Anda di halaman 1dari 9

1.1.

DEFINISI TANAH
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, berdimensi tiga, menduduki sebagian (besar)
permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk pada kondisi
topografi/relief tertentu dan selama waktu tertentu (Donahue, 1970).

1. 3. FAKTOR PERTUMBUHAN TANAMAN


Tanah dapat dipandang sebagai campuran partikel organic dan mineral dengan berbagai
ukuran dan komposisi.
Ruang Pori, berfungsi:
1. sebagai saluran untuk pergerakan udara dan air
2. lalu lintas binatang tanah
3. sebagai jalan untuk perluasan dan pertumbuhan akar
Akar tanaman dengan cara mengkait/menjangkar tanah menyangga bagian atas tanaman
serta akar tanaman mengabsorbsi air dan hara.
Lingkungan tanah perakaran harus bebas dari faktor penghambat.
Tiga hal esensiil dimana tanaman mengabsorbsi dari dalam tanah dan menggunakannya:
1. air dievaporasikan dari daun
2. hara untuk nutrisi
3. udara untuk respirasi akar.

HORISON DESKRIPSI
O Terdiri/tersusun atas bahan organik tanah Oi (filorik), Oe (hemik); Oa (saprik)
Terbentuk dari bahan mineral tanah, tetapi digelapkan oleh bahan organik
A
tanah terhumifikasi yang tercampur dengan mineral tanah
Horison mineral dengan lempung silikat, Fe, Al, atau kombinasinya tercuci dan
E tereluviasi, meninggalkan horison berwarna cerah yang didominasi oleh
mineral tanah lapuk (kuarsa berukuran pasir dan debu)
AB Horison transisi antara A dan B, tetapi lebih menyerupai A dari pada B
EB Horison transisi antara E dan B, lebih meyerupai E dari pada B
Horison transisi yang lebih cocok sebagai horison A, kecuali untuk inklusi
A/B
yang < 50 % volume material yang cocok sebagai B
Horison transisi yang lebih cocok sebagai E, kecuali untuk inklusi < 50 %
E/B
volume bahan yang cocok sebagai B.
BA Horison transisi antara A & B, lebih menyerupai B dari pada A
BE Horison transisi antara B dan E, lebih menyerupai B dari pada E.
Horison transisi yang lebih cocok sebagai B, kecuali inklusi < 50 % volume
B/A
materi yang cocok sebagai A
Horison transisi yang cocok sebagai B, kecuali untuk inklusi < 50 % volume
B/E
materi yang sesuai sebagai E
B Horison yang terbentuk dibawah A, E dan O, dan didominasi oleh adanya
struktur batuan asalnya, dan oleh adanya: (1) konsentrasi illuvial silica; (2)
bukti hilangnya karbonat; (3) konsentrasi residu sesquioksida; (4)
pembungkusan sesquioksida, meyebabkan horison memiliki value rendah,
chroma tinggi, atau hue lebih merah daripada horison diatasnya maupun
dibawahnya tanpa illuviasi Fe; (5) alterasi yang membentuk lempung silikat,
dan yang membentuk struktur granuler, gumpal atau prismatik; (6)
gabungan/kombinasi semuanya.
BC Horison transisi antara B dan C, lebih menyerupai B dari pada C
CB Horison transisi antara B dan C, lebih menyerupai C dari pada B
Horison mineral, relatif tidak dipengaruhi oleh proses pedogenik dan tidak
C
memiliki sifat-sifat horison O, A, E, atau B
Lapisan terdiri dari batuan induk yang padat/keras, tidak dapat
R
dihancurkan/digali dengan cangkul/skop.
Diskripsi 12 Order Tanah (USDA)

Taksonomi
Diskripsi
Tanah
Berbagai kedalaman akumulasi sisa tanaman di
Histosols Tanah Organik
air tergenang dan rawa
Bagian permukaan tanah mineralnya berketebalan
Andisols Tanah abu volkan
30-60 cm dan memiliki sifat andic
Beriklim subhumid. Umumnya pada vegetasi
Alfisols Pedalfers (Al-Fe) hutan. Akumulasi lempung pada B2, sedang A2
umumnya tebal
Pasiran, tanah hutan dingin koniferus terlindi.
Spodosols Tanah berabu Hor O sangat masam, A2 terlindi. Akumulasi BO
dan/ Fe, Al –oksida pada hor B2.
Tanah melapuk lanjut, dalamnya > 3m, kesuburan
Oxisols Tanah oksida rendah, didominsai lempung Fe & Al oksida dan
asam.
Sangat asam, tanah tropika dan subtropik yang
Ultisols Tanah pelindihan melapuk lanjut. Hor A2 dalam. Dicirikan dengan
akumulasi lempung di B2
Kandungan lempung (mengembang –mengkerut)
tinggi. Membutuhkan musim basah dan kering
Vertisols Tanah membalik
untuk berkembang. Umumnya hanya memiliki
hor A1 mencampur sendiri yang dalam.
Tanah padang rumput, hor A1 berwarna gelap,
Mollisols Tanah lunak
mungkin memiliki B2 dan akumulasi kapur.
Tanah dengan pembentukan horison lemah.
Seperti Entisols, dengan cukup waktu membentuk
Inceptisols Tanah muda
hor A1 yang tegas dan B2 lemah. Tanah
tergenang menghambat pengembangan hor.
Tanah tanpa perkembangan profil, kecuali
Tanah baru mungkin hor A1 yang tipis. Deposit dataran
Entisols
berkembang banjir tepi sungai, deposit abu volkan, dan pasir
merupakan Entisols.
Taksonomi
Diskripsi
Tanah
Tanah daerah beriklim kering/arid. Ada
Tanah Arid perkembangan akumulasi kapur/gipsum, lapisan
Aridosols
(Pedocals) garam, dan/ hor A1 dan B2.

Gelisols Tanah Beku Tanah daerak kutub utara/selatan

V. SIFAT FISIK TANAH


5. 1. Pendahuluan

Sifat fisik tanah meliputi:

 Tekstur (Texture)
 Struktur (Structure)
 Kerapatan (Density)
 Konsistensi (Consistency)
 Porositas (Porosity)
 Warna (Color)
 Temperatur (Temperature)
Sifat fisik tanah sangat mempengaruhi: pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman.
Sebab, sifat fisik tanah menentukan:
 Retensi/penahanan air  mobilitas air dalam tanah
 Drainase
 Aerasi/pengudaraan tanah  ketersediaan O2
 Nutrisi tanaman
Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.
Sifat fisik tanah bergantung pada:
 Jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari pertikel tanah.
 Macam dan jumlah bahan organik tanah.
 Volume dan ukuran pori-porinya, serta perbandingan air: udara yang
menempatinya.
5. 2. Tekstur Tanah (Distribusi Ukuran Partikel Tanah)

Tekstur tanah secara khusus menyatakan perbandingan relatif berbagai ukuran partikel
(separasi/fraksi) dalam tanah, dinyatakan dalam %.

Separasi Tanah: pengelompokan ukuran partikel tanah.

 Pasir (Sand) |
 Debu (Silt) | gabungan proporsionil ketiganya disebut
 Lempung (Clay) | geluh  Loam
Ukuran separasi tanah yang umum dipakai untuk keperluan pertanian (termasuk ilmu
tanah) adalah separasi tanah berdasarkan sistem klasifikasi partikel tanah oleh USDA
(Departemen Pertanian Amerika Serikat), yiatu:

5. 3. Peranan Tekstur
Tekstur tanah mempengaruhi beberapa karakter (ciri) tanah seperti:
 Tingkat penyerapan air
 Penyimpanan/penahanan air
 Pengudaraan tanah
 Kemudahan pengolahan tanah
 Kesuburan tanah

Contoh:
Tanah Lempungan Tanah Pasiran
partikel halus - mudah diolah
ikatan kuat - cukup udara
pori makro < - pori makro dominan
pori mikro dominan - mudah dibasahi
sulit dibasahi - mengering secara cepat
sulit diatuskan - terdrainase secara cepat
- mudah kehilangan hara

 Hasilnya penolakan partikel yang berdampingan sebab muatan sama terjadi destruktif
terhadap struktur.

3. Pupuk Kalium
 K diperoleh terutama dengan menambang dibawah hamparan garam,
 Semua garam K yang digunakan sebagai pupuk adalah larut dalam air, dan karenanya di
anggap sebagai pupuk yang siap tersedia,
 Tidak seperti halnya garam-garam N, pupuk K walaupun digunakan dalam jumlah
besar, memberikan sedikit atau tanpa pengaruh pada pH tanah.
 K-Mg sulfat, walaupun rendah kandungan K-nya, digunakan untuk daerah-daerah
dengan Mg-rendah. Karena ketersediaan Mg dalam material ini; tampak lebih diharapkan
sebagai sumber Mg daripada salah satu dari batuan kapur (Dolomitik atau Dolomite)
4. Pupuk Campur(an)
 Telah lama petani menggunakan bahan yang mengan-dung lebih dari dua elemen, dan
umumnya mengandung ketiganya dalam perbandingan jumlah yang diharapkan untuk
memenuhi kebutuhan elemen hara,
 Larutan amonia, TSP, K-nitrat, dan pupuk organik mungkin diberikan jika pemupukan
lengkap diharapkan.

5. Pengaruh Pemupukan Campur pada pH Tanah


 Pupuk pembentuk asam:
6. Metod Pengaplikasian Pupuk Padat
 Disebar secara random  padang/taman rumput
 Dibenam dengan kedalaman dan jarak tertentu:
o diantara baris tanaman, atau di antara gulutan/bukit tanah,
o di sekitar individu tanaman.
7. Aplikasi Pupuk Cair
 Aplikasi langsung ke tanah, menggunakan alat tertentu,
 Aplikasi dalam air irigasi,
 Disemprotkan melalui daun.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi macam dan jumlah aplikasi pupuk


 Macam tanamannya:
o Nilai ekonominya
o Penghilangan hara
o Kemampuan penyerapan
 Kondisi kimia tanah berkaitan dengan:
o Total kandungan hara
o Kandungan hara tersedia
 Status fisik tanah berkaitan dengan:efek tak langsung
o Kandungan lengas tanah
o Penghawaan (aerasi)
B.3 Pengelolaan Pupuk & Upaya Meningkatkan Efisiensinya

1. Konsep Pemupukan Berimbang


 Pelandaian produktivitas dapat disebakan oleh kemundur-an kesehatan tanah
baik fisik, kimia, maupun biologi akibat pengelolaan yang kurang tepat.
 Penggenangan lahan terus-menerus (penanaman padi intensif) menyebabkan
beberapa unsur hara kurang tersedia (K, S, Cu, dan Zn), menimbulkan gejala kekahatan hara
dan gangguan fisiologi, tanaman rentan hama/penyakit dan efisiensi pupuk menurun.
 Upaya untuk mengatasi gejala tsb adalah dengan perbaik-an kesehatan tanah
melalui perbaikan pengelolaan dan tata air diantaranya rotasi tanaman dengan palawija.
 Rotasi tanaman bertujuan untuk memberi aerasi tanah, membuang sulfida-
sulfida, besi dan mangan berlebihan, serta asam-asam organik yang bersifat meracun bagi
tanaman.
 Konsep pemupukan berimbang seharusnya diartikan sebagai pemberian
pupuk/hara sesuai kebutuhan tanaman baik jumlah maupun jenisnya, pada waktu dan cara
yang tepat, yang didasarkan pada sifat tanah, status hara tanah dan kemampuan tanah
menyediakan hara, serta cara pengelolaan yang tepat yang memungkinkan serapan hara
secara optimal tanpa merusak sumber daya tanah.

2. Pengelolaan Hara Terpadu


 Tanah merupakan system hidup yang mampu mengolah pupuk anorganik yang
diberikan menjadi bentuk tersedia atau tidak tersedia bagi tanaman,
 Kunci proses tsb adalah BO tanah yang berperanan sebagai penyangga biologi, kimia,
dan fisika tanah yang mampu menyediakan hara untuk tanaman dalam jumlah berimbang,
 BO memegang peranan penting dalam mempertahankan produktivitas tanah secara
berkelanjutan.
  Pengelolaan hara terpadu terdiri dari pupuk anorganik dan pupuk organik apapun
sumbernya disertai dengan pengelolaan tanah dan tata air (missal: pengolahan dalam,
drainase, rotasi tanaman) pada suatu lahan, merupakan kunci utama untuk menghilangkan
pelandaian produktivitas dan mencapai produksitinggi berkelanjutan.
 Pupuk anorganik diberikan dengan jenis, takaran, cara, dan waktu yang tepat, sesuai
kebutuhan tanaman berdasarkan uji tanah (dan tanaman)
MORFOLOGI JAGUNG
1.akar
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal,akar adventif,
dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan
embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan
tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar
yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif
berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di
bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar
seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam
pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal
dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua
atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga
tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan
hara dan air.
2. Batang jagung .
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri
atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki
tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles
vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris
dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat
epidermis. Kepadatan bundles berkurang begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi
bundles vaskuler yang tinggi di bawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah.
Genotipe jagung yang mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan
sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler
(Paliwal 2000). Terdapat variasi ketebalan kulit antargenotipe yang dapat digunakan untuk
seleksi toleransi tanaman terhadap rebah batang.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti
padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
3.Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin
dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki
familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel
epidermis berbentuk kipas.
4. Bunga.
Jagung memiliki bunga jantandan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang
disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
5. Tongkol.
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu
tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih
dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung
cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung
diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih
dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol
terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.
Klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisio : Spermathophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)
Kelas : Monocotyledonena (berkeping satu)
Ordo : Poales/Graminae (rumput rumputan)
Famili : Poaceae/Gramineae
Subfamili : Ponicoidae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Pembungaan, Penyerbukan dan Pembuahan Tanaman Jagung
1. Pembungaan
Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting yang semuanya harus berhasil
dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Secara umum ada beberapa tahapan
pembungaan yang meliputi induksi bunga (evokasi), inisiasi bunga yang seringkali dipengaruhi
oleh iklim, perkembangan kuncup bunga (inisiasi) menuju bunga mekar (anthesis), anthesis
sempurna yang dilanjutkan dengan penyerbukan dan pembuahan kemudian mengalami
perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji.
2. Penyerbukan
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari (pollen) ke kepala putik (stigma).
Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi. Penyerbukan merupakan
pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum) atau peristiwa
jatuhnya serbuk sari (pollen) ke kepala putik (stigma).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil
optimal yaitu sistem persilangan, saat penyebaran serbuk sari, vektor yang berperan dalam
penyerbukan, dan pengaruh cuaca. Sistem persilangan (breeding system) bersama dengan
variasi jenis kelamin yang menentukan perlu tidaknya penyerbukan silang. Sedangan untuk
penyebaran serbuk sari, resiptimalis stigma induk bunga, seluruh bagian tanaman yang dikaitkan
dengan aktivitas harian serta musiman. Untuk pengaruh cuaca bersinkronisasi terhadap
pembungaan, penyebaran serbuk sari dan aktivitas vektor.

Pada tanaman jagung umumnya bersifat self fertile artinya menghasilkan tepung atau serbuk sari
yang subur demikian juga dengan putiknya, tetapi dikarenakan susunan morfologi bunga yang
terpisah maka tidak memungkinkan terjadinya self pollination. Dengan demikian maka jagung
memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga atau hewan maupun manusia
untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya.

3. Pembuahan
Tongkol yang sudah mengalami penyerbukan akan dilanjutkan dengan pembuahan. Pada tahap
perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji diawali dengan pembesaran bakal
buah (ovarium) yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan (endosperm) dan
selanjutnya terjadi perkembangan embrio.

G. Keuntungan
Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya Pengeluaran
H. Ratio Biaya dan Pendapatan (R/C)
R/C = Penerimaan : Total Biaya Pengeluaran
I. Break Event Point (BEP)
1. BEP (Rp) = Total biaya/total produksi
Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses manufaktur makanan di pabrik dengan bantuan sinar
matahari dioksida, karbon dan air. Tumbuhan mengambil karbon dioksida dari atmosfer
yang diambil melalui stomata. Molekul air dipecah menjadi hidrogen dan oksigen dan
oksigen yang kemudian dilepaskan di atmosfer sebagai produk-oleh.

Oksigen ini juga dirilis melalui bukaan stomata. Oleh karena itu kita dapat mengatakan
bahwa media pertukaran gas adalah stomata. Ini adalah media respirasi seluler pada
tumbuhan. Pekerjaan yang hidung lakukan bagi kita mirip dengan stomata dalam
tumbuhan.
Transpirasi
Transpirasi adalah proses penguapan air dari permukaan tumbuhan. Hal ini dilakukan
melalui bukaan stomata. Hal ini membantu tumbuhan untuk mendapatkan dingin dan
juga membantu dalam transfer mineral dan bahan lainnya ke berbagai bagian tumbuhan.
Sebagai tumbuhan mengambil air dari tanah, bukaan menyerap mineral lainnya.

Tapi untuk mentransfer mineral ke permukaan tumbuhan, air di permukaan tumbuhan


harus menguap. Setelah itu menguap, maka akan mengalami tekanan yang akan
memaksa akar untuk menyerap air dari tanah dan akan ditransfer ke ujung tumbuhan.
Pekerjaan utama dari penguapan air dilakukan dengan stomata.
Pembukaan dan Penutupan Stomata
Terlepas dari proses transpirasi dan fotosintesis, stomata juga memiliki fungsi lain yang
sangat penting. Fungsi ini adalah untuk menyelamatkan kehilangan air. Hal ini
dilakukan oleh pembukaan dan penutupan stomata. Tumbuhan tidak bisa membuat
makanan mereka di malam hari. Hal ini karena mereka tidak mendapatkan sinar
matahari yang pada gilirannya tidak membuka stomata.

Anda mungkin juga menyukai