Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena
dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain,
dengan bahasa seseorang dapat berkomunikasi ataupun bersosialisasi dengan orang lain.

Dengan kata lain bahwa bahasa seseorang dapat


berkomunikasi dan beradaptasi dengan manusia lain, seperti
yang dikatakan oleh Kridalaksana (1983) dan Joko Kentjono
(1982) bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang
digunakan oleh para kelompok sosial untuk bekerjasama,
berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa bersifat
manusiawi, artinya bahasa sebagai alat komunikasi verbal hanya
dimiliki oleh manusia.

Untuk mengetahui dan menguasai bahasa manusia harus belajar, tanpa belajar manusia
tidak akan mungkin berbahasa. Tiap–tiap orang mempunyai variasi bahasa sendiri, yang
disebut idiolek. Variasi idiolek ini berkenan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa,
susunan kalimat dan sebagainya. Jika akrab dengan orang lain dengan hanya mendengar
suara bicaranya saja kita dapat mengenalnya. Tiap–tiap idiolek mempunyai perbedaan–
perbedaan kecil dalam menggunakan bahasanya, akan tetapi tidak lari dari garis kasar
bahasanya.

Idiolek–idiolek yang lebih banyak menunjukan persaman


dengan ideolek lain dapat digolongkan dalam suatu kumpulan
kategori yang disebut dialek (nababan, 1993). Menurut Abdul
Chaer, Leoni Agustina (1995) dialek adalah variasi bahasa dari
sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada
suatu tempat, wilayah atau area tertentu.

Para penutur dalam suatu dialek mempunyai idiolek masing–masing, namun mereka
memiliki kekhasan ciri yang menandai bahwa mereka berada dalam satu dialek. Misalnya
saja Bahasa Melayu Dilake Deli Medan (BMDDM) memiliki ciri tersendiri yang berbeda
dengan ciri yang dimiliki oleh bahasa Melayu dialek lainnya, seperti bahasa melayu dialek
Jakarta, bahasa Melayu dialek Riau dan sebagainya. Para penutur bahasa Melayu dialek
melayu Medan dapat berkomunikasi dengan para penutur bahasa Melayu dialek Jakarta atau
dialek lainnya, karena dialek-dialek tersebut masih termasuk bahasa yang sama , yaitu bahasa
Melayu. Memang kesaling pengertian antara penutur dari suatu dialek dengan anggota dialek
lain bersifat relatif, bisa besar, bisa kecil atau bisa juga sangat kecil. Berdasarkan hal di atas
perlu diadakan penelitian tentang bahasa Melayu dialek Deli Medan.

1.2 Kajian Teori


Menurut Kridalaksana (1983) dan Joko Kentjono (1982) bahasa adalah sistem lambang
bunyi arbitrer, yang digunakan oleh para kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi
dan mengidentifikasikan diri. Bahasa bersifat manusiawi, artinya bahasa sebagai alat
komunikasi verbal hanya dimiliki oleh manusia.
Menurut Abdul Chaer, Leoni Agustina (1995) dialek adalah variasi bahasa dari
sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah atau
area tertentu.
Menurut Soekono Wirjosoedarmo (1987) dalam bukunya Tata Bahasa Bahasa Indonesia
mengatakan bahwa ada empat macam kalimat majemuk, yaitu kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk berganda.
Selanjutnya Soekono Wirjosoedarmo menyebutkan kalimat majemuk sama dengan kalimat
tersusun.

1.3 Metode Penelitian


Secara umum kajian ini menggunakan pendekatan tatabahasa Transformasi Generatif
(TG). Teori ini berdasarkan prinsip tatabahasa itu sendiri,yaitu sebagai "a grammer which
generates -describes, defines, characterizes, specifies, enumerates, or predics, all of and only
the well- formed sentences of the languages: a sentences- generating grammer. ( Halle,
1962). Sebagai dasar untuk menganalisis Kalimat Majemuk BMDDM penulis menerapkan
dua konsep dasar teori TG, Yaitu konsep Struktur Oalaman (SD) dan Struktur Permukaan
(SP). Struktur Dalaman (SD) ini dihubungkan dengan Struktur Permukaan (SP) melalui
proses- proses Transformasi. Untuk memudahkan analisis proses penerbitan kalimat dari
Struktur Dalaman (SD menjadi Struktur Permukaan (SP) akan digambarkan dengan rajah-
rajah pohon (constituent- structure tree diagram).
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membicarakan analisis Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dilake Deli Medan
(BMDDM). Dalam kajian ini analisis Kalimat Majemuk menggunakan teori transformasi
Generatif (TG),diharapkan dapat melengkapi lagi pembicaran tentang Kalimat Majemuk.
Berdasarkan kajian yang telah pengkaji dapati di lapangan, Kalimat Majemuk BMDDM
terdiri dari ; (i) Kalimat Majemuk Setara (ii) Kalimat Majemuk Bertingkat (iii) Kalimat
Majemuk Campuran Di bawah ini akan diuraikan analisis Kalimat Majemuk tersebut.
Kalimat Majemuk Setara Dalam BMDDM Kalimat Majemuk Setara sering digunakan.
Kalimat Majemuk Setara ialah Kalimat Majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal
yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Kalimat
Majemuk Setara BMDDM dalam bentuk rumus dapat diuraikan seperti berikut :
K → KH Kn = 2 atau lebih
Berdasarkan rumus di atas, Kalimat Majemuk Setara ialah kalimat yang terdiri dari
sekurang-kurangnya dua kalimat yang bertaraf setara dan digabungkan. Dengan penggunaan
kata hubung. Kata hubung yang digunakan dalam kalimat Majemuk Setara ini antara lain:
dan, kemudian, tapi. Dalam BMDDM Kalimat Majemuk Setara digabungkan dengan cara:
(a) Tanpa pengguguran bagian – bagian dalam kalimat (b) Pengguguran bagian yang sama
dlam kalimat (c) Penggunaan kata hubung.
A. Tanpa Pengguguran Bahagian – Bahagian dalam Kalimat
Contoh – contoh Kalimat Majemuk Setara BMDDM dapat dilihat seperti di bwah ini:
1. [adek merase malu] K1 kemudian [ei menages] K2 ‘Adik merasa malu
kemudian dia mengais’.
Kalimat (1) terdiri dari dua kalimat, yaitu K1 dan K2, yang digabungkan dengan kata
hubung kemudian. Hubungan antara kalimat – kalimat dalam contoh ini akan
diperlihatkan seperti di bawah ini.
K

K1 KH K2

Ade mesase malu Kemudian ie menanges


contoh – contoh lain seperti dibawah ini
2. [abah pegi ke padang] K1 dan [emak menanak nasi]K2
Ayah pergi ke ladang dan emak mananak nasi'
3. [Emak belanje ke pekan]K1 sedang [akak ke sekolah]K2
'Emak belanja ke pasar sedang kakak ke sekolah'

B. Pengguguran Bahagian yang Sama dalam Kalimat:


a) Pengguguran subjek yang sama
Contoh-contoh Kalimat Majemuk Setara dalam BMDDM dapat dilihat seperti di
bawah ini:
2. [Pak cik tejatoh dari sampan]K1 [tesangkot di semak-semak]K2
'Pak cik terjatuh dari sampan tersangkut di semak-semak'
Kalimat (4) terdiri dari dua kalimat, yaitu K1 dan K2. K1 digabungkan dengan tanda
koma. K2 telah mengalami transformasi pengguguran subjek (S) yang sama dengan
Subjek K1, yaitu Pak cik.
Struktur dasar Kalimat, seperti di bawah ini:
4.a. [Pak cik tejatoh dari sampan]s tesangkot di semak-semak dan [pak cik]s
tesangkot di semak-semak.
Struktur kalimat di atas diperlihatkan dalam rajah pohon seperti di bawah ini :
Setelah mengalami penguguran subjek yang sama dan kata hubung dan, struktur kalimat
yang terhasil adalah seperti di bawah ini.
Contoh-contoh lain adalah sebagai berikut 5. [Abah] merase malu]K1 [balek
kerumah]K2 'Ayah merasa malu pulang kerumah' 6. [Pencuri]s ian ditangkap
orang ramai]K1 [dibawe ke kantor polisi]K2 'Pencuri itu ditangkap orang ramai
dibawa ke kantor polisi
b. Penguguran Predikat yang Sama Kalimat majemuk yang digabungkan dengan cara ini
adalah seperti berikut; 7. [Abah]K1 dan [emak pegi ke rumah atok]K2 'Ayah
dan emak pergi ke rumah atok'
Kalimat (7) di atas terdiri dari K1 dan K2 yang digabungkan oleh kata hubung . Predikat
pada K1 telah mengalami transformasi penguguran. Struktur dasar kalimat (7) di atas
adalah seperti (7a) di bawah ini : (7a) [abah[pegi ke rumah atok]p dan emak [pegi ke
rumah atok]p Struktur dasr kalimat (7a) dalam rajah pohon adalah seperti dibawah ini ;
© 2004 Digitized by USU digital library 8
Setelah mengalami tranformasi penguguran predikat yang sama, maka lahirlah kalimat
seperti dibawah ini :
Contoh-contoh lain seperti berikut : 8. [Adek] K1 dan [akak belanje ke pekan]p]K2
'Adik dan kakak belanje ke pasar' 9. [Pak cik]K1 dan [mak cik] pegi ke padang]p]K2
'Pak cik dan mak cik pergi ke ladang'
5.3 Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat Majemuk Bertingkat ialah kalimat yang
hubungan pola-pola kalimatnya tidak sederajat. Pola yang lebih tinggi derajat atau
kedudukannya adalah induk kalimat. Kalimat Majemuk Bertingkat BMDDM dalam
bentuk rumus dapat diuraikan seperti berikut : Ket → [KH K2] Rumus di atas
menyatakan bahwa Kalimat keterangan (Ket) terdiri dari kata hubung dan K2. K2 ialah
kalimat kecil yang dipancangkan ke dalam kalimat induk melalui kata hubung. Ket
dipancangkan ke dalam P, kalimat induk yaitu berada di bawah FN atau FK, kedudukan
keterangan dalam kalimat induk diperlihatkan seperti berikut :
Kedudukannya tidak tetap. Ket boleh hadir di belakang ataupun di hadapan kalimat
induk. Kata hubung yang digunakan dalam Kalimat Majemuk Bertingkat adalah, make
'maka', sebab, supaye 'supaya'. Contoh-contoh Kalimat Majemuk Bertingkat dalam
BMDDM adalah seperti berikut : 9. Anak ian menggaru-garu saje [sebab[ digigit
nyamuk] K2] Ket.
© 2004 Digitized by USU digital library 9
10. 'Anak itu mengggaruk-garuk saja digigit nyamuk' Ket dalam kalimat (10) terdiri
dari kata sebab, yang diikuti oleh K2. K2 telah mengalami transformasi penguguran FN
subjek 'Anak ian'. Struktur dasar K2 ialah 'Anak ian menggaru-garu digigit nyamuk'. Dengan
demikian struktur dasar kalimat (10) ialah 10.a

Dengan penguguran FN Subjek dalam K2, maka terbitlah struktur kalimat seperti kalimat
(10) diatas dan tergambar dalam rajah pohon yang berikut :
Contoh-contoh lain seperti berikut : 11. Pembalok- pembalok ian mengilerke kayunye
selagi naek aer pasang 'Pekerja balok itu menghilirkan kayunya selagi air pasang' .
11. Ie sudah beristerike anak tetangge kite [make haruslah ie dipanggil]K2Ket Dia
sudah beristrikan anak tetangga kita maka haruslah dia dipanggil'
5.4 Kalimat Majemuk Campuran Dalam BMDDM suatu kalimat dapat terdiri dari satu
kalimat tunggal atau kalimat yang mengandung lebih dari satu jenis kalimat, yang dikenal
sebagai Kalimat Majemuk Campuran. Kalimat Majemuk Campuran ini terdiri dari campuran
Kalimat Tunggal dengan Kalimat Majemuk atau deretan berbagai-bagai jenis kalimat
majemuk. Kalimat Majemuk Campuran biasanya panjang. Berdasarkan strukturnya
Kalimat Majemuk Campuran BMDDM terdiri dari a) Campuran kalimat tunggal dengan
kalimat Majemuk b) Deretan Kalimat yang dibina melalui proses gabungan c) Campuran
kalimat majemuk yang terdiri dari deretan berbagai-bagai kalimat majemuk
© 2004 Digitized by USU digital library 10
A. Kalimat Majemuk Campuran antara Kalimat Tunggal dengan Kalimat Majemuk
Dalam BMDDM Kalimat Majemuk Campuran antara Kalimat Tunggal dengan Kalimat
Majemuk adalah seperti berikut: 13. [Adek tendak pegi sekolah]K1 [make tidor
terus]K2[ie pegi ke tempat bemaen] 'Adik tak mau pergi sekolah, maka
tidur terus, ia, pergi ke tempat bermain' Kalimat di atas terdiri dari kalimat campuran
Kalimat Tunggal dengan Kalimat Majemuk. Kalimat pertama yaitu: "Adek tendak pegi
sekolah". Kalimat ini digabungkan dengan kalimat kedua dan kalimat ketiga melalui tanda
koma. Kalimat kedua dan ketiga merupakan deretan kalimat Majemuk gabungan yang terdiri
dari "maka tidor terus" dan "ie pegi ke tempat bemaen". Deretan kalimat tunggal dan
kalimat majemuk di atas dihubungkan dengan kata hubung (KH) make "maka". Secara
keseluruhan kalimat (13) mempunyai K1 yang terdiri dari kalimat tunggal, dihubungkan
dengan K2 dan seterusnya dihubungkan dengan K3 yang merupakan kalimat tunggal.
Struktur kalimat ini dapat digambarkan dalam rajah pohon seperti dibawah ini .
bemaen Contoh-contoh lain seperti berikut : 14. [Emak mengambek sireh]K1. [dibagi
kepade mak cik]K2 15. [Abah memelihare budak ian]K1 [dipeliharenye dengan
sayang]K2
B. Deretan Kalimat Yang Dibina Melalui Proses Gabungan Gabungan kalimat ini
berdasarkan Kalimat Bertingkat yang memerihal peristiwa secara berurutan. Contoh
Kalimatnya seperti berikut : 16 [Atok memberi nasehat]K1 make semue orang
tediam]K2 [kemudian pulang ke rumah maseng-maseng]K3 'Atok memberi
nasihat, maka semua orang terdiam, kemudian pulang kerumah masing-masing'
Kalimat (16) terdiri dari kalimat campuran berdasarkan deretan kalimat yang dibina melalui
kalimat bertingkat yang memerihal suatu peristiwa secara berurutan. Dengan demikian
struktur dasar kalimat (16) adalah seperti berikut :
© 2004 Digitized by USU digital library 11
Contoh-contoh lain seperti berikut : 17. [Emak membasoh seluar]K1, [lalu
menjemornye di luar]K2 [dan setelah kereng menggosoknye]K3 18. Polisi
ian menangkap pencuri]K1 [Ialu memasukkannye ke penjare]K2 [dan
menghukumnye]K3
C. Kalimat Majemuk Campuran Yang Terdiri Dari Deretan Berbagai-bagai Kalimat
Majemuk Contoh-contoh kalimat majemuk ini dalam BMDDM adalah seperti berikut:
19. [Abah memanggel adek dan diberinye uang]K1, [disurohnya membeli
makanan]K2. 'Ayah memanggil adik dan memberinya uang, kemudian disuruhnya
membeli makanan. Demikian pula dengan kalimat ketiga, kalimat ini digabungkan
melalui tanda koma. Kalimat gabungan ini digabungkan dengan kalimat ketiga (setelah
mengalami penggugran subjek). Secara keseluruhan kalimat (19) mempunyai K1 yang terdiri
dari kalimat majemuk gabungan digabungkan dengan K2. Struktur kalimat tersebut
digambarkan dalam rajah pahan seperti di bawah ini
Contah-contah lain seperti berikut : 20. [Emak membeli sayar dan dimasak]K1
[kemudian dihidangkan di meje]K2 21. [Makcik menyuruh memanggel akan dan
diberi nasehat]K1 kemudian menyuruhnye pulang]K2

Anda mungkin juga menyukai