BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita/pasien baik dewasa maupun anak-anak dan keluarga dalam
menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan rasa sakit yang
dirasakan oleh pasien/penderita melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual
pernapasan kronis 10.3%, HIV/AIDS 5.7%, diabetes 4.6% dan memerlukan perawatan
paliatif sekitar 40-60%. Sebanyak 29 juta orang pasien dengan kasus penyakit yang
membutuhkan perawatan paliatif meninggal dunia pada tahun 2011. Sebanyak 60% pasien
yang membutuhkan perawatan paliatif dengan usia 60 tahun, 25% pada usia dewasa (15-59
Kanker yaitu pertumbuhan dan penyebaran sel tidak terkendali, sering menyerang jaringan
disekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya (WHO, 2012). Kanker bisa menyerang
siapa saja, tidak mengenal usia penderita, sosial ekonomi, dan jenis kelamin. Menurut
WHO setiap tahunnya jumlah penderita cancer bertambah sebanyak 6,25 juta orang, pada
tahun 2012 data yang didapat dari IARC (International Agency for Research on Cancer)
terdapat kurang lebih 14 juta penderita kanker yang baru terdiagnosis, sebagian besar kasus
2012 terdapat 8.201.575 angka kematian diperoleh dari penderita kanker di seluruh dunia,
meningkat sebanyak 21,7 juta kasus pada tahun 2017, artinya terjadi peningkatan sebanyak
3,9 % pada kurun waktu 1 tahun. Hal ini berarti bahwa penderita kanker di Indonesia
sampai tujuh kali lipat pada tahun 2030. Data dari Depkes menyebutkan jumlah penderita
kanker di Indonesia mencapai 6% dari populasi dan menempatkan penyakit tersebut secara
keseluruhan sebagai pembunuh nomor enam dibanding penyakit lainnya. Berdasarkan data
Indonesia, dan Ikatan Ahli Patologi Indonesia, 64,4% penyakit kanker diderita berjenis
kelamin perempuan, dan sisanya 35,6% diderita oleh laki-laki (Lubis, 2009).
Kasus kanker di DKI Jakarta merupakan penyebab kematian yang menempati urutan
ketujuh (5,7% dari seluruh penyebab kematian), Pada tahun 2010-2013, kankerpayudara,
kanker serviks dan kanker paru adalah tiga penyakit terbanyak di RS Kanker Dharmais,
dan jumlah kasus baru serta jumlah kematian yang disebabkan oleh kanker tersebut.
Tingginya jumlah angka kematian disebabkan karena sebagian besar dari penderita kanker
mengetahui penyakitnya setelah berada di stadium lanjut karena pada stadium awal
penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupungejala-gejala. Jika sudah pada stadium
lanjut, maka penyakit kanker akan lebih banyak menimbulkan komplikasi fisik dan
kematian. Penyakit kanker menjadi suatu penyakit yang menjadi perhatian lebih dan tidak
bisa diabaikan.
Semakin banyaknya penderita yang terdiagnosis kanker maka akan memberikan
dampak yang besar bagi penderita kanker, baik secara fisik, psikologis, ekonomi, dan yang
lainnya, hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas hidup pada penderita kanker.
Dalam keadaan tersebut sangat sulit bagi pasien kanker untuk dapat menerima dirinya
3
karena keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat menimbulkan stres yang terus
menerus, sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian fisik tetapi juga penyesuaian
yang terkena dampak. Bengkak atau pembesaran kelenjar getah bening merupakan geja la
awal. Jika penyakit kanker dapat menyebar ke otak, pasien akan mengalami vertigo, sakit
kepala, atau kejang jika penyebaran ke paru-paru dapat menyebabkan batuk dan sesak
napas. Selain itu, hati dapat membesar dan menyebabkan penyakit kuning dan tulang bisa
rapuh, dan mudah patah. Gejala metastasis akhirnya tergantung pada lokasi kanker
menyebar (Fayed, L., 2009). Hasil diagnosis dan pengobatan dari penyakit kanker akan
mengakibatkan penderitaanyang lain dan akan berkaitan dengan dampak fisik, psikis,
sosial, dan ekonomi penderitanya. Dalam keadaan tersebut sangat sulit bagi pasien kanker
untuk dapat menerima dirinya karena keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat
menimbulkan stres yang terus menerus, sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian
meningkatkan kebutuhan perawatan paliatif dan akhir kehidupan (palliative and end of life
care.Temel, JS, 2010) mengevaluasi kualitas hidup penderita kanker paru stadium lanjut
dan mendapatkan bahwa terdapat perbaikan kualitas hidup pada penderita yang mendapat
perawatan paliatif dibanding pasien yang mendapat pengobatan standar untuk kankernya
saja. Penerapan perawatan paliatif pada penderita kanker akan membawa dampak yang
positif bagi penderita. Sejauh ini baik petugas kesehatan maupun keluarga pasien hanya
berfikir untuk menangani masalah kanker hanya dapat dilakukan secara medis, disamping
perawatan yang di berikan secara medis perawatan paliatif cukup penting dilakukan untuk
4
perawatan paliatif yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan bahkan keluarga pasien
paliatif. Pada saat ini belum ada sistem standar perawatan paliatif di Indonesia. Dalam SK
tersebut telah ditunjuk 5 daerah di Indonesia untuk melakukan perawatan paliatif yaitu
DKI Jakarta, Surabaya, DIY Yogyakarta, Denpasar dan Makasar (SK Menkes, 2007).
Untuk itu kami bermaksud mengadakan seminar in dengan harapan semakin banyak pihak
yang memahami perawatan paliatif dan pada akhirnya dapat mengembangkan perawatan
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar tentang Paliative Care pada pasien kanker peserta seminar
diharapkan mampu memahami dan melaksanakannya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tujuan perawatan paliatif
b. Mengatahui filosofi perawatan paliatif
c. Mengetahui permasalahan dan tantangan dalam perawatan paliatif pada pasien
kanker.
d. Mengetahui tata laksana perawatan paliatif pada pasien kanker.