08 - 206manajemen Anestetik Sindrom Antifosfolipid Dengan Komplikasi Sindrom HELLP PDF
08 - 206manajemen Anestetik Sindrom Antifosfolipid Dengan Komplikasi Sindrom HELLP PDF
ABSTRAK
Sindrom Antifosfolipid atau Antiphospholipid Syndrome (APS) didefinisikan sebagai suatu gangguan autoimun, yang ditandai dengan trombosis
berulang atau morbiditas obstetri. Salah satu komplikasi obstetri pada pasien dengan APS adalah sindrom HELLP (terjadi pada 0,01-0,2%
kehamilan). Satu sampai 5% individu sehat mempunyai antibodi antifosfolipid (antiphospholipid antibodies, aPL). Manifestasi klinis APS adalah
trombosis vena atau arteri berulang dan/atau kehilangan janin. Beberapa teori patogenesis terjadinya trombosis pada pasien APS mencakup
penurunan aktivitas plasminogen, peningkatan agregasi platelet, inhibisi prostasiklin dan protein C, serta peningkatan faktor VIII. Manajemen
anestetik APS meliputi teknik anestesi regional apabila fungsi koagulasi normal atau anestesi umum dengan kombinasi fentanil dan ketamin
pada PCA jika fungsi koagulasi di bawah normal, dan pemberian tromboprofilaksis standar. Komplikasi lebih lanjut dari APS harus dicegah
dengan menggunakan heparin dan steroid.
Kata kunci: sindrom antifosfolipid, sindrom HELPP, manifestasi, patogenesis, manajemen anestetik
ABSTRACT
Antiphospholipid syndrome (APS) is defined as an autoimmune disorder characterized by recurrent thrombosis or obstetrical morbidity. One
of obstetric complications in patients with APS is HELLP syndrome (occurring in 0.01 to 0.2% of pregnancies). One to 5% of healthy individuals
have antiphospholipid antibodies (aPL). Clinical manifestations of APS are recurrent venous or arterial thrombosis and/or fetal loss. Some
theories of pathogenesis of thrombosis in APS patients include decreased plasminogen activity, increased platelet aggregation, inhibition of
prostacyclin and protein C, and increased factor VIII. Anesthetic management of APS includes techniques of regional anesthesia when normal
coagulation function persist, or general anesthesia with a combination of fentanyl and ketamine in PCA if coagulation function drops below
normal, and administration of standard thromboprophylaxis. Further complications of APS should be prevented by use of heparin and steroids.
Ery Leksana. Anesthetic Management of Antiphospholipid Syndrome Complicated with HELLP Syndrome.
Key words: antiphospholipid syndrome, HELLP syndrome, manifestations, pathogenesis, anesthetic management
dan tanda bervariasi, dari yang bernilai trombositopenia signifikan, sehingga teknik bila mendadak, lakukan anestesi spinal.
diagnostik sampai semua gejala dan tanda anestesi regional tidak dianjurkan. • Hati-hati pada anestesi umum, karena be-
pada pasien preeklampsia/eklampsia yang • Pada pasien yang mendapatkan risiko tinggi untuk terjadinya trombosis vena.
tidak menderita sindrom HELLP. Sibai (1990) antikoagulan, penggunaan teknik anestesi
menyatakan pasien biasanya datang dengan regional diperbolehkan apabila fungsi SIMPULAN
keluhan nyeri epigastrium atau nyeri perut koagulasi normal. Pada pasien sindrom antifosfolipid, sindrom
kanan atas (90%), beberapa mengeluh mual • Jika fungsi koagulasi di bawah normal, HELLP bisa menjadi parah dan terkadang
dan muntah (50%), yang lain bergejala seperti dilakukan anestesi umum dengan kombinasi refrakter. Karena itu, meskipun masih pada
infeksi virus. Sebagian besar pasien (90%) fentanyl dan ketamine pada patient-controlled tanda dan gejala awal sindrom HELLP, kita
mempunyai riwayat malaise selama beberapa analgesic (PCA). harus berpikir tentang komplikasi dari sindrom
hari sebelum timbul tanda lain.6 • Diberikan tromboprofilaksis standar antifosfolipid, dan kita harus mencegah
dengan unfractioned heparin kurang lebih 4 komplikasi lebih lanjut yang dapat terjadi
PENATALAKSANAAN jam setelah dosis heparin sebelum melakukan dengan menggunakan heparin dan steroid.
Manajemen anestetik APS meliputi:1-3 anestesi spinal/epidural. Mengenai teknik anestesi, tergantung dari
• Pasien APS mungkin mengalami • Bila ada waktu, lakukan anestesi epidural, faktor koagulasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jo YY, Lee KC, Kim HS, Bae HK, Chang YJ. Anesthetic management of HELLP syndrome complicating primary antiphospholipid syndrome. Korean J Anesthesiology 2012;6:575-8.
2. Ramli M. Seksio sesar pada penyakit autoimun. Workshop Anestesi Obstetri. Second Annual Symposium on Anesthesia Complication. Yogyakarta, 14-17 November 2012.
3. Belilos E, Diamond HS. Antiphospholipid syndrome [Internet]. 2012 [cited 2013 Feb 20]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/333221-overview
4. HELLP syndrome [Internet]. 2012 [cited 2013 Feb 20]. Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000890.htm
5. HELLP syndrome. Critical Care Pregnancy. In: Zimmerman JL, editor. Fundamental critical care support. 3rd ed. Illinois: Society of Critical Care Medicine; 2002. p.14-5.
6. Rambulangi J. Sindrom HELLP. Cermin Dunia Kedokteran 2006;151:24-8.
7. Martin JN, Rose CH, Briery CM. Understanding and managing HELLP syndrome: The integral role of aggressive glucocorticoids for mother and child. Am J Obstet Gynecol. 2006. 195.914-
34.