Baik
17 Tempat jemur pakaian 16 Baik
18 Kulkas 2 Baik
19 Kaca 3 Baik
20 Handrub 14 Baik
21 Denah Ruangan 9 Baik Tambah di bagian depan
ruangan
22 Tissue 17 Kurang Sering mengisi tissue
yang sudah habis
23 Tempat sampah 19 Baik
24 Lemari Laken 2 Baik -
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas untuk pasien dikategorikan

baik namun yang perlu diperhatikan yaitu tissue di ruangan pasien yang jarang diisi.
2.3 Fasilitas Untuk Perawat

a. Ruang kepala ruangan menjadi tempat ruang pertemuan perawat (ibadah) dan

terdapat komputer didalamnya yang digunakan untuk administrasi

b. Kamar mandi/Toilet ada 1

c. Ruang dokter ada 1

d. Nurse Station ada di tengah ruangan

e. Gudang

f. Ruang ganti perawat ada di tempat masuk lengkap dengan loker

g. Ruangan makan perawat menjadi satu dengan dapur yang terdapat 1 meja, 1

dispenser, kulkas dan lemari penyimpananan.

2.4 Alat Kesehatan

Berikut ini akan dideskripsikan jumlah Material Alat Kesehatan di Ruangan F RS

PGI Cikini bulan April tahun 2018.

No Material Jumlah Baik Rusak Usulan


1 Termometer Digital 1 1 - Ditambah
2 Tensi meter 3 3 -
3 Stetoskop 2 2 -
4 Timbangan Berat Badan 1 1 -
5 Timbangan Bayi 2 2 -
6 Pengukuran Tinggi Badan 1 1 -
7 Nebulizer 2 2 -
8 Mesin Suction 2 2 -
9 Bak Suntik Kecil 2 2 -
10 Bak Suntik Sedang 1 1 -
11 Bak Suntik Besar 1 1 -
12 Gunting Perban 2 2 -
13 Matkan Besar/Kecil 2/2 2/2 -
14 Kursi Roda 1 1 -
15 Bancard 1 1 -
16 Blue Light 4 4 -
17 Inkobator Bayi 2 2 -
18 Tabung O2 Besar + Regulator 7 7 -
19 Tabung O2 Kecil + Regulator 1 1 -
20 Lampu Sorot 1 1 -
21 Lampu Baca RO 1 1 -
22 Syring Pump/Infuse Pump 1/1 1/1 -
23 Airviva Set Besar 1 1 -
24 Gudel 2 2 -
25 Set GV 2 2 -
26 Aff Jahitan 1 1 -
27 Set umbilical 2 2 -
28 Laringoskop 1 1 -
29 CPAP 1 1 -
30 Bed 34 34 -

Semua alat kesehatan telah di kalibrasi dan dapat digunakan. Demikian juga untuk

alat kesehatan misalnya set GV telah dipastikan tanggal kadaluarsanya. Berdasarkan hasil

observasi, yang perlu ditambah yaitu thermometer digital hanya 1 termometer yang

sebaiknya ditambah 1 sehingga masing-masing tim memiliki thermometer sehingga dapat

mempercepat kinerja perawat.

2.5 Obat dan Alat Kesehatan Emergency

Berikut ini daftar obat dan alat kesehatan emergency di Ruang F RS PGI Cikini:

No Nama obat/alat kesehatan Jumlah


1 Ephineprine 20
2 Amiodarone 4
3 Aspilet tb 4
4 Meylon 25 cc 3
5 Calc Gluconas inj 4
6 Clopidogrel 4
7 Dexametason inj 8
8 Dext 40 % 25 cc 4
9 Stesolid inj 4
10 Dobutamin 4
11 Udopa inj (8) 4
12 Furosemide inj 4
13 ISDN tab 10
14 Miloz inj (B) 4
15 N-Epi inj (B) 4
16 Ranitidine inj (B) 4
17 Sulfas Atropin inj (B) 12
18 Asam Traneksamat 500 mg inj (B) 4
19 Vit K inj 4
20 Sarung tangan non steril (B) 10 pack
21 Masker hijau 8
22 Gudel no 3 1
23 Gudel no 4 1
24 Gudel no 5 1
25 ETT no 6,5 1
26 ETT no 7 1
27 ETT no 7,5 1
28 ETT no 8 1
29 Xylocain jelly (B) 1
30 Spluit 10 cc 1
31 Plaster coklat ½ inci 1
32 Slang suction no 10 1
33 Slang suction no 12 1
34 Face mask ukuran 1, 3, 4, 5 1
35 NRM untuk dewasa 1
36 NRM untuk anak 1
37 Surflo 14 1
38 Spluit 5 cc (B) 1
39 Slang oksigen child 1
40 USG gel 1
41 Google 4
42 Elektroda 9
43 Aqua 25 cc 5
44 Spluit 1 cc 5
45 Spluit 3 cc 5
46 Spluit 5 cc 5
47 Spluit 10 cc 5
48 Spluit 20 cc 5
49 Spluit 50 cc 5
50 Spluit astrup 5
51 Extention tube 150 5
52 Tourniquet/stewing 2
53 Surflo 14 5
54 Surflo 16 5
55 Surflo 18 5
56 Surflo 20 5
57 Surflo 22 5
58 Surflo 24 5
59 Alkohol swab (B) 10
60 Verban 5cm 2
61 Verban 7cm 2
62 Plester kertas ½ inci 2
63 NaCl 0,5 % 500 cc 3
64 NaCl 0,9 % 25 cc 2
65 NaCl 0,9 % 100 cc 6
66 Dext 10% 500 cc 2
67 Gelofusal 500 cc 2
68 Infus set makro 2
69 Tabung darah beku 2
70 Tabung darah kimia 2
71 Tabung darah crossmatch 2
72 Penlight
Perlengkapan pemasangan NGT (dalam 1 plastik)
73 NGT no 16 1
74 NGT no 18 1
75 Plester kertas 1 inchi 1
76 Xylocain jelly 1
77 Catheter tip 1
78 Spluit 10 cc 1
Perlengkapan pasang catheter (dalam 1 plastik)
79 Foley catheter no 8 1
80 Foley cath no 10 1
81 Foley cath no 12 1
82 Foley cath no 18 1
83 Foley cath no 20 1
84 Foley cath no 22 1
85 Urine Bag 1
86 Aqua 25 cc 1
87 Spluit 10 cc 1
88 Handscoon steril no 7 1
89 Handscoon steril no 7,5 1
90 Handscoon steril no 8 1
91 Betadine sol 1
92 Xylocain jelly 1
93 Safety box 1
2.6 Administrasi Penunjang

- Buku Injeksi - Buku Komunikasi


- Buku Timbang Terima - Buku Ekspedisi
- Buku SOP - Buku Surat pulang
- Buku SAK - Buku Pengumuman
- Buku tugas tim I & II - Buku Laporan Kejadian
- Buku Acara - Buku asesmen dan hak pasien
- Buku Rencana Pemulangan dan keluarga
- Buku BPJS - Buku administrasi
- Buku Peminjaman Ruangan - Buku lembar service AC
- Buku Rapat - Buku permintaan
- Buku Reparasi laboratorium
- Buku Permintaan Libur - Daftar telpon dokter dan
- Buku Billding ruangan lain
- Leaflet - Daftar program kerja harian,
- Buku Visite bulanan, tahunan
- Buku terima alat PSM - Bon logistik
- Buku permintaan formulir - Bon farmasi
RM - Buku Kalibrasi
- Buku Rekam Medik

3. Methode

3.1 Penerimaan Pasien Baru

Semua perawat bersedia melakukan penerimaan pasien baru di ruangan. Pada

saat dinas perawat yang ditugaskan menerima pasien baru yaitu perawat yang

sudah menyelesaikan tugas di ruangan atau atas instruksi ketua tim. Yang berikan

pada saat penerimaan pasien baru yaitu diberitahukan tentang perawat yang

bertugas, orientasi ruangan dan penggunaan alat di ruangan dan juga tentang

pengamanan dari resiko jatuh.

Teknik yang digunakan pada saat penerimaan pasien baru yaitu secara lisan dan

tulisan setelah itu dilakukan pendokumentasian sesuai dengan format penerimaan

pasien baru. Dan juga ada keterlambatan dalam penerimaan pasien baru karena

biasanya perawat ruangan menyelesaikan terlebih dahulu semua tugas ruangan

baru akan menerima pasien yang diantar ke ruangan. Berdasarkan hasil observasi

di ruangan sudah memiliki SPO dan format penerimaan pasien.


Saat observasi alur penerimaan pasien baru dimulai dengan memesan tempat

dari instalasi lain ke ruangan F, setelah perawat diruangan F siap, pasien dibawa

ke ruangan dan diterima oleh perawat ruangan yang di tugaskan ataupun ketua

Tim, setelah itu diantar ke kamar perawatan, setelah pasien di antar ke kamar

perawatan dan dipndahkan ke tempat tidur dilanjutkan dengan memberikan

perawatan singkat dari perawat misalnya dengan mengatur posisi pasien dan

memastikan cairan infus. Setelah itu perawat yang mengantar pasien memberikan

operan di ruangan nurse station. Setelah operan selesai perawat kembali ke kamar

pasien untuk selanjutnya memberikan orientasi berupa perkenalan, struktur

perawat diruangan, Dr yang bertanggung jawab, dena ruangan, fasilitas, kemudian

keluarga dijelaskan mengenai hak, kewajiban pasien, tata tertib, aturan, jam

kunjungan, setelah itu diberikan pendidikan kesehatan seperti mencuci tangan,

dan meniminalisir resiko jatuh pasien kemudian perawat memberikan kesempatan

bagi keluarga untuk bertanya, terakhir perawat membuat assesment tentang

pasien.

Dari hasil wawancara pada perawat, pada saat penerimaan pasien perawat telah

melaksanakan orientasi ruangan, perawat ruangan, kamar dan diberikan

pendidikan kesehatan cuci tangan sesuai dengan format dan SPO penerimaan

pasien baru. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi yang dilakukan pada 8

status pasien baru dimana 100% status pasien diisi lengkap oleh perawat.

Dari hasil observasi setiap pergantian shift, perawat selalu memperkenalkan

diri atau melakukan orientasi pada pasien dan memimpin orientasi adalah perawat

yang dinas di shift selanjutnya. Orientasi yang dilakukan oleh perawat kurang
efektif karena dari 5 pasien dan keluarga yang di tanya oleh ketua tim 2 tentang

siapa ketua tim di ruangan, 100% menjawab bahwa mereka lupa. Sementara itu

dari hasil wawancara dengan 4 pasien baru, hanya 1 pasien yang dapat menjawab

tentang identitas kepala ruangan, sedangkan ketua tim, maupun perawat

penanggung jawab tidak dapat di jawab sedangkan 3 lainnya tidak dapat menjawab

tentang identitas kepala ruangan, ketua tim, maupun perawat penanggung jawab.

Selain itu dari 3 keluarga keluarga pasien yang ditanya mengapa mereka lupa

tentang perawat-perawat yang bertugas mengatakan bahwa saat perkenalan mereka

langsung mengatakan mengerti apa yang disampaikan perawat, agar cepat

menyelesaikan perkenalannya, padahal mereka tidak mengingat apa yang di

katakan perawat.

Dari hasil observasi pada pasien baru di temukan terdapat lembar yang berisi

tentang hak dan kewajiban pasien, tata tertib rumah sakit dan administasi namun

hal tersebut masih kurang efektif di buktikan dengan hasil wawancara 100% dari

penjaga pasien atau keluarga tidak mengetahui tentang hak dan kewajiban mereka.

Dari wawancara juga tentang tata tertib ruangan 100% dari 5 keluarga yang

menjaga pasien tidak mengetahuinya. Untuk jam kunjungan hanya 40% saja dari 5

keluarga yang mengetahuinya dan jawaban merekapun masih salah, sisanya 60%

menjawab bahwa mereka tidak mengetahui tentang jam kunjungan.

3.2 Timbang Terima

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 23-28 April 2018 diruang

F, timbang terima pagi dilaksanakan setelah ibadah pagi dilaksanakan yaitu pukul

7.00 sedangkan untuk siang dilaksanakan sering berbeda waktu mulai 13.45-
14.00. Hal ini dipengaruhi karena beberapa faktor seperti visit dokter dan

menunggu perawat lain untuk datang, sedangkan timbang terima malam pada

pukul 20.30. Berdasarkan hasil observasi, timbang terima dilakukan selama

kurang lebih 30 menit.

Sebelum timbang terima dilaksanakan perawat telah melakukan post

conference dan mempersiapkan terlebih dahulu hal-hal yang perlu di persiapkan

saat timbang terima yaitu buku komunikasi oleh kepala ruangan, buku kerja tim 1

& 2, buku status pasien, dan list pasien oleh ketua tim, dan terakhir adalah buku

laboratorium.

Saat timbang terima dilangsungkan dibuka terlebih dahulu oleh kepala

ruangan dengan menyampaikan hal-hal baru & penting di ruangan, kemudian

diberikan kesempatan pada penanggung jawab untuk memberikan overan pada

perawat dinas shift selanjutnya dengan menggunakan sistem SBAR.

Setelah penanggung jawab selesai memberikan overan diberikan

kesempatan bagi yang ingin mengkonfirmasi dan bertanya tentang laporan dari

perawat yang bertanggung jawab. Setelah serah terima pasien, dilakukan pre

conference oleh masing-masing ketua tim kepada perawat pelaksana.

Timbang terima kemudian di lanjutkan dengan validasi pasien di kamar-

kamar pasien, pada saat validasi perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan

keluarga dengan memberikan salam terlebih dahulu dilanjutkan dengan

memperkenal kepala ruangan, ketua tim dan perawat penanggung jawab yang

menggantikan pada shift selanjutnya dan juga mengkonfirmasi kondisi pasien pada
perawat shift selanjutnya. Berdasarkan observsasi, Format timbang terima sudah

mencakup nama dan perawat pada kedua shift.

3.3 Metode Asuhan Keperawatan Profesional

Berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh model asuhan keperawatan

yang digunakan diruangan F adalah MPKPP (Model Praktik Keperawatan

Profesional Pemula) dengan metode modifikasi tim primer. 100% perawat dari 5

perawat yang di wawancarai menyatakan mengerti dan merasa cocok dengan

model yang digunakan. Model tersebut cocok untuk digunakan karena perawat

bisa lebih mengenal proses perawatan pasien dan lebih efektif mempersingkat

waktu perawatan dan juga meringankan beban kerja perawat. Berdasarkan hasil

wawancara, komunikasi antara perawat dengan tim kesehatan lain berjalan dengan

baik yang mempermudah melaksanakan tugas masing-masing namun tetap

melakukan kerjasama dalam menjalankan tugas. 100% perawat mengatakan

dengan adanya model asuhan keperawatan ini meningkatkan kepercayaan pasien

terhadap perawat dan juga model asuhan keperawatan ini tidak mendapat banyak

kritikan dari pasien.

Berdasarkan data dari 5 perawat yang diwawancarai mengatakan bahwa jika

ditemukan melakukan kesalahan dalam tindakan atau pendokumentasian asuhan

keperawatan mereka akan mendapatkan teguran atau di ingatkan lagi baik oleh

kepala ruangan, CCM ataupun Ketua Tim. Berdasarkan hasil observasi yang

ditemukan 86% perawat yang ada diruangan F sudah melakukan atau menjalankan

kegiatan diruangan sesuai dengan standart prosedur operasional dan telah

mengetahui kondisi pasien dengan baik. Dari wawancara yang dlilakukan bahwa
100% perawat sudah mengetahui tugasnya sesuai dengan tupoksi masing-masing

yaitu sebagai kepala ruangan, CCM, Ketua Tim, perawat pelaksana.

Secara teoritis, tingkat MAKP Pemula memiliki spesifikasi MAKP sebagai

berikut: mampu memberikan asuhan keperawata profesi keperawatan tingkat

pemula, metode pemberian askep yaitu dengan modifikasi tim primer, ketenagaan

MAKP pemula yaitu jumlah sesuai tingkat ketergantungan pasien, dan minimal D-

3 keperawatan sebagai perawat pelaksana. Berdasarkan hasil observasi, masih

terdapat 2 perawat pelaksana dengan latar belakang SPK.

3.4 Supervisi

Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,

mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara

terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 1 minggu bahwa telah

diterapkan di ruangan dan seluruh perawat mengerti mengapa dilakukan supervisi.

Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan CCM ruangan kepada perawat

pelaksana. Dalam melakukan supervisi format yang digunakan sudah baku sesuai

yang dikeluarkan oleh komite keperawatan dan juga alat-alat yang digunakan pada

saat supervisi tersedia dengan lengkap. Setelah supervisi dilakukan hasilnya

disampaikan CCM kepada perawat dan dilakukan follow up untuk setiap hasil

supervisi.

Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan mendukung dan

melaksanakan supervisi. Supervisi dilakukan kepada ketua tim dan perawat

pelaksana dilakukan dari CCM dan kepala ruangan F. Supervisi dilakukan sebulan
sekali kepada ketua tim dan perawat pelaksana dan dibulan april sudah dilakukan

supervise sesuai program. Selanjutnya supervisi yang di lakukan kepada CCM dan

kepala ruangan langsung dari bidang keperawatan dan jadwalnya mengikuti

program kerja yang telah di susun. Berdasarkan hasil wawancara, alur supervisi

yang dilakukan diruangan yaitu pertama kontrak disesuaikan jadwal ke pasien

dengan menggunakan SPO, askep tidak langsung contohnya dilihat dari

pendokumentasian dan ada juga askep langsung yaitu langsung ke pasien.

Biasanya kalau langsung ke pasien terus sudah bisa melakukan berarti kita berikan

penghargaan, dan kalau pasien tersebut belum bisa melakukan maka kita bisa

memberitahukan apa saja yang perlu dilakukan dan di tambahkan yang kurang.

Hasil wawancara selanjutnya, dari hasil supervisi yang di dapatkan, di

sampaikan semuanya kepada ketua tim dan perawat pelaksana yang ada diruangan

F dan selalu ada timbal balik untuk setiap tindakan yang diberikan dan semua

merasa termotivasi memperbaiki sesuai dengan masukan yang diberikan.

3.5 Ronde Keperawatan

Berdasarkan wawancara dengan perawat di ruang F, perawat mengatakan

telah mengetahui tujuan ronde keperawatan yaitu menganalisis masalah dan

menyelesaikan masalah melalui proses berpikir kritis untuk menentukan

intervensi keperawatan yang akan diberikan. Dari hasil observasi selama 1

minggu, ronde keperawatan belum dilaksanakan di ruangan F, dan hasil

wawancara dengan kepala ruangan ronde keperawatan belum dilakukan karena

keterbatasan waktu, banyaknya pasien dan juga kesibukan diruangan. Begitu

banyak pasien dan tindakan yang harus diberikan dengan tenaga perawat yang
terkadang belum memadai, namun ronde keperawatan pernah dilakukan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan ronde keperawatan di ruang F belum

dilaksanakan namun para perawat telah mengerti dan memahami tentang maksud

dilakukannya ronde keperawatan.

3.6 Sentralisasi Obat

Berdasarkan hasil observasi perawat mengetahui tentang sentralisasi obat.

Sentralisasi obat telah dilakukan di ruangan. Sentralisasi obat dilakukan oleh

perawat berkolaborasi dengan petugas farmasi berdasarkan permintaan atau

kebutuhan pasien pada resep obat yang di buat dokter di ruangan atau dilakukan

dengan metode one day dose (ODD). Dalam pengadaan obat-obat ada daftar

permintaan obat.

Di ruangan telah tersedia lemari khusus untuk penyimpanan/sentralisasi

dalam kotak obat pasien sudah diberikan label tentang identitas bahkan obat-

obatan untuk pasien telah diletakkan dalam kotak obat dan dikelompokkan

berdasarkan kamar dan bed pasien yang bersangkutan, untuk mencegah terjadinya

kesalahan dalam pemberian pasien.

Untuk obat yang membutuhkan pencegahan khusus seperti obat high alert

dan obat emergency juga telah diletakan di tempat yang khusus dan tidak dapat di

buka dengan sembarangan. Pada alur pemberian obat pertama melalui resep yang

diberikan oleh dokter lalu dibawa ke apotek dan kemudian dibawa kurir ke

ruangan yang di serahkan pada perawat diruangan, di cross check pada buku obat,

kemudian di simpan di kotak obat pasien.


3.7 Dokumentasi Keperawatan

Distribusi Frekuensi Dokumentasian Asuhan Keperawatan Ruang Rawat F

pada bulan September-Desember 2017

Ruangan F
99.3 98
93.3 90

65.5

N AN N SI SI
A JIA AT AA TA UA
K W AN EN A L
ENG ERA EN
C
LEM EV
P P R P
KE PE IM
A
NOS
AG
DI
Berdas

arkan diagram di atas dapat, menunjukkan bahwa nilai pengkajian, perencanaan,

implementasi, evaluasi kategori baik dan diagnosa keperawatan dalam kategori

kurang. Secara keseluruhan nilai pendokumentasian terhadap asuhan keperawatan

di ruang F adalah kategori Baik : 89,22%.

3.8 Discharge Planning

Seluruh perawat mengatakan bahwa sudah mengerti tentang perencanaan

pulang. Dari wawancara kepada ketua tim di temukan bahwa perencanaan pulang
sudah dilakukan sejak pasien masuk dimulai dengan melakukan screening score

tentang kebutuhan pasien. Dari hasil observasi pada 10 status pasien juga

ditemukan bahwa 100% buku status sudah di isi screening tentang perencanaan

pulang pasien, selanjutnya dalam lembar edukasi sudah diisi tentang edukasi

pasien di rumah. Dari hasil wawancara juga dari 8 pasien baru didapat bahwa

100% dari keluarga mengatakan sudah diberi tahu tentang perawatan pasien.

Sementara itu juga ditemukan bahwa pada saat perawat membagikan obat selalu

menyelipkan tentang pendidikan kesehatan mengenai perawatan pasien di rumah

dan juga cara mencegah penyakit pasien kambuh lagi.

Berdasarkan pengumpulan data, telah tersedia brosur/leaflet yang bisa

digunakan perawat untuk perencanaan pulang pasien. Dari observasi ditemukan

bahwa saat pasien akan pulang di berikan edukasi tentang obat dan perawatan di

rumah, juga tanggal kontrol selanjutnya.

4. Money

Tidak dikaji.
5. Mutu

Ruang F Rumah Sakit PGI Cikini telah menerapkan upaya jaminan mutu

perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting, diantaranya

keselamatan Pasien (Patient Safety).Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang

dikeluarkan oleh standar Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI

Acredittion, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut:

No Sasaran Indikator Unit Standar Actual Ket.


Keselamatan
Pasien
Jan Feb Mar Apr

1 Ketepatan Terpasang Gelang 100% 100 100% 100 100% -


Identifikasi Identitas Pasien % %
Pasien

Mengidentifikasi 100% 100 100% 100 100%


pasien dengan % %
benar.
2 Peningkatan Meningkatkan 100% 100 100% 100 100%
Komunikasi komunikasi yang % %
yang Efektif efektif

Kelengkapan 100% 90% 100% 100 96.2%


pengisian stempel %
verifikasi dalam
1x24 jam
3 Peningkatan Meningkatkan 100% 100 100% 100 100%
Keamanan keselamatan % %
Obat Yang penggunaan obat-
Perlu obat yang perlu
diwaspadai kewaspadaan
tinggi.
Angka kejadian
kesalahan
medikasi.
KTD 0% 0% 0% 0% 0%
KTC 0% 0% 0% 0% 0%
KNC 0% 0% 0% 0% 0%
KPC 0% 0% 0% 0% 0%
Sentinel 0% 0% 0% 0% 0%
4 Kepastian Tepat Lokasi 100% 100 100% 100 100%
tepat lokasi, % %
tepat Tepat Prosedur 100% 100 100% 100 100%
prosedur, % %
tepat pasien Tepat Operasi 100% 100 100% 100 100%
operasi. % %
ILO 100% 100 100% 100 100%
% %

5 Pengurangan Plebitis 0% 0% 0% 0% 0%
resiko infeksi
terkait Dekubitus 0% 0% 0% 0% 0%
pelayanan
kesehatan

6 Pengurangan Kejadian pasien 0% 0% 0% 0% 0.4%


resiko pasien jatuh
jatuh.

Sasaran I: Ketepatan Identifikasi Pasien

Setelah diobservasi dari yang dilakukan kepada 11 perawat dari tim 1 dan tim 2 pada

tanggal 23 April 2018 – 5 Mei 2018, 100% perawat telah mengidentifikasi identitas

pasien dengan minimal 2 identitas yaitu nama, dan tanggal lahir pasien. Perawat telah
melakukan identifikasi dengan menggunakan 2 cara yaitu menanyakan nama dan

mencocokan dengan gelang identifikasi pasien.

Seluruh pasien diidentifikasi sebelum melakukan tindakan keperawatan misalnya

pemberian obat, pengambilan darah, dan sebelum prosedur.

Sasaran II: Peningkatan Komunikasi Efektif

Komunikasi yang efektif melalui metode (SBAR) sudah dilaksanakan diruangan. Jika

ada perintah lisan melalui telepon, perawat menuliskan secara lengkap isi dari perintah

atau hasil pemeriksaan kemudian perawat membaca kembali isi perintah atau hasil

pemeriksaan. Bila ada kesalahan pihak pemberi informasi mengklarifikasi bila sudah

benar konfirmasinya kemudian di tulis di status pasien dan di stempel.

Data yang di kumpulkan dari Januari – April 2018, rata-rata pengisian tubakor dimana

kelengkapan pengisian stampel verifikasi dalam 1X24 jam adalah 96.5% dan 3 ada

3.5% tubakor yang tidak dilakukan pengisian stampel verifikasi dalam 1X24 jam.

Sasaran III: Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (high alert

medications)

Berdasarkan data indikator mutu ruangan F, peningkatan keselamatan penggunaan obat-

obat yang perlu kewaspadaan tinggi dilakukan 100% yang meliputi pemberian label,

dan penyimpanan obat yang perlu diwaspadai. Tidak terdapat angka kesalahan dalam

pemberian obat (medication error). Dalam pemberian obat, ruangan F sudah

menjalankan prinsip 8 benar pemberian obat berdasarkan ketentuan dari rumah sakit,

hasil yang didapat dari observasi pada status pasien dibulan April 2018 dapat dilihat

bahwa secara keseluruhan atau 100% perawat di ruang F sudah melakukan pemberian

obat dengan menggunakan prinsip 8 benar sesuai ketentuan rumah sakit.


Sasaran IV: Kepastian tepat-lokasi, tepat- prosedur, tepat- pasien operasi.

Berdasarkan data ditabel diatas, kejadian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien

operasi pada Januari – April 2018 adalah 100%. Infeksi Luka Operasi (tidak terjadi)

selama bulan April 2018.

Sasaran V: Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

Berdasarkan data yang dirangkum dalam tabel diatas (Januari-April 2018) angka

kejadian phlebitis di ruangan F adalah 0% dan angka kejadian decubitus adalah 0%,

Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru dari WHO

patient Safety, rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif dan

prosedur ini dikembangkan untuk mendukung pengurangan secara berkelanjutan risiko

infeksi terkait pelayanan kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar

observasi perilaku cuci tangan yang dilakukan oleh perawat, 100% perawat telah

melakukan cuci tangan sesuai dengan 6 langkah standard WHO, namun jika dilihat

sesuai dengan 5 moment in Hand Hygiene, 71.4% melakukan cuci tangan setelah

terkena cairan tubuh pasien, dan kontak dengan pasien, 57.1% tidak melakukan cuci

tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan, 43% tidak melakukan cuci tangan

setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Sasaran VI: Pengurangan Resiko Pasien Jatuh

Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan

pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi dan

langkah-langkah yang diterapkan untuk mengurangi risiko jatuj bagi pasien yang

berisiko.
Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata angka kejadian jatuh pada bulan Januari –

April 2018 adalah 0.1% dimana dalam 4 bulan terakhir ada 1 pasien yang jatuh.

1. Kepuasan Pasien
Tingkat kepuasan pasien berdasarkan evaluasi mutu audit keperawatan mengenai

kepuasan pasien terhadap kinerja perawat melalui kuesioner dari 21 pertanyaan pilihan.

Pernyataan pilihan mencakup pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan dan sikap

perawat selama memberikan asuhan keperawatan. Data terakhir yang didapatkan dari

bulan September-November 2017 diperoleh hasil 87,3 % pasien/keluarga mengatakan

puas terhadap kinerja perawat sehingga dapat dikategorikan baik.

2. Perawatan diri

Tabel kategori tingkat kemandirian pasien kelolaan pada bulan April 2018

berdasarkan index KATZ

No Deskripsi Jumlah

Pasien
1 Mandiri dalam hal melakukan makan, BAB/BAK, Menggunakan -

pakaian, pergi ketoilet, berpindah dan mandi


2 Mandiri semuanya, kecuali salah satu dari fungsi diatas 8
3 Mandiri, kecuali mandi dan salah satu dari fungsi diatas 10
4 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan salah satu dari fungsi 12

diatas
5 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan salah satu dari 11

fungsi diatas
6 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah, dan salah 2

satu dari fungsi diatas


7 Ketergantungan untuk semua fungsi diatas 24
Total 67

pasien
3. Kenyamanan

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari status pasien yang dirawat selama bulan

April ditemukan bahwa ada 13,4% atau 9 pasien yang mengalami nyeri dari total 67

pasien yang dirawat selama bulan April


4. Kecemasan

Pada observasi yang dilakukan dari status pasien yang dirawat selama bulan april

ditemukan hasil bahwa ada 7,46 % atau 5 pasien mengalami kecemasan dari total 67

pasien yang dirawat selama bulan april.

Analisa SWOT
ANALISIS STRENGTH WEAKNESS OPPURTUNITY THREA
Man 1. Jumlah tenaga perawat 1. Jenis Ketenagaan: 1. Adanya 1. Adanya UU
15 orang. Ners: 1 orang, D-3 pelatihan/seminar tahun 2009
2. 100% (15 perawat) Kep : 12 orang, SPK khusus tentang kesehatan.
2. Adanya UU
telah mengikuti 2 orang POS: 2 manajemen
tahun 2014
pelatihan Bantuan orang, PPG: 2 orang, keperawatan dari Keperawatan
Hidup Dasar. PA: 1 orang. bagian diklat. 3. Adanya
3. 100% (15 perawat) 2. Masih terdapat 2. Adanya kesempatan akreditasi
telah mengikuti perawat pelaksana (2 melanjutkan Sakit deng
pelatihan patient perawat) dengan pendidikan ke Akreditasi
safety. latar belakang jenjang yang lebih Sakit No.
2012
4. 100% (15 perawat) pendidikan SPK. tinggi.
4. Ada tuntuta
telah mengikuti 3. Masa kerja < 5 tahun
dari m
pelatihan pencegahan sebanyak 3 orang
untuk p
dan pengendalian sehingga perlu
keperawatan
infeksi di rumah sakit. bimbingan.
professional
5. 100% (15 perawat) 4. Perawat dengan
5. Makin
telah mengikuti masa kerja > 20
kesadaran m
pelatihan Kesehatan tahun 7 orang dan 3
akan hukum
dan Keselamatan Kerja dari 7 perawat (43%)
6. Keterbukaan
(K3). akan pensiun
informasi
6. 60% (9 perawat) telah sehingga perlu perlu
komunikasi
mengikuti pelatihan ada pengganti.
7. Makin
ICU Anak. 5. PK 1 perawat
kesadaran m
7. Perawat dengan masa (6.7%), PK 0
akan p
kerja 5-20 tahun 5 sebanyak 2 perawat
kesehatan.
orang, > 20 tahun 7 (13.3%) yang masih
8. Persaingan
orang. membutuhkan rumah sak
8. PK 3 10 perawat bimbingan. semakin
(66.7%), PK 2 2 6. Petugas administrasi didukung
perawat (13.3%) yang tidak menetap fasilitas ya
sehingga telah (merangkap) dengan lengkap.
memiliki banyak ruang perawatan 9. 2 perawat
pengalaman kerja. yang lain. belum mem
9. Kebutuhan tenaga 7. Rata-rata BOR dan SIP ya
dalam pengu
yang cukup pada Januari sampai April
masing-masing shift. 2018 adalah 23.1%.

Material 1. Rumah Sakit tipe B 1. Fasilitas sarana bagi 2. Adanya 1. Adanya tun
2. Mempunyai s sarana pasien yang belum penambahan alat masyarakat
prasarana universal sepenuhnya kesehatan. melengkapi
precaution untuk dimaksimalkan (mis: 3. Adanya dan prasara
perawat. tempat tissue yang pengembangan sakit.
3. Pemeliharaan dan sering tidak terisi). menuju ke rumah 2. Tuntutan ak
perawatan dari sarana sakit pendidikan. rumah sakit
dan prasarana 4. Adanya kesempatan 3. Persaingan
penunjang kesehatan pengaduan sarana rumah sakit
sudah ada dan prasarana yang semakin ku
4. Terdapat administrasi rusak kepada didukung de
penunjang yang bagian pengadaan fasilitas yan
mendukung yang barang (mis: AC, lengkap
memadai. kulkas).
5. Tersedianya nurse
station
6. Alat kesehatan telah di
kalibrasi dan di
pastikan tanggal
kadaluarsa sehingga
dapat digunakan.
Methode Penerimaan Pasien Baru
1. Memiliki SPO dan 1. Perawat yang 1. Adanya kesempatan 1. Adanya tun
format penerimaan melakukan orientasi untuk mengikuti yang lebih t
pasien. dan pelatihan dari dari masyar
2. Perawat selalu memperkenalkan bagian diklat. untuk mend
memperkenalkan diri diri pada saat 2. Adanya penyediaan pelayanan
pada pasien setiap pergantian shift saran untuk keperawata
pergantian shift. adalah perawat shift orientasi ruangan professiona
3. Terdapat lembar yang selanjutnya 3. Adanya saran yang
berisi tentang hak dan 2. Orientasi identitas menyediakan tata
kewajiban pasien, tata perawat belum tertib dan hak &
tertib rumah sakit dan efektif, hanya 1 kewajiban pasien.
administasi. pasien yang dapat
mengingat tentang
identitas kepala
ruangan, 3 lainnya
menjawab lupa.
3. 100% pasien dan
keluarga tidak
mengetahui tentang
hak dan kewajiban
saat di wawancarai.
4. 100% dari 5
keluarga pasien yang
menjaga, tidak
mengetahui tata
tertib ruangan.
5. Hanya 40% saja dari
5 keluarga pasien
yang mengetahui
jam kunjungan.
Timbang Terima
1. Timbang terima selalu 1. Adanya kesempatan 1. Tuntutan ak
dilaksanakan saat untuk mengikuti rumah sakit
pergantian shift yaitu 3 pelatihan dari 2. Adanya tun
kali. bagian diklat. yang lebih t
2. Perawat telah 2. Adanya kebijakan dari masyar
mengetahui apa yang bidang keperawatan untuk mend
disampaikan saat tentang timbang pelayanan
overan. terima. keperawata
3. Timbang terima professiona
dilaksanakan tepat
waktu dan tidak
melebihi 30 menit.
4. Melaksanakan pre dan
post conference pada
operan shift.
5. Komunikasi antara
perawat dengan tim
kesehatan lain yang
adekuat.
6. Format timbang terima
sudah mencakup nama
dan perawat pada kedua
shift.
7. Melakukan validasi
pasien.
MAKP
1. Bidang keperawatan 1. Metode Praktek 1. Adanya kebijakan 1. Adanya tun
telah memiliki visi dan Keperawatan pemerintah tentang yang lebih t
misi dalam Profesional Pemula) profesionalisasi dari masyar
melaksanakan asuhan dengan metode perawat. untuk mend
keperawatan. modifikasi: tim 2. Adanya kebijakan pelayanan
2. Sudah diterapkan primer. rumah sakit tentang keperawata
MPKPP (Model Praktik 2. Masih terdapat pelaksanaan MPKP. professiona
Keperawatan perawat pelaksana 2. Adanya per
Profesional Pemula) dengan latar dengan rum
dengan metode belakang SPK. swasta yang
modifikasi: tim primer. ketat.
3. Komunikasi antara
perawat dengan tim
kesehatan lain yang
adekuat.
4. Mempunyai Standar
Operasional Prosedur
dalam tindakan
5. Memiliki Standar
Asuhan Keperawatan.

Supervisi
1. Kegiatan supervisi yang 1. Adanya kesempatan 1. Adanya tuntu
telah di lakukan sesuai untuk memperbaiki lebih tinggi d
dengan program kerja. atau meningkatkan masyarakat u
2. Hasil supervisi kinerja. mendapatkan
sampaikan kepada ketua 2. Adanya kebijakan pelayanan
tim dan perawat rumah sakit tentang keperawatan
pelaksana. pelaksanaan professional.
3. Kepala ruangan supervisi. 2. Adanya per
mendukung dan 3. Adanya hasil umpan dengan rum
melaksanakan supervisi. balik untuk dari swasta yang
4. Terdapat sarana yang supervisi untuk ketat.
mendukung pelaksanaan meningkatkan
supervisi (mis: SPO). kualitas pelayanan.
Ronde Keperawatan
1. Ronde keperawatan 1. Ronde keperawatan 1. Adanya kesempatan 1. Adanya tun
sudah pernah belum dari kepala ruangan yang lebih t
dilaksanakan di dilaksanakan pada untuk melaksanakan dari masyar
ruang F. bulan April karena ronde keperawatan. untuk mend
2. Perawat telah keterbatasan pelayanan
mengerti dan waktu. keperawata
memahami tentang professiona
maksud
dilakukannya ronde
keperawatan.
Sentralisasi Obat
1. Sentralisasi obat 1. Tidak memiliki 1. Adanya 1. Adanya tun
dilakukan telah format kebijakan rumah yang lebih t
dilakukan di ruangan Sentralisasi obat. sakit mengenai dari masyar
dengan metode one day sentralisasi obat. untuk mend
dose (ODD). pelayanan
2. Tersedianya sarana dan keperawata
prasarana untuk professiona
sentralisasi obat.
3. Terdapat daftar
permintaan obat.
Dokumentasi
Keperawatan 1. Pendokumentasian 1. Adanya program 1. Tingkat kes
1. Tersedianya sarana dan asuhan keperawatan pelatihan. masyarakat
prasarana dokumentasi dikategorikan 2. Adanya kebijakan tanggung ja
keperawatan untuk 89,22%. dari rumah sakit tanggung gu
tenaga kesehatan. mengenai
2. Format asuhan kelengkapan
keperawatan sudah ada. dokumentasi
keperawatan.
Discharge Planning
1. 100% perawat 1. Adanya 1. Adanya
mengerti tentang program yang le
perencanaan pulang. pelatihan. dari ma
2. Tersedianya sarana 2. Adanya untuk
dan prasarana kebijakan dari mendap
discharge planning rumah sakit pelayan
diruangan. mengenai keperaw
3. Perawat kelengkapan yang
memberikan dokumentasi profess
informasi berupa keperawatan 2. Adanya
edukasi kepada persain
pasien dan keluarga dengan
selama dirawat dan sakit sw
saat akan pulang. yang se
4. Pendokumentasian ketat.
discharge planning
sudah lengkap.
1. Data terakhir yang 1. 7,46% atau 5 1. Terciptanya 1. Adanya
didapatkan dari pasien pelayanan yang tinggi d
bulan September- mengalami konduksif pada masyar
november 2017 kecemasan dari pasien. untuk p
diperoleh hasil total 67 pasien keperaw
87,3% yang dirawat yang
pasien/keluarga selama bulan profess
pasien mengatakan april. 2. Adanya
puas terhadap 2. 100% perawat akredita
terhadap kinerja telah melakukan sakit de
perawat sehingga cuci tangan 6 akredita
dapat dikategorikan langkah standart sakit ya
baik. WHO, 71,4%t\ bertujua
2. 100% perawat telah tidak melakukan mening
melakukan cuci tangan pasien.
identifikasi dengan setelah terkena 3. Adanya
menggunakan 2 cara cairan tubuh keperaw
yaitu menanyakan pasien dan tentang
nama dan kontak dengan keselam
Mutu mencocokan dengan pasien. pasien,
gelang identifikasi 57,1%tidak padan p
pasien. melakukan cuci ayat 3.
3. Dalam memberikan tangan sebelum
obat, ruangan f melakukan
sudah menjalankan tindakan
prinsip 8 benar keperawatan,
pemberian obat 43% tidak
berdasarkan melakukan cuci
ketentuan dari tangan setelah
rumah sakit. kontak dengan
4. Kejadian tepat lingkungan
lokasi, tepat paaien.
prosedur dan tepat
pasien operasi pada
januari-april 2018
adalah 100%
5. Infeksi luka operasi
(tidak terjadi)selama
bulan april 2018.
Identifikasi Masalah dan Pembobotan Prioritas Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Ketidakefektifan orientasi pasien baru dibuktikan dengan hanya 1 pasien yang dapat

mengingat tentang identitas kepala ruangan, 3 lainnya menjawab lupa. 100% pasien

dan keluarga tidak mengetahui tentang hak dan kewajiban. 100% dari 5 keluarga

pasien yang menjaga, tidak mengetahui tata tertib ruangan. Hanya 40% dari 5

keluarga pasien yang mengetahui jam kunjungan.

b. Ketidakpatuhan mencuci tangan sesuai 5 moment dibuktikan dengan 71.4%

melakukan cuci tangan setelah terkena cairan tubuh pasien, dan kontak dengan

pasien, 57.1% tidak melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan

keperawatan, 43% tidak melakukan cuci tangan setelah kontak dengan lingkungan

sekitar pasien.

2. Pembobotan dan prioritas masalah

Proses untuk mendapatkan masalah prioritas dengan menggunakan metode pembobotan

yang memperhatikan aspek:

- Magnitude (Mg) :Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi

- Severity (SV) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini

- Manageability (Mn) :Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk

perubahannya

- Nursing consent (Nc) :Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat

- Affordability (Af): Ketersediaan sumber daya

-
Rentang Nilai yang digunakan 1-3 dengan rincian 3: Besar, 2: Sedang, 1: Kecil

Untuk mendapatka nilai prioritas masalahnya: Mg x Sv x Mn x Ne x Af

No Daftar Masalah Mg Sv Mn Nc

1 Ketidakefektifan orientasi pasien baru dibuktikan dengan hanya 1 pasien yang dapat 3 2 3 2

mengingat tentang identitas kepala ruangan, 3 lainnya menjawab lupa. 100% pasien dan

keluarga tidak mengetahui tentang hak dan kewajiban. 100% dari 5 keluarga pasien

yang menjaga, tidak mengetahui tata tertib ruangan. Hanya 40% saja dari 5 keluarga

pasien yang mengetahui jam kunjungan.


2 Ketidakpatuhan mencuci tangan sesuai 5 moment dibuktikan dengan 71.4% melakukan 3 2 2 2

cuci tangan setelah terkena cairan tubuh pasien, dan kontak dengan pasien, 57.1% tidak

melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan, 43% tidak

melakukan cuci tangan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Planning Of Action (POA)

Tujuan Indikator Uraian Kegiatan Waktu Prosedur Strategi PIC Sasaran


Keberhasilan
Meningkat 1. Pasien dan 1. Pembuatan 11 Mei 1. Mendesign papan nama Andrew 1. Perawa
kan keluarga desaign papan 2018 meja agar pasien dan Warankiran yang
efektivitas mengenal nama meja keluarga mengenai bertuga
orientasi perawat di perawat struktural ruangan dan di ruang
pada ruangan perawat yang bertugas, 2. Pasien
sistem 2. Perawat lembar tata tertib, hak & dan
timbang mengguna kewajiban pasien. keluarg
terima kan papan 2. Sosialisasi 15 Mei 2. Melakukan presentasi awal Prisca di ruang
pasien baru nama tentang papan 2018 diruangan untuk Wengkang
di ruang F perawat di nama meja menjelaskan pada perawat & Catrolina
RS PGI kamar perawat tentang papan nama meja, Yonna
Cikini pasien cara penggunaannya dan
untuk penempatan lembar tata
orientasi tertib, hak & kewajiban
pasien pasien.
baru di 3. Implementasi 15-16 Mei 3. Bersama perawat ruangan Juwita
ruangan. tentang 2018 melaksanakan implementasi Wantania &
penggunaan penggunaan papan nama Serliskha
papan nama meja perawat, lembar tata Missilan
meja perawat, tertib, hak & kewajiban
lembar tata pasien.
tertib, hak &
kewajiban
pasien.

4. Evaluasi 16 Mei 4. Mengevaluasi tentang Ardeylla


penggunaan 2018 penggunaan papan nama Moniung
papan nama meja perawat, lembar tata
meja perawat tertib, hak & kewajiban
pasien.

Anda mungkin juga menyukai