Januari 2012
Siti Nadzifah
Lingga Kurniati*)
*) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang
Korespondensi : lingga_mid04@yahoo.com
ABSTRAK
ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah,
namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya.
Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan
ibu-ibu antara lain ibu merasa ASI-nya tidak cukup, atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi.
Sesungguhnya hal itu disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu tidak
percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya (Depkes RI, 2005).
Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibu kota (2005) diperoleh fakta bahwa yang dapat
memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari total ibu menyusui. Didapat juga bahwa
38,9% dari ibu- ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu
tidak pernah mendengarkan informasi tentang ASI eksklusif (Kodrat, 2010 : 20).
Jenis penelitian yang digunakan adalah retrospektif uji analisa univariat dan bivariat dengan
pendekatan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 152 ibu yang mempunyai bayi
umur 6- 12 bulan pada bulan Desember 2010 di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang. Sedangkan
sampel sebanyak 34 dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh dengan cara
kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh dukungan emosional
sebanyak 17 responden (50,0%), instrumental sebanyak 17 responden (50,00%), informasional sebanyak 15
responden (44,1%), dukungan penilaian sebanyak 18 responden (52,3%).Responden dengan tidak memberikan
ASI eksklusif sebanyak 22 responden (64,7%). Hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses
laktasi dengan pemberian ASI eksklusif, didapatkan p value sebesar 0,002. Hubungan antara dukungan
instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapat p value sebesar
0,004. Hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
eksklusif pada bayi didapatkan p value sebesar 0,009. Hubungan antara dukungan penialain suami dalam proses
laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapatkan p value sebesar 0,001. Saran yang dapat
diberikan kepada pemerintah meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan agar program pemberian ASI
eksklusif bisa berhasil.
PENDAHULUAN
diketahui bahwa angka pemberian ASI eksklusif turun dari 49% menjadi 39%,
1
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu
April 2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan,
yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi
tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan
Menurut Rosita (2008 : 36) masalah dari berbagai penelitian baik di Indonesia
maupun di luar negeri, diketahui banyak suami yang merasa tidak nyaman melihat
kegiatan menyusui. Bahwa murka bila istri lebih memilih merawat bayinya ketika
Sakit hanya 44% ibu yang menyusui bayi saat di Rumah Sakit dan angka ini menurun
manjadi 13% setelah 6 bulan persalinan. Sejumlah 36% ibu menyatakan suaminya
merasa tidak nyaman melihat istri memberikan ASI di muka umum. Di samping itu,
ada rasa cemburu terhadap hubungan yang begitu intim dan istimewa antara ibu dan
bayi saat bayi diberi ASI. Ada juga suami yang berpendapat ia kehilangan intim
bersama istri.
Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health
Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel) menunjukkan bahwa cakupan
2
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
ASI eksklusif 4 – 5 bulan di perkotaan antara 14% – 21%, sedangkan di pedesaan 14%
Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibu kota (2005) diperoleh fakta
bahwa yang dapat memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari
total ibu menyusui. Didapat juga bahwa 38,9% dari ibu- ibu tersebut tidak pernah
mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu tidak pernah
kesehatan tahun 2007 cakupan ASI eksklusif masih 53,5%, pemberian ASI kepada
bayi satu jam pasca persalinan hanya 9%, sedangkan pemberian ASI kepada bayi pada
hari pertama setelah kelahirannya adalah 51,7%. Rendahnya tingkat pemberian ASI
eksklusif ini menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita di
pencapaian target ASI eksklusif yaitu mencapai 80% namun saat ini pemberian ASI
esklusif hanya berjumlah 28,69%.Dari target Provinsi Jawa Tengah maka di wilayah
Kota Semarang pada tahun 2009 target yang dicapai sangatlah jauh dari sasaran yaitu
24,6%. Dari jumlah presentase ASI eksklusif di Kota Semarang cakupan ASI eksklusif
terendah adalah di Puskesmas Padangsari pada tahun 2009 sebanyak 1,6% dari semua
jumlah ibu menyusui (Puskesmas Padangsari : 2009). Dari hasil studi pendahuluan
mempunyai bayi berumur 6 – 12 bulan dengan metode kuesioner terdapat 2 ibu (20%)
yang mendapatkan dukungan suami dengan baik sehingga ibu memberikan ASI
eksklusif pada bayinya, sedangkan 4 ibu (40%) mendapatkan dukungan sedang dan 4
3
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
ibu (40%) kurang mendapatkan dukungan suami sehingga mempengaruhi ibu untuk
Dalam hal ini dukungan atau support dari orang lain atau orang terdekat,
sangatlah berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Semakin besar dukungan yang
didapatkan untuk terus menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan untuk
dapat bertahan terus untuk menyusui. Dalam hal ini suami atau keluarga sangat besar
pengaruhnya. Apabila kurang yakin maka carilah bantuan dukungan karena akan
Berdasarkan data dan latar belakang tersebut di atas maka penulis ingin
meneliti “Hubungan dukungan suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
METODE PENELITIAN
Semarang. Dilakukan pada bulan Maret- April 2011. Penelitian ini menggunakan
pemberian ASI eksklusif pada bayi, yang mana keduanya diukur pada waktu yang
bersamaan.
berusaha melihat ke belakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat
4
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 152 ibu yang mempunyai
sampel acak atau random, yaitu menggunakan sebagian dari jumlah ibu yang
1. Analisis Univariat
a. Dukungan Emosional
Tabel. 1
Kurang 2 5,9
Sedang 15 44,1
Baik 17 50,0
Total 34 100
b. Dukungan Instrumental
5
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
Tabel. 2
responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI
c. Dukungan Informasional
Tabel. 3
(44,1%).
6
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
d. Dukungan Penilaian
Tabel. 4
(52,3%).
Tabel. 5
7
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
(64,7%).
2. Analisis Bivariat
laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas
Tabel 6
ASI eksklusif pada bayi 93,3% dan yang memberikan ASI eksklusif pada bayi
8
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
sebanyak 64,7% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 35,3%
dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif
didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar 0,002. Nilai p
value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.
Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam
proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja
Tabel 7
dukungan instrumental dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak
9
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
bayi dan hanya 17,6% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden
memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 30,8% tidak memberikan
Semarang, didapatkan Chi square sebesar 11,056 dengan p value sebesar 0,004.
Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan instrumental suami
dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja
Tabel 8
10
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
ASI eksklusif pada bayi dan hanya 20,0% yang memberikan ASI eksklusif pada
sebanyak 64,3% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 35,7%
dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value sebesar 0,009.
Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,009 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan informasional
suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah
Tabel 9
11
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
dukungan penilaian dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak
eksklusif pada bayi dan hanya 16,7% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi.
75,0% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 25% tidak
dukungan penialain suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif
didapatkan Chi square sebesar 13,201 dengan p value sebesar 0,001. Nilai p
value lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.
Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian dari suami dalam
proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja
Pembahasan
1. Dukungan Emosional
memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam kategori baik
12
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
memberikan gambaran bahwa suami dapat melindungi dan mengayomi istri dalam
2. Dukungan Instumental
responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI
Eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden atau 50,00%. Hal ini memberikan
gambaran dukungan suami dalam hal pemberian dukungan instrumental masih dalam
kategori sedang. Fungsi keluarga sebagai sumber pertolongan pertama pada istri
3. Dukungan Informasional
41,1%. Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan suami dalam proses laktasi
pemberian ASI Eksklusif pada bayi memberikan dukungan baik sedang. Keluarga
sebagai salah satu kesatuan dinama perlu adanya komunikasi yang baik terutama
dalam hal saling nasehat nasehati antara satu dengan lain lain jika terjadi sebuah
4. Dukungan Penilaian
Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik,
52,3%.Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan suami dalam hal penilaian
13
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
sudah dapat berjalan dengan cukup baik. Dukungan suami dalam hal penilaian sangat
diperlukan oleh seorang istri, karena jika istri mengalami sebuah masalah, maka peran
suami sebagai penilaian sangat diperlukan terutama dalam hal pemberian ASI
eksklusif bagi bayinya. Peran suami sebagai penialain yang cukup baik tersebut akan
menjadikan proses laktasi pemberian ASI eksklusif pada bayi juga akan dapat
Hal ini memebrikan gambaran bahwa masih banyaknya para ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dimana sebenarnya dengan pemberian ASI
eksklusif tersebut akan banyak diperoleh manfaat-manfaat yang tidak bisa ditemukan
antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar 0,002. Nilai p value
lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari
Banyumanik Semarang.
14
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
Bahwa dukungan atau suport dari orang lain atau orang terdekat khususnya
suami, sangat berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Dalam hal ini dukungan
suami maupun keluarga sangat besar pengaruhnya, seorang ibu kurang mendapat
dukungan suami, adik atau bahkan ditakut-takuti, dipengaruhi untuk untuk beralih ke
susu formula.
antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
didapatkan Chi square sebesar 22,056 dengan p value sebesar 0,004. Nilai p value
lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari
Banyumanik Semarang..
kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada
bayi, responden dengan dukungan instrumental dari suami yang sedang sebagian
besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan
dukungan instrumental dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI
15
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
antara dukungan informasional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value sebesar 0,009. Nilai p value
lebih kecil dari 0,05 (0,009 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa ada hubungan antara dukungan informasional suami dalam proses
laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas
kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada
bayi, responden dengan dukungan informasional dari suami yang sedang sebagian
besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan
dukungan informasional dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI
antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
didapatkan Chi square sebesar 13,203 dengan p value sebesar 0,001. Nilai p value
16
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari
Banyumanik Semarang.
Pada responden dengan dukungan penilaian dari suami yang termasuk dalam
kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada
bayi, responden dengan dukungan penilaian dari suami yang sedang sebagian besar
tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan
dukungan penilaian dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI eksklusif
pada bayi.
KESIMPULAN
2. Sebagian besar responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal
responden (44,1%).
responden (52,3%).
responden (64,7%).
17
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
6. Ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan
7. Ada hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan
Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 11,056 dengan p value <
0,05.
8. Ada hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari
Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value < 0,05.
9. Ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan
Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 13,201 dengan p value >
0,05.
KEPUSTAKAAN
Alimul Hidayat, A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta
: Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008. Semarang.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Kodrat Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta : Media Baca.
18
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012
Sujiati, Nurjanah, Kurniati. 2010. Asuhan Ibu Nifas ASKEB III.Yogyakarta : Cyrillus
Publisher.
Syasya Azisyah. 2010. Sukses Menyusui Walaupun Bekerja. Jakarta : Gema Insani
Press.
Tim KTI Abdi Husada Semarang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Akbid Abdi Husada Semarang.
19