Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting bagi
pertumbuhan anak, oleh sebab itu balita perlu ditimbang secara teratur sehingga
dapat diikuti pertumbuhan berat badannya. Anak yang sehat akan tumbuh pesat,
bertambah umur bertambah berat badannya. Agar kegiatan penimbangan dapat
mempunyai makna secara efektif dan efesien, maka hasil penimbangan setiap
balita dapat dicantumkan pada grafik dalam KMS balita, kemudian dipantau garis
pertumbuhan setiap bulannya, sehingga setiap anak dapat diketahui kesehatannya
sejak dini. Hasil penimbangan balita di posyandu dapat juga dimanfaatkan oleh
masyarakat dan instansi atau aparat pembina untuk melihat sampai seberapa jauh
jumlah balita yang ada di wilayahnya tumbuh dengan sehat, sehingga dapat
menggambarkan keberhasilan dari kegiatan posyandu (Depkes RI, 2010).
Pemantauan berat badan balita akan berhasil dengan baik apabila ada
partisipasi aktif dari masyarakat yang ditandai dengan tingkat kehadiran ibu
menimbangkan anaknya di posyandu. Bentuk partisipasi masyarakat yang
membawa balita datang ke posyandu dalam program gizi di kenal dengan istilah
D/S dimana D adalah jumlah balita yang ditimbang dan S adalah jumlah semua
balita yang berada di wilayah kerja. Selain D/S ada beberapa indikator lain yang
digunakan yaitu K/S (cakupan program), N/D (keadaan kesehatan balita) BGM/D
(intensitas masalah gizi) dan T (besarnya masalah gangguan kesehatan), (Depkes
RI, 2010).
Keberadaan posyandu dalam masyarakat memegang peranan penting, namun
masih banyak anggota masyarakat yang belum memanfaatkannya secara
maksimal. Penurunan partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan tersebut
salah satunya dapat dilihat dari pemanfaatan posyandu oleh keluarga yang
mempunyai anak balita yaitu perbandingan antara jumlah anak balita yang dibawa
ke posyandu dengan jumlah anak balita seluruhnya dalam satu wilayah kerja
posyandu proporsinya masih rendah. Adapun standar pelayanan minimal untuk
D/S adalah 80% (Depkes RI, 2005).
Cakupan penimbangan balita (D/S) sangat penting karena merupakan
indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi balita, cakupan
pelayanan dasar khususnya imunisasi dan prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi
cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A dan semakin tinggi cakupan
imunisasi (Depkes RI, 2010). Cakupan penimbangan ada kaitannya dengan faktor
internal ibu balita seperti : tingkat pendidikan ibu balita, tingkat pengetahuan ibu
balita, perilaku kesehatan, umur balita, status gizi balita di samping itu juga
berkaitan dengan jarak posyandu serta peran petugas kesehatan, tokoh
masyarakat, kader posyandu. Masalah lain yang berkaitan dengan kunjungan di
posyandu antara lain : dana operasional dan sarana prasarana untuk menggerakkan
kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam
pemantauan pertumbuhan dan konseling, tingkat pemahaman keluarga dan
masyarakat akan manfaat posyandu serta pelaksanaan pembinaan kader (Profil
Kesehatan Indonesia, 2009).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kunjungan anak balita di


posyandu antara lain : 1) umur balita dapat mempengaruhi partisipasi, hal ini
disebabkan ibu balita merasa bahwa anaknya sudah berumur 9 bulan yang sudah
mendapatkan imunisasi lengkap tidak perlu lagi datang ke posyandu, 2) jumlah
anak, semakin banyak anggota keluarga, seorang ibu akan sulit mengatur waktu
untuk hadir di posyandu, karena waktu akan habis untuk memberi perhatian dan
kasih sayang untuk mengurus anak-anaknya dirumah, 3) tingkat pendidikan turut
menentukan mudah tidaknya untuk menyerap dan memahami pengetahuan gizi,
pendidikan dalam keluarga sangat diperlukan, hal ini terkait dengan informasi
tentang kunjungan ibu balita ke posyandu dan rendahnya tingkat pendidikan erat
kaitannya dengan perilaku ibu dalam memanfaatkan sarana kesehatan, dan 4)
pengetahuan ibu, pengetahuan yang dimiliki seseorang akan membentuk suatu
sikap dan menimbulkan suatu perilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti hadir
di posyandu.

Istilah Posyandu yang dikenal sebagai Pos Pelayanan Terpadu adalah


suatu tempat yang kegiatannya tidak dilakukan setiap hari melainkan satu bulan
sekali diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan dan terdiri dari beberapa
pelayanan kesehatan yaitu: Berdasarkan pelayanan yang diberikan, sasaran
Posyandu terdiri atas pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
balita (Shakira, 2009) 1. Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita
2. Pelayanan Imunisasi 3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Pelayanan Ibu
berupa pelayanan ANC (Antenatal Care), kunjungan pasca persalianan (Nifas)
sementara Pelayanan Anak berupa Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Balita dengan maksud menemukan secara dini kelainan-kelainan pada balita dan
melakukan intervensi segera. 4. Pecegahahan dan Penanggulangan diare Dan
Pelayanan Kesehatan lainnya (Arali, 2008).

Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan


Posyandu antara lain: 1) Kesehatan Ibu dan Anak, yang termasuk didalamnya
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
balita dan anak prasekolah; Memberikannasehat tentang makanan guna mancegah
gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian
makanan tambahan vitamin dan mineral; Pemberian nasehat tentang
perkembangan anak dan cara stimilasinya; Penyuluhan kesehatan meliputi
berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA. 2) Keluarga Berencana,
mencakup: Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan
anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi; Cara-cara penggunaan pil,
kondom dan sebagainya. 3) Immunisasi. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu
hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi. 4) Peningkatan gizi
dengan cara Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat; Memberikan
makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak
dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui; Memberikan kapsul
vitamin A kepada anakanak dibawah umur 5 tahun. Dan 5) Penanggulangan Diare
(Hasdi, 2007).

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh


kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu: 1) Kesehatan Ibu dan Anak, 2)
Keluarga Berencana, 3) Immunisasi, 4) Peningkatan gizi, 5) Penanggulangan
Diare, 6) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan
air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman, dan 7) Penyediaan
Obat essensial (Shakira, 2009).

Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan secara nasional presentasi


tempat penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir di
posyandu sebesar 80,6%. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu semakin
berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Menurut laporan tahunan
program perbaikan gizi masyarakat Dinkes Provinsi Banten tahun 2002,
menunjukkan bahwa cakupan penimbangan balita di Posyandu sebesar 64,34 %,
angka ini masih dibawah target karena adanya penurunan partisipasi dari
masyarakat (Sambas, 2002).

Berdasarkan laporan dari Dinkes Tangerang Selatan tahun 2009, angka


cakupan D/S di Tangerang Selatan sekitar 55,99% dari 10 puskesmas yang
terdapat di Tangerang Selatan. Angka D/S yang paling rendah terdapat di daerah
Ciputat Timur yaitu 42,05%, artinya angka ini masih jauh dari target yang sudah
ditetapkan Dinkes Tangerang Selatan yaitu 72%, sedangkan angka yang paling
tinggi terdapat di daerah Pondok Aren yaitu 81,70%.

Menurut laporan tahunan Puskesmas Ciputat Timur tahun 2009, angka


cakupan D/S dari 6 kelurahan yang terdapat di Ciputat Timur, yang merupakan
wujud partisipasi ibu yang memiliki anak balita ke Posyandu yang paling rendah
terdapat di daerah Rempoa yaitu 34,24%, artinya angka ini masih jauh dibawah
standar Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Padahal kedatangan mereka ke
Posyandu sangat penting dalam rangka pemantauan pertumbuhan anak melalui
penimbangan bulanan di Posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS), agar dapat mengetahui keadaan kesehatan serta memberikan pelayanan
kesehatan lainnya pada balita (Depkes RI, 2003).

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


dengan judul “Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Ibu dengan Kunjungan
Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016”.
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kunjungan
penimbangan balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur,
tangerang selatan?
2. Apakah terdapat hubungan antara sikap ibu dengan kunjungan penimbangan
balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur, tangerang
selatan?
3. Apakah terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan kunjungan
penimbangan balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur,
tangerang selatan?
4. Apakah terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kunjungan
penimbangan balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur,
tangerang selatan?
5. Apakah terdapat hubungan antara umur ibu dengan kunjungan penimbangan
balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur, tangerang
selatan?
6. Apakah terdapat hubungan antara pengalaman ibu dengan kunjungan
penimbangan balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur,
tangerang selatan?
7. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan ibu dengan kunjungan
penimbangan balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur,
tangerang selatan?
8. Apakah terdapat hubungan antara sosial budaya ibu dengan kunjungan
penimbangan balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur,
tangerang selatan?
9. Apakah terdapat hubungan antara informasi ibu dengan kunjungan
penimbangan balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur,
tangerang selatan?
10. Apakah terdapat hubungan antara media massa dengan kunjungan
penimbangan balita di posyandu kelurahan rempoa kecamatan ciputat timur,
tangerang selatan?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti Hubungan Faktor Internal dan
Eksternal Ibu dengan Kunjungan Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan
Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

D. Perumusan Masalah
“Bagaimanakah Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Kunjungan
Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016”

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Posyandu
dengan Kunjungan Penimbangan di PosyanduKelurahan Rempoa Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Posyandu dengan
Kunjungan Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
b. Untuk mengetahui sikap Ibu tentang Posyandu dengan Kunjungan
Penimbangan Balita diPosyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
c. Untuk mengetahui PendidikanIbu tentang Posyandu dengan Kunjungan
Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
d. Untuk mengetahui pekerjaanIbu tentang Posyandu dengan Kunjungan
Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
e. Untuk mengetahui pengalamanIbu tentang Posyandu dengan Kunjungan
Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
f. Untuk mengetahui lingkunganIbu tentang Posyandu dengan Kunjungan
Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
g. Untuk mengetahui sosial budayaIbu tentang Posyandu dengan
Kunjungan Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
h. Untuk mengetahui informasiIbu tentang Posyandu dengan Kunjungan
Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
i. Untuk mengetahui media massaIbu tentang Posyandu dengan Kunjungan
Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
j. Untuk mengetahuihubungan antara Faktor Internal dan Eksternal Ibu
dengan Kunjungan Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Mengimplementasikan teori yang dimiliki untuk diterapkan dalam kegiatan
nyata tentang pentingnya kegiatan posyandu bagi balita dan ibu.
2. Bagi Penelitian
Selanjutnya Sebagai bahan pembanding sekaligus untuk pengembangan
penelitian selanjutnya dan menambah referensi yang sudah ada
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
bisa menambah serta meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan posyandu.
4. Bagi petugas kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada petugas
bahwa kegiatan posyandu pada ibu yang memiliki balita merupakan hal yang
sangat penting dan banyak manfaatnya sehingga mereka wajib memberi
motivasi, membantu dan mengevaluasi dalam kegiatan tersebut

Anda mungkin juga menyukai