Informasi/pendidikan
· Informasi atau masukan untuk dapat membuat atau mengambil keputusan untuk
memodifikasi atau merubah situasi, pendidikan formal, pendidikan non-formal, kesempatan
untuk bertukar informasi dan pendapat.
Waktu
· Memilih waktu untuk bekerja, jam kerja dibayar dan fleksibel.
· Harga diri, kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengekspresikan minat seseorang.
5. Kekuasaan dan Pengambilan Keputusan
Mempunyai akses ke dan kontrol yang lebih besar atas sumber daya biasanya
membuat laki-laki lebih berkuasa daripada perempuan dalam kelompok sosial manapun. Hal
ini dapat menjadi kekuasaan kekuatan fisik, pengetahuan dan ketrampilan, kekayaan dan
pendapatan, atau kekuasaan untuk mengambil keputusan karena merekalah memegang
otoritas. Laki-laki kerap kali memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam membuat keputusan
atas reproduksi dan seksualitas. Kekuasaan laki-laki dan kontrol atas sumber daya dan
keputusan diinstitusionalkan melalui undang-undang dan kebijakan negara, serta melalui
aturan dan peraturan institusi sosial yang formal. Hukum di berbagai negara di dunia
memberi peluang kendali yang lebih besar kepada laki-laki atas kekayaan dan hak dalam
perkawinan, serta atas anak-anak. Selama berabad-abad, lembaga keagamaan mengingkari
hak perempuan untuk menjadi pemimpin agama, dan sekolah seringkali bersikukuh bahwa
ayah si anak lah yang menjadi wali resmi, bukan sang ibu.
2.6.2 Perbedaan Seks dan Gender
Adanya aturan ini menegaskan laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan
tugas.Perbedaan Seks dan Gender:
SEKS GENDER
Kita belum memilikinya pada
saat lahir. Gender dibangun
dari proses sosial, merupakan
perilaku yang dipelajari dan
ditanamkan, dan bisa diubah.
Contoh:
1. Perempuan hanya
tinggal di rumah dan mengurus
anak,tetapi laki-laki dapat pula
tinggal di rumah dan mengurus
Secara biologis, kita telah anak seperti halnya
memilikinya sejak lahir, perempuan.
yang selalu tidak berubah. 2. Salah satu jenis
Contoh: pekerjaan bagi laki-laki adalah
1. Hanya perempuan sopir taksi, tetapi perempuan
yang bisa melahirkan. bisa juga mengemudi taksi
2. Hanya laki-laki yang sebaik yang dilakukan oleh
memproduksi sperma. laki-laki.
Perbandingan
jumlah
Perbandingan perempuan dan
jumlah perempuan laki-laki yang
Kemampuan baca dan laki-laki yang mendaftar di
tulis perempuan mendaftar di Sekolah
dewasa :laki-laki Sekolah Dasar Menengah
1970 1992 1997 1970 1992 1997 1970 1992 1997
Semua Negara
Berkembang n.a 73 79 79 88 94 68 78 83
Negara
Berkembang
Spesifik n.a 57 65 61 84 83 43 67 66
Sub Sahara
Afrika n.a 66 75 72 85 85 60 72 76
Negara Arab n.a 61 66 63 92 91 47 77 85
Asia Timur
termasuk
China n.a 80 83 87 96 100 76 79 88
Asia Tenggara
dan Pasifik 72 90 91 90 97 99 74 95 95
Asia Selatan
termasuk
India 40 55 59 60 75 86 43 60 70
Amerika Latin
dan Karibia 91 97 98 101 98 98 91 98 101
Negara
Industri n.a n.a n.a n.a 100 n.a n.a 100
Dunia n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a
Tabel 1. Tren Perbedaan Gender dalam Status Pendidikan
Kemampuan baca tulis perempuan dewasa dibandingkan dengan laki-laki: Hanya sedikit
jumlah perempuan yang dapat menulis dan membaca dalam setiap 100 laki-laki yang dapat
menulis dan membaca.
Perbandingan jumlah perempuan dan laki-laki yang mendaftar di sekolah dasar dan
menengah: Hanya sedikit jumlah anak perempuan yang bersekolah di sekolah dasar atau
menengah (biasanya berusia 6-10 tahun untuk pendidikan dasar dan 11-14 tahun untuk
pendidikan menengah) yang mendaftarkan diri di sekolah dasar atau menengah untuk
setiap 100 anak laki-laki usia sekolah dasar dan menengah yang mendaftar sekolah.
· Data khusus gender pada jumlah kursi parlemen yang dipegangoleh perempuansebagai
bandingan jumlah keseluruhan pada tahun 1994 dan 1999 dan bagian perempuan dalam
tingkat menteri pada tahun 1994.
Kursi di
Kursi di parlemen kementrian
yang diperoleh yang
perempuan diperoleh
(Persentasi dari perempuan
total) (%dari total)
1994 1999 1994
Semua Negara
Berkembang 10 10 5
Negara
Berkembang
Spesifik 6 9 5
Dunia 10 12 8
2.6.15 Peran Gender Bervariasi Berdasarkan Keadaan, Waktu, Kesukuan Dan Kelas/Golongan
Peran gender dapat berbeda berdasarkan waktu, dan diantara berbagai budaya,
suku, dan kelas sosial masyarakat. Beberapa suku di Indonesia seperti Jawa dan Sunda boleh
jadi memiliki peran gender yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Dalam beberapa
masyarakat tertentu, perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
Karena peran gender dibentuk dan dipelajari secara sosial, peran gender dapat
diubah melalui pendidikan atau advokasi dan kerjasama berbagai institusi sosial yang ada
dalam masyaraka. Walaupun tugas ini tidak mudah, kepekaan terhadap ketidakadilan,
ketidaksetaraan, dan dikriminasi terhadap hubungan dan status gender semakin
berkembang di Indonesia dan dunia.
2.7 HAM
2.7.1 Pengertian HAM
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya
(Kaelan: 2002).
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsungoleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi,1994).
Dalam pasal 1 UU No39 tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan meruapak anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungu oleh negara, hokum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
DAFTAR PUSTAKA