Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN ..................

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS ..................
Jl. .................. Kembaran Kec. Loano Kab. ..................
Telp. (0275) 7530004 Kode Pos : 54181
Email: puskesmas..................@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI


PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) IBU HAMIL
KURANG ENERGI KRONIK (KEK)

KAK KEGIATAN GIZI PMT-P IBU HAMIL KEK

A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
khususnya pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan
bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu
gizi perorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses mutu
pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu serta teknologi.
Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh pemerintah secara
bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMTP) Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK).

B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi
merupakan masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu
dengan berbagai sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi
berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan
masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi
oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan
dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat
yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup
masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Kecamatan Loano berdasarkan hasil
Pernantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 pada posyandu balita pada tahun
dengan indikator BB/U diperoleh data balita status gizi sangat kurang 0,8 %,
kurang 7,9%, baik 90,4% dan lebih 0,74%. Dengan indikator TB/U terdapat
balita dengan status gizi sangat pendek 3,02%, pendek 8,8% clan normal
87,47% tinggi 0,43%. Sedangkan dengan inclikator BB/TB terdapat balita
dengan sangat kurus 0,06 status gizi kurus 3,82 % normal 93,02% clan
gemuk 28,9%. Prevalensi ibu hamil KEK 26,08 % dan anemia gizi besi 7,1 %.
Cakupan ASI-E pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 86,03 %.Dampak yang
timbul dari masalah Anemia dan KEK tersebut adalah adanya kasus kematian
bayl lahir mati ada 3 selama tahun 2015 dan kelahiran BBLR selama tahun
2015 ada 22.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari
struktur jajaran kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di
masyarakat dalam penanggulangan Untuk memperoleh informasi kasus gizi
buruk yang merupakan peningkatan kinerja pembinaan gizi masyarakat
secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan maka perlu dilakukan
kegiatan surveilans/ pelacakan gizi buruk di wilayah puskesmas ...................

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh informasi kasus gizi buruk secara cepat dan akurat, teratur dan
berkelanjutan
2. Tujuan khusus
a. Menemukan sedini mungkin kasus gizi buruk
b. Meningkatkan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan

D. Tata Nilai Program


No Tata Nilai Arti
1 Profesional Petugas/pelaksana pelayanan sesuai dengan
kompetensi dan kepatuhan pada prosedur yang
ditetapkan
2 Integritas Kemampuan petugas untuk bertindak sesuai
dengan nilai, norma dan etika dalam organisasi
3 Manfaat Pelayanan yang diberikan bermanfaat bagi
masyarakat sesuai dengan standar pelayanan
minimal

E. Tata Hubungan Kerja (Peran Lintas Upaya dan Lintas Sektor)


No Lintas Upaya dan Peran
Lintas Sektor
1 UKP (Perawat, Dokter) Melakukan pemeriksaan kesehatan balita gizi
buruk/gizi kurang
 Merujuk ke faskes yang lebih tinggi bila diperlukan
2 Bidan  Melakukan SDIDTK tiap 6 bulan sekali
3 Promkes  Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
4 PKK  Menggerakkan masyarakat dalam kegiatan
posyandu balita
 Memotivasi Posyandu supaya aktif
5 Kader  Melakukan pelacakan gizi buruk

F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
Penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya gizi buruk
2. Rincian Kegiatan
a. Mempelajari laporan gizi buruk
b. Menyiapkan instrumen pelacakan (Form Pelacakan Gizi Buruk)
c. Melakukan kunjungan rumah balita gizi buruk bersama kader untuk
surveilans gizi buruk berdasarkan form pelacakan gizi buruk (melakukan
pengukuran antropometri, recall dan pola konsumsi.

G. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Menerima laporan adanya gizi buruk baik dari masyarakat, kader, bidan desa
dan tenaga kesehatan lainnya
2. Nutrisionis/bidan desa melakukan kunjungan rumah sasaran untuk validasi
data (umur, BB, TB, status gizi) dengan melihat indeks BB/U, BB/TB YMO-
NCHS
3. Bersama dengan kader melakukan pelacakan gizi buruk dengan wawancara
dan pengamatan.
4. Bila diperlukan Nutrisionisi bidan desa merujuk kasus gizi buruk tersebut ke
Puskesmas dengan tujuan mendapatkan diagnosa dari dokter/tenaga medis
untuk mengetahui adanya penyakit penyerta.
5. Bila ditemukan penyakit penyerta, maka diberikan pengobatan sesuai dengan
anjuran dokter, dapat dilakukan rawat jalan maupun rawat inap sesuai
dengan jenis penyakit
6. Mencatat dan melaporkan kasus gizi buruk ke DKK

H. Sasaran
Bayi/balita. dengan status gizi sangat kurang (BB/U < -3SD baku
standar WHO-NCHS) dan gizi sangat kurus (BB/TB < -3 SD baku standar
WHO-NCHS).

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Pelacakan gizi buruk dilakukan bila ada kasus dari bulan
Januari sampai dengail Desember.

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil
kegiatan ke koordinator program UKM dan kepala puskesmas setelah kegiatan

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas ..................


dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten ...................

Anda mungkin juga menyukai