Anda di halaman 1dari 17

IV.

KERANGKA KONSEP MASALAH

A. Obesitas
1. Definisi
Obesitas adalah kondisi di mana lemak tubuh berada dalam jumlah
yang berlebihan. Kondisi ini disebut sebagai penyakit kronik yang bisa
diatasi. Obesitas juga berhubungan dengan penyakit-penyakit yang dapat
menurunkan kualitas hidup. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak
tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap
guncangan dan fungsi lainnya (NIH, 2000).
Sementara itu, overweight atau kelebihan berat badan adalah
keadaan di mana berat badan (BB) seseorang melebihi BB normal. Obesitas
digambarkan sebagai ukuran dari ketidaksesuaian antara berat badan dan
tinggi badan. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak
dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan
berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.
Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh
lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas (CDC, 2010).
2. Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
 Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
 Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
 Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%.
Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang
gemuk.
Obesitas telah menjadi suatu epidemi global di seluruh dunia, dan disebut
sebagai The New World Syndrome. Organisasi kesehatan dunia WHO
mengatakannya sebagai suatu worldwide epidemic, angka kejadiannya terus
meningkat dimana-mana (WHO, 2003).
Umumnya Obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu Obesitas
tipe Android dan Obesitas tipe Gynoid.
a. Obesitas tipe Android
Badan berbentuk gendut seperti gentong atau buah apel, perut
membuncit kedepan, banyak didapatkan pada kaum pria, sehingga
disebut pula obesitas tipe pria atau male type obesity. Tipe ini
cenderung mengakibatkan penyakit jantung koroner, diabetes, dan
stroke. Nama lain obesitas tipe ini adalah obesitas tipe sentral (central
obesity), abdominal obesity, atau visceral obesity. Disebut obesitas
viseral karena penimbunan lemak terjadi di dalam rongga perut
(abdomen), tepatnya di sekitar omentum usus (viseral). Lemak viseral
yang berlebihan ini memperoleh suplai darah dari pembuluh darah
omentum, dan mengeluarkan banyak bahan kimia dan hormone ke
dalam peredaran darah. Banyaknya lemak yang tertimbun dalam
rongga perut mencerminkan makin lebarnya lingkaran pinggang
(waist circumference) orang itu (Ells, 2006).
b. Obesitas tipe Gynoid
Banyak dijumpai pada kaum wanita, terutama yang telah masuk masa
menopause, panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak seperti
buah pir. Tipe ini dinamakan juga obesitas tipe wanita atau female-
type obesity. Nama lain tipe ini adalah obesitas tipe perifer (peripheral
obesity), atau gluteal obesity (dari kata gluteus yang berarti pantat)
(Ells, 2006).
3. Patogenesis
Biasanya obesitas timbul karena jumlah kalori yang masuk melalui
makanan lebih banyak daripada kalori yang dibakar, keadaan ini bila
berlangsung bertahun-tahun akan mengakibatkan penumpukan jaringan
lemak yang berlebihan dalam tubuh, sehingga terjadilah obesitas.
Disamping itu, keadaan lingkungan seseorang dan faktor keturunan juga
berpengaruh akan timbulnya obesitas (NICE, 2014).
Selain obat-obatan tertentu, beberapa hormon tertentu yang
mempengaruhi nafsu makan seseorang dapat pula menimbulkkan obesitas.
Neuropeptida Y (hormone hipotalamus yang merangsang nafsu makan) dan
leptin (hormone peptida yang disintesa di jaringan lemak yang bekerja di
hipotalamus untuk menekan asupan makanan dan pengeluaran energi)
bekerja sama dengan neurotransmitter lain mengatur keseimbangan energi
(NICE, 2014).
Pusat makan dan kenyang, yang mengatur rasa lapar dan kenyang,
terdapat pada hipotalamus.Pusat kenyang berfungsi menghambat pusat
makan, begitu pula sebaliknya.Yang mengatur semua hal tersebut adalah
polipeptida. Polipeptida tersebut antara lain adalah neuropeptida Y dan
Leptin. Neuropeptida Y meningkatkan nafsu makan sedangkan leptin
menurunkan nafsu makan dan meningkatkan konsumsi energi (NICE,
2014).
Obesitas terjadi apabila leptin tidak tersedia di otak atau rusak. Yang
terjadi adalah gen reseptor leptin mengalami defek. Reseptor leptin terdapat
pada jaringan adipose coklat. Kemungkinan lainnya adalah terganggunya
transportasi leptin ke dalam otak atau defek dalam mekanisme yang
diaktifkan oleh gen manusia. Leptin menyebabkan peningkatan lipolisis dan
penurunan lipogenesis.Selain itu, leptin merangsang sekresi insulin (NICE,
2014).
4. Diagnosis
Diagnosis obesitas dilakukan berdasarkan penampilan visual, berat
dan nilai BMI.Namun, sebagian besar kasus obesitas cukup jelas dengan
pemeriksaan visual. Jika dokter menyatakan pasien kelebihan berat badan
atau obesitas maka dokter akan meninjau riwayat kesehatan pasien secara
detail, melakukan pemeriksaan fisik dan merekomendasi beberapa tes
(NHLBI, 2000).
a. BMI (Body mass index)
Sebuah indeks untuk menghubungkan berat terhadap tinggi.
Disingkat BMI atau Indeks massa tubuh (IMT). BMI adalah berat badan
seseorang dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi dalam meter
kuadrat (m2).
Rumus :
BMI (kg/m2) : Berat (kg) ÷ tinggi (m2)

Keterangan: Underweight = <18.5


Normal weight = 18.5 – 24.9
Overweight = 25 – 29.9
Obesity = >30

b. Mengukur ratio lingkar pinggang-pinggul.


Pinggang-pinggul ratio (Waist to hip ratio) digunakan untuk
melihat proporsi lemak yang tersimpan di tubuh berada di pinggang
(bentuk apel) atau di pinggul (bentuk pear).
Untuk menentukan rasio caranya dengan membagi ukuran pinggang
dengan ukuran pinggul (NHLBI, 2000).

Tabel ratio ukuran lingkar pinggang-panggul:

c. Skin fold
Mengukur lemak tubuh dapat dilakukan dengan pengukuran
ketebalan lipatan kulit.Pengukuran dapat dilakukan di 3 hingga 9
tempat yang berbeda di tubuh misalnya di otot trisep, bisep,
subscapular, abdominal dan supraspinal.Alat yang digunakan ada
caliper.
Kaliper diaplikasikan 1 cm dibawah dan pada sudut kanan bagian
otot yang dijepit.Membacanya dalam millimeter (mm) diambil dua
detik kemudian.Selanjutnya hitung rata-rata dari dua pengukuran
tersebut.jika kedua pengukuran berbeda jauh maka harus dilakukuan
pengukuran ketiga lalu diambil nilai rata-ratanya.
Berikut ini ukurannya:

d. Bioelectric Impedence Analysis (BIA)


BIA mengukur resistensi jaringan tubuh terhadap aliran sinyal
kecil dari listrik.Proporsi lemak tubuh dapat dihitung dari arus listrik
yang mengalir di bagian tubuh mudah atau tidak. Cara
memperkirakannya adalah dengan menggabungkan ukuran dekat
bioelectric dengan faktor lain seperti tinggi, berat, jenis kelamin, tingkat
kebugaran dan umur kemudian dapat menghitung persentase lemak
tubuh mereka.
e. Hydrostatis Underwater Weighing
Merupakan metode untuk menentukan komposisi tubuh (lemak
tubuh terhadap massa tanpa lemak) yang membentuk kepadatan total
tubuh seseorang dengan menggunakan prinsip archimedes. Caranya
adalah dengan menimbang seseorang pertama kali (tanpa
air).Berikutnya seseorang itu masuk ke sebuah tangki besar berisi air.
Saat individu berada di skala khusus, individu tersebut diturunkan lebih
dalam lagi dan diminta untuk mengelarkan udara dari paru paru
kemudian diam sedangkan bobot bawah air diukur. Prosedur ini diulang
tiga kali dan dirata-rata.
MENGHITUNG PRESENTASE LEMAK TUBUH

Rumus:

Body fat % = Fat Mass ÷ berat x 100

Total body water (TBW) = 0.372(S²÷R) + 3.05(Sex) + 0.142(W) - 0.069


(umur)

S = Height in centimetres

R = Resistance (from bioelectrical impedence analysis)

W = Weight in Kg

Sex Male =1 Female = 0

Umur dalam tahun

Fat Free mass (FFM) = TBW ÷ hasil hydrostatic weighing

Fat mass = berat – FFM

5. Faktor Risiko
Obesitas disebabkan karena tidak seimbangnya masukan energi dan
pemakaian energi dalam tubuh.Jika masukan lebih besar dari pemakaian
energi, hal itu dapat menyebabkan obesitas.Begitu juga sebaliknya, apabila
pemakaian energi terlalu kecil bila dibandingkan dengan masukan energi,
maka obesitas juga dapat terjadi. Masukan energi yang berlebihan serta
pemakaian energi yang terlalu kecil disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
(NICE, 2014).

a. Faktor Genetik
Walaupun belum ada pembuktian yang sesuai bahwa faktor genetik
dapat menimbulkan obesitas, tetapi tak jarang ditemui beberapa
penderita obesitas berada dalam satu keluarga.Peluang seorang anak
mengalami obesitas apabila salah satu dari kedua orang tuanya
mengalami obesitas adalah 40-50 %. Gen dapat mempengaruhi jumlah
lemak tubuh yang disimpan. Gen juga berperan dalam seberapa efisien
tubuh mengubah makanan menjadi energi dan membakar kalori saat
beraktivitas (NICE, 2014; WHO, 2003; NIH, 2000).

b. Gaya Hidup
1) Pola makan yang tidak sehat
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang tinggi kalori, makan
makanan cepat saji, dan makan dengan porsi besar berkontribusi untuk
penambahan berat badan.Orang yang kegemukan lebih responsif
dibanding dengan orang berberat badan normal terhadap isyarat lapar
eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan.
Orang yang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin makan,
bukan makan pada saat ia lapar (NICE, 2014; WHO, 2003; NIH, 2000).
2) Aktivitas fisik yang kurang
Aktivitas fisik yang sangat kurang menyebabkan kalori dalam tubuh
yang dibakar lebih sedikit dibanding kalori yang diperoleh dari asupan
makanan sehingga berpotensi menimbulkan penimbunan lemak di
tubuh (NICE, 2014; WHO, 2003; NIH, 2000).
3) Masalah Sosial dan Ekonomi
Masalah sosial dan ekonomi tertentu dapat dikaitkan dengan obesitas.
Misalnya tidak ada fasilitas untuk berolahraga di lingkungan tempat
tinggal, kurangnya pengetahuan tentang makanan sehat, atau
rendahnya penghasilan sehingga tidak dapat membeli makanan sehat
(NICE, 2014; WHO, 2003; NIH, 2000).

c. Faktor Kesehatan
1) Kehamilan
Selama kehamilan, berat badan wanita dapat meningkat.Berat badan
yang meningkat ini sulit diturunkan setelah bayi lahir sehingga dapat
menyebabkan obesitas.
2) Mengkonsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa obat dapat menyebabkan kenaikan berat badan apabila tidak
diimbangi dengan diet atau aktivitas fisik.Contohnya adalah obat anti
depresan, obat anti kejang, obat diabetes, dan lain-lain.
3) Masalah medis
Obesitas dapat disebabkan karena suatu kelainan seperti
hipotiroidisme, kelainan pada hipotalamus, sindrom Prader-Willi,dan
sindromCushing.

d. Umur
Obesitas dapat terjadi pada semua usia, bahkan pada anak kecil.
Tetapi seiring pertambahan usia, perubahan hormonal dan gaya hidup
kurang aktif meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, jumlah otot dalam
tubuh cenderung menurun dengan usia. Massa otot yang lebih rendah
menyebabkan penurunan metabolisme. Perubahan ini juga mengurangi
kebutuhan kalori dan menyebabkan kelebihan berat badan sulit untuk
dihindari (NICE, 2014; WHO, 2003; NIH, 2000).
e. Faktor psikologis
Sebab-sebab psikologis terjadinya kegemukan, ialah bagaimana
gambaran kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan
individu cenderung untuk melakukan pelarian diri dengan cara banyak
makan makanan yang mengandung kalori atau kolesterol tinggi. Orang
gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih
banyak apa bila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen
membuktikan kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam
suatu situasi yang sangat mencekam; orang dengan berat badan yang
normal makan dalam situasi yang kurang mencekam (McKenna,1999).
Dalam suatu studi yang dilakukan White (1977) pada kelompok orang
dengan berat badan berlebih dan kelompok orang dengan berat badan
yang kurang, dengan menyajikan kripik (makanan ringan) setelah
mereka menyaksikan empat jenis film yang mengundang emosi yang
berbeda, yaitu film yang tegang, ceria, merangsang gairah seksual dan
sebuah ceramah yang membosankan. Pada orang gemuk didapatkan
bahwa mereka lebih banyak menghabiskan kripik setelah menyaksikan
film yang tegang dibanding setelah menonton film yang membosannkan.
Sedangkan pada orang dengan berat badan kurang selera makan kripik
tetap sama setelah menonton film yang tegang maupun film yang
membosankan (NICE, 2014).
B. Kerangka Teori

Stres Masalah kesehatan


Psikologis penyerta

Aktivitas
Fisik ↓
Pola makan tidak sehat
Genetik

Usia

Obesitas
C. Kerangka Konsep

Genetik
Usia
Konsumsi makanan tidak
sehat
Obesitas
Stres
Kurang aktivitas fisik
Masalah kesehatan

D. Hipotesis
Terdapat hubungan antara faktor risiko yang teridentifikasi dengan kejadian
obesitas pada masyarakat Desa Cikidang Kecamatan Cilongok.
V. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian obesitas di
wilayah kerja Puskesmas I Kecamatan Cilongok.

B. Ruang Lingkup Kerja


Ruang lingkup kerja pada penelitian ini di Desa Cikidang yang
merupakan wilayah cakupan Puskesmas I Cilongok.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi Target
Populasi target penelitian ini adalah seluruh warga di Desa Cikidang
Kecamatan Cilongok.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau penelitian ini adalah warga usia dewasa di Desa
Cikidang Kecamatan Cilongok.yang hadir pada kegiatan posyandu lansia
dan prolanis bulan April 2017.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non
probality sampling dengan teknik total sampling.
4. Besar Sampel
Seluruh warga usia dewasa anggota posyandu lansia dan prolanis
Desa Cikidang. Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Dahlan, 2010) :

2
𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽√𝑃1 𝑄1 + 𝑃2 𝑄2
𝑛 = [ ]
𝑃1 − 𝑃2
2
1,96√2 . 0,3537 . 0,6463 + 0,84√0,53 . 0,47 + 0,1774 . 0,8226
=[ ]
0,53 − 0,1774

1,3254 + 0,528 2 1,8534 2


=[ ] =[ ] = [ 5,26 ]2 = 27,7 ≈ 28
0,3526 0,3526

5. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani lembar
persetujuan menjadi subjek penelitian setelah membaca informed
consent.
6. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Warga Desa Cikidang yang tidak bersedia menjadi responden.
b. Tidak kooperatif dalam melakukan tahapan pengambilan data.
c. Tidak hadir saat pengumpulan data dilakukan di posyandu lansia dan
prolanis.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat : Kejadian Obesitas
2. Variabel Bebas :
a. Riwayat Keluarga
b. Usia
c. Konsumsi makanan
d. Stres
e. Aktivitas fisik

E. Definisi Operasional
Tabel 5.1. Definisi Operasional
Variabel Keterangan Skala
Obesitas Kelebihan berat badan yang diukur Nominal
menggunakan IMT dengan rumus berat badan
dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan
dalam meter.
Dikategorikan menjadi:
1. Obesitas (IMT ≥ 25,0)
2. Tidak obesitas (IMT < 25,0)

Riwayat Ada atau tidaknya keluarga yang mengalami Nominal


Keluarga obesitas, yaitu kakek dan atau nenek, bapak dan
atau ibu kandung.
Dikategorikan menjadi:
1. Memiliki riwayat keluarga
2. Tidak memiliki riwayat keluarga
Usia Rentang kehidupan seseorang yang diukur dengan Nominal
satuan tahun.
Dikategorikan menjadi:
1. ≥ 55 tahun
2. < 55 tahun
Stress Respon non spesifik terhadap berbagai perintah Nominal
yang menekan keadaan psikis seseorang yang
dinilai menggunakan kuesioner PSS-10 (Perceived
Stress Scale-10).
Dikategorikan menjadi:
1. Stress (skor > 14)
2. Tidak stress (skor ≤ 14)

Aktivitas fisik Melakukan olahraga teratur minimal tiga kali Nominal


seminggu selama 30 menit dengan jenis olahraga
aerobik (berjalan, berenang, bersepeda, atau
jogging).
Dikategorikan menjadi:
1. Olahraga rutin
2. Olahraga tidak rutin
Konsumsi Kebiasaan mengonsumsi makanan yang Nominal
makanan mengandung lemak jenuh minimal 3 kali atau lebih
dalam seminggu.
Dikategorikan menjadi:
1. Ya
2. Tidak

F. Instrumen Pengambilan Data


Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner.

G. Rencana Analisis Data


Analisis data dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Analisis data yang digunakan :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran dari
setiap variabel yang diukur dalam penelitian, meliputi variabel bebas dan
variabel terikat. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk
semua variabel yang diteliti.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan antara dua
variabel yang diduga berhubungan dengan menggunakan uji Chi-Square
sehingga menghubungkan variabel terikat dengan variabel bebas yang
berskala kategorik (nominal/ordinal). Jika tidak memenuhi persyaratan
maka akan digunakan uji alternatif Fisher.

H. Tata Urutan Kerja


1. Tahap persiapan
a. Studi pendahuluan di Puskesmas I Cilongok.
b. Analisis situasi.
c. Identifikasi dan analisis penyebab masalah.
2. Tahap pelaksanaan
a. Mencatat dan menentukan nama responden.
b. Pengambilan data primer.
c. Tahap pengolahan dan analisis data.
d. Menyusun alternatif pemecahan masalah sesuai hasil pengolahan
data.
e. Melakukan pemecahan masalah.
f. Menyusun laporan CHA.

I. Waktu dan Tempat


Kegiatan dilaksanakan pada:
Tanggal : April 2017
Tempat : Prolanis dan Posyandu Lansia Desa Cilongok, Kecamatan
Cilongok
DAFTAR PUSTAKA

National Institute for Health and Care Excellence (NICE). 2014. Obesity:
identification, assessment, and management. NICE: Manchester.
National Institute of Health (NIH). 2000. The Practical Guide: Identification,
Evaluation, and Treatment of overweight and obesity in adults. NIH:
Washington.
World Health Organization (WHO). 2003. Global Strategy on diet, physical
activity, and health. WHO: Jenewa.

Anda mungkin juga menyukai