ELEMEN MESIN
1. LATAR BELAKANG
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan nilai yang digali dari
realitas sosio-kultural masyarakat Indonesia sejak lama. Kebiasaan dan harapan
bangsa merupakan bahan-bahan dasar perumusan Pancasila itu sendiri. Dapat
disimpulakan bahwa Pancasila merupakan representasi dari tataran realitas dan
tataran idea masyarakat Indonesia. Sehingga, semangat awal kehadiran Pancasila
sesungguhnya adalah untuk meletakkan dasar acuan bertindak dan arah perjalanan
kemana bangsa ini akan dibawa.
Selain faktor global tadi, faktor lain yang mempengaruhi berkurangnya eksistensi
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah faktor sejarah. Seperti yang kita
ketahui, bahwa pada pemerintahan Orde Baru, Pancasila dijadikan sebagai
instrumen untuk menghegemoni masyarakat. Sebenarnya bukan suatu persoalan
ketika Pancasila disosialisasikan secara menyeluruh dan penuh di atas alam
Indonesia, persoalan terjadi ketika penanaman ideologi ini dilakukan secara
berlebihan bahkan dengan manyamakan penafsiran terhadap Pancasila.
Doktrinisasi tersebut kemudian dijadikan alat untuk melegitimasi kekuasaan.
Pasca reformasi, citra Pancasila kemudian dilihat buruk oleh masyarakat
Indonesia. Padahal masyarakat harusnya tidak melihat Pancasila secara negatif,
tetapi aktor yang menjadikan Pancasila sebagai instrumen politklah yang harusnya
bertanggungjawab terhadap menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
Pancasila itu sediri.
Pancasila adalah solusi publik sebagai terwujudnya Negara Kesatuan Indonesia, yang
telah teruji semenjak masa kemerdekaan sampai dengan masa reformasi. Pancasila adalah
alat permersatu bagi seluruh komponen yang berbeda-beda, sehingga setiap upaya untuk
menggantinya selalu akan berhadapan dengan seluruh kekuatan Indonesia secara
menyeluruh. Merevitalisasi Pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak ketika kondisi
bangsa semakin jauh dari keadilan publik, kemakmuran, kemajuan dan lain sebagainya.
Dinamika Aktualisasi Pancasila Pancasila sebagai dasar Negara berkembang melalui
suatu proses yang cukup panjang. Pada awalnya bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat istiadat, serta dalam agama-agama dalam
pandangan hidup bangsa.
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah bagaimana kita sebagai warga negara
Indonesia dapat memahami Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ,
serta bagaimanakah nilai – nilai pancasila dapat di aktualisasikan dalam praktik
kehidupan berbangsa dan bernegara ? Sila –sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang
bulat.
PEMBAHASAN
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan
menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenarnya
revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital
mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan sebagainya).
Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses, cara, dan atau perbuatan
untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Atau
lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian
revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi
pen Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi merupakan bagian
dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan fisik budaya masa lampau
yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural. Atau tepatnya merupakan upaya
pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi aslinya yang ada dan mencegah
terjadinya proses kerusakan.Tergantung dari kondisi lingkungan binaan yang akan
dilestarikan, maka upaya ini biasanya disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi
dan/atau rekonstruksi.
Jadi, revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian
kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami
kemunduran/degradasi.
Untuk merevitalisasi, maka Pancasila perlu diajarkan dalam kaitannya dengan pembuatan
atau evaluasi atas kebijakan publik selain dibicarakan sebagai dasar negara.
Pancasila dapat dihidupkan kembali sebagai nilai-nilai dasar yang memberi orientasi
dalam pembuatan kebijakan publik. Pancasila adalah solusi alternatif bagi terwujudnya
Negara Kesatuan Indonesia, yang telah teruji semenjak masa kemerdekaan sampai
dengan masa reformasi. Meskipun kita juga tidak bisa memungkiri bahwa dalam
perjalanannya ada berbagai macam cobaan dan tantangan yang senantiasa datang dan
mengiringi dalam setiap gerak dan langkah dinamika bangsa ini. Pancasila adalah
ideologi yang tidak ada bandingannya untuk bangsa Indonesia karena Pancasila adalah
alat permersatu bagi seluruh komponen yang berbeda-beda, sehingga setiap upaya untuk
menggantinya selalu akan berhadapan dengan seluruh kekuatan Indonesia secara
menyeluruh. Merevitalisasi Pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak ketika kondisi
bangsa semakin jauh dari keadilan sosial, kemakmuran, kemajuan dan lain sebagainya.
Membiarkan kondisi bangsa dalam keterpurukan sama halnya kita sengaja menjadikan
Pancasila hanya sebagai alat politisasi untuk melanggengkan kekuasaan seperti yang
pernah terjadi pada masa Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto. Kita tahu, pada
periode ini Pancasila selalu dijadikan alat legitimasi serta dipolitisir untuk meraih serta
mempertahankan kekuasaan. Mereka yang berseberangan dengan pemerintah akan
dengan mudah di beri label anti Pancasila, maka dengan mudah mereka yang anti
Pancasila akan masuk penjara tanpa proses hukum yang jelas.
Pembukaan UUD 1945 dengan nilai-nilai luhurnya menjadi suatu kesatuan integral-
integratif dengan Pancasila sebagai dasar negara. Jika itu diletakkan kembali, maka kita
akan menemukan landasan berpijak yang sama, menyelamatkan persatuan dan kesatuan
nasional yang kini sedang niengalami disintegrasi. Revitalisasi Pancasila sebagai dasar
negara mengandung makna bahwa Pancasila harus diletakkan utuh dengan pembukaan,
di-eksplorasi-kan dimensi-dimensi yang melekat padanya.
Bangsa Indonesia dihadapkan pada perubahan, tetapi tetap harus menjaga budaya-
budaya lama. Sekuat-kuatnya tradisi ingin bertahan, setiap bangsa juga selalu
mendambakan kemajuan. Setiap bangsa mempunyai daya preservasi dan di satu pihak
daya progresi di lain pihak. Kita membutuhkan telaah-telaah yang kontekstual, inspiratif
dan evaluatif.
Seperti kita tahu bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya dan luas baik dari
Sumber daya Alamnyayang mencakup darata dan lautan mupun dari sumber daya
manusianya yang memiliki potensi-potensi yang luar biasa. Sadar betul akan potensi yang
kita miliki permasalahan yang ada pada bab sebelmunya pun perlu kita jawab.
Sebenarnya permasalahan yang menyebabkan Indonesia dalam keadaan seperti ini
adalah buruknya komunikasi antara pemerintahan dan rakyat indonesianya dan juga
melemahnya pemersatu bangsa ini yaitu pancasila, ideologiyang kita junjung tinggi
dengan berasaskan pancasila sebenarnya Indonesia bisa menaklukan dunia dengan
mudahnya.
Pembukaan UUD 1945 dengan nilai-nilai luhurnya menjadi suatu kesatuan integral-
integratif dengan Pancasila sebagai dasar negara. Jika itu diletakkan kembali, maka kita
akan menemukan landasan berpijak yang sama, menyelamatkan persatuan dan kesatuan
nasional yang kini sedang niengalami disintegrasi. Revitalisasi Pancasila sebagai dasar
negara mengandung makna bahwa Pancasila hams diletakkan utuh dengan pembukaan,
di-eksplorasi-kan dimensi-dimensi yang melekat padanya, yaitu:
1. Kualitas
2. Realitas
3. Fleksibel
Dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan berhenti
dalam kebekuan oqmatis dan normatif, melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk
memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang. Dengan demikian tanpa kehilangan nilai
hakikinya, Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang
penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat “Bhinneka
tunggal Ika”
Revitalisasi Pancasila Pancasila sebagai dasar negara hams diarahkan path pembinaan
moral, sehingga moralitas Pancasila thpat dijadikan sebagai dasar dan arah dalam upaya
mengatasi krisis dan disintegrasi. Moralitas juga memerlukan hukum karena keduanya
terdapat korelasi. Moralitas yang tidak didukung oleh hukum kondusif akan terjadi
penyimpangan, sebaliknya, ketentuan hukum disusun tanpa alasan moral akan melahirkan
sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Semua dampak euphoria reformasi yang kita hadapi saat ini, perlu disikapi oleh
segenap komponen bangsa melalui pemahaman yang benar, utuh dan menyeluruh dalam
konteks semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat tersebut merupakan kata
kunci dari aktualisasi dan implementasi nilai-nilai luhur Pancasila yang harus terus
ditumbuh kembangkan oleh generasi penerus. Seluruh komponen bangsa harus mampu
menyikapi berbagai permasalahan, perbedaan dan kemajemukan dengan berpedoman
pada empat pilar wawasan kebangsaan yang dibangun oleh para pendiri bangsa. Seluruh
anak bangsa harus proaktif untuk menciptakan, membina, mengembangkan dan
memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa yang kerap menghadapi potensi
perpecahan. Generasi penerus harus mampu menghidupkan kembali sikap dan budaya
gotong royong, silahturahmi dan musyawarah untuk mufakat yang hakikinya merupakan
ciri bangsa Indonesia sejak dulu.
2. Bidang Politik
Sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan maupun anggota
partai politik, para politisi sangat berperan dalam perumusan peraturan perundangan
maupun kebijakan publik. Pemahaman yang komprehensif terhadap nilai – nllai empat
pilar wawasan kebangsaan sangat dibutuhkan agar para politisi dapat memberikan
sumbangsih pemikiran konstruktif dalam peraturan perundangan maupun kebijakan
publik yang mengedepankan kepentingan bangsa mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa.
Di era demokrasi, media massa dapat dipandang sebagai salah satu pilar yang
mengawal terselenggaranya kehidupan demokrasi yang sehat, beretika dan bermartabat.
Disamping itu, di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, peran
media massa menjadi sangat penting dan strategis dalam membentuk watak dan karakter
bangsa. Dengan demikian, kalangan media massa perlu diberi pembekalan dan perluasan
cakrawala pandang terkait arti pentingnya pemahaman nilai – nilai empat pilar wawasan
kebangsaan. Hal ini dimaksudkan agar kapasitas dan kemampuan yang dimiliki dapat
mempercepat proses pembangunan watak dan karakter bangsa yang menjunjung tinggi
Pancasila sebagai jati diri bangsanya.
4. Bidang Ekonomi
PENUTUP
Dalam kondisi kehidupan berbangsa dan bemegara yang sedang dilanda oleh arus krisis
dan disintegrasi maka Pancasila tidak terhindar dan berbagai macam gugatan, sinisme,
serta pelecehan terhadap kredibilitasnya. Namun perlu kita sadan bahwa tanpa adanya
“platform” dalam dasar negara atau ideologi maka suatu bangsa mustahil akan dapat
bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.