Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan.
Penamaannya berasal dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat
adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang
dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerjaberdasarkan
induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi listrik yaitu di sisi stator,
sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di induksikan melalui celah udara dari stator dengan
media elektromagnet. Hal inilah yang menyebabkannya diberi nama motor induksi
Motor induksi tidak memiliki sikat atau komutator yang digunanakan adalah “medan magnet
yang berotasi” yang dihasilkan oleh arus bolak balik yang dilepaskan secara cepat, tetapi dalam
ukuran yang tepat, pada serangkain “golongan luar” yang disebut stator sehingga dihasilkan pola
medan magnet yang berputar bagian inti gulungan merupakan batang rotor. Medan magnet stator
menghasilkan aliran pada rotor yang juga bersifat electromagnet. Saat pola medan magnet
berputar rotor “tertarik”.
Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam
berbagai bidang industri, sedangkan motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase
yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas
angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai
daya keluaran yang rendah.

II. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang seperti yang tertera di atas, permasalahan yang akan dibahas antara
lain sebagai berikut :
1. Bagaimana kostruksi dari motor asinkron/motor induksi?
2. Bagaiman prinsip kerja dari motor asinkron/motor induksi?
3. Apakah yang dimaksud dengan torsi?
4. Apakah yang dimaksud dengan efisiensi?

III. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Mengetahui kostruksi dari motor asinkron/motor induksi.
2. Mengetahui prinsip kerja dari motor asinkron/motor induksi.
3. Mengetahui tentang apakah itu torsi.
4. Mengetahui apakah itu efisiensi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSTRUKSI MOTOR ASINKRON/MOTOR INDUKSI

Sebuah motor induksi terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:


a. Stator

Stator merupakan bagian yang diam dari suatu motor induksi tiga fasa. Stator pada
motor induksi pada prinsipnya sama dengan stator pada motor sinkron. Stator terbuat dari
sejumlah lamel yang menbentuk slot atau tempat belitan.
Inti stator terbuat dari lapis-lapis pelat-baja beralur yang didukung dalam rangka stator
yang terbuat dari besi tuang atau pelat-baja yang dipabrikasi.
Stator merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya. Stator dibuat dari
sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini
dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar
120 derajat.
Pada prinsipnya stator dari motor induksi sama seperti stator pada generator sinkron.
Stator dibuat sedemikian rupa yang mempunyai alur-alur sebagai tempat kawat-kawat
kumparan. Gulungan stator adalah adalah gulungan 3fasa dan dengan mengatur gulungan
ini dapat menentukan jumlah kutub dengan demikian dapat juga menentukan sinkron: (pak
teguh)
120 f
Ns=
p
Secara detail bagian-bagian sebuah stator motor induksi adalah:
a. Badan stator, merupakan bagian yang terbuat dari besi tuang dimana pada bagian luarnya
dikonstruksikan bersirip-sirip untuk memperluas daerah pelepasan panas motor.
b. Inti stator terbuat dari beberapa lapisan besi lunak atau baja silikon yang direkatkan. Inti
stator juga sering disebut sebagai alur stator.
c. Belitan stator atau kumparan stator merupakan tempat terjadinya medan magnet yang
ditempatkan pada alur stator motor. Kumparan stator dirancang agar membentuk jumlah
kutub tertentu, untuk menghasilkan jumlah putaran yang diingankan.

Berdasarkan bentuknya, kumparan yang sering dipakai pada kumparan stator ada dua
jenis, yaitu:
a. kumparan gelung
b. kumparan rantai.
b. Rotor

Rotor adalah bagian dari motor listrik atau generator listrik yang berputar pada sumbu rotor.
Perputaran rotor di sebabkan karena adanya medan magnet dan lilitan kawat email pada rotor.
Sedangkan torsi dari perputaran rotor di tentukan oleh banyaknya lilitan kawat dan juga
diameternya.
Rotor merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan stator
yang diinduksikan kepada kumparan rotor. Rotor terdiri dari inti rotor dan kumparan rotor.
Adapun jenis rotor dalam motor induksi tiga fasa yaitu rotor belitan dan rotor sangkar.

Rotor Belitan

Rotor Sangkar
Pada rotor terdapat kawat rotor yang terbuat dari tembaga atau almunium. Berdasarkan cara
merangkai kawat rotor ada dua tipe dasar yaitu:
1. Rotor sangkar. Terdiri dari batang batang tembaga yang besar, alumunium yang dimasukan
kedalam inti rotor. Masing masing ujung kawat dihubungkan singkat dengan endring. Motor
yang menggunakan tipe rotor ini disebut motor induksi rotor sangkar.
2. Rotor Lilit. Rotor yang memakai tipe ini disebut motor induksi motor lilit. Rotor nya
mempunyai lilitan yang dihubungkan keslip ring dan umumnya disambung dengan tahanan
luar.

c. Celah
Celah merupakan celah udara, tempat berpindahnya energi dari stator ke rotor.

2. PRINSIP KERJA MOTOR ASINKRON/MOTOR INDUKSI

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan
memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena
penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus
pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal
dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang
menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah
pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang
ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini
menentukan kecepatan berputarnya medanstator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya.
Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medanstator
dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada inti stator
akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.

120  f
Ns 
p

Ns : kecepatan putaran sinkron

F : frekuensi tegangan stator

p : jumlah kutub motor

Fluksi yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang konduktor
rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor terhubung singkat
maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang merupakan gaya putar
rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut kali jari-jari (jarak batang
konduktor - as).

Gambar 1. Medan Putar Pada Motor 3 Fasa

Jumlah putaran stator motor Asinkron dapat dihitung dengan rumus :

60 f
ns 
p

n = Jumlah putaran / menit

f = Frekuensi

p = Jumlah pasang kutub

Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa maka tak
akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor gagal start. Pada
kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.

Ns  N
Slip  S 
Ns

S akan selalu ada pada operasi motor asinkron.


Pada beban mekanis motor makin besar, S akan makin besar pula. Saat itu kopel motor akan
mengimbangi kopel beban. Beban yang besar akan menarik arus motor yang besar pula
sehingga kopel motor = kopel beban dan terjadi pada putaran kerja sistem motor-beban.

Secara sistematis, prinsip kerja motor induksi tiga phasa dapat diuraikan sebagai berikut:

 Apabila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan stator akan timbul medan
putar dengan kecepatan ns = 120 flp.
 Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor yang ada pada rotor.
 Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar:
 E2s = 4,44 f2N2∅m (untuk satu phasa)
 E2s merupakan tegangan induksi pada saat rotor berputar
 Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka ggl (E) akan
menghasilkan arus (I).
 Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.
 Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
 Seperti yang telah dijelaskan pada bagian 3, tegangan induksi timbul karena
terpotongnya batang konduktor rotor oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan
terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns)
dengan kecepatan berputar rotor (nr).
 Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) yang dinyatakan dengan
S = (ns – nr)/ns x 100%
 Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan
jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan
apabila nr lebih kecil dari ns.
 Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau
motor asinkron.

3. TORSI
Torsi adalah kemampuan mesin untuk menggerakkan mobil dari kondisi diam hingga
bisa berjalan. Torsi lebih berpengaruh ke akselerasi.

 Torsi motor

a. Torsi Asut (Starting Torque)


Torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor pada saat mulai diasut disebut Torsi Asut,
nilainya bisa lebih besar atau lebih kecil dari Torsi putar dalam keadaan normal.
Atau

b. Torsi saat Rotor(Motor) Berputar

Pada saat motor berputar, maka :

dimana : Er2 = Tegangan rotor / fasa saat berputar

Ir2 = Arus rotor/fasa saat berputar


3
k = konstanta, nilainya =
2. .Ns

c. Torsi Maksimum saat Motor Berputar

Kondisi Torsi Maksimum pada saat motor berputar bisa diperoleh dengan
mendeferentialkan persamaan Torsi terhadap Slip S.

dT
Torsi maksimum  0
dS

Berdasarkan hasil diferensial ini akan diperoleh ;


Gambar 2. Karakteristik Slip vs Torsi

d. Torsi Beban Penuh dan Torsi Maksimum


e. Torsi Asut dan Torsi Maksimum

f. Torsi pada rotor lilit

Untuk menentukan Arus, daya, dan Torsi pada Motor Induksi rotor lilit tidak
berbeda dengan rotor sangkar, hanya pada rotor lilit kita bisa menambahkan tahanan luar
terhadap bagian rotor tersebut.

Gambar 3. Rangkaian Ekuifalen Motor induksi Rotor Lilit


Saat pengasutan S =1

Saat berputar

4. EFISIENSI MOTOR LISTRIK

Motor mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk melayani beban tertentu. Pada
proses ini, kehilangan energi ditunjukkan dalam Gambar.
Efisiensi motor ditentukan oleh kehilangan dasar yang dapat dikurangi hanya oleh
perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi. Kehilangan dapat bervariasi dari kurang lebih
dua persen hingga 20 persen. Tabel memperlihatkan jenis kehilangan untuk motor induksi.

Efisiensi motor dapat didefinisikan sebagai “perbandingan keluaran daya motor yang
dirgunakan terhadap keluaran daya totalnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah:


 Usia. Motor baru lebih efisien.
 Kapastas. Sebagaimana pada hampir kebanyakan peralatan, efisiensi motor meningkat dengan
laju kapasitasnya.
 Kecepatan. Motor dengan kecepatan yang lebih tinggi biasanya lebih efisien.
 Jenis. Sebagai contoh, motor kandang tupai biasanya lebih efisien daripada motor cincingeser.
 Suhu. Motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total (TEFC) lebih efisien daripada motor
screen protected drip-proof (SPDP).
 Penggulungan ulang motor dapat mengakibatkan penurunan efisiensi.
 Beban motor.

Terdapat hubungan yang jelas antara efisiensi motor dan beban. Pabrik motor membuat
rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien pada beban 75%.
Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi turun dengan cepat seperti ditunjukkan pada
Gambar dibawah. Mengoperasikan motor dibawah laju beban 50% memiliki dampak pada
faktor dayanya. Efisiensi motor yang tinggi dan faktor daya yang mendekati 1 sangat diinginkan
untuk operasi yang efisien dan untuk menjaga biaya rendah untuk seluruh pabrik, tidak hanya untuk
motor.
Efisiensi motor beban (sebagai fungsi dari % efisiensi beban penuh) (US DOE)

Untuk alasan ini maka dalam mengkaji kinerja motor akan bermanfaat bila menentukan
beban dan efisiensinya. Pada hampir kebanyakan negara, merupakan persyaratan bagi fihak
pembuat untuk menuliskan efisiensi beban penuh pada pelat label motor. Namun demikian, bila
motor beroperasi untuk waktu yang cukup lama, kadang-kadang tidak mungkin untuk mengetahui
efisiensi tersebut sebab pelat label motor kadangkala sudah hilang atau sudah dicat.

Untuk mengukur efisiensi motor, maka motor harus dilepaskan sambungannya dari beban
dan dibiarkan untuk melalui serangkaian uji. Hasil dari uji tersebut kemudian dibandingkan dengan
grafik kinerja standar yang diberikan oleh pembuatnya. Jika tidak memungkinkan untuk
memutuskan sambungan motor dari beban, perkiraan nilai efisiensi didapat dari tabel khusus untuk
nilai efisiesi motor. Lembar fakta dari US DOE memberikan tabel dengan nilai efisiensi motor
untuk motor standar yang dapat digunakan jika pabrik pembuatnya tidak menyediakan data ini.
Nilai efisiensi disediakan untuk:

 Motor dengan efisiesi standar 900, 1200, 1800 dan 3600 rpm
 Motor yang berukuran antara 10 hingga 300 HP
 Dua jenis motor: motor anti menetes terbuka/ open drip-proof (ODP) dan motor yang
didinginkan oleh fan dan tertutup total/ enclosed fan-cooled motor (TEFC)
 Tingkat beban 25%, 50%, 75% dan 100%.

Lembar fakta juga menjelaskan tiga kategori metode yang lebih canggih untuk mengkaji
efisiensi motor: peralatan khusus, metode perangkat lunak, dan metode analisis. Dengan kata lain,
survei terhadap motor dapat dilakukan untuk menentukan beban, yang juga memberi indikasi
kinerja motor.
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN

 Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang bekerja berdasarkan
induksi elektromagnetik. Motor induksi ini dibagi menjadi dua berdasarkan jumlah
fasanya yaitu motor induksi 1-fasa dan motor induksi 3-fasa. Konstruksinya mempunyai
tiga komponen penting yaitu stator, rotor dan celah.
 Pada dasarnya motorasinkron memiliki 3 bagian penting yaitu stator, rotor, dan celah
 Torsi adalah kemampuan mesin untuk menggerakkan mobil dari kondisi diam hingga
bisa berjalan. Torsi lebih berpengaruh ke akselerasi.
 Efisiensi motor ditentukan oleh kehilangan dasar yang dapat dikurangi hanya oleh
perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi. Kehilangan dapat bervariasi dari
kurang lebih dua persen hingga 20 persen
DAFTAR PUSTAKA

1. Lister: 1993: 210


2. BL. Theraja: 1984: 847
3. Soeliman: 1995: 13
4. Jendela Iptek Sei 1: Listrik. PT. Balai Pustaka
5. M, Teguh H. 1998. Mesin Listrik. Semarang
6. http://www.toyota.astra.co.id/connect/news/article/apa-bedanya-torsi-dan-tenaga/
7. https://contohdanfungsi.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-stator-adalah.html
8. http://electro-creations.blogspot.co.id/2014/04/motor-induksi-asinkron.html
9. http://bayu93saputra.blogspot.co.id/2012/10/motor-induksi.html
10. http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/12/motor-listrik.html
11. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22338/3/Chapter%20II.pdf
12. https://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/07/motor-asinkron.pdf
13. https://luqman96.files.wordpress.com/2009/07/mesin-asinkron-1.pdf
14. http://www.sisilain.net/2011/08/pengertian-rotor-dan-stator.html
15. http://backupkuliah.blogspot.com/2013/08/motor-induksi.html
16. http://fillafi.blogspot.com/2013/04/motor-induksi-3-fasa.html
16

Anda mungkin juga menyukai