Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah- masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui terutama

pada ibu nifas primipara yaitu kurang atau salah informasi. Banyak ibu yang

merasa bahwa susu formula lebih baik dari pada ASI (Air Susu Ibu) sehingga

cepat untuk memberikan susu formula bila merasa ASI kurang. Selain itu, ibu

sering mengeluhkan bayi menangis karena menolak untuk menyusu, ASI

kurang, ASI tidak enak, ASI tidak baik sehingga menyebabkan ibu

mengambil keputusan untuk menghentikan menyusui. Oleh karena itu kepada

ibu-ibu perlu diberikan penjelasan tentang cara menyusui yang benar,

keuntungan pemberian ASI, perawatan payudara (Dewi & Sunarsih, 2011)

(Wulandari & Handayani, 2011).

Pada permulaan masa nifas, apabila bayi belum menyusu dengan baik,

atau apabia apabila kelenjar – kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna

akan terjadi bendungan ASI. Payudara panas, keras, penuh, nyeri pada

perabaan dan bila diperiksa ASI keluar dan tidak demam. Dua atau tiga hari

pasca persalinan payudara sering kali terasa penuh, tegang dan nyeri. Kondisi

ini terjadi karena bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda

ASI mulai banyak diproduksi namun bayi belum pandai menyusu. Jika ibu

berhenti menyusui karena ibu kesakitan kondisi ini akan semakin parah,

ditandai dengan payudara mengkilap dan ibu mengalami demam

(Marliandiani & Ningrum, 2015).


Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan

duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar dikosongkan dengan sempurna

atau karena kelainan pada putting susu. Payudara akan terasa lebih penuh,

panas, keras dan nyeri pada perabaan dsertai kenaikan suhu badan. Payudara

terasa lebih penuh , tegang dan nyeri terjadi pada hari ketiga atau hari

keempat pasca persalinan dsebabkan oleh bendungan vena dan pembuluh

getah bening.Semua ini merupakan tanda bahwa ASI disekresi, namun

pengeluaran belum lancar ( Yefi & Ningrum, 2015).

Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

SDKI (2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%)

didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara, dan

di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang

memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu

menyusui mengalami payudara bengkak. Dari hasil penelitian sebelumnya

Ratnasari, Wahyuni & Hasifah (2014) di RSKDIA Siti Fatimah Makassar

menunjukkan 40 responden didapatkan hasi sebagian esar bu nifas terdapat

bendungan ASI sebanyak 28 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Ruang

Nifas Rumah Sakit Aura Syifa Kediri pada tanggal 21-23 Maret 2016 melalui

wawancara informal terhadap 10 orang ibu nifas primipara diketahui bahwa 8

orang ibu nifas tidak mengetahui tentang pengetahuan bendungan ASI

terhadap pemberian ASI dan 2 orang ibu nifas telah mengetahui dan paham
tentang pengetahuan bendungan ASI terhadap pemberian ASI.Dari 8 orang

ibu nifas yang tidak mengetahui tentang pengetahuan bendungan ASI dengan

alasan tidak tahu karena masih pertama kali melahirkan sedangkan 2 orang

ibu nifas yang sudah paham tentang bendungan ASI dikarenakan telah

mendapatkan pengalaman dari ibunya.

Bendungan ASI harus segera diatasi karena bila dibiarkan akan terjadi

mastitis. Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan

keluhan pertamanya menggigil dan diikuti dengan kenaikan suhu dan

peningkatan frekuensi nadi. Payudara menjadi bengkak, nyeri, kemerahan,

keras, dan badan terasa panas. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3

minggu setelah persalinan karena sumbatan susu yang brlanjut ( Wulandari &

Handayani, 2011) ( Anggraini, 2010 ) ( Walyani & Purwoastuti, 2015).

Beberapa faktor penyebab bendungan ASI yaitu pengosongan

payudara yang tidak sempurna, isapan bayi yang tidak aktif, posisi menyusu

yang tidak benar. Penanganan sebainya dimulai selama hamil dengan

perawatan payudara untuk mencegah kelainan-kelainan. Bila terjadi

dilakukan penanganan dengan mengosongkan payudara dengan pompa atau

diurut bila bayi malas menyusu, sebelum disusukan lakukan pengurutan

terlebih dahulu, gunakan BH yang menopang, lakukan pengompresan,

keluarkan ASI secara manual dan tetapbberikan ASI pada bayi (Anggraini,

2010) ( Wulandari & Handayani,2011).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan tingkat pengetahuan ibu


tentang bendungan ASI terhadap pemberian ASI pada ibu nifas primipara di

Rumah Sakit Aura Syifa Kediri “.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang

bendungan ASI dengan pemberian ASI pada Ibu nifas primipara di Rumah

Sakit Aura Syifa Kediri ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan

ibu tentang bendungan ASI dengan pemberian ASI pada Ibu nifas

primipara di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri .

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas primípara tentang

bendungan ASI. Di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.

b) Mengidentifikasi terhadap tindakan pemberian ASI di Rumah

Sakit Aura Syifa Kediri.

c) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang

bendungan ASI terhadap tindakan pemeberian ASI pada Ibu nifas

primipara di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a) Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah wawasan dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan dan sebagai acuan untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) selanjutnya. Serta diharapkan hasil penelitian dapat

memberikan manfaat berupa tambahan informasi atau pustaka

bagi Institusi Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri mengenai

hubungan pengetahuan Ibu tentang bendungan ASI dengan

pemberian ASI pada Ibu nifas primipara di Rumah Sakit Aura

Syifa Kediri.

b) Bagi Peneliti

Mempunyai kesempatan untuk mendalami ilmu yang telah

didapatkan dibangku kuliah secara langsung dan belajar untuk

melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang

bendungan ASI dengan pemberian ASI pada ibu nifas primipara

di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.

2 Aplikatif

a) Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian dapat dipakai pegangan tentang informasi dan

penyuluhan mengenai hubungan tingkat pengetahuan Ibu tentang

bendungan ASI terhadap tindakan pemberian ASI pada Ibu nifas

primipara di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri .

2. Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hubungan

tingkat pengetahuan Ibu tentang bendungan ASI dan penanganannya.

Anda mungkin juga menyukai