Anda di halaman 1dari 3

Nadya Yosvara 03012183

BASIC LIFE SUPPORT seri) kemudian lakukan evaluasi nadi dengan cara meraba arteri
karotis, bila nadi karotis tidak teraba lanjutkan kompresi dan
Pengertian
ventilasi 30:2 dengan evaluasi setiap dua menit sampai dinyatakan
Pertolongan hidup dasar yaitu tindakan untuk mengembalikan fungsi
resusitasi berhasil, gagal, / pertolongan yang > kompeten datang.
jantung dan paru agar berfungsi kembali dengan adekuat
Apabila pada evaluasi nadi teraba dan adekuat tapi respirasi belum
Peralatan :Manekin satu badan atau setengah badan
ada, lakukan ventilasi selama 2 menit dan dilakukan sampai
Prosedur
pertolongan yang kompeten datang
Pra RJP
1. Amankan pasien (di lap. Amankan dr kerumunan orang, baju
buka) AIRWAY (buka jalan napas)
2. Letakan pada tempat datar dan keras (dikasur  kasi TANPA ALAT
alas/papan)  HEAD TILT
- Posisi jongkok/berlutut disebelah kanan/kiri pasien
3. Minta bantuan orang yg kompeten
- Salah satu tangan di puncak kepala ekstensikan, tangan
Cek respon
yg lain buka mulut (kepala extensi dan mulut terbuka)
 Rangsang suara (panggil)
 CHIN LIFT
 Rangsang nyeri (di sternum atau diatas mulut) - Telunjuk dan jari tengah dibawah tulang dagu dorong
Cek ABC (lakukan bersamaan) keatas dg hati hati jgn sampai hiperekstensi
A. dekatkan telinga kepipi pasien - Ibu jari menekan dagu ke bawah  mulut terbuka
B. Liat kearah dada  CROSS FINGER
C. Tangan kanan rasakan denyut arteri karotis  JAW THRUST (jika A dan B tidak dapat dilakukan : pasien
Catatan: Penolong pertama kompresi jantung 30x, penolong trauma kepala)
kedua ventilasi 2x (mulut ke mulut) - Penolong di sefalad
KOMPRESI: - Kelingking dan jari manis dorong sudut mandibula (angulus
1. Posisi penolong jongkok/berlutut disisi kiri/kanan badan mandibularis)
pasien - Ibu jari di bibir atas, telunjuk di bibir bawah  buka mulut
2. Titik tumpuan setengah bagian bawah sternum - Dengan kedua tangan kepala diekstensikan dan telunjuk
3. Posisi tangan : salah satu telapak tangan (heel of the hand) menekan dagu kedepan  kepala ekstensi & mulut terbuka
diletakan pada “half lower sternum” (setengah bagian bawah DENGAN ALAT
sternum) tangan lainnya berada diatasnya  GUEDEL
4. Posisi lengan : Posisi lengan lurus dan tegak lurus - APD: Pakai sarung tangan dan masker
sternum/badan pasien - Posisi: cefalad
5. Posisi tubuh : Posisi tubuh penolong : melintang diatas tubuh - Persiapan: Guedel (no.4 untuk dewasa) ukur dari sudut
pasien dengan lengan tertumpu pada sternum mulut ke canalis auditive eksterna ipsilateral beri pelumas
6. Hentakan badan penolong melalui berat badan dan bukan  tanpa spatel tongue:
dengan kekuatan/ tenaga dengan kecepatan 100x/menit, - Cara: Buka mulut dg cara chin lift masukan guedel
secara berirama dan konstan kedalaman dada 2inch / 4-5cm sambil di putar dan didorong ke posterior (lengkung
guedel berlawanan dg rongga mulut) sampai sayap
Catatan: Penolong 1 / 2 orang sama saja, 30x pada tiap siklus.
penahan berhenti di bibir
VENTILASI:  dengan spatel:
Setelah kompresi lakukan tindakan ventilasi 2x dengan cara : - Buka mulut  tekan lidah dg spatel  masukan guedel
1. Posisi penolong : penderita terlentang dan penolong jongkok keposterior sampai sayap berhenti di bibir ( lengkung
di samping kiri atau kanan dan penderita terlentang penderita guedel sesuai lengkung palatum)  tarik spatel
dekat kepala  NASOFARINGEAL TUBE (ps yg tidak bisa dipasang oral airway)
2. Posisi tangan : Salah satu tangan mengekstensikan kepala - APD: Pakai sarung tangan dan masker
sambil memijit hidung penderita - Posisi: cefalad
3. Buka mulut dengan tangan yang lain, penolong menarik nafas - Persiapan: Nasal airway ukuran sesuai kelingking kiri 
kemudian letakkan mulut penolong menutupi mulut penderita beri pelumas
4. Hembuskan udara nafas penolong melalui mulut penderita, - Cara: Masukan ujung melalui salah satu lubang hidung yg
tidak boleh bocor dan mata mengarah kedada pasien untuk paten, kearah post dan telinga  dorong menuju
melihat gerak dari dinding dada hypofaring dg sedikit memutar sampai sayap berhenti pada
(tiap kali hembusan 1 detik, disusul dengan hembusan ke-dua, lubang hidung
setelah ekshalasi)  LMA
- APD: Pakai sarung tangan dan masker
EVALUASI
- Posisi: cefalad
Setelah dilakukan kompresi dan ventilasi selama dua menit (3-4
- Persiapan: LMA sesuai ukuran (BB 40-50kg no.3, >50 no.4)

Ketrampilan Klinik Dasar ANESTESI – FKU TRISAKTI 1


Nadya Yosvara 03012183
kembungkan balon sedikit pake spuit beri pelumas  Periksa pompa dg ambu bag dan auskultasi dada kanan dan kiri
- Cara 1: Buka mulut pakai tangan kiri masukan LMA harus kedua dada ngembang!
tangan kanan, lubang mengarah ke palatum. Luncurkan  Perkuat dg plester 2 buah, lalu Pasang guedel
sambil diputar sampai mencapai faring dan nutupin laring  Hubungkan ET dg selang O2 ke tabung oksigen max 6 L/mnt
 isi cuff dg spuit fiksasi Diingat !!
- Cara 2: Masukan LMA dg lengkungan cuff berlawanan 1. O2 sungkup 8-10 liter/menit kecuali sudah terpasang alat
dengan lengkung palatum (gak pake putar) EET/LMA max 6L/menit
2. Kompresi 30x ventilasi 2x/siklus (itungan harus koordinasi
antara kompresi dan ventilasi) dg kecepatan 100x/menit
BREATHING (ventilasi) kecuali sudah terpasang ETT/LMA kompresi 100x dan ventilasi
1. Mulut ke mulut 10x/menit (itungan jalan sendiri sendiri 100:10 dilakukan
2. mulut ke alat : mulut penolong dengan alat yg sudah dipasang bersamaan)
dimulut pasien: ETT, LMA
3. Alat ke mulut : alat seperti ambubag ke mulut pasien (mulut isi INTUBASI
guedel)  Posisi: cefalad + ganjal dg bantal 10 cm
4. Alat ke alat : alat : ambubag, ventilator ke alat yg sudah dipasang  Lakukan oksigenasi: pasang oral airway oksigenasi dg
ke mulut pasien : ETT, LMA ambubag 2-3 menit oral airway dikeluarkan
MULUT KE MULUT Persiapan alat-alat
 Posisi : jongkok kanan/kiri pasien dekat kepala - Forceps Mc Gill
- topi, masker, sarung tangan
 Posisi tangan : 1 tangan ekstensikan kepala dan pencet hidung - Stetoscope
- Laryngoscope
 Cara : - Bag valve
- Endo trachial tube
tangan yg lain buka mulut  tarik nafas  mulut penolong - Mandren (intubasi oral) - Guedel/oral airway
menutupi mulut penderita  hembuskan nafas + mata liat ke - Gel/Lubrican oil - Plester
dada penderita (Tiap kali hembusan 1 detik, hembusan ke-2 - Spuit/Syringe pump
setelah ekshalasi) Memakai topi, masker dan sarung tangan tindakan
AMBU BAG (alat ke mulut) INTUBASI ORAL:
 APD: Pakai sarung tangan dan masker  Memegang laryngoscope dg tangan kiri, scope hadap kedepan
 Posisi: cefalad  Masukkan scope melalui sudut sebelah kanan
 Persiapan: Siapkan air vave/ambu bag sudah terhubung  Geser lidah/menggeser laryngoscope ke kiri sambil di tarik ke
dengan oksigen (8-10 Liter) depan
 Cara:  Identifikasi epiglotis, pita suara, trachea
Pasang Guedel sungkup muka yg lancip arah kranial jari  Masukkan ETT dengan hati-hati sampai semua balon masuk
kelingking dan manis di bwh mandibula ekstensikan kepala, (sampai batas hitam), laryngoscope dikeluarkan
ibu jari dan telunjuk di atas sungkup, jari tengah bisa bantu INTUBASI NASAL AVU (MELIHAT)
fiksasi di bwh mandibula atau nekan di atas sungkup pompa  Masukan ujung ETT melalui lubang hidung yang paten sampai
dg frekuensi sesuai kebutuhan (12x/menit)  liat dinding ke hypofairing
dada terangkat atau tidak  Buka mulut, menggunakan laryngoscope, identifikasi epiglotis,
INTUBASI ORAL pita suara, trachea
 APD: Pakai sarung tangan dan masker  Jepit ujung ETT dengan Forceps Mc Gill
 Posisi: cefalad + ganjal dg bantal 10 cm  Sambil ETT didorong, ujung ETT dipimpin masuk ke dalam
 Lakukan oksigenasi: pasang oral airway oksigenasi dg trachea
ambubag 2-3 menit oral airway dikeluarkan  Dorong/ masukan terus ETT sampai balon masuk semua
 Cara: (sampai batas hitam) laryngoscope dikeluarkan
 Pegang laringoskop dg tangan kiri dg scope mengarah depan
INTUBASI NASAL BLIND (TIDAK MELIHAT)
 Buka mulut dg chin lift pake tangan kanan
 Masukan ujung ETT melalui lubang hidung yang paten
 Masukan scope melalui sudut mulut kanan geser lidah ke
 Dorong ke belakang dan ke bawah Nasopharing(Hypopharing)
tengah dan tarik kedepan
 Dengar suara aliran udara melalui ETT sampai suara maksimal
 Identifikasi glotis dan pita suara
 Lalu dorong ETT dengan cepat sampai ETT masuk ke trachea
 Masukan ETT yg sudah diberi pelumas diantara pita suara
Isi balon dengan udara secukupnya, hubungkan dengan bag valve
sampai cuff seluruhnya kedalam trakhea (pelumas di bag.
Periksa ketepatan letak ujung ETT dengan stetoscope (juga dilihat
Hitam jika perlu isi stilet tidak melebihi bts hitam)
gerak dada simetris atau tidak)
 Lepaskan
Lakukan ventilasi 10x/menit dengan bag valve
 Isi cuff/balon udara dg udara secukupnya
Fiksasi ETT dengan plester dan pasang oral airway

Ketrampilan Klinik Dasar ANESTESI – FKU TRISAKTI 2


Nadya Yosvara 03012183

POSISI MANTAP / RECOVERY POSITION


Pengertian
Menempatkan penderita yang tidak sadar dengan keadaan sistem
respirasi maupun sirkulasi yang adekuat dalam posisi miring dan
rileks
Tujuan P: Mencegah terjadinya aspirasi gangguan sumbatan jalan
nafas dapat dicegah
Peralatan : Manekin satu badan
Prosedur
Posisi pasien : Posisi pasien dalam keadaan terlentang
Posisi tungkai : Fleksikan tungkai yang terdekat dengan penolong
Letakkan tangan yang terdekat dengan penolong dibawah bokong
dan tangan lainnya di atas dadanya
Gulingkan dengan lembut pasien pada sisinya kearah penolong
Ekstensikan kepalanya dan pertahankan mukanya lebih rendah
Posisi tangan : letakkan tangan pasien sebelah atas dibawah pipi
sbelah bawah untuk mencegah pasien terguling kedepan
Lengan bawah yang berada di samping badan mencegah terguling
kedepan

TERSEDAK
 Tersedak : masuknya makanan atau benda asing kedalam laring
atau trachea secara tiba-tiba
 Peralatan : Manekin satu / setengah badan
 Prosedur
Tindakan jari menyapu
a. Pasien digulingkan pada satu sisi
b. Buka mulut pasien (kalau perlu dengan paksa)
c. Masukan jari telunjuk dan jari tengah kedalam salah satu sisi
mulut korban melalui bagian belakang faring keluar lagi
melalui sisi lain mulut korban dalam satu gerakan menyapu
Bila gagal lakukan gerakan Heimlich : Hentakan abdominal
(abdominal thurst) atau hentakan dada (chest thrust)
Gerak Heimlich (abdominal thrust)
a. Posisi pasien : Pasien terlentang (pasien tidak sadar)
b. Posisi tangan : Letakan tangan penolong dibawah procesus
xyphoideus dengan tangan lain diatasnya
c. Hentakan tangan penolong ke arah cranial 6-10 kali
d. Lakukan tindakan jari menyapu
e. Berikan ventilasi buatan
f. Dilakukan berulang-ulang sampai benda asing keluar
Cara lain
a. Posisi pasien : Berdirikan pasien (pasien sadar)
b. Posisi penolong : Peluk pasien dari belakang dengan kedua
tangan diletakan di perut dibawah procesus xyphoideus 6-10 x
c. Evaluasi apakah benda asing sudah keluar atau belum, bila
belum dilanjutkan sampai benda asing itu keluar

Ketrampilan Klinik Dasar ANESTESI – FKU TRISAKTI 3

Anda mungkin juga menyukai