Anda di halaman 1dari 7

A.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami keragama
n komunitas suatu ekosistem tertentu melalui indeks keragaman, indeks dominasi dan indeks
kemerataan.
B. Dasar Teori
Keanekaragaman dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingk
ungan. Aktor genetik atau faktor keturunan adalah sifat dari makhluk hidup itu sendiri yang d
iperoleh dari induknya. Faktor genetik ditentukan oleh gen atau pembawa sifat. Faktor lingku
ngan adalah faktor dari luar makhluk hidup yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan kimia
dan lingkungan biotik. Lingkungan biotik misalnya suhu, kelembaban cahaya, dan tekanan u
dara. Lingkungan kimia misalnya makanan, mineral, keasaman dan zat kimia buatan. Lingku
ngan biotik misalnya mikro organisme, tumbuhan, hewan dan manusia. Kelimpahan setiap sp
esies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesie
s yang ada dalam komunitas dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatif. Secar
a bersama-
sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas
(Basri, 1992).
Di dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ekologi meru
pakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan antara pendekatan hipotesis deduktif yang
menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji mengenai penjelasan hipotesis dari
fenomena-fenomena ekologis (Campbell, 2000).
Komunitas dari suatu ekosistem memiliki ciri-
ciri tertentu. Salah satu karakternya adalah keragaman jenis organisme yang menjadi penyusu
nannya. Namun keragaman suatu komunitas suatu ekosistem dinyatakan tidak hanya cukup m
enyebut jenis organisme kecuali dilengkapi dengan informasi tentang banyaknya individu seti
ap populasi atau jenis organisme yang menjadi penyusunnya komposisi atau karakteristik ker
agaman ditentukan oleh banyaknya spesies organisme tersebut dan perbandingan jumlah indi
vidu seluruh spesies (Caudill, 2005).
Komunitas diberi nama dan digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang do
minan, habitat fisik atau kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakaukan dalam set
iap lokasi tertentu berdasarkan pada pembebasan zona atau gradien yang terdapat dalam daer
ah tersebut. Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin beragam komunitasnya kar
ena batas yang tajam terbentuk oleh perubahan yang mendadak dalam sifat fisik lingkungan.
Angka perbandingan antara jumlah spesies dan jumlah total individu dalam suatu komunitas
dinyatakan sebagai keragaman spesies. Hal ini dikaitkan dengan kestabilan lingkungan dan b
eragam dengan komunitas berbeda. Keragaman sangatlah penting dalam menentukan batas k
erusakan yang dilakukan terhadap sistem alam oleh turut campuran manusia. Diantara banyak
organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya beberapa spesies atau grup yang mempe
rlihatkan pengendalian yang nyata dalam mengfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentinga
n relatif dari organisme dalam suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisi taksonominya, na
mun oleh jumlah, ukuran, produksi dan hubungan lainnya (Michael, 1990).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari / Tanggal : Sabtu, 03 Mei 2014
Pukul : 10.00 – 112.00 wita
Tempat : Lapangan Depan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Negeri Alauddin Makassar
Samata, Gowa.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah plot berukuran 1 X 1 meter,
jaring perangkap serangga, buku dan pulpen.

2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah lahan dan serangga.
E. Cara Kerja
Adapun prosedur kerja di dalam melakukan praktikum ini adalah:
1. Menyediakan plot yang berukuran 1 x 1 meter.
2. Meletakkan plot tersebut pada suatu lokasi tempat secara acak, lalu membiarkan selama 2 men
it.
3. Menangkap jenis serangga yang terbang dengan menggunakan jaring dan menghitung serangg
a yang ada dipermukaan serta menghitung serangga yang ada dipermukaan sera menghitung s
erangga yang terdapat di dalam plot tersebut.
4. Mengulangi percobaan sebanyak 10 kali.
5. Mencatat seluruh hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
F. Hasil Pengamatan
1. Plot I
Jumlah -
No. Spesies ni/N log ni/N ni/N2
(ni) (ni/n) x log ni/N

1. Semut merah 2 0,4 -0,39 0,16 0,08


2. Belalang coklat kecil 2 0,4 -0,39 0,16 0,08
3. Semut hitam 11 2,2 0,34 -0,75 -0,44

4. Spesies A 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

5. Kupu-kupu 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

2. Plot II
-
No Jumlah (ni
Spesies ni/N log ni/N (ni/n) x log ni/ ni/N2
. )
N

1. Kupu-kupu 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

2. Capung jarum 1 0,2 -0,69 0,14 0,04


Belalang coklat keci
3. 8 1,6 0,20 -0,32 0,32
l

4. Belalang hijau 2 0,4 -0,39 0,16 0,08

5. Semut hitam 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

3. Plot III

Jumlah -
Spesies ni/N log ni/N ni/N2
No. (ni) (ni/n) x log ni/N

1. Belalang hijau 3 0,75 -0,12 0,09 0,19

2. Belalang coklat 5 1,25 0,09 -0,11 0,31

3. Lalat 2 0,5 -0,30 0,15 0,13

4. Semut hitam 5 1,25 0,09 -0,11 0,31

4. Plot IV
Jumlah -
Spesies ni/N log ni/N ni/N2
No. (ni) (ni/n) x log ni/N
1. Capung jarum 2 0,28 -0,55 0,15 0,04
2. Belalang coklat 2 0,28 -0,55 0,15 0,04
3. Jangkrik 1 0,14 -0,85 0,12 0,02

4. Belalang hijau 2 0,28 -0,55 0,15 0,04

5. Belalang coklat besar 1 0,14 -0,85 0,12 0,02


6. Kupu-kupu 1 0,14 -0,85 0,12 0,02

7. Spesies A 1 0,14 -0,85 0,12 0,02


5. Plot V
Jumlah -
Spesies ni/N log ni/N ni/N2
No. (ni) (ni/n) x log ni/N
1. Belalang Hijau 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

2. Semut hitam 10 2 0,3 0,6 0,4

3. Belalang coklat kecil 5 1 0 0 0,2


4. Belalang hijau runcing 1 0,2 -0,69 0,14 0,04
5. Capung besar 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

6. Plot VI
Jumlah -
No. Spesies ni/N log ni/N ni/N2
(ni) (ni/n) x log ni/N

1. Semut hitam 6 1,2 0,08 -0,09 0,24

2. Lalat 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

3. Belalang hijau 2 0,4 -0,39 0,16 0,08

4. Belalang coklat kecil 2 0,4 -0,39 0,16 0,08

5. Capung jarum 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

7. Plot VII
Jumlah -
Spesies ni/N log ni/N ni/N2
No. (ni) (ni/n) x log ni/N

1. Semut hitam 35 7 0,84 -5,88 1,4

2. Capung jarum 3 0,6 -0,22 0,13 0,12

3. Spesies B 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

4. Spesies A 1 0,2 -0,69 0,14 0,04

5. Belalang hijau 1 0,2 -0,69 0,14 0,4

8. Plot VIII
-
No Jumlah (ni
Spesies ni/N log ni/N (ni/n) x log ni/ ni/N2
. )
N
1. Laba-laba 1 0,2 -0,69 0,14 0,04
Belalang coklat keci
2. l 5 1 0 0 0,2

3. Belalang hijau 2 0,4 -0,39 0,16 0,08

4. Semut hitam 5 1 0 0 0,2


5. Spesies D 1 0,2 -0,69 0,14 0,04
9. Plot IX
-
Jumlah (ni
No Spesies ni/N log ni/N (ni/n) x log ni/ ni/N2
)
. N
1. Semut hitam 12 4 0,60 -2,40 1,33
Belalang coklat keci
2. 1 0,33 -0,48 0,16 0,11
l
3. Capung jarum 1 0,33 -0,48 0,16 0,11
10. Plot X
-
Spesies Jumlah (ni) ni/N log ni/N ni/N2
No (ni/n) x log ni/N
1. Belalang coklat kecil 3 0,5 -0,30 0,15 0,08
2. Belalang coklat besar 1 0,17 -0,77 0,13 0,03
3. Spesies C 1 0,17 -0,77 0,13 0,03
4. Lalat 1 0,17 -0,77 0,13 0,03
5. Semut hitam 22 3,67 0,56 2,05 0,61
6. Spesies D 1 0,17 -0,77 0,13 0,03

Rekapitulasi Data Keseluruhan Plot


Jumla -
log ni/
No. Spesies h DM ni/N (ni/n) x log ni/ ni/N2
N
(ni) N
0,00
1. Semut merah 2 0,2 0,12 -0,92 0,11
7
0,11
2. Belalang coklat kecil 33 3,3 1,94 0,29 -0,56
4
11, 0,39
3. Semut hitam 115 6,76 0,83 -5,61
5 8
0,01
4. Kupu-kupu 3 0,3 0,18 -0,74 0,13
0
0,04
5. Belalang hijau 13 1,3 0,76 -0,12 0,09
4
0,00
6. Belalang coklat besar 1 0,1 0,06 -1,22 0,07
3
0,01
7. Lalat 4 0,4 0,24 -0,62 0,15
4
0,02
8. Capung jarum 8 0,8 0,47 -0,33 0,16
7
0,00
9. Jangkrik 1 0,1 0,06 -1,22 0,07
3
0,00
10. Laba-laba 1 0,1 0,06 -1,22 0,07
3
0,00
11. Belalang coklat besar 1 0,1 0,06 -1,22 0,07
3
Belalang hijau runcin 0,00
12. 1 0,1 0,06 -1,22 0,07
g 3
0,00
13. Capung besar 1 0,1 0,06 -1,22 0,07
3
0,01
14. Spesies A 3 0,3 0,18 -0,74 0,13
0
0,00
15. Spesies B 1 0,1 0,06 -1,22 0,07
3
0,00
16. Spesies C 1 0,1 0,06 -1,22 0,07
3
0,00
17. Spesies D 2 0,1 0,12 -0,92 0,11
7
Jumla 11,2 0,65
17 191 19 -13,03 -4,73
h 5 5

Jadi :
a. Indeks keragaman = ∑ -(ni/N) x log ni/N
= -4,7
b. Dominansi = ∑ DM
= 19
c. Indeks kemerataan = ∑ Hi/DM
= 4,7/19
= 2,47 x 10-1
G. Pembahasan
Pada praktikum indeks keanekaragaman serangga di lingkungan kampus, menggunak
an alat yaitu plot yang berukuran 1 x 1 yang terbuat dari bambu. Dari percobaan yang telah di
lakukn mengenai keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dilakukan pengambilan samp
el dengan metode plot acak. Metode acak digunakan dua cara untuk menganalisis data atau m
enghitung suatu keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan indeks Simpson dan in
deks Shannon-
Weiner. Pada indeks Simpson terdapat dua rumus yaitu untuk menghitung jenis dominansi da
n keanekaragaman jenis dalam komunitas tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan untuk melihat komunitas suatu lahan maka dapat dilak
ukan pengamatan secara acak dengan menggunakan 10 plot. Telah ditemukan beberapa maca
m serangga seperti: semut merah, belalang cokelat kecil, semut hitam, spesies A, kupu-
kupu, capung jarum, belalang hijau, lalat, jangkrik belalang cokelat besar, belalang hijau runc
ing, capung besar, spesies B, laba-
laba, spesies D, spesies C. Maka dari pengamatan tersebut di dapatkan indeks keseragaman p
ada jenis dominansi A yaitu sebanyak -
4,7 dimana hal ini termasuk dalam kriteria dominansi rendah. Pada indeks Simpson terdapat
dua rumus yaitu untuk menghitung jenis dominansi dan keanekaragaman jenis dalam komuni
tas tersebut. Pada jenis dominansi B yaitu sebanyak 19. Pada jenis tanaman C yaitu sebanyak
2,47 x 10-
1
. Keanekaragaman dan dominansi yang tinggi, sedang dan rendah dapat disebabkan oleh beb
erapa faktor yaitu umur suatu komunitas, tingkat kestabilan, tingkat suksesi, waktu, heterogen
itas, stabilitas lingkungan, produktivitas dan penyesuaian diri setiap individu terhadap faktor-
faktor fisik dan biologi pada komunitas tersebut.
Hasil dari rekapitulasi dari keseluruhan plot yaitu dari plot 1 sampai plot 10 telah dip
eroleh jumlah keseluruhan spesies yang ditemukan adalah 17. Diantara semua jenis serangga
yang telah ditemukan, spesies belalang dan semut yang paling sering muncul pada setiap plot
yang diletakkan secara acak. Berdasarkan dari hasil yang diperoleh tersebut menggambarkan
bahwa di lingkungan sekitar kampus II UIN Alauddin Makassar yaitu pada tempat pengambil
an sampel tersebut masih kurang stabil, dalam arti lingkungan tempat pengambilan sampel ter
pengaruh oleh hal-
hal yang bisa membuat populasi serangga di tempat itu berkurang, pencemaran yang terjadi d
isekitar kampus telah memberi pengaruh yang cukup berarti pada serangga yang berada disek
itar daerah kampus. Lingkungan tempat pengambilan sampel yang menjadi habitat yang tidak
cocok untuk serangga-
serangga tersebut, sehingga jumlah spesies serangga yang ada cenderung dalam jumlah yang
banyak dan ada juga yang sedikit.
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah bahwa lingkungan disekitar kampus II
UIN Alauddin Makassar yaitu masih kurang stabil, dalam arti lingkungan tempat pengambila
n sampel telah terpengaruh oleh hal-
hal yang dapat membuat serangga di tempat itu berkurang, pencemaran yang terjadi disekitar
kampus sudah memberi pengaruh yang cukup berarti pada serangga yang berada disekitar ka
mpus. Lingkungan yang menjadi tempat pengambilan sampel menjadi habitat yang tidak coc
ok untuk serangga-
serangga tersebut, sehingga jumlah spesies serangga terdapat di areal tersebut cenderung dala
m jumlah yang banyak dan ada juga yang sedikit. Adapun dari pengamatan tersebut didapatk
an indeks keragaman pada jenis dominansi A yaitu sebanyak -
4,7, hal ini termasuk dalam kriteria yang rendah. Begitu halnya dengan jenis hewan lain.

DAFTAR PUSTAKA
Basri Jumin, Hasan. Ekologi Tanaman. Jakarta: Rajawali Press, 1992.
Campbell, Neil A. dkk. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2000.
Caudil, Herb. Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia. Jakarta: Millenium Ecosystem
Assessment, 2005.
Michael, P. Ekologi Untuk Penyediaan Lahan dan Laboratorium. Jakarta: Universitas Indonesia Press
, 1990.

Anda mungkin juga menyukai