Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS

IDENTITAS KLIEN
Nama : Carla Putri Aisyah
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Maret 1990
Umur : 27 Tahun
Anak ke : 1 (Satu)
Pendidikan : S2 (Magistar Hukum)
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 1 November 2017
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : SPV Legal Officer
Alamat Lengkap : Jl. Cemara II/74 RT 006/RW 006 Plamongan
Hijau, Semarang

IDENTITAS ORANG TUA

AYAH IBU

Nama : Budi Hartono Nama : Riana Ansani


Umur : 53 Tahun Umur : 50 Tahun
Pendidikan : S1 Ekonomi Pendidikan : S1 Ekonomi
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Agama : Islam
Anak : Ke 2 dari 2 bersaudara Anak : Ke 2 dari 5 bersaudara
Perkawinan : Ke 1 dari 1990 Perkawinan : Ke 1 dari 1990
Alamat : Jl. Cemara II/74 RT 006/RW 006 Alamat : Jl. Cemara II/74 RT
Plamongan, Semarang 006/RW 006 Plamongan Hijau,
Semarang
No Telp/HP : 085754321012 No Telp/HP : 0857987456374

1
Masalah/ Keluhan Utama :
Lulus ujian adalah titik balik penting dalam hidup carla, tetapi memberinya perasaan
ngeri kalau ia berpikir tentang harus memasuki gedung pengadilan negeri. Ia tidak takut bila
harus menghadapi hakim yang hostile atau kalah dalam pembelaannya, tetapi karena harus
menaiki tangga ke lantai dua dimana ruang-ruang pengadilan berada. Carla, 27 tahun
menderita acrophobia atau takut ketinggian. “Lucu jika anda mau tahu,” Carla berkata pada
terapisnya. “Saya tidak punya masalah untuk terbang atau melihat keluar jendela pesawat
terbang pada ketinggian 30000 kaki. Tetapi escalator di mall membuat saya berdegup-degup.
Pokoknya setiap situasi di mana saya bisa jatuh, seperti misalnya balkon.”
Orang dengan gangguan-gangguan kecemasan berusaha untuk menghindari situasi
atau objek yang mereka takuti. Carla meneliti dulu gedung pengadilan sebelum ia
dijadwalkan untuk tampil. Ia merasa sangat lega karena ada elevator di bagian belakang
gedung pengadilan yang dapat ia gunakan sehingga ia tidak harus naik tangga.

Prosedur Evaluasi :
Kuesinoer Riwayat Hidup ( 1 November 2017)
Wawancara dan Observasi (1 November 2017)
Allo Anamnesa dengan ayah Klien ( 2 November 2017)
Allo Anamnesa dengan Ibu Klien (2 November 2017)
Auto Anamnesa (2 November 2017)
Tes Psikologis (3 November 2017)

2
ASSESMENT PSIKOLOGIS :
1. OBSERVASI :
1. Penampilan : Rapi dan Bersih
2. Komunikasi : Lancar dan mampu memberikan feedback yang baik
3. Tingkah Laku : Terlihat antusias dan koorperatif
4. Ekspresi Wajah : Menampakan ekspresi wajah menggebu-gebu
5. Perasaan (Mood) : Baik
6. Fungsi Umum : Normal
7. Persepsi : Merasa ingin jatuh kalo berada di ketinggian
8. Pikiran : Terdapat pikiran bahwa klien merasa terancam/dalam keadaan
yang bahaya ketika berada di ketinggian
9. Orientasi : Terdapat masalah Orientasi terhadap ketinggian.

2. ANAMNESA :
1. Alloanamnesa dengan ayah :
1. Alloanamnesa pertama dilakukan dengan ayah kandung klien (2 November 2017).
Ayah klien mengeluhkan bahwa klien sering merasa ingin jatuh dan badan sering
lemas ketika berada di tempat yang tinggi. Pada hari selasa 24 Oktober 2017 klien
tiba-tiba lemas dan ingin loncat dari ketinggian ketika pergi bersama keluarga di
area pegunungan.
2. Menurut penuturan ayah klien anaknya sewaktu kecil pernah mengalami trauma
psikologis yaitu klien pernah terjatuh dari balkon lantai 2 rumahnya yang
mengakibatkan gegar otak dan patah tulang tangan.
3. Ayah klien mengungkapan semenjak kejadian tersebut klien menjadi seorang yang
sangat penakut terhadap ketinggian, ayah klien menuturkan bahwa klien
mengeluarkan keringat dingin disekujur tubuh dan kaki gemetar ketika berada di
ketinggian.
4. Ayah klien juga menuturkan bahwa klien terkadang sampe hampir pingsan ketika
berada pada ketinggian.

3
2. Alloanamnesa dengan Ibu :
1. Alloanamnesa kedua dilakukan dengan ibu kandung klien (2 November 2017). Ibu
klien mengeluhkan bahwa klien sering terlihat tidak nyaman dengan kondisinya
saat ini.
2. Menurut penuturan ibu klien ketika berumur 8 tahun anaknya pernah mengalami
kecelakaan yaitu jatuh dari lantai 2 dirumahnya yang mengakibatkan munculnya
trauma yang sangat mendalam bagi anaknya
3. Klien menjadi seperti individu yang berbeda yang sebelumnya periang dan
pemberani menjadi seorang yang penakut.
4. Hingga saat ini klien masih terlihat takut ketika berada pada ketinggian hal ini
diungkapakan ibu klien karena klien masih gemtar dan keluar keringat dingin ketika
berada pada ketinggian.

3. Autoanamnesa :
1. Carla mengungkapkan dirinya menjadi trauma akan ketinggian karena kejadian
yang dialaminya sejak berusia 8 tahun, dirinya jatuh dari balkon lantai 2 rumahnya
yang mengakibatkan cidera yang sangat parah.
2. Saat wawancara Carla mengungkapkan setelah kejadian tersebut setiap berada
diketinggian dirinya merasa seperti akan jatuh dan bahkan berpikir ingin loncat
terlebih dahulu daripada dia jatuh tanpa persiapan.
3. Carla mengungkapkan dirinya menjadi lemas, pusing dan keringat dingin keluar
disekujur tubuhnya, ketika berada di ketinggian.
4. Carla mengungkapkan dirinya langsung bereaksi ketika berada di tempat-tempat
yang tinggi seperti langsung duduk, mencari pegangan dan berlutut.
5. Carla mengungkapkan ketika berada pada tempat yang tinggi dia selalu terbayang-
bayang kejadian ketika jatuh dari balkon lantai dua rumahnya.
6. Seiring berjalannya waktu ketakutan carla akan ketinggian semakin memuncak
sehingga carla sangat menghindari tempat-tempat tinggi. hal tersebut membuat
carla merasa kurang percaya diri jika harus pergi bersama teman-temannya untuk
sekedar berlibur.

4
3. HASIL TES PSIKOLOGI
A. TES RORSCHACH
Dari hasil interpretasi dapat disimpulkan bahwa pada aspek kognitif Testee
mempunyai kemampuan intelektual pada taraf rata-rata. Testee mempunyai
kemampuan intelektual pada taraf rata-rata dan adanya gangguan emosionalnya,
Testee tidak memiliki minat pada hal-hal yang detail atau teliti, serta memiliki ego
strength atau keinginan untuk self assertiveness. Testee menunjukkan adanya
kebutuhan yang kuat untuk berpikir sebagaimana orang lain, akan tetapi kurang
mampu memandang sesuatu dengan cara yang berbeda dengan orang kebanyakan.
Testee memiliki produktivitas yang tinggi, Testee memiliki cara berfikir yang
lebih menggunakan akal sehat, memiliki potensi kreatif, namun belum dapat
menemukan cara penyaluran yang memuaskan serta memiliki kecenderungan untuk
mengkritik.
Pada aspek afeksi,Testee memiliki kemampuan merespon dampak emosional
secara terkendali, kurang memiliki kesadaran dan penerimaan terhadap kebutuhan
afeksi sebagaimana orang kebanyakan dan kurang memiliki afeksi yang mudah
terangsang oleh stimulus lingkungan. Juga memiliki ketidakmampuan dalam mencari
pemuasan yang menyebabkan terjadinya konflik dalam diri. Juga memiliki
ketegangan yang terlalu kuat, sehingga menyebabkan Testee tidak dapat
memanfaatkan inner resources nya secara konstruktif serta tendensi introversive lebih
dapat diterima oleh Testee, sehingga dalam memandang sesuatu Testee banyak
dipengaruhi oleh stimulus internal. Testee membutuhkan afeksi yang lebih dari orang
lain, memiliki kebutuhan afeksi yang terorganisir, sehingga dalam berinteraksi dengan
lingkungan sosial optimal.
Pada aspek fungsi ego, Testee menunjukkan adanya ego strength / keinginan sel
assertiveness, tidak menekankan pada hubungan impersonal. Namun memiliki ego
dan penerimaan yang baik pada implus maupun diri sendiri. Testee memiliki implus-
implus yang menuntut untuk segera dipuaskan, sehingga butuh kontrol dan adanya
ketegangan yang kuat, membuat Testee tidak dapat memanfaatkan dorongan batinnya.
Testee kurang mampu memahami dan metolerir kecemasan, dan memiliki
mekanisme pertahanan diri yang rendah. Dan kekuatan dari dalam dan luar Testee
kurang dapat dikendalikan sehingga mengancam ego. Testee selalu terbayang

5
traumatis yang dialami masa lalu sehingga dalam setiap melangkah testee sangat
berhati-hati
Semarang, 5 November 2017
Psikolog,

Surya Rizky Oktovan,S.E, S.Psi, M.Psi, Psikolog

6
KESIMPULAN

Temuan-temuan evaluasi psikologis ini menunjukan bahwa Carla memiliki


kemampuan intelektual tergolong diatas rata-rata. meskipun kondisinya saat ini masih
menunjukan traumatis yang tinggi terhadap ketinggian kinerja intelektualnya masih dapat
berfungsi untuk melakukan pekerjaan kesehariannya. Hal ini terlihat dengan menggunan Tes
Rorschach. Dimana Testee memiliki produktivitas yang tinggi, Testee memiliki cara berfikir
yang lebih menggunakan akal sehat, memiliki potensi kreatif.

Carla menunjuka keinginan yang kuat untuk dapat sembuh dari rasa traumanya akan
ketinggian, akan tetapi untuk mewujudkan keinginan tersebut penting menyoroti resiliensi
dan pengalaman traumatis yang pernah dialami oleh Carla. Terlepas dari problem traumatis
yang saat ini sedang dialami oleh carla dukungan keluarga dan lingkungan kerja juga sangat
dibutuhkan Carla sehingga Carla tidak merasa minder jika dia berada dilingkungan tertentu
yang mengharuskan carla berada pada tempat-tempat tinggi.

Dari temuan-temuan diatas, rekomendasi-rekomendasi berikut tampaknya tepat untuk


dilakukan :

1. counterconditioning yaitu Dengan mengajarkan kepada Carla agar tetap relaks berada
ditempat-tempat ketinggian seperti eskalator dan tangga.

2. Memberikan dukungan kepercayaan diri bahwa dia harus berani untuk menghadapi
ketinggiannya dan membuang jauh-jauh pikiran negatifnya akan ketinggian.

3. Memberikan semangat bahwa Carla akan baik-baik saja karena pihak keluarga dan teman-
teman disekitar akan selalu mengawasi carla sehingga hal-hal buruk akan ketinggian
seperti terjatuh, terpleset dll tidak akan terulang.

4. Memberikan dukungan psikologis bahwa Carla mampu menaklukan ketakutannya akan


ketinggian.

Anda mungkin juga menyukai