Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Penerimaan/Orientasi Pasien Baru

1.1 Pengertian

Orientasi adalah melihat atau meninjau supaya kenal atau tahu (Nursalam,

20014). Dalam konteks keperawatan orientasi berarti mengenalkan segala sesuatu

tentang rumah sakit meliputi lingkungan rumah sakit, tenaga kesehatan, peraturan

prosedur dan pasien lain. Dalam orientasi, perawat dan pasien bekerja sama untuk

menganalisa situasi sehingga mereka dapat mengenali, memperjelas dan menentukan

eksistensi sebuah masalah, sehingga pasien dapat mempersiapkan diri dari keadaan

cemas kearah kondisi yang lebih konstruktif dalam menghadapi masalahnya.

Pasien adalah pemakai jasa pemeliharaan kesehatan yang mempunyai citra

pribadi yang mandiri yang mempunyai pilihan bebas dalam mencari dan memilih

bantuan. Seorang pasien bukan lagi seorang penerima pelayanan secara pasif, tetapi

seorang peserta yang aktif yang bertanggung jawab atas pilihannya dan juga memikul

akibat dari pilihannya (Carpenito, 2000).

Orientasi terhadap pasien baru adalah pemberian informasi kepada pasien

baru berkaitan dengan proses keperawatan yang akan dilakukan oleh rumah sakit.

Informasi adalah pesan atau isi berita yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada

orang lain dengan harapan orang tersebut mengetahui dan mengerti akan maksud dan

tujuan dari isi pesan atau berita yang disampaikan. Orientasi terhadap pasien baru

merupakan usaha memberikan informasi/sosialisasi kepada pasien dan keluarga

tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan selama di rumah sakit

(Ragusti, 2008). Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima


kedatangan pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan

keperawatan, khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam

penerimaan pasien baru, maka sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang,

pengenalan ketenagaan perawat-medis, dan tata tertib ruang, serta penyakit

(Nursalam, 2014).

Orientasi perawat merupakan hal yang sangat penting bahwa perawat

bekerjasama dengan pasien dan keluarga untuk menganalisa keadaan, sehingga

mereka bersama-sama dapat memahami, menjelaskan dan menyimpulkan masalah

yang ada. Tahapan orientasi ini dapat menyebabkan pasien langsung mampu

menambah energy dari rasa keragu-raguan memenuhi kebutuhanya untuk lebih berani

menghadapi permasalahannya. Hubungan telah dibentuk dan berlanjut lebih erat lagi

sementara masalah telah identifikasi. Sementara pasien dan keluarga berdiskusi

dengan perawat keputusan bersama dibuat tentang bentuk bantuan professional apa

yang akan dilakukan. Perawat yang menjadi sumber yang dapat bekerja dengan

pasien dan keluarga. Pada tahap orientasi perawat, pasien dan keluarga merencanakan

jenis pelayanan apayang dibutuhkan (Ragusti, 2008).

Tahap orientasi secara langsung dipengaruhi oleh sikap pasien dan perawat

dalam memberi dan menerima pertolongan secara timbal balik. Berkaitan dengan hal

ini adalah tahap pertama maka perawat perlu menyadari tindakan pribadinya dengan

pasien. Budaya, agama, ras, latar belakang pendidikan, pengalaman masa lalu,

pemikiran yang berbeda dan harapan antara perawat dan pasien memainkan peran

bagaimana tindakan perawat terhadap pasien.


1.2 Tujuan

Tujuan dari penerimaan pasien baru adalah sebagai berikut:

 Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan

terapeutik.

 Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan pasien.

 Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum.

 Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat masuk rumah sakit.

1.3 Tahapan Penerimaan Pasien Baru

Tahap Prapenerimaan

 Menyiapkan kelengkapan administrasi

 Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan

 Menyiapkan format penerimaan pasien baru.

 Menyiapkan buku status pasien dan format pengkajian keperawatan.

 Menyiapkan informed concent sentralisasi obat.

 Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga, dan pengunjung ruang.

 Menyiapkan nursing kit.

Tahap Penerimaan

 Pasien datang di ruang diterima oleh kepala ruang/perawat primer/perawat

yang diberi delegasi.

 Pasien datang di ruang diterima oleh kepala ruang/perawat primer/perawat

yang diberi delegasi.


 Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur pasien dan mengantar ke tempat

yang telah ditetapkan.

 Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur

(apabila pasien datang dengan branchard/kursi roda) dan diberikan posisi

yang nyaman.

 Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.

 Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan, perawat

memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang orientasi

ruang, keperawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan

sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal

visite), dan tata tertib ruang serta penyakit.

 Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah

disampaikan.

 Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk

menandatangani informed concent sentralisasi obat.

 Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan

pasien.

 Perawat mulai melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan

format

1.4 Prinsip Pemberian Orientasi (Hal-hal yang perlu diperhatikan)

 Pelaksanaan secara efektif dan efisien.

 Dilakukan oleh kepala ruang atau perawat primer dan/atau perawat

associate yang telah diberi wewenang/ delegasi.


 Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien.

 Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik

 Orientasi dilakukan saat pertama kali pasien datang (24 jam pertama) dan

kondisi pasien sudah tenang.

 Orientasi dilakukan oleh PP (perawat primer). Bila PP tidak ada PA (Perawat

asosiet) dapat memberikan orientasi untuk pasien dan keluarga, selanjutnya

orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP sesegera mungkin. Hal ini penting

karena PP yang bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi

yang dilakukan.

 Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluarga yang

dilakukan di kamar pasien dengan menggunakan format orientasi.

Selanjutnya pasien diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format

orientasi yang ditempelkan di kamar pasien.

 Setelah orientasi, berikan daftar nama tim atau badge kepada pasien dan

keluarga kemudian gantungkan daftar nama tersebut pada laci pasien.

 Orientasi ini diulang kembali maksimal setiap dua hari oleh PP atau yang

mewakili, terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan, sekaligus

menginformasikan perkembangan kondisi keperawatan pasien dengan

mengidentifikasi kebutuhan pasien.

 Pada saat penggantian dinas (di kamar pasien), ingatkan pasien nama perawat

yang bertugas saat itu, bila perlu anjurkan pasien atau keluarga melihat pada

daftar nama tim.

1.5 Peran Perawat dalam Penerimaan Pasien Baru

Kepala ruang (Karu)


 Menerima pasien baru.

 Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan pasien baru.

Perawat primer/ketua tim (PP)

 Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru.

 Menandatangani lembar penerimaan pasien baru.

 Mengorientasikan pasien pada ruang.

 Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab.

 Mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru

kepada perawat associate.

 Mendokumentasikan penerimaan pasien baru.

Perawat associate (PA): Membantu perawat primer dalam pelaksanaan

penerimaan pasien baru, pengkajian, dan pemeriksaan fisik pada pasien baru.

1.6 Alur Penerimaan Pasien Baru

Pra Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:

1. Lembar pasien masuk rumah sakit

2. Buku status dan lembar format pengkajian

pasien

3. Nursing kit

4. Informed concent sentralisasi obat

5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung

6. Lembar tingkat kepuasan pasien


7. Tempat tidur pasien baru

Pelaksanaan KARU, PP dan PA menyambut pasien baru.

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum

dalam lembar penerimaan pasien baru.

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum

dalam lembar penerimaan pasien baru.

Anamnesis pasien baru oleh PP dan PA.

Terminasi Terminasi

Evaluasi

1.7 Mekanisme Penerimaan Pasien Baru

Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana


Persiapan 1. Karu memberitahu bahwa Nurse 5 Karu
akan ada pasien baru. station menit PP
2. PP menyiapkan hal-hal yang
diperlukan dalam penerimaan
pasien baru diantaranya
lembar pasien masuk RS,
lembar tata tertib pasien,
status pasien, nurse kit,
lembar kepuasan pasien. PP
meminta bantuan PA untuk
mempersiapkan tempat tidur
pasien baru.
3. Karu menanyakan kembali
pada PP tentang kelengkapan
untuk penerimaan pasien baru
dan memeriksa kelengkapan
dokumen yang telah disiapkan
4. PP menyebutkan hal yang
telah dipersiapkan
Pelaksanaan 1. Karu dan PP mendatangi Kamar 20 Karu
pasien dan keluarga dengan pasien menit PP
memberi salam serta PA
memperkenalkan diri, PP dan Pasien
PA pada pasien dan keluarga. dan
2. PP mengisi lembar pasien Keluarga
masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang
teercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru. PP
menjelaskan tentang penyakit
yang diderita pasien, terapi
yang akan dijalani,
menjelaskan dokter yang
menangani pasien dan jadwal
kunjungan, menjelaskan
fasilitas yang ada, serta aturan
yang ada dirumah sakit. PP
dibantu PA untuk melakukan
pengkajian keperawatan yaitu
pemeriksaan fisik pada
pasien. Penjelasan yang
terkait dengan penyakt oleh
dokter yang merawat.
3. PP menanyakan kembali
kepada pasieen dan keluarga
mengenai hal-hal yang belum
dimengerti.
4. PP, pasien dan keluarga
menandatangani lembar
penerimaan pasien baru.
5. Karu, PP dan PA kembali ke
nurse station.

Penutup 1. Karu memeriksa kembail Nurse 5 Karu


kelengkapan pengisian station menit PP
dokumen penerimaan pasien PA
baru.
2. Karu memberikan
penghargaan kepada PP dan
PA.
3. PP merencanakan intervensi
keperawatan.

1.8 Kriteria Evaluasi

Evaluasi Struktur

 Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan

pasien baru, informed concent sentralisasi obat, format pengkajian,

nursing kit, buku status pasien, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien,

serta lembar tata tertib pasien dan pengunjung.

 Penerimaan pasien baru pada sif pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan PA.

Sementara, pada sif sore dilakukan oleh PP dan PA.

Evaluasi Proses

 Pasien baru disambut oleh Karu, PP, dan PA.

 Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruang, keperawatan

(termasuk sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruang.

 PP dibantu PA melakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik

kepada pasien baru.

 Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga.

 KARU menemani PP dan PA dalam melaksanakan kegiatan penerimaan

pasien baru.

Evaluasi Hasil

 Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.


 Pasien mengetahui tentang fasilitas ruang, keperawatan, medis, serta tata

tertib ruang.

 Pasien sudah menandatangani informed consent penerimaan pasien baru

Anda mungkin juga menyukai