Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

HASIL PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Tahap Awal

Hasil pengkajian pada merupakan tahap awal dari kegiatan residensi yang

dilakukan dari tanggal 22-30 Oktober 2013 didapatkan data sebagai berikut :

1. Pada Tingkat / Level Top dan Middle Manager Keperawatan,

ditinjau dari fungsi manajemen :

a. Perencanaan

1) Renstra bidang Keperawatan menyatu dengan renstra Rumah

Sakit, jadi belum ada dokumen renstra di bidang keperawatan

2) SAK belum mengacu kepada 10 penyakit terbanyak maupun 10

keluhan utama klien.

3) Belum ada dokumen (format) penilaian kinerja perawat dengan

pendekatan management aproach dan, format penilaian kinerja

perawat belum ada

Masalah: Belum adanya dokumen renstra bidang keperawatan

SAK untuk 10 keluhan utama belum ada.

b. Pengorganisasian

1) Belum ada dokumen resmi ( kebijakan ) penataan setruktur

model penugasan metode pelayanan keperawatan

2) Struktur organisasi mengacu pada juknis Kemenham bukan

mengacu pada Permenkes 1045 tahun 2006

75
3) Komite keperawatan sudah terbentuk sejak 2009 namun belum

dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara teroganisir.

4) Belum ada SPMI ( Satuan Penjaminan Mutu Internal )

Masalah : Quality Assurance belum berjalan dengan baik

c. Staffing/ketenagaan

1) Tingkat Turn over sering terjadi pada tenaga honorer ( PHL )

2) Pengembangan SDM Perawat masih sebatas pelatihan-pelatihan

itupun masih terbatas karena harus disesuaikan dengan dana

Rumah sakit , sedangkan untuk pendidikan formal semua

perawat diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi dengan menggunakan biaya sendiri sambil

melaksanakan tugas sebagai perawat ( status izin belajar )

3) Penerimaan tenaga baru disesuaikan dengan program rekruitmen

kemenhankam.

4) Perhitungan ketenagaan belum menggunakan rumus baku,

apakah sesuai dengan permenkes 430 th 2010, PPNI, Gillies dll.

Masalah : Pengembangan SDM belum memadai

d. Pengarahan

1) Reward diberikan dalam bentuk lisan, kesempatan untuk

mengikuti pelatihan dan kesempatan tugas belajar

2) Punishmant ditetapkan sesuai peraturan kepegawaian ( mulai

teguran lisan, tertulis dan pembinaan) serta dilakukan rotasi atau

mutasi.

76
e. Pengendalian

1) Quality Assurance belum dapat dilaksanakan dengan baik

2) Sudah ada bagian mutu pada komite keperawatan yang

menangani urusan mutu keperawatan, namun belum

melaksanakan fungsinya dengan baik.

Masalah : Program pengendalian mutu keperawatan belum

berjalan dengan baik

2. Pengkajian Ruang Perawatan Interna dan Bedah

a. Perencanaan

40 % kepala ruangan tidak memiliki rencana harian, 20 % karu tidak

membuat rencana bulanan, 40% tidak diikutkan dalam penyusunan

anggaran, 60 % karu tidak ada perencanaan SDM di ruangan, 40 %

karu tidak membuat perencanaan untuk meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan, 40% karu tidak membuat perencanaan untuk

meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.

Masalah:

1) Perencanaan SDM belum maksimal dikembangkan

2) Rencana bulanan dan tahunan belum dilaksanakan berdasarkan

renstra

3) Belum optimalnya perencanaan untuk meningkatkan kualitas

Askep, kepuasan perawat & kepuasan pasien

77
b. Pengorganisasian

40% karu mengatakan kurang jelas tentang metode pemberian

asuhan, 20% ketenagaan kurang, 40% ada kesulitan dalam

mengorganisasikan perawat, 45 % perawat pelaksana menyatakan

fasilitas yang tersedia belum memadai.

Hasil wawancara dengan karu dan katim di ruang interna dan bedah

bahwa metode yang digunakan dalam pemberian ASKEP diruangan

secara struktur adalah TIM namun pelaksanaannya secara fungsional,

Masih belum sama dalam persepsi pengisian format

pendokumentasian, Pendokumentasian belum berjalan dengan baik,

catatan perkembangan masih dilakukan hanya satu hari perawatan.

Masalah:

1) Belum maksimalnya penerapan MPKP metode TIM

2) Belum optimalnya Pendokumentasi asuhan keperawatan

3) Terbatasnya fasilitas peralatan tidak menunjang dalam

pelayanan

c. Staffing/ketenagaan

40 % karu,29% katim menyatakan bahwa kebutuhan tenaga di

ruangan belum memadai ,71% katim, penghargaan pada perawat

berprestasi tidak ada, 29% katim, Perawat tidak disupervisi oleh

karu, 60% karu, kesulitan dalam pengaturan jadual dinas, 40% karu

tidak melakukan supervise, 40% karu belum mengerti tentang

jenjang karir

78
Masalah :

1) Kebutuhan tenaga belum memadai


2) Proses pengembangan karir perawat klinik belum jelas

3) Supervisi tidak berjalan dengan baik

d. Pengarahan

40 % karu, supervisi yang dialakukan tidak terjadual, 80% karu

ronde perawatan tidak dilakukan, 40& karu belum ada jenjang karir,

40 % ketua tim menyatakan tidak ada umpan balik, 27% katim tidak

disupervisi oleh karu

Masalah: Belum maksimalnya fungsi pengarahan (Motivasi, reward,

supervisi ,ronde) kepala ruangan

e. Pengendalian

20 % karu menyatakan belum mempunyai program pengendalian

mutu di ruangan, 20 % karu menyatakan adanya hambatan dalam

kegiatan peningkatan mutu asuhan, 20% karu, kesejahteraan kurang

diperhatikan, Salah seorang Karu berharap dengan adanya praktik

residensi dapat memberikan ilmu baru dalam rangka pengembangan

mutu pelayanan

Masalah: Belum maksimalnya program pengendalian mutu

keperawatan di RS

79
B. Hasil Analisis masalah manajemen keperawatan di RS TK. II Pelamonia

antara lain:

1. Belum adanya dokumen renstra bidang keperawatan

2. Belum maksimalnya program supervisi (kepala bidang, kepala seksi, Karu

& Katim)

3. Belum maksimalnya program pengendalian mutu keperawatan di Rumah

Sakit

4. Belum optimalnya perencanaan SDM (kebutuhan tenaga), serta rencana

harian maupun bulanan kepala ruangan

5. Belum maksimalnya penerapan MPKP metode TIM

6. Belum maksimalnya pendokumentasi asuhan keperawatan diruang rawat

inap interna dan bedah

7. Belum mengerti tentang jenjang karir perawat

8. Belum maksimalnya fungsi pengarahan (Motivasi, reward, supervisi)

kepala ruangan & ketua tim

C. Prioritas Masalah

Setelah diidentifikasi dari 8 masalah , selanjutnya masalah tersebut

diproritaskan berdasarkan metode pembobotan dengan memperhatikan aspek-

aspek yang meliputi; kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah

tersebut (Magnitude=Mg), besarnya kerugian yang ditimbulkan

(severity=Sv), berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur

perubahannya (Managebility=Mn), perhatian terhadap bidang keperawatan

(Nursing Concern =Nc), dan ketersediaan sumber daya (Affordability=Af),

80
Setiap aspek akan diberi nilai 1-5 dengan ketentuan : Nilai 1 jika sangat

kurang sesuai, nilai 2 jika kurang sesuai, nilai 3 jika cukup sesuai, nilai 4 jika

sesuai, nilai 5 jika sangat sesuai.

Hasil Pembobotan untuk menentukan prioritas masalah tampak pada tabel


dibawah ini :

Tabel 4.1
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan di RS TK.II Pelamonia Makassar
Oktober 2013

Aspek yang dinilai


Total
No Masalah Rangking
Skor
Mg Sv Mn Nc Aff

1 Belum adanya dokumen renstra 3 3 5 4 4 720 V


bidang keperawatan
Belum maksimalnya program
2
supervisi (kepala bidang, kepala 4 3 4 5 4 960 IV
seksi, Karu & Katim)

Belum maksimalnya program


3
pengendalian mutu keperawatan di 5 4 4 5 4 1600 II
Rumah Sakit

Belum maksimalnya perencanaan


4
SDM (perhitungan kebutuhan 3 2 4 4 3 288 VIII
tenaga di ruangan)

5 Belum maksimalnya penerapan


5 5 4 5 3 1500 III
MPKP metode TIM
Belum maksimalnya
6
pendokumentasi asuhan 5 5 5 4 4 2000 I
keperawatan interna dan bedah

7 Proses pengembangan jenjang karir


3 2 3 5 4 360
perawat klinik belum memadai VII

Belum maksimalnya fungsi


8 pengarahan (Motivasi, reward,
4 3 4 3 3 432
supervisi) kepala ruangan & ketua VI
tim

Sumber : data Primer,2013

81
Atas dasar pertimbangan waktu , keterbatasan sumber daya dan

kewenangan atau kemampuan mengatasi masalah manajemen keperawatan

Rumah sakit TK.II Pelamonia Makassar , maka hanya 3 masalah dari 8 masalah

teridentifikasi yang akan diatasi , ketiga maslah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Belum maksimalnya pendokumentasi asuhan keperawatan di interna

dan bedah (score 2000)

2. Belum maksimalnya program pengendalian mutu keperawatan di

Rumah Sakit (score 1600)

3. Belum maksimalnya penerapan MPKP metode TIM di ruangan bedah

dan interna (score 1500)

D. Analisis SWOT serta Peta Kekuatan Bidang Keperawatan

1. Analisis SWOT.

Berdasarkan hasil pengkajian Manajemen Bidang keperawatan di

RS. Tk II Pelamonia Makassar, maka selanjutnya dilakukan analisis

lingkungan eksternal (SW) dan internal (OT) untuk kemudian dilakukan

analisis IE (Internal External) Matrix yang bertujuan mengetahui posisi

bidang keperawatan rumah sakit berdasarkan analisis situasi yang ada,

sehingga dapat disusun strategi yang sesuai melalui The Input Stage.

Secara jelas analisis SWOT akan ditampilkan sebagai berikut: Pada tahap

ini dilakukan dengan dua matrix yaitu IFE dan EFE. Hasil pemetaan

analisis kondisi internal dapat dilihat pada Tabel 2 & 3

82
a) Matrix IFE

Tabel 4.2
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix RS. Tk II Pelamonia
Bulan Oktober 2013

No Critical Success Factor Bobot S total


Kekuatan (Strenghts)
1 Adanya visi, misi rumah sakit 0,1 4 0,4
2 Adanya struktur organisasi dan
tatalaksana kerja yang dilengkapi dengan
0,2 4 0,8
uraian tugas dan sistem komando yang
jelas
3 Adanya SOP 0,15 2 0,3
4 Sudah ada Metode Praktik Keperawatan
0,05 2 0,1
Profesional
5 Banyak tenaga dengan Lulusan Ners dan
0,05 4 0,2
1 orang calon Magister Keperawatan
6 Karakteristik RS militer sehingga
menciptakan kedisiplinan yang tinggi 0,1 4 0,4
setiap anggotanya
7 Rumah sakit pelamonia merupakan salah
satu rumah tempat praktik bagi institusi
pendidikan kesehatan di wilayah 0,05 3 0,15
makassar bahkan institusi di wilayah
timur indonesia
8 Ada komite keperawatan 0,1 2 0,2
9 Sebagai rumah Type B terakriditasi 16
pelayanan dan salah satu RS rujukan di
0,2 4 0,8
wilayah timur serta sudah persiapan
menuju akreditasi JCI.
Total 1 3,35
Kelemahan (Weakness)
1 Belum adanya dokumen renstra bidang
keperawatan, renstra mengikuti renstra 0,1 3 0,3
rumah sakit
2 Belum optimalnya Quality assurance
0,2 3 0,6
programe
3 Pengembangan tenaga staf keperawatan
0,1 3 0,3
kecenderungan kurang dapat prioritas
4 MPKP metode TIM belum berjalan
0,1 3 0,3
secara maksimal
5 Belum ada SAK untuk 10 keluhan utama
0,1 3 0,3
klien
6 Pendokumentasian askep tidak berjalan
0,2 3 0,6
dengan baik.
7 Fungsi Pengarahan kepala ruangan &
0,1 3 0,3
ketua tim belum berjalan maksimal
8 BOR RS masih di bawah standar (65 %) 0,1 2 0,2

83
Total 1 2,9
S-W 3,35-2,9 = 0,45

b) Matrix EFE

Tabel 4.3
External Factor Evaluation (EFE) Matrix RS. Tk II Pelamonia
Bulan Oktober 2013

No Critical Success Factor Bobot AS Skor


Peluang (opprotunities)
1 Kerjasama dengan institusi pendidikan
0,2 4 0,8
keperawatan sebagai lahan praktik
2 Adanya kerjasama dengan pihak
asuransi kesehatan (Askes, Jamkesmas, 0,1 4 0,4
Prudential dll)
4 Persiapan RS menuju akreditasi JCI dan
0,2 2 0,4
RS Pendidikan
5 Adanya perhatian dari dua Kementrian
0,2 4 0,8
yaitu Menhan dan Depkes
6 Tersedianya pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan spesialistik serta
psikitri sehingga memungkinkan 0,2 3 0,6
masyarakat memanfaat berbagi
pelayanan yang disediakan.
7 Kesempatan bagi perawat untuk
meningkatan pendidikan keperawatan
berkelanjutan karena telah dibuka 0,1 2 0,3
Program Magister Ilmu keperawatan di
Universitas dalam negeri.
Total 1 3,3
Ancaman (Threats)
1 Semakin bertumbuhnya beberapa
rumah sakit baik rumah sakit
pemerintah, swasta, international
0,2 4 0,8
dengan persaingan pemberian
pelayanan prima disertai sarana dan
prasarana yang lebih lengkap.
2 Pasar bebas/ globalisasi 0,1 2 0,2
3 Adanya program JKN (RS tertier) yang
0,1 3 0,3
berpotensi menurunkan angka BOR
4 Masyarakat sudah mulai mengerti
0,2 3 0,6
tentang UU. Perlindungan konsumen
5 Kontrol LSM dan Pers dalam pelayanan
0,2 2 0,4
yang tidak sesuai standar
6 Adanya kebijakan pemerintah
melaksanakan fungsi social untuk 0,2 3 0,6
merawat pasien tidak mampu
Total 1 2,9
O -T 3,3 – 2,9= 0.4

84
c) Peta kekuatan Bidang Keperawatan RS Tk II Pelamonia

Makassar

Setelah faktor internal dan eksternal bidang keperawatan

diketahui dan diskoring maka selanjutnya ditentukan peta kekuatan

organisasi seperti terlihat pada diagram 1 berikut ini:

Gambar 4.1 Diagram Layang Analisis SWOT RS Tk II Pelamonia


Bulan Oktober 2013

o
Kuadran I
0,45
9

w S
0,4

Berdasarkan diagram layang diatas memberikan makna bahwa peta

kekuatan bidang keperawatan RS Tk II Pelamonia Makassar berada pada

diagram I (+, +), hal tersebut mengandung makna bahwa saat ini bidang

keperawatan berada pada posisi strategis yakni dengan membuat

perencanaan yang bersifat progresif dengan cara memanfaatkan seluruh

85
peluang yang ada dengan menggunakan kekuatan organisasi yang

dimiliki, dengan sendirinya hal tersebut akan semakin membuat bidang

keperawatan akan lebih semakin maju dan berkembang yang dengan

sendirinya mutu pelayanan serta seluruh elemen yang terkait didalamnya

akan meningkat.

E. Prioritas dan Alternatif Penyelesaian Masalah

Prioritas untuk alternatif pemecahan masalah diseleksi dengan

menggunakan pembobotan berdasarkan metode CARL, meliputi aspek-aspek :

Capability (C) adalah kemampuan kedua belah pihak antara mahasiswa

residensi dan rumah sakit untuk melaksanakan alternatif, Accesability (A)

adalah kemudahan dalam melaksanakan alternative, Readiness (R) adalah

kesiapan untuk melaksanakan alternative , Leverage (L) adalah daya ungkit

alternatif dalam menyelesaikan masalah.

Selanjutnya masing-masing aspek diberikan penilaian dengan rentang 1


sampai dengan 4 dengan pemaknaan: Nilai 1 = tidak mampu, Nilai 2 = cukup
mampu, Nilai 3 = mampu dan Nilai 4 = sangat mampu

Tabel 4.4
Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

NO ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH C A R L SKOR


Penyegaran sistem pendokumentasian asuhan
1 keperawatan bidang perawatan, karu, katim dan 4 3 4 4 192
perawat associate
Pengajuan /mengusulkan sistem pendokumentasian
2 dengan tehnik check list kepada pihak 3 3 3 4 108
manajemenrumah sakit melalui bidang perawatan
Pelatihan Quality Assurance of Nursing kepada bidang
3 4 3 4 3 144
perawatan, komite keperawatan, karu dan katim.
Sosialisasi Quality Assurance kepada perawat
4 3 2 3 3 54
associate
Pelatihan MPKP kepada Karu ,Katim dan Perawat
5 3 3 4 4 144
Associate

86
Melalui pembobotan , maka diperoleh 5 alternatif pemecahan masalah dengan

urutan prioritasnya. Berikut ini adalah rumusan 5 (lima) alternative

pemecahan masalah atas 3 (tiga) permasalahan yang telah diungkapkan

sebelumnya, kelima rumusan alternative pemecahan masalah adalah sebagai

berikut :

1. Penyegaran sistem pendokumentasian asuhan keperawatan bidang

perawatan, karu, katim dan perawat associate (192)

2. Pelatihan Quality Assurance of Nursing kepada bidang perawatan, komite

keperawatan, karu dan katim.(144)

3. Pelatihan MPKP kepada Karu ,Katim dan Perawat Associate (144)

4. Pengajuan /mengusulkan sistem pendokumentasian dengan tehnik check

list kepada pihak manajemenrumah sakit melalui bidang perawatan (108)

5. Sosialisasi Quality Assurance kepada perawat associate (54)

F. PERENCANAAN KEGIATAN

Rencana Kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah adalah


sebagai berikut :
1. Pendampingan Penyusunan Format Dokumentasi Asuhan keperawatan

Untuk kegiatan pendampingan pendokumentasian asuhan keperawatan

dilakukan rencana sebagai berikut:

a) Tujuan

1) Meningkatkan pemahaman cara mendokumentasikan hasil asuhan

keperawatan dengan baik

87
2) Menumbuhkan minat perawat untuk mendokumentasikan hasil

asuhan keperawatan

3) Memberikan persepsi yang sama mengenai sistem

pendokumentasian

b) Sasaran : Bidang Perawatan,Karu,Katim dan Perawat Pelaksana

c) Waktu dan Tempat

Tanggal 11-20 Nopember 2013, Ruang Interna dan Bedah

d) Kegiatan

1) Diskusi dengan Ka.bidang perawatan dan Kainstalnap untuk

menetapkan kegiatan.

2) Mempersiapkan Materi/bahan bacaan, dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan

3) Memberikan materi penyegaran tentang sistem

pendokumentasian

4) Menyusun format pengkajian asuhan keperawatan, standar

rencana keperawatan dari ruangan yang terdiri dari 10 diagnosa

keperawatan yang sering terjadi, pendokumentasian tindakan

keperawatan dan format catatan perkembangan.

5) Melakukan Focus Groups Discussion (FGD) dengan bid.

keperawatan, Kepala-kepala Ruangan, Ketua Tim dan

perwakilan Perawat Pelaksana.

6) Mengujicoba penggunaan format yang sudah didiskusikan untuk

revisi, jika diperlukan.

88
7) Mengevaluasi hasil penggunaan format

8) Menyerahkan format dokumentasi asuhan keperawatan kepada

pihak RS untuk tindak lanjut.

9) Menyerahkan Standar Rencana Asuhan Keperawatan yang

terdiri dari 19 diagnosa keperawatan yang sering didapatkan.

2. Implementasi SPO dan uraian tugas Kepala Ruangan

Untuk Implementasi SPO dan uraian tugas Kepala Ruangan

sebagai berikut:

1. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan SPO dan uraian tugas Kepala Ruangan Flamboyan
A
b. Tersedianya SPO Kepala Ruangan Flamboyan A
a) Sasaran

Kepala Ruangan

b) Waktu dan tempat

 Hari/Tanggal : Kamis / 16 Agustus 2018


 Waktu : Jam 14.00 wita - selesai
 Tempat : Ruang pertemuan IGD
c) Metode

 Diskusi
 Tanya Jawab
d) Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan di mulai dengan pembukaan oleh moderator

Suhardi S.Kep. dihadiri oleh kepala ruangan dan Preseptor kemudian

di lanjutkan dengan penyampaian materi tentang implementasi SPO

dan uraian tugas kepala ruangan yang disampaikan oleh Didik

89
udayana S.Kep. dari hasil diskusi saat itu bahwa kepala ruanagan

menyatakan sangat berterimakasih atas masukkan yang di berikan

oleh mahasiswa STIKES Wiyata Husada Samarinda diantaranya

adalah :

- Memfasilitasi tentang adanya SPO kepala ruangan

e). Evaluasi hasil

SPO kepala ruangan tersedia

3. Penyegaran tentang MPKP

a) Tujuan

1) Karu, katim serta wakil dari perawat associate akan dapat

meningkatkana pengetahuan tentang pelaksanaan MPKP dengan

Model TIM

2) Karu, katim serta wakil dari perawat associate akan dapat

melaksanakan MPKP dengan model TIM sesuai dengan

komponen-komponen MPKP

90
3) Karu, katim serta wakil dari perawat associate akan dapat

memberikan persepsi yang sama dalam menerapkan MPKP medel

TIM diruang perawatan Internd dan Bedah

b) Sasaran

Karu, katim serta wakil dari perawat pelaksana

c) Waktu dan Tempat Kegiatan

21 dan 26 Nopember 2013,Ruang Rapat Lt.4 RS.Pelamonia

d) Metode

Ceramah, diskusi, role play


e) Kegiatan

1) Tahap Persiapan
a) Membentuk Kelompok Kerja / Panitia
b) Mengidentifikasi peserta pelatihan
c) Mengidentifikasi tempat pelatihan
d) Mengidentifikasi jumlah peserta
e) Menyiapkan materi pelatihan (hand out)/terlampir
f) Menyiapkan instrument (alat ukur) pelatihan
g) Menyiapkan pendanaan pelatihan
h) Mengidentifikasi nara sumber
i) Menyiapkan undangan
j) Mengidentifikasi fasilitas pendukung
2) Tahap Pelaksanaan
a) Melakukan Pre Test
b) Melakukan Pelatihan bagi Karu, PP, dan PA
c) Role Play
d) Melakukan Post Test

G. IMPLEMENTASI

91
Berdasarkan kesepakatan pada saat presentasi hasil pengkajian ( residensi 1)

ada 3 masalah yang akan dipecahkan atau dilakukan implementasi dengan 5 alternatif

pemecahan masalah, implementasi dilakukan dari tanggal 11 Nopember s.d

10 Desember 2013.

Rencana kegiatan untuk memecahkan masalah yang ditemukan maka dalam

residensi 2,dilakukan implementasi dan evaluasi sebagai berikut :

1. Tahap Implementasi Penyusunan Format Dokumentasi Asuhan

keperawatan

Ada pun proses pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :

a. Tahap persiapan

1) Diskusi dengan kepala bidang pelayanan dan Kainstalnap

2) Megumpulkan bahan literatur yang diperlukan

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan ini dari tanggal 11-20 Nopember 2013, dengan

sasran karu, katim dan perawat pelaksana, metode yang digunakan

ceramah ,diskusi/curah pendapat dan FGD.

Pada tahap awal implementasi pada kegiatan ini dimulai tanggal 11

Nopember 2013 dengan pemberian materi oleh mahasiwa residensi

(Edy Mulyono), kemudian tanggal 12 Nopember 2013 dilanjutkan

diskusi tentang format check list pendokumentasian yang terdiri dari

format pengkajian-evaluasi.

Selanjutnya format pendokumentasian yang sudah disepakati dilakukan

uji coba dari tanggal 18-20 Nopember dan pada tanggal 09 Desember

dilakukan penyerahan dokumen tentang format check list yang sudah

92
disepakati ke bagian keperawatan dan komite keperawatan.

c. Hambatan Dalam Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah : format pengkajian tidak

memuat semua aspek pengkajian persistem, ada beberapa pada format

checklist belum dapat dipahami oleh sebagaian perawat pelaksana

yaitu dalam penilaian decubitus dan penilaian gizi dan risiko pasien

jatuh.

d. Tahap Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada proses penyusunan format dokumentasi

asuhan keperawatan meliputi :

1) Evaluasi proses ( tanggal 11 Nopember 2013)

(a) Peserta datang tepat waktu

(b) Mahasiswa datang tepat waktu

(c) Acara dimulai sesuai jadwal yang telah dibuat

2) Evaluasi struktur (tanggal 11 dan 12 Nopember 2013 )

(a) Peserta dan Mahasiswa aktif berpartisipasi mengikuti acara

sampai dengan selesai

(b) 60% peserta memperhatikan materi yang diberikan oleh pihak

mahasiswa residensi

(c) Mahasiswa memfasilitasi dalam proses diskusi dan curah

pendapat

(d) Format Pendokumentasian Askep telah diserahkan ke bidang

keperawatan dan komite keperawatan.

93
3) Evaluasi Hasil ( tanggal 11 Nopember dan 23 Nopember 2013 )

(a) Materi telah disajikan

(b) 50 % dari 16 peserta aktif dalam mengikuti dalam penyusunan

format pendokumentasian

(c) 80% peserta mengerti dan memahami sistem

pendokumentasian asuhan keperawatan

(d) Disepakati pendokumentasian sistem checklist dan

menghasilkan format pengkajian dengan checklist dan renpra

sekaligus implementasi dan evaluasi dengan sistem checklist

yang memuat 19 diagnosa keperawatan terbanyak di RS.

Pelamonia

(e) 100% perawat setuju untuk diberlakukan sistem

pendokumentasian asuhan keperawatan

(f) Hasil uji coba pengisian format askep butuh waktu 5-10 menit

2. Tahap Implementasi tentang Kualitas Mutu Keperawatan ( Quality

Assurance of Nursing )

a. Tahap Persiapan

1) Diskusi dengan kepala bidang pelayanan dan Kainstalnap serta ketua

komite keperawatan

2) Megumpulkan bahan literatur yang tentang komite keperawatan

3) Menyiapakan PMK.No.49/2013 tentang komite keperawatan

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 26-27 Nopember

94
2013 dan dilanjutkan kembali tanggal 2 Desember 2013, dengan sasran

Kabid.perawatan,Kainstalnap,karu, katim dan Komite keperawatan,

metode yang digunakan ceramah ,diskusi/curah pendapat.

Pada tahap awal implementasi pada kegiatan ini dimulai tanggal 26

Nopember 2013 dengan pemberian materi oleh mahasiwa residensi

( Edy Mulyono) tentang Quality Assurance of Nursing, kemudian

dilanjutkan dengan pembuatan struktur baru sesuai dengan PMK.Komite

Keperawatan.No.49/2013 sekaligus membuat uraian tugas. tanggal 27

Nopember dengan membuat buku pedoman untuk Komite Keperawatan

RS. Pelamonia serta membuat contoh quisioner kepuasan pasien untuk

menilai mutu hasil asuhan keperawatan.selanjutnya hasil pembuatan

struktur organisasi dan buku pedoman komite keperawatan diserahkan

ke bidang keperawatan dan komite keperawatan dan untuk quisioner

kepuasan pasien di ujicobakan di ruang perawatan interna dan bedah.

c. Hambatan dalam pelaksanaan

Hambatan dalam pelaksanaan implementasi pada masalah ini adalah budaya

untuk melakukan penilaian mutu masih berorientasi pada penilaian saat mau

melakukan akreditasi rumah sakit dan tim penilai mutu secara khusus belum

dibentuk oleh badan di bagian komite keperawatan.

d. Tahap Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada penyegaran masalah penilaian kulitas

mutu asuhan keperawatan meliputi :

1) Evaluasi proses ( tanggal 26 Nopember 2013)

95
(a) Peserta hadir sesui jadwal datang tepat waktu jam 10.00

(b) Mahasiswa datang tepat waktu

(c) Acara berjalan sesuai dengan agenda yang telah dibuat

2) Evaluasi struktur (tanggal 11 dan 12 Nopember 2013 )

(a) Peserta dan Mahasiswa aktif berpartisipasi mengikuti acara

sampai dengan selesai

(b) 80% peserta memperhatikan materi yang diberikan oleh pihak

mahasiswa residensi

(c) Mahasiswa memfasilitasi dalam proses diskusi dan curah

pendapat

(d) Format struktur organisasi , uraian tugas,buku pedoman komite

keperawatan dan penilaian kepuasaan pasien telah diserahkan ke

bidang keperawatan dan komite keperawatan.

3) Evaluasi Hasil ( tanggal 26 Nopember 2013 , 09 Desember 2013 )

(a) Materi tentang Mutu asuhan keperawatan telah disajikan

(b) 100 % dari 14 peserta aktif dalam mengikuti dalam pembuatan

revisi struktur organisasi , uraian tugas,buku pedoman komite

keperawatan dan penilaian kepuasaan pasien

(c) Dari hasil uji penilaian kepuasaan pasien hasilnya 80% pasien

puas dan 80% pasien baru diorientasikan.

3. Tahap Implementasi tentang Penyegaran MPKP ruang interna dan bedah

RS. Pelamonia Makassar

a. Tahap Persiapan

96
1) Diskusi dengan kepala bidang pelayanan dan Kainstalnap

2) Megumpulkan bahan literatur yang berkenaan dengan MPKP

b. Tahap Implementasi

Pelaksanaan penyegaran MPKP ini dimulai pada tanggal 21

Nopember 2013, tujuan dari penyegaran ini adalah setelah mengikuti

Pelatihan selama dua hari peserta memahami Konsep Manajemen

Keperawatan dengan Pendekatan Model Praktik Keperawatan

Profesional, sasarannya adalah karu,katim dan perawat pelaksana,

metode yang digunakan dalam penyegaran MPKP ini adalah ceramah,

curah pendapat dan role play yang dilaksanakan pada tanggal 26

Nopember 2013.

Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan memberikan pretest kepada

peserta sebanyak 15 orang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian

materi yang disampaikan oleh Dr.Ariyanti Saleh,S.Kp.,M.Kes tentang

praktik keperawatan professional, kemudian sesi kedua materi yang

disampaikan mahasiswa residensi (Edy Mulyono) tentang Metode penugasan /

Model Praktik Keperawatan Profesional, Perencanaan SDM dan Pelaksanaan

supervisi keperawatan oleh Mahasiswa Residensi (Iswanto Gobel), setelah

penyampaian materi kemudian dilakukan post test untuk melihat peningkatan

kognitif setelah diberikan pelatihan MPKP

Kemudian penyegaran MPKP dilanjutkan kembali pada tanggal 26

Nopember 2013 dengan melaksanakan Role Play yang diahdiri oleh 15 orang

perawat dengan melaksanakan kegiatan MPKP yang meliputi kegiatan

timbang terima, pre conference, post conference , ronde keperawatan dan

97
supervisi keperawatan (dilaksanakan oleh ketua komite keperawatan),

selanjutnya kami melakukan pendampingan untuk pelaksanaan MPKP dari

tanggal 27 Nopember sampai dengan tanggal 5 Desember 2013, untuk menilai

pelaksanaan MPKP diruang percontohan yaitu ruang interna.

c. Hambatan dalam Pelaksanaan Implementasi MPKP

1) Karena belum dilakukannya pertemuan tingkat manajerial sebagai

pengambil keputusan maka MPKP tidak dapat dilaksanakan secara

murni, karena pada saat perawat melakukan timbang terima atau

conference tiba-tiba ada dokter yang visite sehingga perawat

menemani dokter visite dan kegiatan MPKP tidak dilaksanakan.

2) Ketenagaan yang masih kurang sehingga menyulitkan untuk

melakukan preconference dan post conference.

d. Tahap Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada penyegaran Model Praktik Keperawatan

Profesional ini meliputi :

1) Evaluasi proses ( tanggal 21 Nopember 2013)

(a) Peserta hadir sesui jadwal datang tepat waktu jam 09.00

(b) Mahasiswa datang tepat waktu dan mempersiapkan temapat

acara dan materi.

(c) Acara berjalan sesuai dengan agenda yang telah dibuat

2) Evaluasi struktur ( tanggal 21 Nopember 2013 )

(a) Peserta dan Mahasiswa aktif berpartisipasi mengikuti acara

sampai dengan selesai

98
(b) 60 % peserta memperhatikan materi yang diberikan oleh pihak

mahasiswa residensi

(c) Mahasiswa memfasilitasi dalam proses diskusi dan curah

pendapat

(d) Modul MPKP telah diserahkan ke bidang keperawatan dan

komite keperawatan.

3) Evaluasi Hasil ( tanggal 21 Nopember 2013 , 26 Nopember 2013 )

(a) Materi tentang MPKP telah disajikan sesuai dengan rencana

kegiatan.

(b) 60% dari 15 peserta aktif dalam mengikuti pelatihan MPKP

(c) Dari hasil pre test dengan nilai rata-rata 50, dan hasil evaluasi

post test nilai rata-rata 80

(d) Role play terlaksana dengan baik , perawat mampu melakukan

timbang terima, pre conference, post confrence, ronde

keperawatan dan supervisi keperawatan dengan baik.

H. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari sebuah proses untuk mengukur

kemajuan/peningkatan atau kemunduran dari sebuah pelaksanaan rangkaian

kegiatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan (Perry & Potter,2007)

Hasil pengkajian didapatkan 3 masalah utama yang sudah disepakati untuk

pemecahan alternatif masalahnya sebanyak 5 alternatif, setelah dilakukan

99
rencana kegiatan dan selanjutnya dilakukan implementasi maka dapat

dilakukan evaluasi sebagai berikut;

Untuk permasalahan yang pertama saat itu adalah “pendokumentasian

asuhan keperatawan tidak berjalan dengan baik atau tidak berkelanjutan” ini

ditunjang oleh data-data awal selama penyebaran quisioner, observasi dan

wawancara ; bahwa pelaksanaan kegiatan pendokumentasian asuhan

keperawatan hanya pada hari pertama klien masuk, ada juga ruangan yang

mengisi lebih dari 1 hari namun pendokumentasian tidak jelas komunikasinya

antar shif.

Setelah diberikan tindakan/ implementasi maka masalah

pendokumentasian asuhan keperawatan memang belum dapat diatasi secara

menyeluruh, namun saat ini ruang interna dan bedah sudah diuji cobakan

menggunakan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan metode check

list dan hasilnya 80% perawat mengatakan “lebih mudah dan hanya memakan

waktu 5-10 dari pengkajian-evaluasi hasil, 30% meningkat pengetahuannya

dari pengetahuannya 50 meningkat menjadi 80, 100% perawat yang ikut dalam

penyusunan format askep metode chechlist,kabid perawatan,kainstalnap setuju

diberlakukannya metode ini

Rencana tindak lanjutnya ;dari pihak rumah sakit dapat membuat surat

keputusan untuk diberlakukannya sistem pendokumentasian tersebut serta

memperbanyak dan mensosialisasikan kepada perawat-perawat di setiap

ruangan.

100
Permasalah yang kedua saat residensi I juga ditemukan bahwa untuk

Quality assurance of Nursing kurang berjalan dengan baik ; ini ditunjang

dengan tidak lagi dilakukan penilaian mutu asuhan keperawatan setelah

dilaksanakannya akreditasi di tahun 2010, serta komite keperawatan belum

memiliki juknis yang jelas sebagai tim yang dapat membentuk tim penilai mutu

asuhan

Setelah diberikan tindakan berupa penyusunan buku pedoman komite

keperawatan dan format penilaian mutu asuhan keperawatan dan selanjutnya

diuji cobakan diruang interna dan bedah hasilnya 80% klien dan keluarga

merasa puas dengan pelayanan di rumah sakit pelamonia, yang sebelumnya

komite keperawatan belum memiliki buku pedoman komite keperawatan (0%)

saat ini sudah memiliki buku pedoman tersebut (100%) dan sudah sesuai

dengan PMK.Komite Keperawatan No.29/2013, hasilnya saat ini sudah

terbentuk tim penilai mutu dari komite keperawatan dibawah naungan sub

komite mutu profesi , yang pada awalnya 20% karu belum mempunyai

program kendali mutu saat ini sudah 100% memiliki pengendalian mutu asuhan

keeperawatan, 10% karu masih ada hambatan dari 20% karu sebelumnya

dalam hal kegiatan peningkatan mutu asuhan dan untuk rencana tindak lanjut

Rumah sakit Pelamonia membuat SK. yang baru untuk struktur organisasi yang

sesuai dengan PMK.Komite Keperawatan No.49/2013, serta menggadakan

format penilaian mutu asuhan keperawatan untuk dilaksanakan minimal setiap

4 bulan sekali.

101
Permasalahan yang ketiga adalah MPKP belum berjalan secara optimal,

hal ini ditunjang oleh data-data diruangan interna dan bedah struktur organisasi

dengan Metode Tim, namun pelaksanaan masih fungsional, timbang terima

dilaksanakan, pre dan post conference tidak dilaksanakan, ronde dan supervise

keperawatan tidak dilaksanakan.

Sehingga pada residensi II dilakukan penyegaran MPKP dan Role play

MPKP, hasilnya :pada awalnya 40% karu tidak memiliki rencana harian dan

bulanan saat ini sudah 100% memiliki dan mengisi rencana tersebut, 40% karu

belum jelas mengenai MPKP saat sudah 83% sudah meningkat

pengetahuannya tentang MPKP, 40% karu tidak melakukan supervisi saat ini

sudah melakukan supervisi sebanyak 56% karu, dan 100% karu memiliki

jadual supervisi, 40% karu kesulitan dalam pengaturan jadwal dinas saat ini

sudah 80% karu dapat mengorganisasikan dengan baik, 40% karu dan 40%

katim tidak melakukan ronde keperawatan saat ini sudah 56% karu dan 50%

katim melakukan ronde keperawatan, pengetahuan tentang MPKP meningkat

30% setelah diberikan pelatihan MPKP, Rumah sakit pelamonia sudah

memiliki Modul MPKP yang sebelumnya belum ada, terhitung tanggal 8

Desember MPKP dengan Metode diujicobakan diruang Interna dan bedan /

ruang teratai dan tulip namun masih mengalami hambatan berbenturan dengan

visite dokter saat perawat melakukan pre conference maupun post

conference,jadi pelaksanaan MPKP belum dapat berjalan dengan optimal,

Rencana tindak lanjut : pihak manajemen rumah sakit Pelamonia

sebaiknya apabila ingin memberlakukan MPKP sebaiknya dilakukan

102
koordinasi terlebih dahulu untuk persamaan persepsi tentang kegiatan MPKP,

membuat SK. Metode tim yg diberlakukan di RS Pelamonia Makassar, serta

dilakukan supervisi secar berkala, meningkatkan komitmen perawatan serta

motivasi perawatan untuk memberikan asuhan keperawatan menjadi lebih baik.

103

Anda mungkin juga menyukai