Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan, membuat strategi untuk mencapai


tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai macam kegiatan antara lain
perencanaan social ekonomi dan perencanaan pembangunan, sebab perencanaan ini merupakan
proses dasar di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam
setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan
perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

1
1.2.RUMUSAN MASALAH

1.Apakah Definisi Perencanaan ?

2.Apa Sajakah Tujuan Perencanaan ?

3.Apa Sajakah Manfaat Pembangunan ?

4.Bagaimana Tahapan Dan Syarat Perencanaan ?

5. Apakah Ruang Lingkup Perencanaan ?

6.Apa Sajakah Klasifiksasi Perencanaan tahapan Perencanaan ?

7.Apa Sajakah Unsur Unsur Pokok Perencanaan ?

8.Contoh Visi Dan Misi Perencanaan Pembangunan !

1.3.TUJUAN PENULISAN

1.Mengetahui Definisi Perencanaan

2. Mengetahui Tujuan Perencanaan

3. Mengetahui Manfaat Pembangunan

4. Mengetahui Tahapan Dan Syarat Perencanaan

5. Mengetahui Ruang Lingkup Perencanaan

6. Mengetahui Klasifiksasi Perencanaan tahapan Perencanaan

2
7. Mengetahui Unsur Unsur Pokok Perencanaan

8.Mengetahui Visi Dan Misi Perencanaan Pembangunan

1.4.MANFAAT PENULISAN

1.Mahasiswa Dapat Mengetahui Pengertian Perencanaan

2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Tujuan Perencanaan

3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Manfaat Pembangunan

4. Mahasiswa Dapat Mengetahui Tahapan Dan Syarat Perencanaan

5. Mahasiswa Dapat Mengetahui Ruang Lingkup Perencanaan

6. Mahasiswa Dapat Mengetahui Klasifiksasi Perencanaan Tahapan Perencanaan

7. Mahasiswa Dapat Mengetahui Unsur Unsur Pokok Perencanaan

8. Mahasiswa Dapat Mengetahui Visi Dan Misi Perencanaan Pembangunan

BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
2.1.1.PENEGERTIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN MENURUT AHLI INTERNASIONAL
Menurut Chadwick, jika ditinjau dari segi sistem, perencanaan perencanaan adalah
proses yang bertingkat yang bisa mengontrol suatu susunan kegiatan, agar suatu proses pekerjaan
yang dilakukan bisa berurutan.

Menurut Cnyers dan Hills, Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan
yang meliputi pilihan-pilihan atau putusan-putusan. dari berbagai alternatif penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masa yang akan datang.

Dalam bukunya Planning and Ecology, Roberts et al (1984) mendefinisikan planning


adalah aktivitas yang berhubungan dengan alokasi dan eksploitasi yang rasional dari sumber-
sumber daya untuk kemaslahatan manusia baik jangka pendek atau jangka panjang.

Disisi lain, perencanaan pembangunan tidak bisa dilepaskan dari 2 konsep hubungan
antara sistem sosial (social system) dan lingkungan alam atau sistem ekologi (ecological
systems).

Menurut Eagles (1984), dilihat dari perspektif lingkungan, perencanaan pembangunan


memiliki dua komponen yaitu:

1. Sekumpulan alasan yang melihat tujuan perencanaan dari segi ekologi dan pembangunan
manusia.
2. Seperangkat kriteria sebagai acuan dalam menilai pembangunan dari aspek etika sosial
dan etika ekologi.

2.1.2.PENEGERTIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN MENURUT PENDAPAT AHLI DI


INDONESIA

1.Riyadi dan Bratakusumah


4
Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai : Suatu proses perumusan alternatif-
alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan
digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas
kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik (mental dan spiritual) dalam
rangka mencapai tujuan yang lebih baik”.

2.Mohammad Hatta
Tujuan perencanaan adalah mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur serta
yang direncanakan tujuannya dan jalannya.

3.Widjojo Nitisastro
Perencanaan pada dasarnya berkisar pada dua hal, yang pertama adalah penentuan pilihan
secara sadar mengenai tujuan konkret yang hendak di capai dalam jangka waktu tertentu. Yang
kedua ialah pilihan-pilihan di antara cara-cara alternatif yang efisien serta rasional guna
mencapai tujuan-tujuan tersebut.

4.Lois Yulianto
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia

2.2.TUJUAN PERENCANAAN

Tujuan dari perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya


2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
5
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), Baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan
waktu
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa kegiatan
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan

2.3.MANFAAT PERENCANAAN

Manfaat dari perencanaan adalah sebagai berikut:

1.Sebuah bentuk perencaan bisa membuat pelaksanaan tugas menjadi lebih tepat dan aktivigtas
setiap unit akan terorganisir dengan baik menuju arah yang sama.
2.Sebuah perencanaan yang disusun dari penelitian yang akurat akan menghindarkan adanya
kesalahan yang bisa saja terjadi.
3.Suatu perencanaan mencakup standar atau batasan tindakan dan biaya akan menjadikan mudah
pelaksanaan pengawasan
4.Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan aktivitas sehinga aparat
pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai tujuan
perusahaan.

2.4.KLASIFIKASI PERENCANAAN

2.4.1. Macam-macam Perencanaan

Mengenai macam corak dan isi perencanaan, dalam literatur dikenal berbagai sudut tinjauan,
yaitu:
6
a. Dari segi jangka waktunya, The Liang Gie (1978) membedakan perencanaan atas:
1) Perencanaan jangka pendek (satu tahun),
2) Perencanaan jangka panjang (lebih dari satu tahun).
Sutardi dan Damini (1988), juga Hasibuan (opcit), begitupun Syamsi (1994), dan Soekartawi
(1990) serta Kunarjo (1993) membedakan perencanaan dilihat dari jangka waktunya yaitu:
1) perencanaan jangka pendek (short–range planning). Jangka waktunya sampai 1 atau 2 tahun,
dilakukan oleh manajer bawah, bersifat operasional.
2) perencanaan jangka menengah (intermediate planning).Jangka waktunya 2 - > 10 tahun,
dilakukan oleh manajer menengah, bersifat taktis
3) Perencanaan jangka panjang (long-range planning). Jangka waktunya ≥ 10 tahun,
dilakukan oleh manajer puncak, bersifat strategis.
b. Dari segi ruang lingkupnya, The Liang Gie (opcit) membedakan:
1) perencanaan nasional (umumnya untuk mengejar keterbelakangan suatu bafgsa dalam
berbagai bidang)
2) perencanaan daebah (untuk menggali potensi sesuatu wilayah dan mengembangkan
kehidupan masyarakat wilayah itu)
3) perencanaan kota (untuk mengatur pertumbuhan kota, menertibkan penggunaan tempat
dan memperindah cobak kota).
Westra dkk& (1980) membagi corak dan isi perencanaan dari sudut ruang lingkupnya, yaitu:
1) Perencanaan nasional
2) Perencanaan regional (daerah)
3) Perencanaan lokal yang terdiri dari:
a) perencanaan kota
b) perencanaan desa (untuk menggali potensi sesuatu desa serta iengembangkan masyarakat
desa tersebut.
Sutardi dan Damini (opcit) mengklasifikasikan perenc`naan dari segi ruang lingkupnya, yaitu:
1) perencanaan internasional (international planning);
2) perencanaan nasional (national planning);
3) perencanaan daerah (regional planning);
4) perencanaan umum (general planning); meliputi:

7
a) perencanaan tenaga kerja, b) perencanaan biaya, c) perencanaan peralatan, dan d)
perencanaan mesin-mesin;
5) perencanaan khusus (special planning)
c. Selanjutnya, Sutardi dan Damini (ibid) mengklasifikasi perencanaan dari segi orang yang
membuatnya yaitu:
1) perencanaan perseorangan (individual planning)
2) perencanaan staf (staf planning)
3) perencanaan panitia (committee planning)
4) perencanaan pengawas (supervisor planning).
d. Selain dari itu, Perencanaan dapat dibedakan menurut materi atau bidang kerja yang
dicakupnya, seperti: industrialisasi, pendidikan, kesehatan atau pertahanan Negara. Masya dkk.
(1978) dengan klasifikasi, yaitu:
1) perencanaan kepegawaian (personnel planning)
2) perencanaan keuangan (financial planning)
3) perencanaan industri (industrils planning)
4) perencanaan pendidikan (educational planning)
Dalam bidang ini masih banyak yang tidak disebutkan, sepertinya: perencanaan perkantoran
(office planning), perencanaan peralatan (materials planning) perencanaan pemasaran
(marketing planning). Dst.
e. Di samping itu, Westra dkk. (opcit) menambahkan macam corak dan isi perencanaan dari
segi tata jenjang organisasi dan tingkat kedudukan manajer yang dapat dibedakan:
1) perencanaan haluan (policy planning)
2) perencanaan program (program planning)
3) perencanaan langkah (operational planning)
Pembagian ini sama dengan pendapat J.M. Pfiffner dengan sebutan menurut “tingkatan proses”
perencanaan.
f. Juga Abdulrachman (1973) mengemukakan bahwa macam-macam rencana dapat ditinjau
dari sudut umum/khusus, yaitu:
1) rencana umum (general plan)
2) rencana khusus (special plan)
3) rencana semesta (overall plan)
8
4) rencana kejalaan (network plan)
g. Kunarjo (opcit) membagi dua kategori perencanaan dilihat dari arus informasi, yaitu:
1) perencanaan dari atas ke bawah (top down planning),
2) perencanaan dari bawah ke atas (botton up planning)
Kemudian dapat ditambahkan dengan perencanaan dari arus horizontal (horizontal planning)
Saragih (opcit) dan Lubis (1985) membagi perencanaan dalam dua bagian, yaitu: 1)
perencanaan physic (physical planning) 2) Perencanaan pembiayaan (cost planning). Sedangkan
Hanna dalam Salusu (1996) membagi tiga jenis perencanaan, yaitu: 1) perencanaan jangka
panjang (long range planning, 2) perencanaan stratejik (gis), dan 3) perencanaan jangka pendek

2.4.2. Tingkatan Perencanaan (Hierarchy of planning)

Kebutuhan akan adanya perencanaan tidak hanya ada pada satu tingkat (puncak) saja dari
suatu organisasi melainkan setiap tingkat dan setiap bidang usaha memerlukan adanya
perencanaan bila menghendaki suatu usaha yang efisien dan efektif.
Sudah barang tentu perencanaan yang dilakukan pada berbagai tingkat organisasi itu
tidak sama tentang cara merumuskannya maupun isi dan sifatnya.
Graves dalam Saragih (opcit) membedakan tiga tingkatan perenca-naan menurut
tingkatannya dalam suatu organisasi (vertical) sebagai berikut:
Tingkat atas (top level). Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin directive, yaitu
memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala hal, baik mengenai tujuan maupun caranya,
jadi belum begitu positif untuk segera dapat dilaksanakan.
a. Tingkat menengah (midle level). Pada tingkat ini merupakan penja-baran dan pelengkap
dari perencanaan tingkat atas. Perencanaan lebih bersifat administratif (manajerial) yaitu sudah
lebih jelas menunjukkan kepada cara pencapaian tujuan dan bersifat memberi petunjuk pelak-
sanaan dengan sebaik-baiknya.
b. Tingkat bawah (bottom-up). Yaitu tingkat di mana tiap-tiap anggota kelompok lebih banyak
mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu bersifat operatif (operational) yaitu
pekerjaan yang harus berakhir dengan menghasilkan sesuatu yang konkret. Maka sifat dari
perencanaan pada tingkat ini juga lebih bersifat operatif, yaitu cara menjalankan sesuatu agar
mencapai hasil yang sebaik dan sebesar mungkin.
9
Isi dari perencanaan pada setiap tingkatan itu disebut bagian yang “administrative”
(bagian administratif) sedang mengenai caranya disebut bagian manajemen. Antara manajemen
dan administratif sukar dibedakan. Manajemen adalah sebagian dari administrasi. Manajemen
titik beratnya pada “caranya” sedangkan administrasi titik beratnya pada kebijaksanaan “apa
yang hendak dicapai”

2.4.3. Fungsi Perencanaan

Abdulrachman (opcit), menyebutkan fungsi perencanaan sebagai berikut:


a. Interpretasi dari kebijaksanaan atau rencana yang bergaris lebih besar
b. Peramalan (forecasting), yaitu perkiraan tanpa fakta dan tidak scientific
c. Membuat ekonomis, perencanaan selalu datang bila di dapat kekurangan (schaarste) dan
perlu mengeliminir keborosan-keborosan (waste)
d. Menjamin kepastian, tidak menyerahkan pada soal “kebetulan”, tetapi menetapkan di muka
lebih kurang secara pasti, walaupun akhirnya Tuhan yang menetapkannya.
e. Sebagai koordinasi dari semua aktivitas/rencana didalamnya, supaya tidak simpang siur
f. Sebagai kontrol, khusus secara preventif/mengendalikan
g. Sebagai pedoman untuk para pelaksana dari rencana

2.4.4. Ciri-ciri Perencanaan yang Baik

Soekarno K (1985) mengemukakan bahwa suatu rencana yang baik harus bersifat: rasional,
lentur, dan kontinue
a. Rasional. Perencanaan harus bersifat rasional, artinya harus dibuat berdasarkan pemikiran-
pemikiran dan perhitungan secara masak. Jadi bukan hasil khayalan semata-mata, sehingga dapat
dibahas secara logis.
b. Lentur. Perencanaan harus bersifat lentur, artinya luwes, dimanapun dalam keadaan
bagaimanapun serta bilamanapun perencanaan itu dapat cocok, dapat mengikuti situasi dan
kondisi, dapat dilaksanakan. Jadi dapat diterapkan pada tempat, waktu dan keadaan
10
bagaimanapun juga. Misalnya: seseorang mempunyai rencana yang menjadi program
pemerintah, yaitu meningkatkan sandang pangan. Ini berarti bahwa peningkatan produksi harus
disesuaikan dengan keadaan iklim. Dalam pembangunan perumusan di kota, perlu diadakan
bertingkat, tetapi di desa misalnya mungkin tidak perlu karena selain hawanya sejuk areal
tanahnya masih cukup luas.
c. Kontinue. Perencanaan harus bersifat kontinue atau terus menerus. Ini berarti bahwa
perencanaan harus terus menerus dibuat. Janganlah membuat perencanaan sekali saja untuk
seumur hidup, untuk selama-lamanya. Misalnya, dalam pola pembangunan jangka panjang
secara bertahap. Tahap pertama lima tahun, dan nanti setelah selesai akan ditinjau kembali, dan
disusun dengan tahap kedua, ketiga dan seterusnya sehingga dengan demikian perencanaan dapat
bersifat kontinue. Begitu pula hendaknya dalam diri masing-masing ada perencanaan yang
kontinue, yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Sedangkan ciri-ciri rencana yang baik menurut The Liang Gie (opcit) adalah sebagai berikut:
a. Jelas apa yang hendak dicapai
b. Sederhana dalam susunan dan perumusannya
c. Realistis (berdasarkan fakta yang nyata, pertimbangan yang obyektif dan rasional
d. Seimbang antara bagian-bagiannya maupun penggunaan tenaga kerja serta segala fasilitas
e. Fleksibel (dapat diubah dengan tanpa mengurangi kelancaran peker-jaan).
Karena perencanaan memuat jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh R. Kipling, maka ciri
perencanaan yang baik yaitu selain dapat menjawab pertanyaan 5 W ditambah 1 H (what, why,
where, when, who, dan how); juga harus sederhana, jelas dan mudah dimengerti oleh pelaksana,
lentur/luwes atau fleksibel dalam menghadapi perubahan situasi, realitas berdasarkan fakta yang
nyata dan pertimbangan yang obyektif/rasional, kontinue, dan seimbang.

2.5.UNSUR UNSUR PERENCANAAN

Unsur-unsur pokok yang menjadi komponen perencanaan, yaitu


a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan, yang sering pula
disebut tujuan, arah dan prioritas pembangunan.
b. Adanya kerangka rencana yang menunjukkan hubungan variabel-variabel
pembangunan dan implikasinya

11
c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan terutama pembiayaan
d. Adanya kebijaksanaan yang konsisten dan serasi, seperti kebijaksanaan fiskal,
moneter, anggaran, harga, sektoral dan pembangunan daerah
e. Adanya program investasi yang dilakukan secara sektoral
f. Adanya administrasi pembangunan yang mendukung perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.

2.6.Proses Dan Siklus Perencanaan Pembangunan

Dalam implementasi perencanaan adalah suatu kondisi yang lazim terjadi dimana tiba-
tiba dalam perjalanan terjadi suatu proses perubahan yang mendadak atau tidak terduga sama
sekali dan perubahan tersebut juga bisa saja tidak selalu dapat diantisipasi. Fenomena ini
menunjukkan bahwa disamping nuansa sifatnya yang dinamis, perencanaan juga rentan dengan
berbagai kondisi yang aktif dan bereaksi di dalam maupun di luar sistem perencanaan yang
sedang dijalankan.

Seringkali terdapat kesalah pahaman seakan-akan perencanaan berarti kegiatan


penyusunan rencana saja. Sedangkan perencanaan adalah suatu proses kegiatan usaha yang terus-
menerus dan menyeluruh dari penyusunan suatu rencana, penyusunan program kegiatan,
pelaksanaan serta pengawasan dan evaluasi pelaksanaannya. Hal yang terakhir ini sering juga
disebut sebagai pengendalian.

Secara lebih terperinci dapat dikemukakan tahap-tahap dalam suatu proses perencanaan
sebagai berikut
a. Penyusun Rencana
Penyusun rencana ini terdiri dari unsur-unsur:
1.Tinjauan kedaaan.
Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai ssuatu rencana
(review before take of) atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya (review of
performance). Dengan kegiatan ini diusahakan dapat dilakukan dan diidentifikasi masalah-
masalah pokok yang (masih) dihadapi, seberapa jauh kemajuan telah dicapai untuk menjamin
12
kontinuitas kegiatan-kegiatan usaha, hambatan-hambatan yang masih ada, dan potensi-potensi
serta prospek yang masih bisa dikembangkan.

2.Perkiraaan keadaan masa yang akan di lalui rencana.

Sering juga disebut sebagai forecasting. Dalam hal ini diperlukana data-data statistik,
berbagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi. Mekanisme informasi untuk mengetahui
kecenderungan-kecenderungan perspektif masa depan.

3.Penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan pemilihan cara-cara pencapaian tujuan rencana
tersebut.

Dalam hal ini sering kali nilai-nilai politik, sosial masyarakat, memainkan peranan yang
cukup penting. Secara teknis hal ini didasarkan kepada tinjauan keadaan dan perkiraan tentang
masa yang akan di lalui rencana. Dilihat dalam suatu kerangka yang lebih luas berdasar atas
konsistensi dan prioritas.
Pada umumnya hal ini sebaiknya dilakukan melalui penyusunan suatu kerangka menyeluruh atau
kerangka makro. Dengan demikian, dapat dilihat implikasi dari hubungan-hubungan antara
berbagai variabel dan parameter dalam bidang ekonomi dan sosial secara menyeluruh.

4.Identifikasi kebijaksanaan dan/atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan dalam rencana.

Suatu kebijaksanaan atau policy, mungkin perlu didukung oleh program-program


pembangunan. Untuk bisa lebih operasionalnya rencana kegiatan-kegiatan usaha ini perlu
dilakukan berdasar pemilihan alternatif yan terbaik. Hal ini dilakukan berdasar opportunity cost
dan skala prioritas. Bagi proyek-proyek pembangunan identifikasinya didukung oleh feasibility
studies dan survei-survei pendahuluan. Penyusunan kebijaksanaan dan program-program
pembangunan tersebut pada umumnya dilakukan secara sektoral. Dengan demikian juga
dilakukan penentuan sasaran-sasaran sektoral.

5.Tahap persetujuan rencana

Proses pengambilan keputusan disini mungkin bertingkat-tingkat, dari putusan di bidang


teknis kemudian memasuki wilayah proses politik. Disini diusahakan pula penyerasian dengan
13
perencanaan pembiayaan secara umum dari pada program-program perencanaan yang akan
dilakukan.

b. Penyusunan Program Rencana.


Dalam tahap ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan atau sasaran
dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan
serta penentuan lembaga atau kerja sama antar lembaga mana yang akan melakukan program-
program pembangunan. Bahkan dari pada masing-masing poyek-proyek pembangunan sebgai
bagian atau pun tidak dari pada program-program tersebut terdahulu. Seringkali dipakai disini
suatu program kegiatan dan pembiayan yang konkret dari program-program atau poyek-proyek
pembangunan tersebut dalam project plan yang dituang alam project form. Bahkan ini menjadi
alat rencana, alat pembiayaan, alat pelaksanaan dan alat evaluasi rencana yang penting.
Perlu disebutkan bahwa seringkali pengesahan rencana dilakukan sebagai penutup ditahap ini.
Dengan demikian, rencana mempunyai kedudukan legal untuk pelaksanaannya. Sering kali tahap
ini perlu dibantu dengan penyusunan suatu flow-chart, operation-plan atau network plan.

c. Pelaksanaan Rencana.
Dalam hal ini seringkali perlu dibedakan antara tahap eksplorasi, tahap konstruksi dan
tahap operasi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena sifat kegiatan usahanya berbeda. Dalam
tahap pelaksanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pun perlu diikuti implikasi pelaksanaannya, bahkan secara terus
menerus memerlukan penyesuaian-penyesuaian.

d. Pengawasan Atas Pelaksanaan Rencana.


Tujuan dari pengawasan adalah:
1. Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan rencananya.
2. Apabila terdapat penyimpangan maka perlu diketahui seberapa jauh penyimpangnan
tersebut dan apa penyebabnya.
3. Dilakukannya tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan.

14
Untuk ini diperlukan suatu sistem monitoring dengan mengusahakan pelaporan dan feed back
yang baik dari pada pelaksanaan rencana.

e. Evaluasi
Evaluasi ini membantu kegiatan pengawasan. Dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi atau
tinjauan yang berjalan secara teruus-menerus, seringkali disebut sebagai concurrent review.
Evaluasi juga dilakukan sebagai pendukung tahap penyusunan rencana, yaitu evaluasi tentang
situasi sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Dari
hasil-hasil evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap perencanaan selanjutnya atau
penyesuaian yang diperlukan dalam (pelaksanaan) perencanaan itu sendiri.

Apabila disebutkan dalam penelahaan proses perencanaan pembangunan ini tahap-tahap


ini, maka hal tersebut hanya menunjukkan urutan-urutannya saja, sebab di dalam kegiatan
sebenarnya tahap-tahap itu beberapa diantaranya mungkin dilakukan secara bersama-sama.
Misalnya saja bersamaan dengan pelaksanaan rencana pembangunan sebelumnya sudah dimulai
penyusunan rencana masa berikutnya. Identifikasi kebijaksanaan atau proyek pembangunan bisa
dilakukan sembarang waktu, biarpun pelaksanaannya perlu disesuaikan dengan siklus
perencanaan pembiayaannnya. Hal terakhir ini karena biasanya perencanaan pembiayaan terkait
dengan siklus tahun anggaran yang berlaku. Demikian pula tinjauan yang berjalan juga
dilakukan secara terus-menerus atau periodik. Bahkan hal ini dapat memberi pengaruh untuk
penyusunan kembali rencana sebelum jadwal waktu selesainya rencana seperti ditetapkan
semula.

2.7.Tahap Dasar Perencanaan Dan Syarat Perencanaan

A.Seluruh aktivitas perencanaan pada dasarnya melewati empat tahap, antara lain:

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan perencaan yang diawali dengan keputusan-
keputusan suatu keinginan atua keperluan organisasi atua kelompok kerja. Tanpa adanya
rumusan tujuan yang jelas organisasi akan memakai sumber daya, sumber daya yang
tidak efektif.

15
2. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan
yang akan dicapai atau sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujua dalah sangat
penting karena tujaun dan rencana berhubungan waktu yang akan datang.Hanya setelah
keadaan perusahaan sekarang ini dianalisa rencana bisa dirumusan untuk menunjukkan
rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini membutuhkan informasi terutama
keuangan dan data statistik yang diperoleh melalui komunikasi dalam organisasi.

3. Mengindentifikasi seluruh kemudahan dan hambatan, semua kekuatan dan kelemahan


dan juga kemudahan dan hambatan membutuhkan pengindentifikasian untuk mengukur
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.Untuk itu dibutuhakn pengetahuan faktor-
faktor lingkungan intern dan ekstern yang bisa membantu organisasi mencapai tujuannya
atau yang mungkin menimbulkan masalah. Meskipun sulit dilaksanakan antisipasi
keadaan, masalah dan kesempatan dan juga ancaman yang mungkin terjadi diwaktu
mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian aktivitas untuk mencapai tujuan. Tahap akhir
dalam proses perencanaan mencakup pengembangan berbagai alternatif aktivitas untuk
mencapai tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan dipilihnya alternatif terbaik
yaitu yang paling memuaskan diantara berbagai alternafif yang ada.

B.Syarat-syarat dari perencanaan adalah sebagai berikut:

 Memiliki tujuan yang jelas


 Bersifat simpel atau sederhana

 Mencakup analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan

 Sifatnya fleksibel

 Memiliki keseimbangan yakni keselarasan tanggung jawab dan tujuan setiap bagian
dalam perusahana dengan tujuan akhir perusahaan yang sudah ditetapkan.

 Memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu sudah disediakan dan juga dapat digunakan
dengan efektif dan mempunyai daya guna.

16
2.8.VISI DAN MISI CALON LEADER BAGIAN EXTRUSI PT.HIT POLYTRON

1.VISI DAN MISI PAK AGUS ( CALON LEADER YANG PERTAMA )

A. VISI : MEMBENTUK KARAKTER OPERATOR (PEKERJA) DEMI TERWUJUDNYA


BAGIAN EXTRUSI YANG TERTIB DAN DISIPLIN SERTA MAMPU BERSAING DENGAN
BAGIAN LAIN DALAM SUATU PERUSAHAAN

B. MISI :
1. Mengoptimalkan kinerja para operator.
2. Melaksanakan koordinasi antar bagian kerja termasuk dengan pihak engineering
3. Mengaktifkan kembali program 3i yang telah lama non aktif
4. Mengorganisir kembali kelembagaan yang ada di bagian EXTRUSI
5. Melaksanakan kegiatan perencanaan yang baik dan trasnparan dan dapat
dipertanggungjawabkan
6.melobi ke KABAG untuk pemberian waktu breaktime pada saat jam 15.00 WIB selama 15
menit

C. PROGRAM KERJA :

1. Mengoptimalkan kinerja para operator (pekerja) secara maksimal

Mengkoordinasi para pekerja agar bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai
part job masing masing sehingga yang dikerjakan dapat secara maksimal terselesaikan dengan
baik dan tepat sasaran

2. Melaksanakan koordinasi dengan bagian engineering

Melaksanakan koordinasi bersama dengan engineering supaya permasalahan dalam


meperbaiki mesin segera cepat diatasi untuk pencapaian target
17
3. Mengaktifkan kembali program 3i yang telah lama non aktif

Berupaya mengajak pekerja untuk membuat program 3i (innovation,improvement demi


kemajuan bagian EXTRUSI dan PERUSAHAAN karena semakin suatu bagian membuat 3i
tingkat SDM pada bagian tersebut bisa dikatakan sangat baik dan disiplin

4. Mengorganisir kembali perangkat-perangkat yang ada di bagian EXTRUSI

Mengajak serta memfungsikan kembali perangkat-perangkat yang ada di bagian ini


(EXTRUSI) dalam rangka pemahaman tugas pokok dan fungsi lembaga untuk dapat berperan
aktif dalam kegiatan perencanaan serta dalam pemahaman bahwa semua element masyarakat
mempunyai hak dan kwajiban yang sama dalam semua proses kegiatan perencanaan di segala
bidang.

5. Melaksanakan kegiatan pembangunan yang jujur, baik dan trasnparan serta dapat
dipertanggungjawabkan.

Saya akan berupaya melibatkan seluruh elemen operator (pekerja) dalam bagian
EXTRUSI dalam proses perencanaan, pelaksanaan , evaluasi dan pengawasan kegiatan
pembangunan. Dalam hal ini kami akan memlibatkan operator (pekerja) sebagai pelaku dalam
setiap tahapan kegiatan perencanaan dan pembangunan. Sehingga ketika operator (pekerja)
sebagia pelaku,baik ditahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan maka akan
tercipta pembangunan yang jujur, baik dan transparan serta dapat dipertanggungjawabkan dan
akan tepat sesuai dengan sasaran.

6.Melobi ke KABAG (KEPALA BAGIAN) untuk pemberian waktu breaktime pada saat jam
15.00 WIB selama 15 menit

Waktu 15 menit bisa di gunakan utnuk sholat dan istirahat sejenak untuk memulihkan
tenagayang terkuras serta merefreskan pikiran,ini yang biasa dilakukan oleh bagian lain namun
tidak di bangian EXTRUSI,saya akan melobi ke pada kabag jika terpilih menjadi LEADER

2.VISI DAN MISI PAK BUDI SANTOSO ( CALON LEADER YANG KEDUA )

18
A. VISI : MEMBENTUK KARAKTER OPERATOR (PEKERJA) DEMI TERWUJUDNYA
BAGIAN EXTRUSI YANG DISIPLIN DAN TERTIB SERTA BISA BEKERJA SESUAI PART
JOB

B. MISI :
1. Mengoptimalkan kinerja yang selama ini kurang tepat sasaran
2. Melaksanakan kerja sama dengan pihak engineering
3. Mengaktifkan kembali program 3i yang telah lama non aktif
4. Menyusun kembali perangkat yang ada di bagian EXTRUSI
5. Melaksanakan kegiatan perencanaan yang baik dan trasnparan dan dapat
dipertanggungjawabkan
6.Melanjutkan kembali pembuatan marka yang belum diteruskan leader sebelum

C. PROGRAM KERJA :

1. Mengoptimalkan kinerja yang selama ini kurang tepat sasaran

Mengkoordinasi para pekerja agar bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai
part job masing masing sehingga yang dikerjakan dapat secara maksimal terselesaikan dengan
baik dan tepat sasaran

2. Melaksanakan kerja sama dengan pihak engineering

Melaksanakan koordinasi bersama dengan engineering itu penting supaya permasalahan


dalam meperbaiki mesin segera cepat diatasi untuk pencapaian target

3. Mengaktifkan kembali program 3i yang telah lama non aktif

Berupaya mengajak pekerja untuk membuat program 3i (innovation,improvement demi


kemajuan bagian EXTRUSI dan PERUSAHAAN karena semakin suatu bagian membuat 3i
tingkat SDM pada bagian tersebut bisa dikatakan sangat baik dan disiplin

19
4. Menyusun kembali perangkat yang ada di bagian EXTRUSI

Demi berjalannya suatu organisasi pada suatu bagian perlu dilakukan penyusunan
perangkat’’ untuk menunjang

5. Melaksanakan kegiatan pembangunan yang jujur, baik dan trasnparan serta dapat
dipertanggungjawabkan.

Kami akan berupaya melibatkan seluruh elemen operator (pekerja) dalam bagian
EXTRUSI dalam proses perencanaan, pelaksanaan , evaluasi dan pengawasan kegiatan
pembangunan. Dalam hal ini kami akan memlibatkan operator (pekerja) sebagai pelaku dalam
setiap tahapan kegiatan perencanaan dan pembangunan. Sehingga ketika operator (pekerja)
sebagai pelaku,baik ditahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan maka akan
tercipta pembangunan yang jujur, baik dan transparan serta dapat dipertanggungjawabkan dan
akan tepat sesuai dengan sasaran.

6.Melanjutkan kembali pembuatan marka yang belum diteruskan leader sebelum

Pada LEADER sebelumnya pembuatan marka sempat terhenti,pada kemimpinan saya


nanti akan dilanjutkan kembali karena ini penting untuk penataan benda benda yang ada di
bagian dalam EXTRUSI supaya terlihat rapi

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Didalam melakukan pembangunan,setiap Organisasi memerlukan perencanaan yang


akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya.

Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan


mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para pekerja termasuk di dalamnya para pembuat

20
kebijakan.Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat kesenjangan
kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.

Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan


pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan
kondisi di suatu bagian menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan.

B.Saran

Dan harapan peneliti kali ini,semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dlkalangan pekerja
khususya pada para pembaca yang budiman.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Karya Bintoro Tjokroamidjojo,M.A “Perencanaan Pembangunan”

https://brainly.co.id/tugas/3828145

https://id.scribd.com/doc/182004872/PENGERTIAN-PERENCANAAN-PEMBANGUNAN-
MENURUT-PARA-AHLI

http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/perencanaan-pembangunan-ekonomi-pengertian-
unsur-tujuan-ciri-cirinya/

21

Anda mungkin juga menyukai