Bab I: Fungsi
Bab I: Fungsi
PENDAHULUAN
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai macam kegiatan antara lain
perencanaan social ekonomi dan perencanaan pembangunan, sebab perencanaan ini merupakan
proses dasar di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam
setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan
perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
1
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.TUJUAN PENULISAN
2
7. Mengetahui Unsur Unsur Pokok Perencanaan
1.4.MANFAAT PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
2.1.1.PENEGERTIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN MENURUT AHLI INTERNASIONAL
Menurut Chadwick, jika ditinjau dari segi sistem, perencanaan perencanaan adalah
proses yang bertingkat yang bisa mengontrol suatu susunan kegiatan, agar suatu proses pekerjaan
yang dilakukan bisa berurutan.
Menurut Cnyers dan Hills, Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan
yang meliputi pilihan-pilihan atau putusan-putusan. dari berbagai alternatif penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masa yang akan datang.
Disisi lain, perencanaan pembangunan tidak bisa dilepaskan dari 2 konsep hubungan
antara sistem sosial (social system) dan lingkungan alam atau sistem ekologi (ecological
systems).
1. Sekumpulan alasan yang melihat tujuan perencanaan dari segi ekologi dan pembangunan
manusia.
2. Seperangkat kriteria sebagai acuan dalam menilai pembangunan dari aspek etika sosial
dan etika ekologi.
2.Mohammad Hatta
Tujuan perencanaan adalah mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur serta
yang direncanakan tujuannya dan jalannya.
3.Widjojo Nitisastro
Perencanaan pada dasarnya berkisar pada dua hal, yang pertama adalah penentuan pilihan
secara sadar mengenai tujuan konkret yang hendak di capai dalam jangka waktu tertentu. Yang
kedua ialah pilihan-pilihan di antara cara-cara alternatif yang efisien serta rasional guna
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4.Lois Yulianto
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia
2.2.TUJUAN PERENCANAAN
2.3.MANFAAT PERENCANAAN
1.Sebuah bentuk perencaan bisa membuat pelaksanaan tugas menjadi lebih tepat dan aktivigtas
setiap unit akan terorganisir dengan baik menuju arah yang sama.
2.Sebuah perencanaan yang disusun dari penelitian yang akurat akan menghindarkan adanya
kesalahan yang bisa saja terjadi.
3.Suatu perencanaan mencakup standar atau batasan tindakan dan biaya akan menjadikan mudah
pelaksanaan pengawasan
4.Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan aktivitas sehinga aparat
pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2.4.KLASIFIKASI PERENCANAAN
Mengenai macam corak dan isi perencanaan, dalam literatur dikenal berbagai sudut tinjauan,
yaitu:
6
a. Dari segi jangka waktunya, The Liang Gie (1978) membedakan perencanaan atas:
1) Perencanaan jangka pendek (satu tahun),
2) Perencanaan jangka panjang (lebih dari satu tahun).
Sutardi dan Damini (1988), juga Hasibuan (opcit), begitupun Syamsi (1994), dan Soekartawi
(1990) serta Kunarjo (1993) membedakan perencanaan dilihat dari jangka waktunya yaitu:
1) perencanaan jangka pendek (short–range planning). Jangka waktunya sampai 1 atau 2 tahun,
dilakukan oleh manajer bawah, bersifat operasional.
2) perencanaan jangka menengah (intermediate planning).Jangka waktunya 2 - > 10 tahun,
dilakukan oleh manajer menengah, bersifat taktis
3) Perencanaan jangka panjang (long-range planning). Jangka waktunya ≥ 10 tahun,
dilakukan oleh manajer puncak, bersifat strategis.
b. Dari segi ruang lingkupnya, The Liang Gie (opcit) membedakan:
1) perencanaan nasional (umumnya untuk mengejar keterbelakangan suatu bafgsa dalam
berbagai bidang)
2) perencanaan daebah (untuk menggali potensi sesuatu wilayah dan mengembangkan
kehidupan masyarakat wilayah itu)
3) perencanaan kota (untuk mengatur pertumbuhan kota, menertibkan penggunaan tempat
dan memperindah cobak kota).
Westra dkk& (1980) membagi corak dan isi perencanaan dari sudut ruang lingkupnya, yaitu:
1) Perencanaan nasional
2) Perencanaan regional (daerah)
3) Perencanaan lokal yang terdiri dari:
a) perencanaan kota
b) perencanaan desa (untuk menggali potensi sesuatu desa serta iengembangkan masyarakat
desa tersebut.
Sutardi dan Damini (opcit) mengklasifikasikan perenc`naan dari segi ruang lingkupnya, yaitu:
1) perencanaan internasional (international planning);
2) perencanaan nasional (national planning);
3) perencanaan daerah (regional planning);
4) perencanaan umum (general planning); meliputi:
7
a) perencanaan tenaga kerja, b) perencanaan biaya, c) perencanaan peralatan, dan d)
perencanaan mesin-mesin;
5) perencanaan khusus (special planning)
c. Selanjutnya, Sutardi dan Damini (ibid) mengklasifikasi perencanaan dari segi orang yang
membuatnya yaitu:
1) perencanaan perseorangan (individual planning)
2) perencanaan staf (staf planning)
3) perencanaan panitia (committee planning)
4) perencanaan pengawas (supervisor planning).
d. Selain dari itu, Perencanaan dapat dibedakan menurut materi atau bidang kerja yang
dicakupnya, seperti: industrialisasi, pendidikan, kesehatan atau pertahanan Negara. Masya dkk.
(1978) dengan klasifikasi, yaitu:
1) perencanaan kepegawaian (personnel planning)
2) perencanaan keuangan (financial planning)
3) perencanaan industri (industrils planning)
4) perencanaan pendidikan (educational planning)
Dalam bidang ini masih banyak yang tidak disebutkan, sepertinya: perencanaan perkantoran
(office planning), perencanaan peralatan (materials planning) perencanaan pemasaran
(marketing planning). Dst.
e. Di samping itu, Westra dkk. (opcit) menambahkan macam corak dan isi perencanaan dari
segi tata jenjang organisasi dan tingkat kedudukan manajer yang dapat dibedakan:
1) perencanaan haluan (policy planning)
2) perencanaan program (program planning)
3) perencanaan langkah (operational planning)
Pembagian ini sama dengan pendapat J.M. Pfiffner dengan sebutan menurut “tingkatan proses”
perencanaan.
f. Juga Abdulrachman (1973) mengemukakan bahwa macam-macam rencana dapat ditinjau
dari sudut umum/khusus, yaitu:
1) rencana umum (general plan)
2) rencana khusus (special plan)
3) rencana semesta (overall plan)
8
4) rencana kejalaan (network plan)
g. Kunarjo (opcit) membagi dua kategori perencanaan dilihat dari arus informasi, yaitu:
1) perencanaan dari atas ke bawah (top down planning),
2) perencanaan dari bawah ke atas (botton up planning)
Kemudian dapat ditambahkan dengan perencanaan dari arus horizontal (horizontal planning)
Saragih (opcit) dan Lubis (1985) membagi perencanaan dalam dua bagian, yaitu: 1)
perencanaan physic (physical planning) 2) Perencanaan pembiayaan (cost planning). Sedangkan
Hanna dalam Salusu (1996) membagi tiga jenis perencanaan, yaitu: 1) perencanaan jangka
panjang (long range planning, 2) perencanaan stratejik (gis), dan 3) perencanaan jangka pendek
Kebutuhan akan adanya perencanaan tidak hanya ada pada satu tingkat (puncak) saja dari
suatu organisasi melainkan setiap tingkat dan setiap bidang usaha memerlukan adanya
perencanaan bila menghendaki suatu usaha yang efisien dan efektif.
Sudah barang tentu perencanaan yang dilakukan pada berbagai tingkat organisasi itu
tidak sama tentang cara merumuskannya maupun isi dan sifatnya.
Graves dalam Saragih (opcit) membedakan tiga tingkatan perenca-naan menurut
tingkatannya dalam suatu organisasi (vertical) sebagai berikut:
Tingkat atas (top level). Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin directive, yaitu
memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala hal, baik mengenai tujuan maupun caranya,
jadi belum begitu positif untuk segera dapat dilaksanakan.
a. Tingkat menengah (midle level). Pada tingkat ini merupakan penja-baran dan pelengkap
dari perencanaan tingkat atas. Perencanaan lebih bersifat administratif (manajerial) yaitu sudah
lebih jelas menunjukkan kepada cara pencapaian tujuan dan bersifat memberi petunjuk pelak-
sanaan dengan sebaik-baiknya.
b. Tingkat bawah (bottom-up). Yaitu tingkat di mana tiap-tiap anggota kelompok lebih banyak
mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu bersifat operatif (operational) yaitu
pekerjaan yang harus berakhir dengan menghasilkan sesuatu yang konkret. Maka sifat dari
perencanaan pada tingkat ini juga lebih bersifat operatif, yaitu cara menjalankan sesuatu agar
mencapai hasil yang sebaik dan sebesar mungkin.
9
Isi dari perencanaan pada setiap tingkatan itu disebut bagian yang “administrative”
(bagian administratif) sedang mengenai caranya disebut bagian manajemen. Antara manajemen
dan administratif sukar dibedakan. Manajemen adalah sebagian dari administrasi. Manajemen
titik beratnya pada “caranya” sedangkan administrasi titik beratnya pada kebijaksanaan “apa
yang hendak dicapai”
Soekarno K (1985) mengemukakan bahwa suatu rencana yang baik harus bersifat: rasional,
lentur, dan kontinue
a. Rasional. Perencanaan harus bersifat rasional, artinya harus dibuat berdasarkan pemikiran-
pemikiran dan perhitungan secara masak. Jadi bukan hasil khayalan semata-mata, sehingga dapat
dibahas secara logis.
b. Lentur. Perencanaan harus bersifat lentur, artinya luwes, dimanapun dalam keadaan
bagaimanapun serta bilamanapun perencanaan itu dapat cocok, dapat mengikuti situasi dan
kondisi, dapat dilaksanakan. Jadi dapat diterapkan pada tempat, waktu dan keadaan
10
bagaimanapun juga. Misalnya: seseorang mempunyai rencana yang menjadi program
pemerintah, yaitu meningkatkan sandang pangan. Ini berarti bahwa peningkatan produksi harus
disesuaikan dengan keadaan iklim. Dalam pembangunan perumusan di kota, perlu diadakan
bertingkat, tetapi di desa misalnya mungkin tidak perlu karena selain hawanya sejuk areal
tanahnya masih cukup luas.
c. Kontinue. Perencanaan harus bersifat kontinue atau terus menerus. Ini berarti bahwa
perencanaan harus terus menerus dibuat. Janganlah membuat perencanaan sekali saja untuk
seumur hidup, untuk selama-lamanya. Misalnya, dalam pola pembangunan jangka panjang
secara bertahap. Tahap pertama lima tahun, dan nanti setelah selesai akan ditinjau kembali, dan
disusun dengan tahap kedua, ketiga dan seterusnya sehingga dengan demikian perencanaan dapat
bersifat kontinue. Begitu pula hendaknya dalam diri masing-masing ada perencanaan yang
kontinue, yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Sedangkan ciri-ciri rencana yang baik menurut The Liang Gie (opcit) adalah sebagai berikut:
a. Jelas apa yang hendak dicapai
b. Sederhana dalam susunan dan perumusannya
c. Realistis (berdasarkan fakta yang nyata, pertimbangan yang obyektif dan rasional
d. Seimbang antara bagian-bagiannya maupun penggunaan tenaga kerja serta segala fasilitas
e. Fleksibel (dapat diubah dengan tanpa mengurangi kelancaran peker-jaan).
Karena perencanaan memuat jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh R. Kipling, maka ciri
perencanaan yang baik yaitu selain dapat menjawab pertanyaan 5 W ditambah 1 H (what, why,
where, when, who, dan how); juga harus sederhana, jelas dan mudah dimengerti oleh pelaksana,
lentur/luwes atau fleksibel dalam menghadapi perubahan situasi, realitas berdasarkan fakta yang
nyata dan pertimbangan yang obyektif/rasional, kontinue, dan seimbang.
11
c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan terutama pembiayaan
d. Adanya kebijaksanaan yang konsisten dan serasi, seperti kebijaksanaan fiskal,
moneter, anggaran, harga, sektoral dan pembangunan daerah
e. Adanya program investasi yang dilakukan secara sektoral
f. Adanya administrasi pembangunan yang mendukung perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
Dalam implementasi perencanaan adalah suatu kondisi yang lazim terjadi dimana tiba-
tiba dalam perjalanan terjadi suatu proses perubahan yang mendadak atau tidak terduga sama
sekali dan perubahan tersebut juga bisa saja tidak selalu dapat diantisipasi. Fenomena ini
menunjukkan bahwa disamping nuansa sifatnya yang dinamis, perencanaan juga rentan dengan
berbagai kondisi yang aktif dan bereaksi di dalam maupun di luar sistem perencanaan yang
sedang dijalankan.
Secara lebih terperinci dapat dikemukakan tahap-tahap dalam suatu proses perencanaan
sebagai berikut
a. Penyusun Rencana
Penyusun rencana ini terdiri dari unsur-unsur:
1.Tinjauan kedaaan.
Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai ssuatu rencana
(review before take of) atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya (review of
performance). Dengan kegiatan ini diusahakan dapat dilakukan dan diidentifikasi masalah-
masalah pokok yang (masih) dihadapi, seberapa jauh kemajuan telah dicapai untuk menjamin
12
kontinuitas kegiatan-kegiatan usaha, hambatan-hambatan yang masih ada, dan potensi-potensi
serta prospek yang masih bisa dikembangkan.
Sering juga disebut sebagai forecasting. Dalam hal ini diperlukana data-data statistik,
berbagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi. Mekanisme informasi untuk mengetahui
kecenderungan-kecenderungan perspektif masa depan.
3.Penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan pemilihan cara-cara pencapaian tujuan rencana
tersebut.
Dalam hal ini sering kali nilai-nilai politik, sosial masyarakat, memainkan peranan yang
cukup penting. Secara teknis hal ini didasarkan kepada tinjauan keadaan dan perkiraan tentang
masa yang akan di lalui rencana. Dilihat dalam suatu kerangka yang lebih luas berdasar atas
konsistensi dan prioritas.
Pada umumnya hal ini sebaiknya dilakukan melalui penyusunan suatu kerangka menyeluruh atau
kerangka makro. Dengan demikian, dapat dilihat implikasi dari hubungan-hubungan antara
berbagai variabel dan parameter dalam bidang ekonomi dan sosial secara menyeluruh.
4.Identifikasi kebijaksanaan dan/atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan dalam rencana.
c. Pelaksanaan Rencana.
Dalam hal ini seringkali perlu dibedakan antara tahap eksplorasi, tahap konstruksi dan
tahap operasi. Hal ini perlu dipertimbangkan karena sifat kegiatan usahanya berbeda. Dalam
tahap pelaksanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pun perlu diikuti implikasi pelaksanaannya, bahkan secara terus
menerus memerlukan penyesuaian-penyesuaian.
14
Untuk ini diperlukan suatu sistem monitoring dengan mengusahakan pelaporan dan feed back
yang baik dari pada pelaksanaan rencana.
e. Evaluasi
Evaluasi ini membantu kegiatan pengawasan. Dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi atau
tinjauan yang berjalan secara teruus-menerus, seringkali disebut sebagai concurrent review.
Evaluasi juga dilakukan sebagai pendukung tahap penyusunan rencana, yaitu evaluasi tentang
situasi sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Dari
hasil-hasil evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap perencanaan selanjutnya atau
penyesuaian yang diperlukan dalam (pelaksanaan) perencanaan itu sendiri.
A.Seluruh aktivitas perencanaan pada dasarnya melewati empat tahap, antara lain:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan perencaan yang diawali dengan keputusan-
keputusan suatu keinginan atua keperluan organisasi atua kelompok kerja. Tanpa adanya
rumusan tujuan yang jelas organisasi akan memakai sumber daya, sumber daya yang
tidak efektif.
15
2. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan
yang akan dicapai atau sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujua dalah sangat
penting karena tujaun dan rencana berhubungan waktu yang akan datang.Hanya setelah
keadaan perusahaan sekarang ini dianalisa rencana bisa dirumusan untuk menunjukkan
rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini membutuhkan informasi terutama
keuangan dan data statistik yang diperoleh melalui komunikasi dalam organisasi.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian aktivitas untuk mencapai tujuan. Tahap akhir
dalam proses perencanaan mencakup pengembangan berbagai alternatif aktivitas untuk
mencapai tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan dipilihnya alternatif terbaik
yaitu yang paling memuaskan diantara berbagai alternafif yang ada.
Sifatnya fleksibel
Memiliki keseimbangan yakni keselarasan tanggung jawab dan tujuan setiap bagian
dalam perusahana dengan tujuan akhir perusahaan yang sudah ditetapkan.
Memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu sudah disediakan dan juga dapat digunakan
dengan efektif dan mempunyai daya guna.
16
2.8.VISI DAN MISI CALON LEADER BAGIAN EXTRUSI PT.HIT POLYTRON
B. MISI :
1. Mengoptimalkan kinerja para operator.
2. Melaksanakan koordinasi antar bagian kerja termasuk dengan pihak engineering
3. Mengaktifkan kembali program 3i yang telah lama non aktif
4. Mengorganisir kembali kelembagaan yang ada di bagian EXTRUSI
5. Melaksanakan kegiatan perencanaan yang baik dan trasnparan dan dapat
dipertanggungjawabkan
6.melobi ke KABAG untuk pemberian waktu breaktime pada saat jam 15.00 WIB selama 15
menit
C. PROGRAM KERJA :
Mengkoordinasi para pekerja agar bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai
part job masing masing sehingga yang dikerjakan dapat secara maksimal terselesaikan dengan
baik dan tepat sasaran
5. Melaksanakan kegiatan pembangunan yang jujur, baik dan trasnparan serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Saya akan berupaya melibatkan seluruh elemen operator (pekerja) dalam bagian
EXTRUSI dalam proses perencanaan, pelaksanaan , evaluasi dan pengawasan kegiatan
pembangunan. Dalam hal ini kami akan memlibatkan operator (pekerja) sebagai pelaku dalam
setiap tahapan kegiatan perencanaan dan pembangunan. Sehingga ketika operator (pekerja)
sebagia pelaku,baik ditahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan maka akan
tercipta pembangunan yang jujur, baik dan transparan serta dapat dipertanggungjawabkan dan
akan tepat sesuai dengan sasaran.
6.Melobi ke KABAG (KEPALA BAGIAN) untuk pemberian waktu breaktime pada saat jam
15.00 WIB selama 15 menit
Waktu 15 menit bisa di gunakan utnuk sholat dan istirahat sejenak untuk memulihkan
tenagayang terkuras serta merefreskan pikiran,ini yang biasa dilakukan oleh bagian lain namun
tidak di bangian EXTRUSI,saya akan melobi ke pada kabag jika terpilih menjadi LEADER
2.VISI DAN MISI PAK BUDI SANTOSO ( CALON LEADER YANG KEDUA )
18
A. VISI : MEMBENTUK KARAKTER OPERATOR (PEKERJA) DEMI TERWUJUDNYA
BAGIAN EXTRUSI YANG DISIPLIN DAN TERTIB SERTA BISA BEKERJA SESUAI PART
JOB
B. MISI :
1. Mengoptimalkan kinerja yang selama ini kurang tepat sasaran
2. Melaksanakan kerja sama dengan pihak engineering
3. Mengaktifkan kembali program 3i yang telah lama non aktif
4. Menyusun kembali perangkat yang ada di bagian EXTRUSI
5. Melaksanakan kegiatan perencanaan yang baik dan trasnparan dan dapat
dipertanggungjawabkan
6.Melanjutkan kembali pembuatan marka yang belum diteruskan leader sebelum
C. PROGRAM KERJA :
Mengkoordinasi para pekerja agar bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai
part job masing masing sehingga yang dikerjakan dapat secara maksimal terselesaikan dengan
baik dan tepat sasaran
19
4. Menyusun kembali perangkat yang ada di bagian EXTRUSI
Demi berjalannya suatu organisasi pada suatu bagian perlu dilakukan penyusunan
perangkat’’ untuk menunjang
5. Melaksanakan kegiatan pembangunan yang jujur, baik dan trasnparan serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Kami akan berupaya melibatkan seluruh elemen operator (pekerja) dalam bagian
EXTRUSI dalam proses perencanaan, pelaksanaan , evaluasi dan pengawasan kegiatan
pembangunan. Dalam hal ini kami akan memlibatkan operator (pekerja) sebagai pelaku dalam
setiap tahapan kegiatan perencanaan dan pembangunan. Sehingga ketika operator (pekerja)
sebagai pelaku,baik ditahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan maka akan
tercipta pembangunan yang jujur, baik dan transparan serta dapat dipertanggungjawabkan dan
akan tepat sesuai dengan sasaran.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
20
kebijakan.Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat kesenjangan
kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.
B.Saran
Dan harapan peneliti kali ini,semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dlkalangan pekerja
khususya pada para pembaca yang budiman.
DAFTAR PUSTAKA
https://brainly.co.id/tugas/3828145
https://id.scribd.com/doc/182004872/PENGERTIAN-PERENCANAAN-PEMBANGUNAN-
MENURUT-PARA-AHLI
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/perencanaan-pembangunan-ekonomi-pengertian-
unsur-tujuan-ciri-cirinya/
21