REPUBLIK INDONESIA
MENGELOLA POTENSI
EKONOMI 2018
2
Kondisi Ekonomi Global
Perekonomian diperkirakan meningkat namun beberapa Risiko Ekonomi Global
tantangan global masih membayangi
World Bank IMF
Januari 2018 Oktober 2017 Risiko meningkatnya Proses penyeimbangan
Ketidakpastian pasca
proteksionisme di (rebalancing) ekonomi
negosiasi Brexit
2017 2018 2017 2018 beberapa negara utama RRT
Dunia 3.0 3.1 3.6 3.7
Negara Maju 2.3 2.2 2.2 2.0
Amerika Serikat 2.3 2.5 2.2 2.3
Penurunan tingkat Fenomena aging
Uni Eropa 2.4 2.1 2.1 1.9 Kebijakan fiskal
produktivitas di population di negara
ekspansif di AS
beberapa negara dunia maju
Jepang 1.7 1.3 1.5 0.7
Negara Berkembang 4.3 4.5 4.6 4.9
Negara Berkembang Asia 6.4 6.2 6.5 6.5
India 6.7 7.3 6.7 7.4
Ketegangan antara AS Pergerakan harga Risiko Geopolitik Timur
China 6.8 6.4 6.8 6.5 dengan Korea Utara komoditas Tengah
• Kebijakan fiskal ekspansif di AS mendorong peningkatan suku bunga acuan AS di periode ke depan sehingga berpotensi memicu tekanan pada
capital flow. Namun demikian, dikarenakan kondisi likuiditas global masih cukup tinggi akibat kebijakan quantitative easing di Uni Eropa dan
Jepang, dampak kenaikan FFR diperkirakan tidak sampai memicu outflow
• Risiko kenaikan suku bunga acuan AS akan memperkecil ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga lebih jauh
• Konsesus perkiraan harga minyak dunia sebagai acuan pada kisaran US$ 55-60 per barel. Pemulihan pertumbuhan ekonomi global akan
berdampak pada peningkatan permintaan energi termasuk minyak mentah dunia.
3
Ekonomi Indonesia Stabil, Inflasi Terkendali
Pada TW 3-2017, perekonomian Indonesia tumbuh 5,06% yoy, stabil dan masih berada di atas tren global. Perekonomian
domestik juga didukung oleh tingkat inflasi yang rendah dan terjaga di kisaran target pemerintah dan Bank Indonesia 4±1%.
7.4 PDB (%yoy) Inflasi (%yoy)
6.9 18.00
IHK
6.4 Inti
13.00 Administrated Price
Volatile Food
5.9
8.00
5.4
3.00
4.9
-2.00
4.4
Q1-…
Q2-…
Q3-…
Q4-…
Q1-…
Q2-…
Q3-…
Q4-…
Q1-…
Q2-…
Q3-…
Q4-…
Q1-…
Q2-…
Q3-…
Q4-…
Q1-…
Q2-…
Q3-…
Q4-…
Q1-…
Q2-…
Q3-…
Q4-…
Q1-…
Q2-…
Q3-…
Q4-…
Q1-…
Q2-…
Q3-…
May
May
May
Sept
Mar
Nov
Mar
Nov
Mar
Nov
Mar
Nov
Sep
Sep
Sep
Juli
Jul
Jul
Jul
Jan
Jan
Jan
Jan
Mei
2014 2015 2016 2017
Pertambangan
4.50 1.76
CAD (% GDP) dan Cadangan Devisa Nilai Tukar Rupiah Debt to GDP Ratio Indonesia
0.00 140 47.3
13700
-0.50
120
13600 39.0
-1.00
100
-1.50 13500
-2.00 80
35.1
13400
-2.50 60
33.0
13353
-3.00 13300
40
-3.50 [VALUE]*
28.3 28.0
13200 27.4
20
-4.00 24.9
24.5 24.7
-4.50 0 13100 23.123.0
Q1
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q1
Q2
Q3
1/2/2018
10/2/2017
11/2/2017
12/2/2017
2008
2005
2006
2007
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Defisit Transaksi Berjalan (% PDB)
Cadangan Devisa
60.0 3.0
Neraca Perdagangan (Miliar USD) - RHS
Ekspor (%yoy)
40.0 Impor (%yoy) 2.0
20.0 1.0
0.0 0.0
01/2009
03/2009
05/2009
07/2009
09/2009
11/2009
01/2010
03/2010
05/2010
07/2010
09/2010
11/2010
01/2011
03/2011
05/2011
07/2011
09/2011
11/2011
01/2012
03/2012
05/2012
07/2012
09/2012
11/2012
01/2013
03/2013
05/2013
07/2013
09/2013
11/2013
01/2014
03/2014
05/2014
07/2014
09/2014
11/2014
01/2015
03/2015
05/2015
07/2015
09/2015
11/2015
01/2016
03/2016
05/2016
07/2016
09/2016
11/2016
01/2017
03/2017
05/2017
07/2017
09/2017
11/2017
-20.0 -1.0
-40.0 -2.0
26.06
-60.0 Neraca Perdagangan -3.0
-1.66 -2.20
-4.08
Jan-Des Jan-Des Jan-Des Jan-Des Jan-Des Jan-Des Jan-Des
Sumber: BPS 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
7
Aliran Dana Asing
Hingga Desember 2017, aliran dana asing saham mencapai -2,96 miliar USD sedangkan aliran dana asing obligasi mencapai
12,06 miliar USD. Namun total aliran dana asing yang masuk (capital inflow ke Indonesia) dari Januari hingga Desember 2017
mencapai 9,1 miliar USD atau setara dengan Rp123,5 triliun
12062.07
1050.0
759.0
-1393.2
-2960.09
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Oct Nov Des
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Oct Nov Des
Sumber: Bloomberg 8
Peningkatan Daya Tarik Investasi Indonesia
Opini Positif dari Lembaga Rating
Moody’s: mengubah outlook dari Stable ke Positive R&I: mengubah outlook dari Stable ke Positive Fitch: mengubah outlook dari Stable ke Positive
JCR: mengubah outlook dari Stable ke Positive S&P: menaikkan peringkat ke Investment Grade
36
72
41
91
106
10
Outlook Perekonomian 2018
Proyeksi Institusi 2017 2018 RAPBN Sisi Penawaran
RKP BI WB
Proyeksi 2018 P
World Bank (Jan, 18) 5.1 5.3 2018 2018 2018 Industri Pengolahan
2017
IMF (Okt,17) 5.2 5.3 PDB 5.2 5.2-5.6 5.1 – 5.3 1. Harga energi yang lebih kompetitif Implementasi
5.5 Perpres No.40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga
ADB (July, 17) 5.1 5.3
Gas Bumi
Konsumsi RT 5.1 5.1-5.2 4.9 – 5.2
OECD (July, 17) 5.1 5.2 2. Peningkatan aktivitas kawasan industri dalam PSN
5.3
3. Harmonisasi kebijakan industri, perdagangan, fiskal
Concensus Forecast (Juni, 17) 5.2 5.4 Konsumsi 4.6 3.8-4.0 3.1 – 3.8 untuk mendukung pengembangan industri pendukung
Fitch (Juli, 17) 5.3 5.6 Pemerintah 3.5
Perdagangan
Sumber: RKP 2018, Kemenkeu Investasi 5.4 6.0-6.6 5.8 – 6.0
6.2 1. Perbaikan sistem logistik nasional
Sisi Permintaan 2. Kebijakan mendorong pengembangan
Ekspor 4.8 5.3 –
5.0-5.5 2.4
KONSUMSI RT & LNPRT 5.7
KONSUMSI PEMERINTAH usaha dan wirausaha baru
Impor
1. Peningkatan daya beli masyarakat melalui upaya menjaga 3.9
1. Kebijakan belanja 4.4.-4.8 untuk
diarahkan –
4.5 mengatasi
2.0 Pertanian
stabilitas harga dan alokasi anggaran ketahanan pangan ketimpangan 4.9 1. Bantuan sarana dan prasarana produksi (benih,
2. Belanja sosial masyarakat dengan perbaikan skema 2. Percepatan dan perbaikan pola penyerapan mesin, pupuk) & peningkatan luas lahan tanam
belanja PKH, Rastra, KIP, belanja kesehatan anggaran pemerintah 2. Peningkatan perikanan budidaya, pengolahan
3. Persiapan pelaksanaan Asian Games dan Pemilu 3. Perbaikan pola belanja Pemerintah Daerah produk rumput laut dan Revitalisasi Hutan Tanaman
4. Dukungan peningkatan sumber-sumber Industri
penerimaan negara
Konstruksi
INVESTASI EKSPOR IMPOR
1. Realisasi pembangunan infrastruktur
1. Pembangunan proyek prioritas nasional yang mendorong 1. Penambahan pasar ekspor baru 2. Pembangunan jalan, rel
produktivitas dan peningkatan aktivitas sektor swasta 2. Peningkatan kerjasama bilateral untuk ekspor 3. Penyediaan mobile power plant dan PLTU
2. Deregulasi peraturan dan perbaikan iklim investasi produk utama (bernilai tambah tinggi)
terutama di daerah 3. Peningkatan ekspor jasa melalui peningkatan Informasi dan Komunikasi
3. Pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi untuk sektor pariwisata
investasi 1. Perluasan jaringan 4G
4. Perbaikan iklim tenaga kerja 2. Implementasi tarif telekomunikasi yang terjangkau
5. Optimalisasi realokasi belanja non produktif menjadi 3. Pemanfaatan e-commerce melalui gerakan startup
belanja investasi digital dan 8000 UMKM go digital 11
Arah Kebijakan Ekonomi Makro 2018
Tema RKP 2018
Memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan
ARAH KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO 2018
Pemerintah tidak hanya menitikberatkan pada
MENDORONG pertumbuhan tinggi jangka pendek, tetapi juga akan
MENCAPAI
MENJAGA STABILITAS PERTUMBUHAN EKONOMI menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia
PERTUMBUHAN
EKONOMI YANG INKLUSIF DAN jangka panjang melalui peningkatan produktivitas
5,2- 5,6 %
BERKELANJUTAN ekonomi dan memastikan terjadinya proses
transformasi struktural.
Produktivitas
Sisi Permintaan Stabilitas Harga Ekonomi
Kebijakan meningkatkan produktivitas ekonomi :
• Konsumsi Reformasi
• Investasi Struktural (1) pembangunan infrastruktur secara masif untuk
Stabilitas Sistem
Keuangan konektivitas antar wilayah,
Inklusif dan (2) pembenahan regulasi agar lebih pro bisnis,
pemerataan (3) pembenahan pasar tenaga kerja,
(4) reformasi fiskal dan reformasi sektor keuangan
Neraca Pembayaran Keberlangsungan terutama sektor perbankan dan pasar modal,
Sisi Penawaran Terjaga lingkungan (5) pengembangan teknologi dan inovasi untuk
meningkatkan efisiensi ekonomi, dan
Sektor utama yang memiliki sumbangan terbesar Sektor prioritas yang akan ditingkatkan
terhadap pertumbuhan peranannya terhadap pertumbuhan dan
(6) peningkatan kualitas sumber daya manusia
penciptaan lapangan pekerjaan
• Industri pengolahan terutama non migas
• Informasi dan Komunikasi
• Pertanian • Industri Pengolahan
• Konstruksi • Pertanian
• Perdagangan • Pariwisata
• Jasa Keuangan 12
Peningkatan Pengeluaran Investasi dan Belanja
Pemerintah pada Tahun 2018
APBNP APBN Perkembangan Investasi Kepada BUMN, 2013 – 2017
Uraian (Triliun Rupiah) (Triliun Rupiah)
2017 2018
Outlook
PEMBIAYAANANGGARAN 397,2 325,9 Uraian 2013 2014 2015 2016 2018
2017
14
Strategi Kebijakan Mengatasi Ketimpangan
Keberhasilan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari kebijakan pemerintah. Paket-paket
kebijakan pemerintah berupa pembangunan infrastruktur, memperkuat daya saing, memperkuat kawasan ekonomi, membangun kawasan
pariwisata di seluruh wilayah Indonesia dengan didukung kebijakan pemerataan ekonomi.
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KE SELURUH DAERAH
245 Proyek Strategis Industri Dasar : Besi/Baja, Petrokimia, 11 Kawasan Ekonomi Khusus Meningkatkan Mendorong
Nasional dan 2 Program* dan Kimia Dasar iklim investasi daya saing
(KEK)
industri
Industri Hilirisasi SDA, Agro, dan Kawasan Industri Meningkatkan Promosi
Mineral efisiensi pariwisata
logistik
Stimulasi Memperkuat
ekspor daya beli
masyarakat
TARGET :
Reforma Agraria: legalisasi aset, Pemberian kesempatan pembiayaan usaha yang Peningkatan kapasitas SDM melalui
redistribusi
*) Program tanah,
Kelistrikan dan Programlegalitas akses
Pesawat Jarak Menengah
terjangkau melalui KUR pendidikan vokasi
15
Kebijakan Pemerataan Ekonomi
• Pembagian akses lahan yang adil kepada seluruh masyarakat
Reforma Agraria • Penetapan prioritas penerima TORA berdasarkan rasio gini tanah, kemiskinan, kebutuhan lahan
Perbaikan • Pengembangan usaha pertanian dengan metoda aglomerasi atau cluster
kesejahteraan • Penetapan LP2B untuk mencegah penguasaan lahan pertanian oleh non-pertanian
Pertanian
masyarakat A (Landles Farmer) • Land consolidation untuk sawah
tersebut tidak akan • Riset bibit, sarana pasca panen, sinergi logistik, dan pasar bibit, alsintan dan saprodi lain
Lahan • Pendataan dan penegakan aturan lahan kelapa sawit termasuk pendataan land bank
berkelanjutan jika Perkebunan
• Pendataan dan penetapan kebijakan replanting komoditi perkebunan lainnya
• Mengkorporasikan koperasi yang didukung swasta dan BUMN dengan tujuan meningkatkan nilai tambah
tidak didukung • Dukungan riset, sinergi pasar, off-taker hasil bumi, dan rantai nilai hilirisasi
dengan kebijakan • Social Housing
Urban Poor & • Housing financing
pemerataan • Land bank dan harga tanah yang terjangkau
Perumahan Terjangkau
ekonomi • Pemerintah menegakkan kebijakan tata ruang
Nelayan & Budidaya • Integrasi nelayan dan rumput laut
Rumput Laut • Aquaculture dan rantai nilai nelayan
• Investasi swasta untuk pengolahan dan off-taker rumput laut
Sistem Pajak • Pajak progresif, capital gain tax dan unutilized asset tax
Berkeadilan • Belanja pemerintah yang berkadilan
B
KEBIJAKAN Kesempatan • Mengembangkan industri dengan basis SDA dan rantai nilai
PEMERATAAN Manufaktur dan ICT • Memperkecil gap bunga pembiayaan perusahaan besar dan perusahaan kecil
EKONOMI • Melindungi segmen pasar tertentu dari bisnis terintegrasi dan bermodal kuat
• Penataan dan pendataan dari pasar tradisional / modern, toko tradisional dan toko
Ritel dan Pasar modern
• Pengaturan jarak, lokasi dan zonasi pasar maupun toko modern
• Kewajiban menyerap produk setempat
• Fair access ke dalam sistem distribusi
Pembiayaan dan • Penyempurnaan sistem KUR ke arah pembiayaan usaha yang non-bankable
Anggaran Pemerintah • Program pengadaan yang lebih aksesible untuk pengusaha menengah ke bawah
C
Vokasi, • Identifikasi dan prioritasi sektor, sub-sektor industri unggulan dan profesi
Kapasitas SDM
Entrepreneurship dan • Skema job matching antara industri dan vokasi
Prioritas
• Early childhood intervension
Pasar Tenaga Kerja 16
• Fokus pada skill, collaborative, flexibility dan impact (bukan semata-mata gelar)
PKE Untuk Mendorong Iklim Investasi
16 Paket Kebijakan Ekonomi telah diluncurkan untuk meningkatkan daya saing dan perekonomian
domestik
Tahap I, 9 Sept ‘15 Tahap II, 29 Sept ‘15 Tahap III, 7 Okt ’15
Meningkatkan daya saing industri Mempermudah persyaratan Fasilitasi jasa keuangan, pendanaan
nasional perizinan dan menyederhanakan prosedur
eskpor
ekspor dan mengeliminasi hambatan
bisnis 233 INITIAL TOTAL
REGULATIONS I–XV
Tahap IV, 15 Okt ‘15 Tahap V, 22 Okt ‘15 Tahap VI, 6 Nov ‘15
Jaminan sosial dan perbaikan Meningkatkan iklim industri dan investasi Menstimulasi aktivitas ekonomi di daerah
DELETED/
REVOKED 11 222 TOTAL
REGULATIONS
kesejahteraan masyarakat melalui tax incentives dan deregulasi terluar dan memfasilitasi avalibilitas
perbankan syariah komoditas strategis
Tahap VII, 7 Des ‘15 Tahap VIII, 21 Des ‘15 Tahap IX, 27 Jan ‘16
COMPLETED 97%
Menstimulasi aktivitas bisnis untuk Menyelesaikan perselisihan akuisisi tanah,
Mempercepat kelistrikan, stabilisasi
industri labor-intensive yang mengintensifkan produksi minyak lokal,
harga daging dan meningkatkan sektor
berskala nasional melalui insentif menstimulasi industri pesawat domestik
logistic untuk rural-urban
dalam bentuk proses sertifikasi
lahan untuk individu
5 UNDER
DISCUSSION
3%
Tahap X, 11 Feb ‘16 Tahap XI, 29 Mar ‘16 Tahap XII, 28 Apr ‘16 GOVERNMENT INSTITUTIONS
Menstimulasi perekonomian nasional Meningkatkan ranking Indonesia dalam
Merevisi Daftar Negatif Investasi dan
meningkatkan proteksi untuk UMKM melalui fasilitasi UMKM dan industri Ease of Doing Business (EoDB) 170
TOTAL
97%
Tahap XIII, 24 Agust ‘16 Tahap XIV, 10 Nov ‘16 Tahap XV, 15 Jun ‘17 PRESIDENSIAL
PRESIDENTIAL
Low Cost Housing untuk Roadmap untuk E-commerce Perbaikan Logistik
masyarakat berpenghasilan rendah
Tahap XVI, 31 Agust ‘17
4752
TOTAL
TOTAL
4250
COMPLETED
SELESAI
96 %
Percepatan Penerbitan Perizinan Berusaha
dari Tingkat Pusat hingga Daerah
UPDATE: 22 September, 2017
17
17
Konsepsi Kebijakan Percepatan Pelaksanaan
Berusaha
1. Pada dasarnya Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Berusaha (Perpres No.
91/2017) dilakukan dengan:
a. Mempercepat pelayanan perizinan berusaha melalui penerapan Sistem
Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single
Submission/OSS).
b. Memberikan fasilitas sistem checklist (hutang perizinan) di kawasan-kawasan
ekonomi.
c. Menerapkan sistem data sharing.
2. Untuk menjaga efektivitas dan kepastian pelaksanaan berusaha dibentuk
satgas-satgas (leading sector dan pendukung) di K/L, Provinsi, Kabupaten/Kota
untuk mengawal dan membantu menyelesaikan perizinan berusaha.
3. Untuk mendukung kemudahan pelaksanaan berusaha dilakukan reformasi
regulasi.
4. Semua pelayanan perizinan berusaha hanya dilakukan melalui PTSP (BKPM,
DPM-PTSP Provinsi, dan DPM-PTSP Kabupaten/Kota), sehingga kewenangan
yang belum ada atau belum didelegasikan kepada PTSP, tetap hanya diurus lewat
PTSP yang dikawal dan dibantu penyelesaiannya oleh Satgas (K/L, Provinsi, MENATA ULANG
Kabupaten/Kota).
18
Konsep Alur Perizinan Sistem Online Single Submission 19
Online
pemenuhan persyaratan berusaha di PUBLIK Perizinan
K/L dan Pemda berada dalam 1 (satu) • K/L (untuk industri
tertentu)
sistem perizinan berusaha
terintegrasi secara elektronik. Sistem Perizinan
SKPD Berusaha Terintegrasi
Uji coba penerapan OSS perizinan Pemprov Secara Elektronik
end-to-end sektor industri akan • Online Single
dilakukan di DPM-PTSP Purwakarta SKPD Submission
Pemkab/ • Data Sharing
dan DPM-PTSP Sulawesi Tengah, • Helpdesk/Klinik
Pemkot
serta sektor pariwisata dan industri di
PTSP BP Batam pada bulan Januari
2018
19
Struktur Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan
Berusaha Berdasarkan Perpres 91 Tahun 2017
Keterangan
• SATGAS Nasional bertanggung
Up/Down Line jawab penuh terhadap pemantauan
Presiden proses perizinan berusaha dan wajib
Garis Koordinasi melapor setiap bulan kepada
Presiden.
L Garis Pendukung
• SATGAS K/L, Provinsi, Kab/Kota
Wajib: (1) mengawal dan membantu
PTSP/ SATGAS Garis Penugasan penyelesaian setiap perizinan
BKPM Nasional berusaha; (2) mengidentifikasi
L Laporan Per Bulan
perizinan yang perlu direformasi
(dimudahkan atau distandarkan); dan
L (3) melaporkan semua kegiatan
DMPTSP DMPTSP DMPTSP DMPTSP berusaha dan permasalahannya
kepada SATGAS Nasional.
21
22
LAMPIRAN
Proyek Strategis Nasional terdiri dari 245 Proyek dan 2 Program –
Estimasi Total Investasi Rp 4.417 T (Per 19 Desember 2017)
SULAWESI
SUMATERA KALIMANTAN MALUKU & APUA
Rp328 T
Rp638 T Rp563 T Rp448 T
NATIONAL
Rp1.333 T
Rp1.094 T Rp10 T
74 23 10 8 30 3 3 9 54 77 4 6 12 1 1
Projects Projects Projects Projects Projects Projects Projects Projects Projects Projects Projects Projects Projects Project Project
Program
Small-
Electricity
1 PROGRAM Medium
Airplane 1 PROGRAM
23
Status Kemajuan 37 Proyek Prioritas per Desember 2017
Status kemajuan 37 proyek prioritas Milestone yang baru dicapai
24 24
Investor Swasta Memiliki Peluang Untuk Berkontribusi Lebih Dari
Setengah Dari Total Nilai Investasi PSN
Nilai Investasi PSN
APBN
PSN membutuhkan dana dari berbagai sumber, 13%
termasuk anggaran negara, BUMN / BUMD, dan swasta
Perkiraan dana1 yang dibutuhkan untuk
PSN 245 Proyek + 2 Program:
Note: Nilai investasi didasarkan pada update per bulan Oktober 2017. Data mengenai nilai investasi sedang dalam proses verifikasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) dan 25
BPKP
Alokasi Pembiayaan Proyek Strategis Nasional (PSN)
Kebutuhan Pembiayaan Infrastruktur
Realisasi
Sumber Pembiayaan
Pembiayaan Total
(USD Miliar)1,2,3 2017 2018 2019 ≥2020
≤2016
1Tidak termasuk 12 proyek, yang nilai investasinya masih belum diketahui: smelter, perumahan, Zona Ekonomi Khusus, dan Jalan
2Dana sebesar USD 37 Juta (CAPEX dan OPEX) dari 30 proyek yang tidak memiliki informasi mengenai persyaratan alokasi tahunannya,
digolongkan di ≥2020
3Exchange rate: US$ 1 = IDR 13,500
Asumsi penggolongan alokasi dana:
1. Untuk proyek dengan skema PPP namun tidak memiliki informasi alokasi di APBN / APBD, total dana dialokasikan ke Swasta
2. Untuk proyek dengan penugasan BUMN namun tidak memiliki informasi alokasi BUMN / BUMD, total dana dialokasikan ke BUMN
Catatan: Data ini masih akan diverifikasi oleh KSP dan BPKP
26
Pembangunan 16 Zona Industri
Kuala Tanjung Landak Ketapang Tanah Kuning Jorong Morowali Buli, Halmahera Timur Bintuni
Tanjung Buton Tanggamus Wilmar Serang Kendal Gresik Batulicin Bantaeng Konawe
27
Pembangunan 11 Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan Bitung Sorong
Arun Lhoksumawe Sei Mangkei Tanjung Api-api
Tanjung Lesung
KEK Manufaktur
29
Pencapaian PSN sektor IPTEK, Telekomunikasi, dan
Industri Pesawat per September 2017
PALAPA RING BROADBAND WESTERN
PACKAGE
30
Pencapaian Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN)
Percepatan Pembangunan 7 PLBN (Inpres No. 6 Tahun 2015)
Progress Progress Progress Progress Progress Progress Progress
(berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri selaku Kepala BNPP Kepada Menteri PUPR No. 050/1733/BNPP tanggal 15 September 2017) 31
Konsep Reforma Agraria – Obyek/Lahan Dan Subyek/Masyarakat (1/3)
TORA KELOMPOK PETANI
2
Petani, pekebun,
1
Petani, petambak, pekebun
petambak lahan kecil tanpa lahan (landless) dan
buruh ternak
dan peternak dengan
jumlah ternak
3
terbatas Buruh
4 Berpenghasilan
Penduduk pada area
Diberikan kepada petani,
Rendah 5
rawan bencana yang Diberikan kepada
petambak, dan pekebun, buruh Diberikan kepada buruh Pengangguran
harus di resettle petani, petambak, dan
pekebun yang memiliki penggarap atau penyewa lahan, yang berpenghasilan Diberikan kepada
Diberikan kepada lahan kecil, sehingga agar mereka dapat memiliki rata-rata UMR atau di pengangguran untuk
penduduk di area rawan akan menambah hak lahan garapan untuk bawah UMR dan masuk mengurangi kemiskinan
bencana disekitar TORA. pendapatan. meningkatkan taraf hidup. kategori miskin serta pengangguran.
34
Link And Match Pendidikan Vokasi & Dunia Bisnis / Industri
Pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi isu prioritas nasional untuk menyelesaikan persoalan penyediaan
tenaga kerja terampil
TANTANGAN
Industri membutuhkan
Suplai tenaga kerja dalam Sekolah menerapkan
lulusan vokasi yang
51% pasar tenaga kerja tidak
sesuai dibutuhkan dunia
memiliki sertifikat
kompetensi
Link & Match
kurikulum vokasi yang
mengacu pada SKKNI
usaha
Bonus demografi
penduduk Indonesia 2020, Lulusan vokasi Uji SKKNI sebagai
yang di dominasi usia memiliki sertifikat kompetensi acuan uji
muda kompetensi lulusan kompetensi
berdasarkan vokasi lulusan vokasi
Bonus demografi
Kebutuhan bidang yang SKKNI
penduduk Indonesia
di pekerjaan vokasional
dominasi usia muda
dimasa mendatang (Future
of Jobs)
2. Peningkatan
4. Terlalu Banyak
Kualitas Pendidik
Program Studi
Kebijakan 1. Perubahan Vokasi
Pemerataan Lahan Kesempatan SDM Vokasi Kurikulum SMK
Ekonomi 3. Kebutuhan 5. Insentif Bagi
Peralatan Minimal Sekolah
35