Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO

“VIDEO KOMPOSIT”

PERCOBAAN 3

Oleh:
Nama : Mamluatus Sa’adah
Nomer : 12
Kelompok : 03
Kelas : JTD 3E

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Desember, 2017
PERCOBAAN 3
VIDEO KOMPOSIT

Tujuan :
1.1 Mengenal dasar video komposit.
1.2 Mengukur video komposit dan tegangan standart.
1.3 Menentukan parameter video komposit.
Peralatan yang Digunakan :

 VCD (HDCD Spatializer 3D Stereo, LCD-K232) : 1 buah

 Oscilloscope Tektronix TDS 2022C 200 MHz 2GS/s (Two Channel Digital Storage
Oscilloscope) dan kabel power : 1 buah

 1 Kabel penghubung RCA - BNC (75 Ω) : 1 buah


Diagram Percobaan

Pendahulan :
Konstruksi Sinyal Video Komposit
Sinyal video komposit mengandung variasi sinyal kamera (informasi gambar), pulsa-pulsa
pengosongan (blanking), dan pulsa-pulsa penyelarasan (sinkronisasi).

Gambar 1 Tiga kumpulan sinyal video komposit adalah variasi sinyal kamera, pulsa-pulsa pengosongan, dan pulsa-pulsa penyelarasan. (a) Sinyal
kamera (informasi gambar) untuk satu garis horisontal, (b) Pulsa pengosongan H ditambahkan ke sinyal kamera, (c) Pulsa
penyelarasan H ditambahkan ke pulsa pengosongan.

Pada gambar 2, nilai amplitudo tegangan dan arus yang berurutan diperlihatkan untuk
pemayaran dua garis horisontal dalam bayangan, karena waktu meningkat dalan arah horisontal,
amplitudonya berubah untuk naungan putih, kelabu, atau hitam pada gambar. Mulai dari yang
paling kiri pada waktu nol, sinyal pada level putih dan berkas pemayaran berada disebelah kiri
bayangan (citra). Begitu garis pertama dipayar dari kiri ke kanan, diperoleh variasi sinyal kamera
dengan berbagai amplitudo yang sesuai dengan informasi gambar yang diperlukan.
Setelah penjejakkan (trace) horisontal menghasilkan sinyal kamera yang diinginkan untuk
satu garis, berkas pemayaran berada di sebelah kanan bayangan (image atau citra). Kemudian pulsa
pengosongan disisipkan guna mengembalikan amplitudo sinyal video ke atas sampai ke level
hitam, sehingga pengulangan jejak dapat dikosongkan. Setelah waktu pengosongan cukup lama
untuk mencakup pengulangan jejak, tegangan pengosongan dilepas. Maka berkas pemayaran
berada di sebelah kiri, siap untuk memayar garis berikutnya. Dengan cara ini masing-masing garis
horisontal dipayar secara berturut-turut. Perhatikan bahwa garis kedua memperlihatkan informasi
gambar gelap di dekat level hitam.
Berkenaan dengan waktu, amplitudo-amplitudo sinyal tepat setelah pengosongan pada
gambar 2 menunjukkan informasi yang sesuai dengan sisi kiri pada awal garis pemayaran. Tepat
sebelum pengosongan, variasi sinyal bersesuaian dengan sisi kanan. Informasi yang tepat
ditengah-tengah garis pemayaran adalah setengah waktu antara pulsa-pulsa pengosongan.

Rincian periode pengosongan


horisontal seperti gambar 3.
Interval yang ditandai H adalah waktu yang diperlukan untuk memayar satu garis lengkap
termasuk penjejakan dan pengulangan jejak
Pulsa-Pulsa Penyelarasan dalam Waktu Pengosongan V
Pulsa-pulsa penyelarasan yang disisipkan di dalam sinyal video komposit selama pulsa
pengosongan vertikal yang lebar diperlihatkan pada gambar 4. Ini mencakup pulsa-pulsa untuk
menyamakan, pulsa-pulsa penyelarasan vertikal dan beberapa pulsa penyelarasan horisontal.
Sinyal-sinyalnya diperlihatkan pada interval waktu di akhir satu medan dan yang berikutnya, untuk
melukiskan apa yang terjadi selama waktu pengosongan vertikal. Kedua sinyal yang diperlihatkan
satu di atas yang lainnya adalah sama, kecuali untuk pergeseran setengah garis antara medan yang
berurutan yang diperlukan untuk pemayaran terjalin garis-garis ganjil.
Dimulai dari kiri pada gambar 4, keempat garis pemayaran horisontal yang terakhir pada
dasar raster yang diperlihatkan bersama pulsa-pulsa pengosongan dan penyelarasan horisontal
yang diperlukan. Segera setelah menyusul garis visibel terakhir, sinyal video dibuat menjadi hitam
oleh pulsa pengosongan vertikal dalam rangka persiapan untuk pengulangan jejak vertikal. Periode
pengosongan vertikal dimulai dengan suatu kelompok 6 pulsa pemayaran, yang terpisah pada
interval setengah garis.
Berikutnya adalah pulsa penyelarasan vertikal bergerigi yang sesungguhnya menghasilkan
flyback vertikal dalam rangkaian pemayaran. Gerigi juga terjadi pada interval setengah garis.
Dengan demikian, pulsa penyelarasan vertikal yang lengkap lebarnya adalah tiga garis.
Mengikuti penyelarasan vertikal adalah suatu kelompok lain yang terdiri dari enam pulsa
penyamaan dan suatu rentetan pulsa horisontal. Selama periode pengosongan vertikal keseluruhan,
tidak ada informasi gambar yang dihasilkan, sebab level sinyal adalah hitam atau lebih hitam
daripada hitam sehingga pengulangan jejak vertikal dapat dikosongkan.
Dalam sinyal di puncak, pulsa pertama adalah suatu garis penuh yang diluar pulsa
penyelarasan horisontal sebelumnya; dalam sinyal di bawah untuk medan berikutnya, pulsa
pertama adalah sejauh setengah garis. Beda waktu setengah garis ini antara medan-medan genap
dan ganjil berlanjut melalui semua pulsa berikutnya, sehingga pulsa-pulsa penyelarasan vertikal
untuk medan-medan yang berurutan diatur waktunya untuk pemayaran terjalin garis ganjil.
Pengosongan V dan Pemayaran V (V Blanking and V Scanning)
Pulsa penyelarasan vertikal yang bergerigi memaksa rangkaian defleksi vertikal untuk
memulai flyback. Akan tetapi, flyback umumnya tidak akan mulai dengan dimulainya penyelarasan
vertikal karena pulsa penyelarasan harus membangun muatan di dalam sebuah kapasitor guna
memicu rangkaian-rangkaian pemayaran. Jika kita asumsikan bahwa flyback vertikal dimulai
dengan pinggiran leading dari gerigi ketiga, maka waktu dari satu garis berlalu selama
penyelarasan vertikal sebelum flyback dimulai. Juga enam pulsa untuk menyamakan yang sama
dengan tiga garis terjadi sebelum penyelarasan vertikal. Jadi 3 + 1 = 4 garis dikosongkan di dasar
gambar, tepat sebelum pengulangan jejak vertikal dimulai.
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk flyback tergantung pada rangkaian
pemayaran, namun waktu pengulangan jejak vertikal yang khas adalah 5 garis. Begitu
pengulangan jejak berkas pemayaran dari dasar ke puncak raster, dihasilkan lima garis horisontal
lengkap. Pengulangan jejak vertikal ini dapat diselesaikan dengan mudah selama waktu
pengosongan vertikal.
Dengan 4 garis dikosongkan di dasar sebelum flyback dan 5 garis dikosongkan selama
flyback, 12 garis tersisa dari total 21 selama selama pengosongan vertikal. Ke 12 garis kosong ini
berada di puncak raster pada permukaan penjejakan vertikal arah ke bawah.
Ringkasnya, 4 garis dikosongkan pada dasar dan 12 garis di puncak dalam masing-masing
medan. Di dalam kerangka total dari dua medan, 8 garis dikosongkan di dasar dan 24 garis di
puncak. Garis-garis pemayaran yang dihasilkan selama penjejakan vertikal, tetapi yang dijadikan
hitam oleh pengosongan vertikal, membentuk batang-batang hitam di puncak dan di dasar gambar.
Tinggi gambar sedikit berkurang dengan pengosongan, dibandingkan dengan raster yang
tidak dikosongkan. Akan tetapi tingginya dapat diperbaiki dengan mudah dengan memperbesar
amplitudo dari bentuk gelombang gigi gergaji untuk pemayaran vertikal.

Langkah Percobaan :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan kemudian menancapkan
kabel power VCD ke stop kontak.

2. Menekan tombol power untuk menyalakan VCD.

3. Menyiapkan osiloskop dan menancapkan kabel power pada port power serta stop kontak
4. Menyalakan Osiloskop dengan menekan tombol power pada Osiloskop

5. Menancapkan kabel BNC to RCA pada port BNC Channel 1 osiloskop untuk ujung BNC
dan ujung RCA ke video out VCR/VCD.

6. Sehingga rangkaian nya menjadi seperti ini.


7. Tekan tombol Autoset agar memunculkan pilihan Line (Horizontal) dan Field (Vertikal).

8. Setelah menekan tombol autoset maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini :
Pemayaran Vertikal :

Pemayaran Horisontal :

9. Mengatur nilai Time/Div CRO yang sesuai agar mudah diamati, bisa dilihat satu periode
Vertikal penuh.
10. Mengatur nilai Time/Div CRO yang sesuai agar mudah diamati, bisa dilihat satu periode
horisontal penuh.

11. Mengamati gambar pulsa-pulsa sinkronisasi dan pengosongan horisontal, pulsa


pengosongan vertikal, serambi depan dan belakang, dan informasi gambar dengan
mengatur ulang besarnya Time/Div.
12. Menggambar bentuk-bentuk gelombang tersebut dan menentukan tegangannya.
Untuk gambar gelombang pada pemayaran vertikal secara zoom out mengatur pada
osiloskop dengan V/div = 200 mV dan T/div = 2.50 ms
Untuk gambar gelombang pada pemayaran vertikal secara zoom in mengatur pada
osiloskop dengan V/div = 200 mV dan T/div = 250 µs
Untuk gambar gelombang pada pemayaran horizontal secara zoom out mengatur pada
osiloskop dengan V/div = 200 mV dan T/div = 10 µs
Untuk gambar gelombang pada pemayaran horizontal secara zoom in mengatur pada
osiloskop dengan V/div = 200 mV dan T/div = 2.5 µs
Data Hasil Percobaan
No Gambar Keterangan
1a Sinyal pemayaran horisontal satu
periode penuh.
T/div = 10 us
V/div = 200 mV

1b Sinyal Pengosongan horisontal,


sinyal sinkronisasi horizontal dan
sinyal sinkronisasi warna.
T/div = 2,5 us
V/div = 200 mV

2a Sinyal pemayaran vertikal satu


periode penuh.
T/div = 2,5 us
V/div = 200 mV

2b Pulsa pengosongan vertikal, pulsa


Sinkronisasi vertikal, serambi
depan dan serambi belakang .
T/div = 250 us
V/div = 200 mV
Analisa Hasil Percobaan

Adapun yang dapat di analisa dari percobaan ini adalah :

a. Pemayaran Horizontal

Time/div = 10,0 µs
Div = 6,4 div
Hitung Periode (T) : Hitung Frekuensi (f) :
T = Div x Time/Div F=1/T
= 6,4 div x 10,0 µs/div = 1 / 64 µs
= 64 µs = 15,625 KHz
Volt/div = 200 mV
Div = 6,4 div
Hitung tegangan :
V = volt/div x div
= 200 mV/div x 6,4 div
= 1,28 V
Dari hasil perhitungan yang diperoleh frekuensi pemayaran horizontal sebesar 15,625 KHz.
Waktu yang diperlukan untuk memayar satu garis lengkap termasuk penjejakan dan
pengulangan jejak adalah interval yang ditandai dengan H.
1
𝐻= = 6,4 𝑥 10−5 = 𝟔𝟒µ𝒔
15,625 𝐾𝐻𝑧

Karena waktu untuk memayar satu garis lengkap adalah 64 µs, jumlah garis – garis setiap
1
detik adalah : 64 µs = 15.625 garis
Maka sebuah kerangka yang mengahasilkan garis – garis yang sama 15.625 dipayar
dalam 1 detik.

b. Pengosongan Horizontal

Sinkronisasi
Depan Sinkronisasi
Belakang

Sinkronisasi Sinkronisasi
Horisontal Warna

Sinyal
Informasi

Pengosongan Horisontal Time/Div = 2,5 µs


Div = 4,8 div
Waktu (H) = Time/Div x Div
= 2,5 µs/div x 4,8 div
= 12 µs
= 0,1875 H
Pengosongan horizontal
Volt/Div = 200 mV
Div = 1,8 div
Tegangan (V)= Volt/Div x Div
= 200 mV/div x 1,8 div
= 360 mV
Serambi Depan Time/Div = 2,5 µs
Div = 0,6 div
Waktu (H) = Time/Div x Div
Serambi depan
= 2,5µs/div x 0,6 div
= 1,5 µs
= 0,023 H

Volt/Div = 200 mV
Div = 0,2 div
Tegangan (V)= Volt/Div x Div
= 200 mV/div x 0,2 div
= 40 mV

Sinkronisasi Horisontal Time/Div = 2,5 µs


Div = 1,8 div
Waktu (H) = Time/Div x Div
= 2,5µs/div x 1,8 div
= 4,5 µs
= 0,07 H
Sinkronisasi
horisontal
Volt/Div = 200 mV
Div = 0,8 div
Tegangan (V) = Volt/Div x Div
= 200 mV/div x 0,8div
= 160 mV

Serambi Belakang Time/Div = 2,5 µs


Div = 1 div
Waktu (H) = Time/Div x Div
= 2,5µs/div x 1div
= 2,5 µs
= 0,039 H

Serambi Volt/Div = 200 mV


belakang
Div = 0,4 div
Tegangan (V) = Volt/Divx Div
= 200 mV/div x 0,4div
= 80 mV
Sinkronisasi Warna Time/Div = 2,5 µs
Div = 1div
Waktu (H) = Time/Div x Div
= 2,5µs/div x 1div
= 2,5 µs
= 0,039 H

Sinkronisasi
Volt/Div = 200 mV
warna Div = 1,8 div
Tegangan (V) = Volt/Divx Div
= 200 mV/div x 1,8div
= 360 mV
Dari hasil praktikum dapat dibuat tabel perbandingan antara perhitungan dengan teori :
Pengukuran
Waktu Teori (µs)
µs H
Pengosongan Horizontal 12 0,1875 1,5
Serambi depan 1,5 0,023 1,5
Sinkronisasi horizontal 4,5 0,07 4,7
Serambi belakang 2,5 0,039 4,7
Sinkronisasi warna 2,5 0,039 2,5

Berdasarkan gambar dibawah ini dapat dilakukan perbandingan antara hasil


perhitungan dan teori didapatkan nilai serambi depan, sinkronisasi horizontal, serambi
belakang, dan sinkronisasi warna pada perhitungan memiliki nilai yang mendekati dengan
teori.
c. Pemayaran Vertikal
Time/div = 2,5 ms
Div = 8 div
Hitung Periode (T) : Hitung Frekuensi (f) :
T = Div x Time/Div F=1/T
= 8 x 2,5 ms = 1 / 20 ms
= 20 ms = 50 Hz
Volt/div = 200 mV
Div = 3,6 div
Hitung tegangan :
V = volt/div x div
= 200 mV/div x 3,6 div
= 720 mV
Dasar Teori : Dari hasil yang kami dapatkan dalam praktikum, didapatkan hasil frekuensi
dari satu periode pengosongan vertikal yaitu 50 Hz. Dimana sesuai dengan standar PAL yang
digunakan di Indonesia.

 Laju pengulangan medan – medan adalah 50 setiap detik, karena dua medan dipayar
1
selama satu periode kerangka selama detik. Jumlah fields per detik sama dengan
25

frekuensi jala-jala pada pemayaran vertical yaitu 50 fields per detik dengan kata lain
terjadi 50 pandangan gambar diperlihatkan selama 1 detik.
 Karena dua medan dipayar selama satu periode kerangka maka :
Jumlah Frame per detik = ½ x 50 fps

= 25 fps (frame per second)

Laju pengulangan kerangka sebesar 25 dipilih karena biasanya dibekali dengan


frekuensi jala-jala sebesar 50 Hz dimana membuat frekuensi medan menjadi 50 Hz.

64
d. Sinyal Pengosongan Vertikal
Pengosongan vertikal Time/Div = 250 µs
Div = 7 div
Periode (T) = Time/Div x Div
Pengosongan = 250 µs/div x 7 div
vertikal = 1750 µs

Volt/Div = 200 mV
Div = 1div
Tegangan (V) = Volt/Divx Div
= 200 mV/div x 1div
= 200 mV

Pengukuran Waktu H Time/Div = 250 µs


1 Div = 4 H
Untuk 1H :
Waktu (H) = 250 µs / 4 H
= 62,5 µs

Volt/Div = 200 mV
Div = 1 div
4H Tegangan (V) = Volt/Div x Div
= 200 mV/div x 1div
= 200 mV

Sinkronisasi Vertikal Time/Div = 250 µs


Div = 1,6 div
Periode (T) = Time/Div x Div
Sinkronisasi
Vertikal = 250 µs/div x 1,6 div
= 400 µs
Frekuensi (F) = 1/T
= 1/ 400 µs
= 2,5 kHz
Waktu (H) = (1/2H x 6) + (1/2H x 6) +
(1/2H x 6)
=9H
= 9 x 62,5 µs
= 562,5 µs
Volt/Div = 200 mV
Div = 1 div
Tegangan (V) = Volt/Divx Div
= 200 mV/div x 1div
= 200 mV

Berikut tabel perbandingan antara Hasil Perhitungan H vertikal, Hasil Perhitungan T Horizontal,
dan teori yang ada :

Periode Hasil Pengukuran H Teori (µs) Hasil Pengukuran T


Vertikal (µs) Horizontal (µs)
Panjang H 62.5 64 64

Dasar Teori : Pada hasil perhitungan T horizontal didapatkan 64 µs, untuk perhitungan H vertikal
didapatkan 62,5 µs, sedangkan pada teori seharusnya T horizontal dan H vertikal sama dengan 64
µs. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan dari pengamat dalam menentukan kepresisian sinyal yang
muncul pada osiloskop. Pada percobaan video composit ini mendekati teori line duration yang
dimiliki PAL yakni 64 µs.

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Video komposit terdiri variasi sinyal yang terdiri atas informasi gambar, pulsa
pengosongan (blanking) horizontal dan vertikal, pulsa penyelarasan (sinkronisasi)
horizontal dan vertikal, luminan, krominan dan burst.
2. Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah :
a. Pemayaran Horizontal
Waktu pemayaran horizontal = 64 µs
Frekuensi Pemayaran Horizontal =15,625 Khz
Waktu (H) serambi depan = 0,023 H
Waktu (H) serambi belakang = 0,039 H
Waktu (H) sinkronisasi warna = 0,039 H
b. Pemayaran Vertikal
Waktu pemayaran vertikal = 20 ms
Frekuensi pemayaran vertikal = 50 Hz
Waktu H vertikal = 62.5 µs
3. Tabel perbandingan hasil percobaan :
No. Standar NTSC (Teori) PAL (Teori) Hasil Percobaan
60 Fields per 50 Fields per 50 Fields per
1. Fields per detik
detik detik detik
30 Frame per 25 Frame per 25 Frame per
2. Frame per detik
detik detik detik
265,5 Garis per 312,5 Garis 312,5 Garis
3. Garis per fields
fields per fields per fields
525 Garis per 625 Garis per 625 Garis per
4. Garis per frame
frame frame frame
Frekuensi
5. Pemayaran 15.734,624 Hz 15.625 Hz 15.625 Hz
Horisontal
Frekuensi
6. Pemayaran 59,94 Hz 50 Hz 50 Hz
Vertikal

Dari hasil percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang dihasilkan dari
percobaan ini sama dengan standar nilai PAL sehingga dapat dikatakan bahwa sistem yang
digunakan pada video percobaan kali ini adalah sistem PAL.
Saran

1. Sebelum Percobaan sebaiknya periksa apakah setiap kabel dalam kondisi baik dengan
menggunakan multimeter karena dengan mengetahui kondisi kabel sebelum
percobaan dapat membuat percobaan lebih efektif.
2. Pada saat praktikum jika gambar atau hasil tidak muncul pada oscilloscope maka cek
sambungan kabel antara oscilloscope dengan VCD player, karena kemungkinan besar
sambungan kabel longgar, atau rapat dan terhubung dengan benar.
Referensi

1. Modul Ajar Praktikum Sistem Video Politeknik Negeri Malang


2. Modul Ajar Sistem Video Analog Politeknik Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai