Gangguan jiwa, Halusinasi, Ilusi,Terapi Kognitif, Terapi Keluarga, Model Keperawatan Jiwa,
Pakar Keperawatan Jiwa, Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa, terapi spiritual, cerita
gangguan jiwa, terapi psikofarmaka, model konsep keperawatan jiwa, terapi aktivitas
kelompok, Diagnosa keperawatan jiwa, psikopat, Rumah Sakit Jiwa, Trauma
▼
M o n d a y, D e c e m b e r 2 1 , 2 0 0 9
PENYALAHGUNAAN ZAT
Penyalahgunaan zat adalah suatu penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh
penggunaaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf pusat yang dapat mempengaruhi
tingkah laku, memori, alam perasaan, proses pikir seseorang.
Penyalahgunaan zat menyebabkan suatu kondisi ketergantungan terhadap zat adiktif yang
biasa disebut dengan kecanduan, seseorang yang mengalami kecanduan disebut sakau.
Ketergantungan zat adiktif adalah suatu kondisi dimana pola penggunaan zat patologis
menyebabkan pengguna mengalami sakit cukup berat dan berbagai macam kesulitan, tetapi
tidak mampu menghentikannya. Kondisi ini ditandai dengan adanya : sindroma putus zat dan
toleransi. Sindroma putus zat adalah kondisi dimana pengguna zat adiktif menurunkan atau
menghentikan penggunaan zat yang biasanya digunakan, akan menimbulkan gejala yang
sesuai dengan jenis obat/zat yang digunakan.
Pengkajian
1. Faktor predisposisi
a. Faktor biologis ( Genetik , metabolik, infeksi pada otak, penyakit kronis)
b. Faktor psikologis
Type kepribadian yang tergantung (dependent)
Harga diri yang rendah, terutama untuk ketergantungan alkhohol, sdatif hypnotik
yang diikuti rasa bersalah
Pembawa keluarga : Kondisi keluarga yang tidak setabil, role model yang negatif,
kurang dipercaya, tidak mampu untuk yang lainnya, dan orang tua yang ketergantungan zat
adiktif
Individu yang perasaan tidak aman
Ketrampilan menggunakan koping yang menyimpang
Remaja yang mengalami gangguan identitas diri : kecenderungan homoseksual, krisis
identitas, menggunakan zat adiktif untuk menyatakan kejantanannya
Rasa bermusuhan dengan orang tua
Faktor presipitasi
Stress dalam kehidupan merupakan suatu kondisi pencetus terjadinya gangguan zat adiktif.
Bagi remaja penggunaan zat adalah suatu cara untuk mengatasi stress yang dialami dalam
kehidupan. Stressor presipitasi untuk terjadinya penyalahgunaan zat adiktif adalah
Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman-teman sebaya sebagai pengakuan
Reaksi sebagai suatu prinsip kesenangan, tujuannya untuk menghindari sakit dan
mencari kesenangan
Kehilangan orang yang berarti : pacar, orang tua, orang terdekat dll
Diasingkan oleh lingkungan
Kompleksitas dan ketegangan kehidupan modern
Tersedianya obat-obatan
Pengaruh dan tekanan teman sebaya
Mudah mendapatkan zat adiktif
Pesan dari masyarakat “ bahwa zat adiktif dapat menyelesaikan semua masalah.
Tingkah laku
Penyalahgunaan zat adiktif dapat berkembang menjadi ketergantungan fisik, psikologis dan
toleransi. Ketergantungan fisik adalah tubuh membutuhkan zat adiktif dan jika tidak dipenuhi
maka akan terjadi gejala putus zat pada fisik. Ketergantungan psikologik adalah efek
subyektif dari sipengguna zat.
Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan adalah denial dari masalah, proyeksi untuk melepaskan
tanggung jawab dan disosiasi sebagai efek dari penggunaan zat adiktif
Data khusus yang perlu didapat saat menghadapi orang dengan ketergantungan
• Jumlah dan kemurnian zat yang digunakan
• Seringnya menggunakan ( hari, minggu, bulan )
• Metode ( rokok, hisap Injeksi, dll )
• Dosis terakhir yang dugunakan
• Cara memperoleh zat
• Dampak bila tidak menggunakan
• Jika over dosis beratnya seberapa
• Tujuan pasen datang
• Sisem dukungan yang ada ( keluarga, sosial dan finansial)
• Tingkah laku manipulaitf
Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA diagnosis keperawatan pada pengguna zat adiktif adalah sebagai berikut :
1. Regimen Teraputik tidak efektif
2. Gangguan proses pikir
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi visual.
4. Gangguan isolasi sosial : Menarik diri
5. Koping individu tidak efektiv
6. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
7. Gangguan konsentrasi
8. Gangguan pola aktifitas
9. Koping Keluarga tidak efektif
10. Ketidakberdayaan
11. Hopelessness
12. Resiko mencederai diri sendiri
Perencanaan
Membahas dengan pasien tinhgkah laku menyalahgunakan zat dan resiko pengunaan
Membantu pasien mengidentifikasi masalah penyalahgunan zat
Mendorong pasien agar mau mengikuti program terapi
Mendorong pasien mengutarakan hal-hal yang menyebabkan penyalahgunaan zat
Membantu pasien mengenal dan menggunakan koping yang sehat
Konsisten memberi dukungan
Memberikan perawatan fisik : observasi tanda vital, keseimbangan cairan dan kejang
Memberikan obat sesuai dengan dosis ( terapi detoksifikasi)
Observasi sindroma putus zat dan mencatat adanya kemungkinan sinroma putus zat
Identifikasi dan kaji sistem dukungan sosial
Menyediakan dukungan dari orang-orang yang berarti
Memberikan pendidikan kepada pasien yang berarti tentang masalah
penyalahgunaan zat adiktif dan sumber yang tersedia untuk mengatasi
Mengirim pesan pada sumber yang tepat dan memberi dukungan sampai pasien ikut
dalam program
Menganjurkan pasien untuk menggali cara alternatif pemecahan masalah pada stress
dan situasi yang menyulitkan
Menolong pasien untuk mengidentifikasi masalah, pendekatan pemecahan masalah
dan mengevaluasi proses
Membatu klien mengidentifikasikan dan mengekspresikan cara yang diterima dan
memberikan dorongan yang positif
Mengikutsertakan pasien dalam kelompok teman sebaya untuk mengkonfrontasikan,
umpan balik positif dan membagi perasaan
Mengikutsertakan pasien dalam merehabilitasikan vokasional pelayanan sosial dan
sumber lain sesuia dengan kebutuhan individu