ASUHAN KEGAWATDARURATAN
MATERNAL & NEONATAL
DISUSUN OLEH
TIM
DAFTAR ISI
Pendahuluan ........................................................................................................ 3
Daftar Pustaka..................................................................................................... 56
PENDAHULUAN
neonatal. Modul ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar, yang disusun
dengan urutan sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar 1 : Prinsip penanganan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal
2. Kegiatan belajar 2 : Kasus maternal dan neonatal yang beresiko
kegawatdaruratan
3. Kegiatan belajar 3 : Pendokumentasian asuhan kebidanan pada
kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal
MODUL I
Prinsip Penanganan
Kegawatdaruratan Maternal
1. Uraian Materi
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi
secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya
(Dorlan, 2011).
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan
kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga
dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa
(Campbell S, Lee C, 2000).
Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam
jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan
dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam
kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya
(Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999).
Pengkajian awal kasus kegawatdaruran kebidanan secara tepat
a. Jalan nafas dan pernafasan
Perhatikan adanya cyanosis, gawat nafas, lakukan pemeriksaan
pada kulit adakah pucat, suara paru : adakah weezhing, sirkulasi
tanda-tanda syok, kaji kulit (dingin), nadi (cepat >110 kali/menit dan
lemah), tekanan darah (rendah, sistolik < 90 mmHg)
b. Perdarahan pervaginam
Bila ada perdarahan pervaginam tanyakan :
Apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, riwayat persalinan
sebelumnya dan sekarang, bagaimana proses kelahiran plasenta,
kaji kondisi vulva (jumlah darah yang keluar, placena tertanah),
uterus (adah atonia uteri), kondisi kandung kemih (apakah penuh)
c. Klien tidak sadar/kejang
Tanyakan pada keluarga, apakah ibu sedang hamil, usia
kehamilan, periksa tekanan darah (tinggi, diastolic >90 mmHg),
temperature (lebih dari 38 oC)
MODUL 2
KASUS MATERNAL DAN NEONATAL
YANG BERISIKO KEGAWATDARURATAN
1. Uraian Materi
a. Infeksi akut
Definisi
Kasus gawat darurat obstetric adalah kasus obstetric yang apabila
tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya.
Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi baru
lahir.
Infeksi akut dan sepsis
Infeksi akut ditandai dengan kalor (demam), rubor (merah), dolor
(nyeri), tumor (benjolanpembengkakan) dan function lesa
(terganggu). Tidak jarang jaringan yang terkena infeksi
mengeluarkan bau atau cairan yang berbau busuk, misalnya
infeksi di organ genetalia dapat disertai pengeluaran cairan
pervaginam berbau busuk.
Diagnose
1. Tentukan kasus dalam kondisi demam atau tidak
2. Tentukan kasus dalam kondisi syok atau tidak
3. Cari keterangan tentang faktor predisposisi atau penyakit
yang erat hubungannya.
4. Tentukan sumber infeksi
5. Pada infeksi genetalia beberapa kondisi seperti secret/cairan
berbau busuk keluar dari vagina, pus keluar dari servik, air
ketuban hijau kental dapat erbau busuk atau tidak, subinvolusi
Rahim
6. Infeksi pelvis dengan nyeri rahim, nyeri goyang servik, nyeri
perut bagian bawah, nyeri bagian adneksa
Penanganan
1. Tindakan umum
Pantau tanda-tanda vital
2. Pemberian oksigen, tidak perlu diberikan apabila kondisi
penderita stabil dan kecil resiko mengalami syok septic
Apabila penderita tidak stabil pemberian oksigen dalam
kecepatan 6-8 L/menit
3. Pemberian cairan intravena
Banyaknya caiaran yang diberikan harus diperhitungkan
scara hati-hati, tidak sebebas seperti syok pada perdarahan,
oleh karena tidak terdapat kehilangan jumlah cairan yang
banyak.
4. Pemberian antibiotic
Diberikan apabila terdapat infeksi, pada kasus sepsis, syok
septik.
5. Pemeriksaan darah
Bila tampak anemic diperiksa hemoglobin dan hematokrit
sekaligus golongan darah dan cross match
6. Pemeriksaan urin
Dalam kondisi syok biasanya produksi urin sedikit sekali atau
bahkan tidak ada, berat jenis urin meningkat lebih dari 1.020.
b. Abortus
Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan
yang sedikit (spotting) disekitar waktu pertama terlambat haid.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil
konsepsi pada dinding rahim) dan ini normal terjadi. Pada waktu
yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi
pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini
mungkin normal atau mungkin suatu tanda terjadinya keguguran
(abortus). Abortus adalah penghentian atau pengeluaran
KUMPULAN CHEKLIST
Prosedur Pelaksanaan
Penilaian :
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
CHECKLIST
KOMPRESI BIMANUAL INTERNA ( KBI )
NO BUTIR YANG DINILAI 2 1 0
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyapa pasien dan keluarga dengan sopan dan
ramah
2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji memposisikan pasien dorsal recumbent
4 Teruji tanggap terhadap reaksi ibu
5 Teruji sabar dan teliti
Score : 10
B CONTENT / ISI
6 Mencuci tangan dan memakai celemek
7 Menyiapkan dan menempatkan alat secara
ergonomis
8 Memberikan informed consent
9 Memberikan dukungan emosional
10 Melakukan desinfeksi menggunakan pinset
11 Memasang Sarung tangan DTT
12 Mengosongkan kandung kemih dan memastikan
perdarahan karena atonia uteri
13 Memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam lumen
vagina (menyatukan kelima ujung jari)
14 Periksa vagina dan servik jika ada selaput ketuban
atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin hal ini
menyebabkan uterus tak dapat berkontraksi
15 Kepalkan tangan dalam dan letakkan dataran
punggung jari telunjuk hingga kelingking pada fornik
anterior dan dorong segmen bawah uterus ke kranio
anterior
16 Letakkan telapak tangan luar pada dinding perut ibu,
upayakan tangan luar mencakup bagian belakang
korpus uteri sebanyak mungkin
17 Lakukan kompresi uterus dengan mendekatkan
telapak tangan luar dan kepalan tangan dalam pada
fornik anterior
18 Tetap berikan tekanan kuat langsung pada pembuluh
darah yang terbuka hingga merangsang miometrium
CHECKLIST
PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU
NO BUTIR YANG DINILAI NILAI
0 1 2
A. SIKAP DAN PERILAKU
1. Teruji menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Teruji bersikap sopan dan minta ijin untuk melakukan
tindakan
3. Teruji memposisikan pasien
4. Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
5. Teruji sabar dan teliti
B. CONTENT/ ISI
6 Cuci tangan dan memakai sarung tangan DTT
7 Bersihkan daerah perneum
8 Pasang duk dibawah bokong ibu
9 Meminta bantuan 2 orang asisten
10 Membuat episiotomi yang cukup luas untuk
mengurangi obstruksi jaringan lunak dan memberikan
ruangan yang cukup untuk melakukan tindakan
a. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah antara
kepala bayi dan perineum.
b. Masukan jarum secara subkutan, mulai komisura
posterior menelusuri sepanjang perineum dengan
sudut 45 kearah kanan ibu ( tempat akan
dilakukan episiotomi)
c. Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak
memasuki pembuluh darah
d. Suntikan lidocain 1% 5-10 ml sambil menarik
jarum keluar.
e. Tekan tempat infiltrasi agar anestesi menyebar.
Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan episiotomi
f. Lakukan episiotomi
11 Meminta ibu untuk menekuk dua tungkainya dan
mendekatkan lututnya sejauh mungkin kearah
dadanya dalam posisi ibu berbaring terlentang.
Meminta bantuan 2 asisten untuk menekan fleksi
kedua lutut ibu kearah dada
CHEKLIST
PERSALINAN METODE LOVSET
CHEKLIST
PERSALINAN METODE MUELLER
NO BUTIR YANG DINILAI NILAI
0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Teruji menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2 Teruji bersikap sopan dan minta ijin untuk melakukan
tindakan
3 Teruji memposisikan pasien
4 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
5 Teruji sabar dan teliti
B CONTENT/ ISI
6 Posisikan ibu litotomi
7 Cuci tangan dan memakai sarung tangan DTT
8 Bersihkan daerah perineum
9 Meletakkan handuk diatas perut ibu dan Pasang duk
dibawah bokong ibu
10 Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya
pembukaan, selaput ketuban, dan penurunsan bokong
dan kemungkinan penyulit
11 Instruksikan pasien agar mengedan dengan benar
selama ada his, mulai dengan menarik nafas dalam,
katupkan mulut upayakan tenaga mendorong ke
abdomen dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut,
angkat kepala dan lihat ke pusar
12 Pimpin berulang kali hingga bokong turun kedasar
panggul. lakukan episiotomi mediolateralis saat bokong
membuka vulva dan perineum sudah tipis
13 Melahirkan bahu dan tangan bayi (pengeluaran bahu
dengan tangan secara muller dilakukan jika dengan brach
bahu dan tangan tidak bisa lahir)
14 Melonggarkan tali pusat dan menunggu kaki janin lahir
seluruhnya
15 Memegang bokong bayi sambil menarik lembut kearah
bawah
16 Melahirkan bahu dan lengan depan dengan ekstraksi
melahirkan bahu depan terdahulu dengan menarik kedua
kaki dengan cara yang sama seperti klasik, kearah
CHECKLIST
KOMPRESI AORTA ABDOMINALIS
NO BUTIR YANG DINILAI 0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyapa pasien dan keluarga dengan sopan dan
ramah
2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji memposisikan pasien dorsal recumbent
4 Teruji tanggap terhadap reaksi ibu
5 Teruji sabar dan teliti
Score : 10
B CONTENT / ISI
6 Mencuci tangan dan memakai celemek
7 Menyiapkan dan menempatkan alat secara
ergonomis
8 Memberikan informed consent
9 Pasang sarung tangan DTT
10 Baringkan ibu diatas ranjang, Penolong berdiri
menghadap pada sisi kanan ibu. Atur posisi penolong
sehingga ibu berada pada ketinggian yang sama
dengan pinggul penolong
11 Tungkai diletakkan pada dasar yang rata (tidak
menggunakan penopang kaki) dengan sedikit fleksi
pada artikulasio koksae
12 Pada pulsasi arteri pulmonalis dengan jalan
meletakkan ujung jari telunjuk dan tengah, tangan
kanan pada lipat paha dengan garis harizontal yang
melalui titik 1 cm diatas dan sejajar dengan tepi atas
simpisis ossium pubis. Psastikan pulsasi arteri
tersebut teraba dengan baik
13 Setelah pulsasi dikenali, jangan pindahklan kedua
ujung jari dari titik pulsasi tersebut
14 Kepalkan tangan kiri dan tekan bagian punggung jari
telunjuk, tengah, manis dan kelingking pada umbilikus
ke arah kolumna vetebrsalis dengan arah tegak lurus.
15 Dorongan kepalan tangan akan mengenai bagian
yang keras dibagian tengah/sumbu badan ibu dan
apabila tekanan kepalan tangan kiri mencapai aorta
CHECKLIST
MANUAL PLASENTA
NO BUTIR YANG DINILAI 0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyapa pasien dan keluarga dengan sopan dan
ramah
2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji memposisikan pasien dorsal recumbent
4 Teruji tanggap terhadap reaksi ibu
5 Teruji sabar dan teliti
Score : 10
B CONTENT / ISI
6 Mencuci tangan dan memakai celemek
7 Menyiapkan dan menempatkan alat secara
ergonomis
8 Memberikan informed consent
9 Pasang sarung tangan DTT
10 Bersihkan vulva dan perineum
11 Mengosongkan kandung kemih
12 Penolong berdiri menghadap vulva perineum ibu
13 Jepit tali pusat dengan klem berjarak 5-10 cm dari
vulva,tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai
14 Secara obstetrik masukan tangan lainnya (punggung
tangan menghadap ke bawah ke dalam vagina
dengan menelusuri sisi bawah tali pusat
15 Setelah sampai bukaan servik, minta seseorang
asisten/penolong lain untuk memegangkan klem tali
pusat kemudian pindahkan tangan luar untuk
menahan fundus uteri
16 Sambil menahan fundus, masukan tangan dalam
hingga ke kavum uteri sehingga mencapai tempat
implantasi plasenta
17 Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti
memberi salam ( ibu jari merapat ke jari telunjuk dan
jari-jari lain saling merapat)
18 Tentukan implantasi plasenta temukan tepi plasenta
yang paling bawah
Score : 46
C TEHNIK
29 Teruji melakukan secara sistematis
30 Teruji berlaku sopan dalam tindakan dan menjaga
privacy pasien
31 Teruji melakukan tindakan dengan hati-hati dan teliti
32 Teruji percaya diri dan tidak gugup
33 Teruji mendokumentasikan hasil tindakan
Score : 10
Total score : 66
CHECKLIST
DENGAN METODE MAURICEAU
NO BUTIR YANG DINILAI 0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Menjelaskan prosedur yang dilakukan
2 Teruji bersikap sopan dan minta ijin untuk melakukan
tindakan
3 Teruji memposisikan pasien dengan tepat
4 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
5 Teruji sabar dan teliti
Score : 10
B CONTENT / ISI
6 Cuci tangan
7 Menggunakan barier ptotektif
8 Menggunakan sarung tangan DTT/Steril
9 Meletakkan badan bayi diatas tangan kiri letakkan seolah
–olah badan bayi menunggang kuda
10 Memasukan jari tengah kedalam mulut bayi, jari tengah
masuk kemulut bayi, dua jari lain oada maksila dan
menekan kearah badan bayi bertujuan mempertahankan
posisi kepala agar tetap fleksi
11 Mencengkaram atau memegang leher bayi dari arah
punggung cengkraman dengan tangan kanan dari arah
punggung. Jari telunjuk menunjuk pada suboksiput. Dua
jari lain pada leher bayi
12 Assisten menekan fundus uteri (hati-hati sebaiknya
melakukan tindakan ini pada saat ada his yang baik).
13 Menarik badan bayi curam kebawah bersamaan dengan
adanya his, assisten mendorong fundus, tarik badan bayi
curam kebawah, searah sumbu jalan lahir, tarik badan
bayi sampai suboksiput terlihat dibawah simpisis.
14 Melakukan elevasi kepala bayi kearah atas (kanan perut
ibu) sehingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala
ingat tangan kiri tidak boleh ikut menarik bayi, karena
dapat menyebabkan perlukaan pada mulut dan muka bayi
15 Meletakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dan keringkan
dengan handuk , nilai bayi
MODUL 3
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEBIDANAN PADA KASUS
KEGAWATDARURATAN MATERNAL
DAN NEONATAL
1. Uraian Materi
Dokumentasi berasal dari kata ‘dokumen’ yang berarti ‘bahan
pustaka, baik berbentuk tulisan maupun berbentuk rekaman lainnya
seperti pita suara/kaset, video, film, gambar dan foto (Suyono trimo
1987, hal 7). Dokumentasi dalam bahasa inggris berarti satu atau lebih
lembar kertas resmi dengan tulisan diatasnya. Dokumentasi dalam
bidang kesehatan atau kebidanan adalah suatu pencatatan dan
pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan
pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
(bidan,dokter/perawat dan petugas kesehatan lainnya).
Pendokumentasian dari asuhan kebidanan di rumah sakit dikenal
dengan istilah rekam medik.
Dokumentasi kebidanan menurut SK Menkes RI No 749 a
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen yang berisi tentang
identitas : anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan pelayanan lain yang
diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang
dilakukan di unit-unit rawat termasuk UGD dan Unit Rawat Inap.
Dokumentasi berisi dokumen/pencatatan yang memberi bukti dan
kesaksian tentang sesuatu atau suatu pencatatan tentang sesuatu.
Manajemen kebidanan adalah proses Pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk Mengorganisasi pikiran serta tindakan
berdasar kan teori yang ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan
dalam rangkaian Tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus
pada klien. Manajemen asuhan pada kebidanan Antenatal terdiri dari
7 langkah yang berurutan di mulai dengan pengumpulan data dasar
hingga evaluasi.
Metode pendokumentasian yaitu dengan menggunakan metode
SOAPIER, SOPIED, SOAPIE dan SOAP. Semua metode
IDENTITAS
Nama : Ny. A H Nama : Tn. M Y
Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
Suku/ bangsa: Gorontalo/ Indonesia Suku/ bangsa:Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel. Padebuolo Alamat : Kel. Padebuolo
DATA SUBJEKTIF
Hari/ Tanggal : Rabu, 14 Januari 2014 Pukul
: 20.00 WITA
1. Alasan masuk
Ibu mengatakan ingin melahirkan di pelayanan kesehatan yang ditolong
oleh bidan
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sakit perut yang melingkar sampai ke pinggang sejak
pukul: 02.00 WITA terjadi pelepasan lendir bercampur darah dan
ketuban sudah pecah sejak pukul 03.15 WITA
3. Tanda-tanda persalinan
Ibu mengatakan merasa nyeri sejak pukul 02.00 WITA dengan lokasi
ketidaknyamanan di perut bagian bawah melingkar sampai ke pinggang
dan juga keluarnya cairan bercampur darah dari vagina sampai dengan
sekarang.
4. Perdarahan
a. Darah lendir : ada
b. Air ketuban : ada
c. Darah
Jumlah : 20 cc
Warna : merah tua
5. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus haid : 27-28 hari
c. Lamanya : 7 hari
d. Banyaknya : 3x ganti pembalut
e. Teratur/tidak : teratur
6. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : 25 Mei 2013
b. HPL : 01 Februari 2014
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran umum : Composmentis
c. Emosional : Stabil
d. TTV
- TD : 110/70 mmHg
- N : 88 x/menit
- R : 21x/menit
- SB : 36,90 C
k. Pemeriksaan dalam
1) Atas indikasi : untuk mengetahui adanya kemajuan
persalinan
2) Pembukaan : Lengkap
3) Portio : tipis
4) Ketuban : sudah tidak ada
5) Penurunan kepala : 1/5
6) Presentasi :kepala
KALA I
Tanggal :14 Januari 2014 pukul : 20:00 WITA
S:- Ibu mengatakan sakit perut melingkar sampai ke pinggang sampai
bagian bawah.
- Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dan jalan lahir
O: Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV
- TD : 110/70 mmHg - SB : 36,50 C
- N : 80 xmenit -R : 20 x/menit
Antropometri :
- BB : 69 Kg
- TB : 158 cm
DJJ : + 144x/menit
HIS : 5x/ 10 menit/ > 40 detik
VT : pembukaan 10 cm, portio tipis, ketuban sudah
pecah, penurunan kepala 1/5
A: Ny. A H ,umur 22 tahun, G1POAO, inpartu kala I
P:
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dimana ibu dan bayi masih
dalam keadaan baik, pembukaanlengkap, ketuban sudah pecah.
Nald puder
Benang
d. Persiapan penolong : barier protektif
e. Persiapan pasien.
f. Persiapan kelengkapan ibu dan bayi.
KALA II
Tanggal :14 Januari 2014 pukul : 21.30 WITA
S :- Ibu mengatakan rasa sakit yang semakin sering dan kuat.
- Ibu mengatakan ingin BAB
- Ibu mengatakan ingin meneran
O: Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
- TD : 110/70 mmHg N : 80x menit
- SB : 370 C R : 20x/menit
Antropometri
- TB : 158 cm
- BB : 69 kg
DJJ : ada, frekuensi 148x/menit
HIS : 5x/ 10 menit/ > 40 detik
VT : pembukaan 10 cm, portio tipis, tidak teraba
selaput ketuban, penurunan kepala 0/5
A : Ny. A H, umur 22 tahun, GIP0A0 inpatu kala II
P:
1. Memberi dukungan kepada ibu secara terus menerus.
2. Memberi nutrisi pada ibu dengan memberi makanan dan minum pada
ibu saat tidak ada HIS.
3. Menganjurkan dan mengajarkan ibu tentang teknik relaksasi.
Evalusi
Tanggal :14 Januari 2014 pukul : 21.30 WITA
Bayi baru lahir spontan LBK, segera menangis, jenis kelmin permpuan,
berat badan 2800 gram, panjang badan 46 cm, A/S : 7/9, anus berlubang,
plasenta belum lahir.
KALA III
Tanggal :14 Januari 2014 pukul :21.45 WITA
S: - ibu mengatakan sangat lelah melewati proses persalinan.
- ibu mengtakan senang karena bayinya telah lahir.
O: Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 130/90 mmHg
N : 81 x/menit
SB : 370 C
R : 22 x/menit
Antropometri
TB : 158 cm
BB : 69 Kg
A: Ny. A H , umur 23 tahun, P1A0, inpartu kala III
P:
1. Memenuhi nutrisi ibu, menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk
mencegah dehidrasi.
2. Melakukan menejemen aktif kala III
Penegangan talipusat terkendali lahirkan palcenta.
Pindahkan klem kira-kira 5-10 cm dengan vulva.
Tangan kiri di letakan diatas perut ibu, memeriksa uterus, tangan
kanan memegang talipusat, jika ada kontraksi lakukan PPT.
3. Saat ada kontraksi, tangan kanan diatas perut ibu untuk melakukan
dorsokranial dengan sedikit tekanan, cegah agar tidak terjadi inversio
uteri.
4. Ulangi lagi bila placenta belum lahir.
5. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat memanjang dan
ada semburan darah serta uterus menjadi globular, pada saat plasenta
sudah lepas anjurkan ibu untuk sedikit meneran dan penolong tetap
memegang talipusat.
6. Bila plasenta sudah tampak depan vulva, pegang placenta dengan
kedua tangan, telungkupkan dan putar searah jarum jam secara hati-
hati, kemudian tempatkan plasenta ditempat plasenta.
7. Memeriksa kelengkapan plasenta.
8. Melakukan masase untuk mempertahankan kontraksi agar tidak terjadi
atonia uteri yang menyebabkan perdarahan.
9. Memeriksa jalan lahir untuk memastikan tidak ada robekan pada jalan
lahir yang menyebabkan perdarahan, jika ada robekan lakukan
penjahitan.
10. Memantau uterus setinggi pusat.
EVALUASI
Tanggal : 14 Januari 2014 Pukul : 21.45 WITA
Plasenta lahir lengkap dengan selaputnya, berat 500 gr, panjang tali
pusat 50 cm, insersi tali pusat dibagian tengah, ada laserasi pada perineum
derajat 2.
KALA IV
Tanggal : 14 Januari 2014 Pukul : 23.45 WITA
S:
- ibu mengatakan merasa legah karena plasenta telah lahir.
- Ibu mengatakan merasa lelah.
O:
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 370 C
R : 20 x/menit
- Antropometri
TB : 158 cm
BB : 69 kg
A : NY. A H umur 22 tahun, P1A0 inpartu kala IV
P:
1. Memantau TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 370 C
R : 20 x/menit
- memantau pengeluaran lochia.
- melakukan penjahitan pada luka perineum.
EVALUASI
Tanggal : 14 Januari 2014 Pukul : 00.45 WITA
1. Keadaan umum : Baik
2. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 370 C
R : 20 x/menit
3. Kontraksi uterus : Baik
4. Perdarahan : 50 cc
5. Keadaan Umum bayi baik.
DAFTAR PUSTAKA