1. Analisis SWOT
Analisis SWOT di Ruang Dahliaa PMN Rumah Sakit Mata Cicendo Tahun 2018
INTERNAL EXTERNAL
UNSUR
NO
MANAJEMEN STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATMENT
(S) (W) (O) (T)
A MAN 1. Status kepegawaian perawat 1. Sebanyak 7 orang perawat 1. Adanya peluang yang besar 1. Beban kerja di ruang
yang ada diruangan Dahliaa dengan masa kerja 0 - 3 tahun untuk meningkatkan jenjang Dahliaa ruang
dibedakan menjadi 2 kategori (36.4%), lama kerja menentukan karir (jabatan dalam perawatan kelas 3
yaitu Pegawai Negeri Sipil kinerja suatu perawat diruangan pekerjaan) dan adanya adalah 96.9 % (>77%)
sebanyak 16 orang dan pegawai dan semakin lama seorang peluang mengikuti artinya beban kerja
kontrak Badan Layanan Umum bekerja akan semakin terampil. pelatihan-pelatihan bagi diruang tersebut
sebanyak 3 orang. Pegawai 2. Dari 19 perawat hanya 5 perawat perawat yang belum sangat tinggi
Negeri Sipil lebih produktif dalam yang mengikuti pelatihan Mahir mengikuti pelatihan seperti 2. Adanya peningkatan
bekerja disbanding pegawai Mata. pelatihan PPGD, BTCLS, dan daya pikir yang
kontrak Badan Layanan Umum. 3. Sebanyak 12 orang perawat Mata Dasar, Mahir Mata dll. kritis dari masyarakat
2. Seluruh perawat sudah memiliki “Kurang Puas” (63,16%), 2. Tersedianya sumber daya terhadap pelayanan
STR dan SIPP. terhadap penggajian, jaminan manusia yang sudah dan tindakan
3. 63,16% perawat menjawab kesehatan, keselamatan dan tersertifikasi STR pada keperawatan.
bahwa kepala ruangan memimpin kesempatan untuk meningkatkan proses penerimaan 3. Pusat Mata Nasional
dengan gaya kepemimpinan yang kemampuan dan pengembangan kepegawaian. Rumah Sakit Mata
tidak otoriter, ini memungkinkan karier. 3. Tersedianya sumber daya Cicendo sebagai
anggota untuk dapat berkembang 4. Dari 19 jumlah perawat manusia yang dapat pusat rujukan
dan menyampaikan pendapatnya. diruangan Dahliaa, sebanyak 16 memberikan peningkatan nasional akan
4. Terdapat 9 perawat berjenjang diantaranya belum mengikuti pelayanan asuhan berdampak terhadap
S.Kep Ners, dengan masa kerja pelatihan SP2KP, dan metode keperawatan dengan baik. penumpukan pasien
yang sudah lama di ikuti dengan SP2KP belum sepenuhnya 4. Adanya kerja sama dengan dipengaruhi oleh
peningkatan pendidikan karena dilakukan karenan pertimbangan institusi pendidikan. pembayaran BPJS
dunia kesehatan selalu ada penumpukan pekerjaan pada yang bermasalah
perubahan dan peningkatan ilmu dinas sore dan tidak ada CCM. akan menyebabkan
pengetahuan.
5. Sebanyak 2 orang sedang 5. Tenaga perawat yang ada permasalahan
melanjutkan ke jenjang S1 diruangan sebanyak 19 orang, terhadap pelayanan.
Keperawatan, ini memungkinkan hal ini tudak cukup memadai
adanya peluang peningkatan karena berdasarkan perhitungan
pendidikan ke jenjang pendidikan kebutuhan tenaga perawat
yang lebih tinggi. menurut perhitungan Douglas
jumlah perawat seharusnya 24
tenaga perawa
2 METODE 1. Ruangan sudah menerapkan 1. Ruangan sudah menerapkan 1. Sudah tersedianya fasilitas 1. Adanya persaingan
SP2KP, SP2KP tetapi belum yang menunjang untuk pelayanan kesehatan
2. Pengetahuan perawat mengenai sepenuhnya dilaksanakan. pengelolaan infeksi mata di Daerah Jawa
SP2KP mencapai 79,7% (baik) 2. Metode ronde keperawatan nosocomial oleh Pokja PPI. Barat baik negeri
3. Pelaksanaan Timbang terima dalam SP2KP belum 2. Adanya kerjasama yang maupun swasta
sudah dilakukan setiap pergantian dilaksanakan. baik antara pihak institusi 2. Adanya peningkatan
shif dengan persentasi 92,21% ( 3. Metode DRK dalam SP2KP pendidikan dengan rumah dan daya pikir yang
sangat baik) belum berjalan secara optimal. sakit. kritis dari masyarakat
4. Pelaksanaan orientasi pasien 4. Kegiatan Home care belum 3. Ada kebijakan pemerintah terhadap pelayanan
sudah mencapai 100%(sangat terdapat lembaga khusus untuk tentang profesionalisme dan tindakan
baik) pengelolaannya. keperawatan. keperawatan.
5. Sudah terlaksananya discharge 5. Pelaksanaan diagnose dan 4. Kepuasana pasien 96,6 % ( 3. Kebebasan pers
planning dengan presentase intervensi spiritual dalam baik) mengakibatkan
100% (sangat baik) asuhan keperawatan belum 5. Sudah terdapat lembaga mudahnya
6. Pelaksaan pre dan post sepenuhnya dilakukan. PKRS. penyebaran informasi
conference sudah dilaksanakan 6. Kegiatan supervisi belum 6. Pembuatan SPO 100% hasil asuhan
dengan persentase 81,4% ( cukup sepenuhnya dilakukan. (baik) oleh masing-masing keperawatan dalam
baik) 7. Kegiatan asuhan keperawatan kelompok kerja. masyarakat.
7. Program patient safety mencapai belum berbudaya spiritual care. 4. Tuntutan masyarakat
99,7% ( sangat baik) akan pelayanan yang
8. Pendokumentasian asuhan maksimal dalam
keperawatan sudah mencapai Ruang Perawatan
98,5% (baik) Kelas 3.
9. Prosedur tindakan keperawatan
sudah dilaksanakan sesuai SOP
mencapai 92,3 % (baik)
3 M3 Material 1. Alat-alat tindakan sudah 1. Belum tersedianya ruang Kepala 1. Pengadaan alat-alat di 1. Apabila pasilitas
tersimpan dan tersusun di dalam Ruangan ruangan sepenuhnya dapat pelayanan ruangan
lemari alat 2. Belum terdapat ruang khusus dilakukan permintaan kurang memuaskan
2. pemilahan sampah untuk untuk pendidikan kesehatan. kepada bagian pengadaan. maka akan
sampah non 3. belum tertatanya ruang ganti berdampak terhadap
medis,medis,ampul,dan bekas perawat dengan rapih dan kepuasan pasien
suntikan sudah berjalan masih bersatu dengan dapur 2. Biaya pemeliharaan
3. tersedianya ruang tindakan perawat, mushola dan ruang alat kesehatan
keperawatan kepala ruangan. meningkat
4. Sudah tersedianya nurse station 4. penyimpanan alat tenun di 3. Jika terhambatnya
5. Sudah tersedia struktur dalam lemari sebagian tidak proses pembayaran
organisasi ruangan yang sudah sesuai dengan tempatnya. cara anggaran dana BPJS,
diperbaharui. pengambilan alat tenun tidak akan berdampak pada
6. Penyimpanan berkas dokumen beraturan dan untuk kinerja rumah sakit.
status pasien sudah tersusun pengembalian alat tenun tidak di
dengan baik dan menggunakan rapihkan kembali sesuai dengan
hard cover tempatnya.
4 MONEY 1. Penyusunan anggaran tahunan 1. Adanya insentif yang diberikan 1. setiap tahun Rumah Sakit 1. Jika terhambatnya
mengenai pengajuan pendanaan setiap bulan setelah 3 bulan kerja mendapatkan dana subsidi proses pengajuan
operasional ruangan sudah untuk pegawai tetap, setiap yang dari APBN Kementerian anggaran dana supsidi
dilaksanakan setiap tahun dan diberikan oleh Rumah Sakit Kesehatan. Dana tersebut APBN, akan
diserahkan pada kepala bagian kepada perawat disesuaikan untuk pendanaan biaya berdampak pada
instalasi rawat inap dan bidang dengan golongan, masa kerja, investasi rumah sakit, kinerja rumah sakit
keperawatan untuk direalisasikan. beban kerja dan jabatan. Sistem adanya bantuan dana APBN sendiri.
2. Kesejahteraan perawat mendapat pembayarannya masih Kementerian Kesehatan 2. Persaingan pelayanan
jaminan hari tua berupa BPJS dibayarkan oleh Rumah Sakit untuk investasi bangunan kesehatan mata
ketenagakerjaan dan Pensiunan secara umum dengan deberinya dan alat-alat kesehatan dirumah sakit baik dari
yang bekerja di Rumah Sakit. rincian biaya yang transparan rumah sakit. Negeri maupun swasta.
3. Adanya peninggkatan gaji kepada perawat masing-masing. 2. Pasien yang terbanyak yang 3. Berubahnya kebijakan
pegawai setiap 2 tahun sekali dari ada diruangan medikal yaitu JKN dari free for
rumah sakit. Untuk kenaikan gaji rata-rata pasien dengan service menjadi INA
bagi PNS sesuai dengan jabatan jaminan BPJS PBI sekitar CBG’s
dan golongannya sedangkan >98%, pasien umum dan
untuk pegawai kontrak BLU kontraktor <2%, setiap
kenaikan gaji disesuaikan. bulannya.
5 MARKETING 1. Petunjuk alur ruangan Dahliaa 1. Belum adanya brosur 1. Kesempatan untuk 1. Persaingan antar rumah
telah tertata dan terpampang pemasaran RS dan media mengembangkan sarana sakit swasta dan negeri
jelas di bagian Addmition Center. pemasaran. dan prasarana ruangan 2. Akses transportasi yang
2. Tingkat kepuasan klien/ keluarga 2. Kunjungan pasien BPJS PBI Dahliaa. mudah, karena berada
di ruangan mencapai 90,60% merupakan pengunjung 2. Adanya beberapa instansi di pusat kota.
3. BOR pasien > 80% yaitu 84,26% terbanyak di ruangan Dahliaa, kerjasama sebagai tempat 3. Lahan parkir yang
rata rata untuk 3 bulan terakhir. setiap bulan hampir 300-500 rujukan. sempit membuat
4. PMN RS Mata Cicendo menjadi pasien. 3. Program unggulan ruangan ketidak nyamanan pada
rumah sakit terdepan dan rujukan yaitu “SP2KP dan pengunjung.
utama di Jawa Barat dan menjadi pelayanan paripurna”
rumah sakit pendidikan bertarap sebagai peluang untuk
internasional. kenyamanan klien berobat.
5. Pengembangan pasien safety 4. Proyek pembangunan dan
sudah optimal di ruang Dahliaa perkembangan lahan
6. Sudah terdapat lengkap leaflet gedung PMN RS Mata
perawatan untuk semua sub unit Cicendo tahun 2017,
pelayanan kesehatan mata. memberikan peluang lebih
7. Sudah memiliki Majalah khusus banyak terhadap fasilitas
mata pelayanan kesehatan untuk
8. sudah ada informasi tentang tarif publik.
perawatan.
9. Pemasaran dan promosi sudah
bekerja sama dengan radio radio
10. Sudah memiliki web site dan
aplikasi android untuk system
pelayanan secara one line.
a. Man (MI)
IFE (Internal Faktor Evaluation)
Rating Nilai
No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Ket
(b) (axb)
A Kekuatan
1. Status kepegawaian perawat yang ada diruangan Dahliaa
dibedakan menjadi 2 kategori yaitu Pegawai Negeri Sipil
sebanyak 16 orang dan pegawai kontrak Badan Layanan Umum 0.25 4 1
sebanyak 3 orang. Pegawai Negeri Sipil lebih produktif dalam
bekerja disbanding pegawai kontrak Badan Layanan Umum.
2. Seluruh perawat sudah memiliki STR dan SIPP.. 0.2 4 0.8
3. 63,16% perawat menjawab bahwa kepala ruangan memimpin
dengan gaya kepemimpinan yang tidak otoriter, ini
0.2 2 0.4
memungkinkan anggota untuk dapat berkembang dan
menyampaikan pendapatnya.
4. Terdapat 9 perawat berjenjang S.Kep Ners, dengan masa kerja
yang sudah lama di ikuti dengan peningkatan pendidikan
0.25 4 1
karena dunia kesehatan selalu ada perubahan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
5. Sebanyak 2 orang sedang melanjutkan ke jenjang S1
Keperawatan, ini memungkinkan adanya peluang peningkatan 0.10 2 0.2
pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
1 13 3.4
Total
Rating Nilai
No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Ket
(b) (axb)
B Kelemahan
1. Sebanyak 7 orang perawat dengan masa kerja 0 - 3 tahun
(36.4%), lama kerja menentukan kinerja suatu perawat
0.125 3 0.375
diruangan dan semakin lama seorang bekerja akan semakin
terampil.
2. Dari 19 perawat hanya 5 perawat yang mengikuti pelatihan
0.125 2 0.25
Mahir Mata.
3. Sebanyak 12 orang perawat “Kurang Puas” (63,16%), terhadap
penggajian, jaminan kesehatan, keselamatan dan kesempatan 0.25 2 0.5
untuk meningkatkan kemampuan dan pengembangan karier.
4. Dari 19 jumlah perawat diruangan Dahliaa, sebanyak 16
diantaranya belum mengikuti pelatihan SP2KP, dan metode
0.3 4 1.2
SP2KP belum sepenuhnya dilakukan karenan pertimbangan
penumpukan pekerjaan pada dinas sore dan tidak ada CCM.
5. Tenaga perawat yang ada diruangan sebanyak 19 orang, hal ini
tudak cukup memadai karena berdasarkan perhitungan
0.2 3 0.6
kebutuhan tenaga perawat menurut perhitungan Douglas
jumlah perawat seharusnya 24 tenaga perawat.
Total 1 14 2.925
EFE (Eksternal Faktor Evaluation)
Rating Nilai
No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Ket
(b) (axb)
C Peluang
1. Adanya peluang yang besar untuk meningkatkan jenjang karir
(jabatan dalam pekerjaan) dan adanya peluang mengikuti
pelatihan-pelatihan bagi perawat yang belum mengikuti 0.3 3 0.9
pelatihan seperti pelatihan PPGD, BTCLS, Mata Dasar, Mahir
Mata dll.
2. Tersedianya sumber daya manusia yang sudah tersertifikasi
0.2 3 0.6
STR pada proses penerimaan kepegawaian.
3. Tersedianya sumber daya manusia yang dapat memberikan
0.2 2 0.4
peningkatan pelayanan asuhan keperawatan dengan baik.
4. Adanya kerja sama dengan institusi pendidikan. 0.3 4 1.2
Total 1 13 3.1
Rating Nilai
No Eksternal Faktor Strategis Bobot (a) Ket
(b) (axb)
D Ancaman
1. Beban kerja di ruang Dahliaa ruang perawatan kelas 3
adalah 96.9 % (>77%) artinya beban kerja diruang tersebut 0.4 3 1.2
sangat tinggi
2. Adanya peningkatan dan daya pikir yang kritis dari
0.35 2 0.7
masyarakat terhadap pelayanan dan tindakan keperawatan.
3. Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo sebagai
pusat rujukan nasional akan berdampak terhadap 0.25 2 0.5
penumpukan pasien dipengaruhi oleh pembayaran BPJS
yang bermasalah akan menyebabkan permasalahan
terhadap pelayanan.
Total 1 7 2.4
Sumbu X (S : W)= Skor Kekuatan – Skor Kelemahan
= 3.4 - 2.925 = 0.475
Sumbu Y (O : T) = Skor Peluang – Skor Ancaman
= 3.1 – 2.4 = 0.7
b. Metod
IFE (Internal Faktor Evaluation)
Rating
No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Nilai (axb) Ket
(b)
A Kekuatan
1. Ruangan sudah menerapkan SP2KP, 0.1 4 0.4
2. Pengetahuan perawat mengenai SP2KP mencapai 79,7%
0.1 4 0.4
(baik)
3. Pelaksanaan Timbang terima sudah dilakukan setiap
0,1 3 0.3
pergantian shif dengan persentasi 92,21% ( sangat baik)
4. Pelaksanaan orientasi pasien sudah mencapai 100%(sangat
0.1 3 0.3
baik)
5. Sudah terlaksananya discharge planning dengan presentase
0.1 3 0.3
100% (sangat baik)
6. Pelaksaan pre dan post conference sudah dilaksanakan
0.15 3 0.15
dengan persentase 81,4% ( cukup baik)
7. Program patient safety mencapai 99,7% ( sangat baik) 0.1 4 0.4
8. Pendokumentasian asuhan keperawatan sudah mencapai
0.1 4 0.4
98,5% (baik)
9. Prosedur tindakan keperawatan sudah dilaksanakan sesuai
0.15 4 0.2
SOP mencapai 92,3 % (baik)
Total 1 26 3.65
Rating
No Internal Faktor Strategis Bobot (a) Nilai (axb) Ket
(b)
B Kelemahan
1. Ruangan sudah menerapkan SP2KP tetapi belum sepenuhnya
dilaksanakan. 0.2 2 0.4
2. Metode DRK dalam SP2KP belum berjalan secara optimal 0.3 2 0.6
3. Kegiatan Home care belum terdapat lembaga khusus untuk
0,2 2 0.4
pengelolaannya.
4. Pelaksanaan diagnose dan intervensi spiritual dalam asuhan
0.3 4 1.2
keperawatan belum sepenuhnya dilakukan.
Total 1 10 2.6
Bobot Nilai
No EksternalFaktorStrategis Rating (b) Ket
(a) (axb)
D Ancaman
1. Jika terhambatnya proses pengajuan anggaran dana supsidi
0.4 2 1
APBN, akan berdampak pada kinerja rumah sakit sendiri.
2. Persaingan pelayanan kesehatan mata dirumah sakit baik dari
0.4 2 1
Negeri maupun swasta.
3. Berubahnya kebijakan JKN dari free for service menjadi INA
0.2 2 1
CBG’s
Total 1 6 3
Sumbu X (S : W) = SkorKekuatan – SkorKelemahan
= 2.7 – 4 = -1.3
Sumbu Y (O : T) = SkorPeluang – SkorAncaman
= 2.4 – 3 = 0.6
Total 1 10 3
Sumbu X (S : W) = Skor Kekuatan – Skor Kelemahan
= 3 – 2.4 = 0.6
Sumbu Y (O : T) = Skor Peluang – Skor Ancaman
= 2.8 – 3 = - 0.2
2. Matrix Space
Keterangan :
a. Man (Biru) : M1 (X = 0.475, Y = 0.7)
b. Methode (Hijau) : M2 (X = 1.05, Y = 1.28)
c. Material (Orange) : M3 (X = 0.6, Y = 0.6)
d. Money (Merah) : M4 (X = -1.3, Y = 0.6)
e. Marketing (Ungu) : M5 (X = 0.6, Y = - 0.2)
Y
M2
1.28
Kuadran III Kuadran I
Strategi Turn- Strategi Agresif
Around
0.7 M1
M4 0.6 M3
M5
0.2
0 X
-1.3 0.475 0.6 1.05
Kuadran II
Kuadran IV Strategi
Strategi Defensif Diversifikasi
3. Matrix Interaksi SWOT
Strength – S Weakness – W
1. Status kepegawaian perawat yang 1. Sebanyak 7 orang perawat dengan masa
ada diruangan Dahliaa dibedakan kerja 0 - 3 tahun (36.4%), lama kerja
menjadi 2 kategori yaitu Pegawai menentukan kinerja suatu perawat
Negeri Sipil sebanyak 16 orang dan diruangan dan semakin lama seorang
pegawai kontrak Badan Layanan bekerja akan semakin terampil.
Umum sebanyak 3 orang. Pegawai 2. Dari 19 perawat hanya 5 perawat yang
Negeri Sipil lebih produktif dalam mengikuti pelatihan Mahir Mata.
bekerja disbanding pegawai kontrak 3. Sebanyak 12 orang perawat “Kurang
Badan Layanan Umum. Puas” (63,16%), terhadap penggajian,
2. Seluruh perawat sudah memiliki STR jaminan kesehatan, keselamatan dan
dan SIPP. kesempatan untuk meningkatkan
3. 63,16% perawat menjawab bahwa kemampuan dan pengembangan karier.
kepala ruangan memimpin dengan 4. Dari 19 jumlah perawat diruangan
gaya kepemimpinan yang tidak Dahliaa, sebanyak 16 diantaranya belum
otoriter, ini memungkinkan anggota mengikuti pelatihan SP2KP, dan metode
untuk dapat berkembang dan SP2KP belum sepenuhnya dilakukan
menyampaikan pendapatnya. karenan pertimbangan penumpukan
4. Terdapat 9 perawat berjenjang S.Kep pekerjaan pada dinas sore dan tidak ada
Ners, dengan masa kerja yang sudah CCM.
lama di ikuti dengan peningkatan 5. Tenaga perawat yang ada diruangan
pendidikan karena dunia kesehatan sebanyak 19 orang, hal ini tudak cukup
selalu ada perubahan dan memadai karena berdasarkan
peningkatan ilmu pengetahuan. perhitungan kebutuhan tenaga perawat
5. Sebanyak 2 orang sedang menurut perhitungan Douglas jumlah
melanjutkan ke jenjang S1 perawat seharusnya 24 tenaga perawat
Keperawatan, ini memungkinkan
adanya peluang peningkatan 6. Ruangan sudah menerapkan SP2KP
pendidikan ke jenjang pendidikan tetapi belum sepenuhnya dilaksanakan.
yang lebih tinggi. 7. Metode ronde keperawatan dalam
6. Ruangan sudah menerapkan SP2KP belum dilaksanakan.
SP2KP, 8. Kegiatan supervisi belum sepenuhnya
7. Pengetahuan perawat mengenai dilakukan.
SP2KP mencapai 79,7% (baik) 9. Kegiatan asuhan keperawatan belum
8. Pelaksanaan Timbang terima sudah berbudaya spiritual care
dilakukan setiap pergantian shif
dengan persentasi 92,21% ( sangat
baik)
9. Pelaksanaan orientasi pasien sudah
mencapai 100%(sangat baik)
10. Sudah terlaksananya discharge
planning dengan presentase 100%
(sangat baik)
11. Pelaksaan pre dan post conference
sudah dilaksanakan dengan
persentase 81,4% ( cukup baik)
12. Program patient safety mencapai
99,7% ( sangat baik)
13. Pendokumentasian asuhan
keperawatan sudah mencapai 98,5%
(baik)
14. Prosedur tindakan keperawatan
sudah dilaksanakan sesuai SOP
mencapai 92,3 % (baik)
Opportunity – O Strategy SO Strategy WO
1. Adanya peluang yang besar 1. Menyusun program pengembangan 1. Mengoptimalkan tatanan ruangan Dahlia
untuk meningkatkan jenjang SDM (maping) berupa program dengan menerapkan slogan 5 R (Rajin
karir (jabatan dalam pekerjaan) pendidikan formal berkelanjutan Resik, Rapi, Ringkas dan Rawat),
dan adanya peluang mengikuti serta pelatihan. ( S1, S2, S3, O1, O2 , mengoptimalisasikan pemakaina
pelatihan-pelatihan bagi O3). ruangan spol hock untuk menghindari
perawat yang belum mengikuti 2. Meningkatkan kinerja perawat dalam kejadian infeksi nosocomial. Pelebelan
pelatihan seperti pelatihan memberika asuhan keperawatan alat alat yang ada di ruangan, menata
PPGD, BTCLS, Mata Dasar, dalam spiritual care. (S3,S4, S10, ulang pemasangan denah, struktur
Mahir Mata dll. O3,O4) organisasi, penataan ruang tindaakan
2. Tersedianya sumber daya 3. Mengoptimalkan kegiatan Diskusi dan ruang penyimpanan alat kesehatan
manusia yang sudah Refleksi Kasus ( S1, S3, O3) ruang Dahlia ( W6, O3, O5, O6,O7 ).
tersertifikasi STR pada proses 2. Menyusun program pengembangan
penerimaan kepegawaian. SDM (maping) berupa program
3. Tersedianya sumber daya pendidikan formal berkelanjutan serta
manusia yang dapat pelatihan. (W1, W2, , O1,O2,O3)
memberikan peningkatan 3. Mengoptimalkan pemberian asuhan
pelayanan asuhan keperawatan keperawatan berupa : diskusi refleksi
dengan baik. kasus, Spiritual care di ruangan Dahlia.
4. Adanya kerja sama dengan (W4, O1,O2,O10)
institusi Pendidikan
5. Sudah tersedianya fasilitas
yang menunjang untuk
pengelolaan infeksi nosocomial
oleh Pokja PPI.
6. Adanya kerjasama yang baik
antara pihak institusi pendidikan
dengan rumah sakit.
7. Ada kebijakan pemerintah
tentang profesionalisme
keperawatan.
8. Kepuasana pasien 96,6 % (
baik)
9. Sudah terdapat lembaga PKRS.
10. Pembuatan SPO 100% (baik)
oleh masing-masing kelompok
kerja.
Intrepretasi Matrixs :
Dari di atas berada pada sel I, dan IV yang paling cocok dengan strategi
grow and built. Strategi yang umum di pakai adalah strategi intensif
(penetrasi pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrase ke
belakang, integrasi kedepan, dan integrase horizontal) bisa menjadi yang
paling tepat bagi divisi – divisi ini.
a. Market Penetration/Penetrasi pasar
Adalah strategi untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk
atau jasa dalam pasar yang ada sekarang melalui usaha-usaha
pemasaran untuk intensif. Strategi ini dipilih bila pasar sekarang belum
jenuh, penggunaan dari pelanggan meningkat, pangsa pasar dari
pesaing menurun sedang penjualan total dari industri meningkat
Kegiatan yang dilakukan di Ruang Dahlia adalah Mengoptimalkan
fasilitas sarana dan proses perawatan.
b. Product Development/Pengembangan produk
Adalah strategi yang berusaha meningkatkan penjualan dengan
jalan membuat produk baru. Strategi ini dipilih bila organisasi belum
mempunyai produk baru untuk menarik pelanggan terhadap produk
baru. Dengan mengoptimalkan spiritual care dan pemberian pelayanan
prima visi dan misi ruangan Dahlia.
Alternatif Strategi
Keterangan:
2 3
1 Mengoptima Mengoptimalkan
Mengoptiml lkan sarana dan
FAKTOR KUNCI BOBOT
lkan metode pelayanan prasarana untuk
SP2KP asuhan penataan ruang
keperawatan perawatan
AS TS AS TS AS TS
OPPORTUNITY
Adanya peluang yang besar untuk
meningkatkan jenjang karir (jabatan
dalam pekerjaan) dan adanya peluang
mengikuti pelatihan-pelatihan bagi 0.1 2 0.2 3 0.3 1 0.1
perawat yang belum mengikuti pelatihan
seperti pelatihan PPGD, BTCLS, Mata
Dasar, Mahir Mata dll
Tersedianya sumber daya manusia yang
sudah tersertifikasi STR dan SIPP pada 0.12 3 0.36 3 0.36 2 0.24
proses penerimaan kepegawaian
THREATH
Kebebasan pers mengakibatkan
mudahnya penyebaran informasi hasil 0.12 3 0.36 3 0.36 3 0.36
asuhan keperawatan dalam masyarakat
Tuntutan masyarakat akan pelayanan
yang maksimal dalam Ruang Perawatan 0.12 3 0.36 4 0.48 3 0.36
Kelas 3
STRENGHT
Ruangan sudah menerapkan SP2KP 0.15 4 0.6 3 0.45 2 0.3
Kegiatan asuhan keperawatan
0.15 2 0.3 4 0.6 1 0.15
berbudaya spiritual care
WEAKNESS
Sebanyak 12 orang perawat “Kurang
Puas” (63,16%), terhadap penggajian,
jaminan kesehatan, keselamatan dan 0.14 3 0.42 2 0.28 2 0.28
kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan dan pengembangan karier.
Kegiatan supervisi belum sepenuhnya
0.1 2 0.2 2 0.2 1 0.1
dilakukan
Total 1 22 2.8 24 3.03 15 1.89