Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

“Moluskum Kontagiosum”

DOKTER PEMBIMBING :
dr. Afaf Agil Al Munawar, Sp.KK
OLEH :
Vanessa Ully Rakhma
2013730185

KEPANITERERAAN KLINIK
PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

2018
BAB I

PENDAHULUAN
Molluscum contagiosum (moluskum kontagiosum) merupakan infeksi virus DNA
genus Molluscipox. Pada individu sehat dapat sembuh spontan atau swasima setelah beberapa
bulan. Namun, kadang menetap sampai 2 bulan atau lebih. Meskipun sesungguhnya tidak
diperlukan terapi, tetapi terapi dengan intervensi dapat mengurangi kemungkinan terjadi
autoinokulasi dan memutus rantai penularan. Berbagai jenis terapi topikal telah digunakan,
termasuk radiasi dan tindakan bedah kulit. Sebagian terapi meninggalkan bekas
hiperpigmentasi pasca inflamasi.1

Virus moluskum tergolong virus DNA genus Molluscipox, ditemukan 4 subtipe, dan
tipe 1 dianggap dapat menyerang individu yang imunokompeten. Masa inkubasi antara 2-8
minggu. Beberapa toll like receptor (TLRs) mampu mengenali struktur dan merespons
infeksi virus tersebut.1

1
BAB II

KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. B
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 10 tahun
No. RM : 97.xx.xx
Tanggal MRS : 08 Januari 2018

II. ANAMNESIS (Autoanamnesis pada tanggal 08 Januari 2018 pukul 11.00 WIB)

Keluhan Utama
Timbul bintil-bintil putih yang semakin banyak di pipi, telinga dan tangan sejak ±
2 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poliklinik RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan Timbul
bintil-bintil putih yang semakin banyak di pipi, telinga dan tangan sejak ± 2 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Timbul bintil-bintil awalnya di pipi lalu bertambah di
telinga dan tangan, bintil awalnya hanya satu namun lama-kelamaan menjadi
semakin banyak dan menyebar di sekitar pipi kanan dan tangan kanan. Pasien
tidak mengeluhkan adanya rasa nyeri dan gatal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan tersebut.

Riwayat Penyakit Keluarga


Pada keluarga tidak ada yang mengeluhkan keluhan yang serupa dengan pasien.

Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan, obat-obatan, debu, dan cuaca disangkal

Riwayat Atopik
Riwayat bersin pada pagi hari, asma dan gatal bila cuaca dingin disangkal

Riwayat Pengobatan
Pasien belum berobat sebelumnya.

2
Riwayat Psikososial
Dilingkungan sekitar rumah dan sekolah tidak ada yang mengeluhkan hal yang
sama seperti pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital
TD : tidak dilakukan
Nadi : 88 x/menit, regular, isi dan kuat angkat
RR : 20 kali/menit, regular
Suhu : 36,50C
Kepala : normosefal, rambut berwarna hitam, tidak mudah rontok,
distribusi merata
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga : bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Tenggorokan : faring tidak hiperemis
Thorax : Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-).
Paru : vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), pembesaran hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas atas : akral hangat, edema -/-, CRT< 2dtk
Ekstremitas bawah : akral hangat, edema -/-, CRT< 2dtk

3
Status Dermatologis
Pada regio : Buccalis dextra.
Efloresensi: tampak papul multiple berukuran miliar, diskret

Gambar 1. Pada regio buccalis dextra

4
Pada regio: Auricula dextra

Efloresensi: tampak papul soliter berukuran miliar

Gambar 2. Pada regio auricula dextra

5
Pada regio : Cubiti dextra
Efloresensi : tampak papul multiple, berukuran miliar, diskret

Gambar 3. Pada regio cubiti dextra

IV. RESUME

Anak laki-laki 10 tahun datang ke poliklinik RSIJ Cempaka Putih dengan


keluhan timbul bintil-bintil berwarna putih yang semakin banyak di pipi,
telinga dan tangan sebelah kanan yang semakin banyak dan menyebar sejak ±
2 bulan SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkkan nadi: 88 x/m, rr: 20 x/m,
suhu: 360C. Status dermatologis pada regio buccalis dextra tampak papul
multiple berukuran miliar, diskret distribusi regional. Pada regio auriculla
tampak papul soliter berukuran miliar, diskret distribusi regional dan pada
regio cubiti dextra tampak papul multiple berukuran miliar, diskret distribusi
regional.

V. SARAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan histopatologi

6
VI. DIAGNOSIS KERJA
Moluskum kontagiosum

VII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Edukasi :
- Menerangkan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakitnya, sifat
infeksi dan penularan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk menghindari pinjam meminjam barang yang
terkontaminasi seperti handuk dan pakaian.
Medikamentosa :
- kuretsase

VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

7
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

MOLUSKUM KONTAGIOSUM

A. DEFINISI
Moluskum kontaginosusm merupakan penyakit yang disebabkan virus poks,
klinis berupa papul berbentuk kubah, berkilat, dan pada permukaan terdapat lekukan
(delle/umbilikasi) berisi massa yang mengandung badan moluskum.1

B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini terutama menyerang anak (anak yang sehat <8 tahun) namun
dapat juga mengenai usia dewasa, dan pasien dengan imunokompremais. Jika pada
orang dewasa digolongkan dalam penyakit infeksi menular seksual (IMS). Secara
klinis perlu dibedakan dengan herpes simpleks fase awal. Transmisinya dalap melalui
benda yang terkontaminasi, misalnya handuk, baju, kolam renang dan mainan.1,2

C. ETIOLOGI
Virus moluskum memiliki 4 subtipe dan tipe 1 merupakan yang dapat
menyerang individu imunokompeten. Masa inkubasi antara 2 – 8 minggu. Virus
bereplikasi di dalam sitoplasma sel epitel, dan sel yang terinfeksi bereplikasi pada dua
kali tingkat awal. Ada banyak gen MCV yang dapat menyebabkan gangguan respons
imun terhadap virus ini, termasuk homolog kelas histokompatibilitas utama 1 berat
rantai, yang dapat mengganggu presentasi antigen. Homo kemokin yang dapat
menghambat peradangan dan homolog glutathione peroxidase yang dapat melindungi
virus dari kerusakan oksidatif oleh peroksida.1

D. GEJALA KLINIS
Lokasi penyakit ini yaitu di daerah wajah, leher, ketiak, badan, dan ektremitas,
sedangkan pada orang dewasa biasanya di daerah pubis dan genital eksterna. Kelainan
kulit berupa papul berbentuk bulat mirip kubah, berukuran miliar sampai lentikular
dan berwarna putih dan berkilat seperti lilin. Papul tersebut setelah beberapa lama
membesar kemudian ditengahnya terdapat lekukan atau yang dinamakan dengan
“delle”. Jika dipijat akan tampak keluar massa yang berwarna putih seperti butiran

8
nasi. Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga timbil supurasi.
Sebagian papul dapat berukuran 1-5 mm yang bertangkai, juga dapat berukuran besar
hingga 10-15 mm disebut dengan giant molluscum. Pada moluskum kontagiosum
memiliki fenomena koebner atau fenomena dimana akan timbul lesi baru pada tempat
trauma di sekitar lesi. Pada pasien dengan imunokompremais seperti HIV, lesi
moluskum dapat tumbuh dengan cepat, berjumlah banyak, besar-besar dan tersebar.1

Gambar 4. Papul diskret, papul berwarna seperti kulit


berdiameter 1-2 mm dengan delle.3

Gambar 5. Lesi diskret multiple dan terdapat peradangan disekitar lesi.3

9
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada moluskum kontagiosum pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan
pemeriksaan histopatologi. Pada pemeriksaan histopatologi dapat ditemukan badan
moloskum ( intracytoplasmic inclusion body ) yang mengandung partikel virus.
Badan inklusi tersebut dinamakan Henderson-Paterson Bodies. Selain itu pada
pemeriksaaan histopatologi akan mendapatkan gambaran hipertropi dan hiperplasia
epidermis.1

Gambar 6. Moluskum kontagiosum. Pada pemeriksaan histologi (biopsi kulit, H&E)


memberikan gambaran penurunan sel epidermis yang terinfeksi yang memiliki inklusi badan
sitoplasma eosinifilik yang besar (Henderson-Paterson Bodies).3

F. PENGOBATAN
Moloskum kontagiosum dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu
beberapa bulan sampai bertahun-tahun.4
Untuk mencegah penyebaran virus dapat dilakukan :
 Hindari menggaruk atau menekan benjolan.
 Jika ada ruam gatal atau eksim, oleskan steroid topikal (hydrocortisone) setiap
hari selama 1 atau 2 minggu.

10
 Hindari berbagi handuk dan kontak langsung dengan keluarga dan orang sekitar.
 Hindari bercukur, atau berhubungan seksual, pada lokasi yang memiliki moluskum.
Untuk anak dapat diberikan cantharidin, catharidin dioleskan pada lesi lalu
kemudian dibilas setelah 2-4 jam pemakaian. Prinsip pengobatan adalah
mengeluarkan massa yang mengandung bahan moluskum. Dapat dipakai alat seperti
ekstraktor komedo, jarum suntik, atau kuret. Cara lain dapat digunakan
elektrokauterisasi atau bedah beku dengan CO2, dan N2. Pada orang dewasa harus
dilakukan pengobatan terhadap pasangan seksual untuk menghindari kekambuhan.4,5
Pada beberapa anak tidak memberikan tatalaksana adalah pilihan terbaik
dikarenakan respons imunitas tubuh bisa menyingkirkan moluskum kontagiosum
tanpa adanya intervensi tambahan.3
Terapi lain yang dapat dipakai adalah golongan keratolitik topikal, misalnya
tretinoin (tretinoin cream 0,1%, tretinoin gel 0,025%), bichloroceticacid atau,
trichloroacetic acid, dan asam salisilat (17%).1

G. PROGNOSIS
Prognosis moluskum pada umumnya baik. Lesi dapat hilang dalam kurun
waktu 6 bulan sampai 2 tahun. Moluskum kontagiosum tidak atau jarang terjadi
kekambuhan apabila lesi dihilangkan.5

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Effendi, Evita H. Dalam: Menaldi, SLSW. Bramono, K. Indriatmi, W. Ilmu Penyakit


Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016. Hal.124-125
2. Magdalene A, Dohil, MD, Peggy Lin, MD. The epidemiology of molluscum
contagiosum in children. 2015 Nov;53-47.
3. Allanore LV, Roujeau JC. Molluscipoxvirus Infection (Molluscum Contagiosum). In:
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors.
Fittzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill
Companies Inc; 2012. pp. 2417-2419
4. Julie V, Schaffer MD, Emily M, Berger MD. Molloscum Contagiosum. JAMA
Dermatology. UK : 2016 Sep ; 152(9) : 1072-1.
5. Djuanda, A dan Hamzah, M. Mollluscum Contagiosum : Djuanda, A. Hamzah, H.
Aisyah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2013; Hal.114-115

12

Anda mungkin juga menyukai